OLEH KELOMPOK 1:
1. MUHAMMAD HUMAM ZAMARA - NPM: 22201011060
2.
I
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul:
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
II
DAFTAR ISI
Halaman
KESIMPULAN ……………………………….……………..………… 12
III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MenurutSriAnitah(dalam,
Hamzah,Uno:google.scool
arhttp://schoolar.googl
e.co.id/schoolar?
hl=id&as_sdt=0%2c5&q=
3+s1=3+strategi+pembelaj
1
aran&btnG=) Kata
strategi berasal dari
bahasa Latin strategia,
yang diartikan sebagai
seni
penggunaan rencana untuk
mencapai tujuan. Strategi
pembelajaran menurut
1
Frelberg & Driscoll (1992)
dapat digunakan untuk
mencapai berbagai tujuan
pemberian materi
pelajaran pada berbagai
tingkatan, untuk siswa
yang
berbeda, dalam konteks
yang berbeda pula. Gerlach
& Ely (1980) mengatakan
bahwa strategi
pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih
untuk
menyampaikan materi
pelajaran dalam
2
lingkungan pembelajaran
tertentu,
yang meliputi sifat,
lingkup, dan urutan
kegiatan yang dapat
memberikan
pengalaman belajar kepada
siswa. Dick & Carey
(1996) berpendapat bahwa
strategi pembelajaran tidak
hanya terbatas pada
prosedur kegiatan,
melainkan
juga termasuk di
dalamnya materi atau
3
paket pembelajaran.
Strategi
pembelajaran terdiri atas
semua komponen materi
pelajaran dan prosedur
yang
akan digunakan untuk
membantu siswa
mencapai tujuan
pembelajaran
tertentu
Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pembelajaran dan tidak dapat lepas dari kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Sejatinya asesmen ditujukan untuk meningkatkan kualitas belajar dan pengajaran.
Namun, asesmen seringkali dipandang sebagai produk akhir dari suatu proses
pembelajaran yang tujuan utamanya untuk memberikan penilaian bagi
masingmasing peserta didik. Makna yang sebenarnya dari asesmen tidak hanya
menyangkut penyedian informasi tentang hasil belajar dalam bentuk nilai, akan
tetapi hal yang terpenting adalah adanya proses yang telah terjadi selama
pembelajaran itu berlangsung.
4
Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk
memperoleh sejumlah informasi mengenai perkembangan peserta didik selama
kegiatan pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh pendidik
untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar peserta didik.
Pelaksanaan asesmen di sekolah maupun di perguruan tinggi merupakan bagian
dari proses pembelajaran yakni refleksi pemahaman terhadap perkembangan atau
kemajuan peserta didik secara individual. Asesmen dapat dilakukan tanpa
evaluasi, tetapi evaluasi tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya asesmen.
Asesmen dan evaluasi pembelajaran merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses pembelajaran, sehingga kegiatan asesmen harus dilakukan
pengajar sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Itulah
sebabnya, kemampuan untuk melaksanakan asesmen merupakan kemampuan
yang dipersyaratkan bagi setiap tenaga pengajar. Hal ini terbukti bahwa dalam
semua referensi yang berkaitan dengan tugas pembelajaran, selalu ditekankan
pentingnya kemampuan melakukan asesmen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi, asesmen, dan pengukuran?
2. Apa manfaat evaluasi pembelajaran?
3. Sebutkan prinsip prinsip evaluasi pembelajaran?
4. Bagaimana tujuan evaluasi pembelajaran?
5. Bagaimana teknik penilaian tes dan non tes.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian evaluasi, asesmen, dan pengukuran.
2. Mengetahui manfaat evaluasi pembelajaran.
3. Mengetahui prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran.
4. Mengetahui tujuan evaluasi pembelajaran.
5. Mengetahui teknik penilaian tes dan non tes.
D. Manfaat Penulisan
5
1. Agar mahasiswa Prodi PAI mengetahui segala sesuatu yang berkaitan
dengan konsep dasar asesmen dan evaluasi pembelajaran sebagai calon
pendidik.
2. Agar mahasiswa Prodi PAI terlatih untuk bisa membuat asesmen dan
evaluasi pembelajaran yang baik dan tepat sebagai calon pendidik untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik
BAB II PEMBAHASAN
6
pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh kesan
pribadi dan sistem nilai yang ada pada si pembuat keputusan.
A.2. Asesmen
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar
peserta didik, yang hasilnya kemudian digunakan sebagai bahan refleksi serta
landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
A.3. Pengukuran
Pengukuran (measurement) diartikan sebagai kegiatan membandingkan
hasil pengamatan dan kriteria. Allen & Yen mendefenisikan pengukuran sebagai
penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan
individu. Esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka
tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan- aturan tertentu.
Keadaan individu ini bisa berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Pengukuran lebih ditujukan untuk mendapat informasi dalam bentuk
kuantitatif tentang karakteristik sesuatu/seseorang, bukan dengan memberikan tes,
melainkan menggunakan lembar oberservasi atau skala penilaian dengan mengacu
pada proses dan skor yang diperoleh.
7
2. Manfaat Evaluasi bagi Siswa
Hasil evaluasi dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk lebih giat dan
semangat dalam belajar.
Hasil evaluasi menunjukkan tingkat pencapaian siswa.
Siswa dapat memilih cara belajar yang tepat untuk meningkatkan hasil
pembelajaran.
3. Kontinuitas
8
Evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara kontinu atau
berkesinambungan untuk mendapatkan hasil yang tepat. Proses penilaian dan
pengukuran siswa akan lebih sempurna jika guru bisa membandingkan hasil
kemampuan siswa pada saat ini dengan periode sebelumnya. Sehingga dengan
demikian bisa dilihat apakah kemampuan siswa mengalami peningkatan atau
justru menurun.
4. Kooperatif
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan tidak akan bisa mendapatkan hasil
yang sempurna jika seorang guru melakukannya sendiri. Diperlukan kerjasama
yang baik antara guru mapel dengan pihak-pihak lainnya seperti guru BK, wali
kelas, keluarga siswa, kepala sekolah bahkan elemen lainnya yang terkait.
Tentunya agar kerjasama tersebut bisa berjalan dengan baik guru harus mampu
berkomunikasi dengan berbagai pihak yang terkait seefektif mungkin.
5. Praktis
Adapun yang dimaksud dengan praktis adalah guru hendaknya
mempergunakan alat evaluasi pembelajaran yang mudah diaplikasikan, dipahami
dan dimengerti oleh para siswa. Sebaiknya guru membuat soal-soal evaluasi
dengan bahasa yang umum agar mudah dipahami maksudnya.
Jangan sampai terjadi evaluasi tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya
hanya gara- gara siswa tidak memahami bahasa yang digunakan oleh guru. Murid
yang cerdas sekalipun akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal jika
kalimat, tata bahasa ataupun alat evaluasi yang diberikan guru sifatnya tidak
umum digunakan.
9
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para
siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta
strategi pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
10
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini, tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan dari pengertian dan fungsi tes di atas, tes dibagi menjadi 5 golongan
di antaranya, yaitu: (a) menurut sifatnya, (b) menurut tujuannya, (c) menurut
pembuatannya, (d) menurut bentuk soalnya, dan (e) menurut atau ditinjau dari
objek yang dites. Berikut merupakan penjelasan dari kelima penggolongan tes
tersebut.
a. Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya, tes dapat dikelompokkan menjadi tes verbal dan tes
nonverbal. Tes verbal, yaitu tes yang menggunakan bahasa sebagai alat untuk
melakukan tes. Tes verbal ini terdiri dari tes lisan (oral test) dan tes tulis.
Sedangkan tes nonverbal adalah tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai
alat untuk melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar, memberikan tugas,
dan sebagainya, atau dengan tes ini tester menghendaki adanya respons dari
testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa
tindakan atau tingkah laku. Jadi, respons yang dikehendaki muncul dari testee
adalah berupa perbuatan atau gerakan- gerakan tertentu.
b. Menurut Tujuannya
Menurut tujuannya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
1. Tes bakat
Tes bakat (aptitude test) adalah tes yang digunakan untuk menyelidiki
bakat seseorang. Tes bakat biasanya digunakan untuk mengetahui
11
kemampuan dasar yang bersifat potensial.
2. Tes intelegensi
Tes intelegensi (intelligence test), yaitu tes yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
3. Tes prestasi belajar
Tes prestasi belajar (achievement test), yaitu tes yang dilakukan untuk
mengetahui prestasi seseorang murid dari mata pelajaran yang telah
diberikan. Tes dilakukan secepat mungkin kepada murid.
4. Tes diagnostik
Tes diagnostik (diagnostic test) adalah tes yang digunakan untuk menggali
kelemahan yang dihadapi murid, terutama kelemahan yang dialami murid
saat belajar. Tes diagnostik biasanya dilakukan dengan cara lisan, tertulis,
perbuatan, atau kombinasi dari ketiganya. Berdasarkan nama tes tersebut
(diagnosis=pemeriksaan), maka jika hasil “pemeriksaan” itu menunjukkan
bahwa tingkat penguasaan peserta didik yang sedang “diperiksa” itu
termasuk rendah, harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat
diperbaiki tingkat penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu.
5. Tes sikap
Tes sikap (attitude test), yaitu tes untuk mengetahui sikap seseorang murid
terhadap sesuatu.
6. Tes minat
Tes minat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui minat murid
terhadap hal-hal yang disukai. Sehingga melalui tes ini dapat diketahui apa
yang disukai murid.
c. Menurut Pembuatannya
Menurut pembuatannya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
Tes terstandar.
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam
untuk menentukan nilai dan administrasinya.
Tes buatan guru (teacher made test).
Tes buatan guru (teacher made test), yaitu tes buatan guru cenderung
difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu. Tes buatan
12
guru adalah tes yang dibuat oleh guru untuk kepentingan prestasi belajar.
1. Tes uraian (essay test), adalah tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa,
sehingga memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab secara
bebas dengan uraian. Bentuk tes ini terdiri dari uraian bebas (free essay
test) dan uraian terbatas (limited essay test).
2. Tes objektif (objective test), yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian
rupa, sehingga memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab secara
bebas dengan uraian. Berdasarkan cara mengerjakan tes objektif, maka
dikelompokkan menjadi: (1) variasi yang mana testee harus mempunyai
jawaban hampir tidak berbeda dengan essay test (tes melengkapi dan tes
jawaban singkat); dan (2) variasi yang mana testee hanya memilih di
antara jawaban yang telah disediakan bersama soalnya. Pada variasi ini
tester harus memilih pernyataan itu benar atau salah (true false),
menjodohkan dua rentetan kata yang tersedia (matching test), memilih
jawaban lain yang benar (the best answer), memilih alternatif (multiple
choice), dan jawaban klasifikasi (classification).
Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa
menguji peserta didik, tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
13
Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak
secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, dan lain-lain.
Hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara
individu maupun secara kelompok.
Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan
wawancara (interview), dan menyebar angket (questionnaire). Adapun
penggolongan atau contoh alat evaluasi nontes, yaitu:
14
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar
dan evaluasi pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran adalah kegiatan pengendalian penjaminan dan
penetapan mutu pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran
pada setiap jalur dan jenjang pembelajaran sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana
hasil belajar mahasiswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) mahasiswa.
Pengukuran dalam bahasa inggris berarti measurement, yang dapat diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada
dasarnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar.
Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman
dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai
dengan tujuan pengajaran tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya tes merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam asesment
pembelajaran disamping alat ukur yang lain.
Saran: Dari pembahasan diatas, menunjukan bahwa pemahaman tentang
konsep dasar asesmen dan evaluasi pembalajaran sangat diperlukan oleh
seorang guru atau calon guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
baik, efektif, dan efisien. Selain itu, hendaknya makalah ini dapat menjadi
referensi untuk pembuatan makalah sejenis.
1
DAFTAR PUSTAKA