Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Prosedur Evaluasi Pembelajaran

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


Asessment dan Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Kade Sathya Gita Rismawan, S.Pd.,
M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Adella Vinolita Haloho
2. Meysi Melati
3. Ninda Bela Karisma

PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA MERDEKA 3


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq,
hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas
makalah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran yang berjudul “PROSEDUR EVALUASI
PEMBELAJARAN”. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung
kita Muhammad SAW, yang telah membawa risalah dari Allah SWT terutama nabi yang
telah membawa mu’jizat-Nya yang berupa Al-Qur’an, yang dengannya bisa kita peroleh
petunjuk dan segala macam ilmu.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pengerjaan makalah ini. Makalah yang kami buat jauh dari sempurna, namun
ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami berharap
akan ada yang mengembangkan makalah ini di masa yang akan datang dan kami juga
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat perkembangan dunia pendidikan.

Bali, 02 Desember 2023

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................... i

Daftar Isi..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 1

A. Pengertian Kebenaran ………..……….…............................................. 1

B. Teori-Teori Kebenaran ………..………………………........................ 1-5

BAB III PENUTUP....................................................................................... 5

A. Kesimpulan ………………...................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 6

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kegiatan yang disengaja supaya menimbulkan suatu hasil sesuai
keinginan yang telah ditetapkan. Dalam proses mengapai tujuan atau keinginan yang ingin
dicapai dalam pendidikan tentunya tidak semua bisa terwujud dengan instan dan mudah. Di
dalam berporses untuk mengapai tujuan pendidikan pasti ada banyak rintangan yang
menghadang. Oleh sebab itu Evaluasi dalam pembelajaran sangat di perlukan supaya tujuan
pendidikan tersebut dapat digapai dengan semaxsimal mungkin. Sebagai suatu proses
pendidikan harus dievaluasi untuk mengetahui hasil yang dicapai dengan tujuan yang
diingkan.
Evaluasi merupakan substasi yang sanggat penting dan sanggat di butuhkan dalam dunia
pendidikan. Evaluasi juga dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan pendidikan
dalam sebuah lembaga ataupun negara. Dengan evaluasi pendidikan kemunduran ataupun
kemajuan pendidikan dapat dianalisis melalui evaluasi. Dengan evaluasi pula kita juga dapat
mengetahui titik lemah sebuah lembaga serta juga dapat mencari jalan keluar atau solusi yang
di dapat dari evaluasi.
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh keberhasilan evaluator
dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah
pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi. Dalam literature evaluasi banyak
dijumpai prosedur evaluasi sesuai dengan pandangannya masing-masing. Namun, sekalipun
ada perbedaan langkah, bukanlah suatu yang prinsip karena prosedur intinya hampir sama.
Prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran terdiri atas : (1) perencanaan evaluasi, yang
meliputi analisis kebutuhan, merumuskan tujuan evaluasi, menyusun kisi-kisi,
mengembangkan draft instrument, uji coba dan analisis, merevisi dan menyusun instrument
final, (2) pelaksanaan evaluasi dan monitoring, (3) pengolahan data dan analisis, (4)
pelaporan hasil evaluasi, dan (5) pemanfaatan hasil evaluasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah membuat perencanaan evaluasi?
2. Bagaimana Menyusun kisi-kisi/blue print?
3. Bagaimana uji coba suatu evaluasi?
4. Bagaimanakah pelaksanaan suatu evaluasi?
5. Bagaimanakah pengolahan data dalam evaluasi?
6. Bagaimanakah penafsiran hasil evaluasi?
7. Bagimanakah pelaporan hasil evaluasi?
1
C. Tujuan Penulisan
1.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERENCANAAN EVALUASI
Perencanaan evaluasi dilakukan untuk memfasilitasi pengumpulan data, sehingga
memungkinkan membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang
muncul di luar program, praktik, atau kebijakan yang di teliti. Kegunaan dari perencanaan
evaluasi adalah :
 Perencanaan evaluasi membantu untuk mengetahui apakah standar dalam
menyatakan sikap atau perilaku telah mencapai sasaran atau tidak, jika demikian
sasaran akan dinyatakan ambigu dan akan kesulitan merancang tes untuk
mengukur prestasi siswa;
 Perencanaan evaluasi adalah proses awal yang dipersiapkan untuk mengumpulkan
informasi yang tersedia;
 Rencana evaluasi menyediakan waktu yang cukup untuk mendesain tes.
Dalam melakukan perencanaan evaluasi, hal-hal yang patut diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengidentifikasi kebutuhan
dan menentukan skala prioritas pemecahannya. Analisis kebutuhan merupakan bagian
integral dari sistem pembelajaran secara keseluruhan, yang dapat digunakan untuk
menyelesaiakan masalah-masalah pembelajaran. langkah-langkah yang dilakukan
adalah mengindentifikasi dan mengklarifikasi masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, analisa data dan kesimpulan.
Analisis kebutuhan merupakan alat yang tepat untuk melakukan perubahan yang
rasional dan fungsional. Perbandingan antara upaya pemecahan masalah secara
tradisional dengan cara yang inovatif, yaitu menggambarkan proses penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam sebuah diagram atau bagan proses
yang menunjukan posisi analisis kebutuhan. Dibawah ini adalah posisi analisis
kebutuhan dalam program pembelajaran:

Untuk apa pembelajaran dan Mengapa materi tersebut Bagaimana

1
apa yang akan diajarkan? penting untuk diajarkan? mengerjakannya?

Tujuan dan materi Analisis Kebutuhan Pendekatan dan strategi

Ketika guru ingin mengembangkan program pembelajaran, tentu seorang guru harus
merumuskan tujuan pembelajaran. Guru kemudian memilih materi apa saja yang
nantinya akan disampaikan dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Setelah itu, guru
menelaah kembali materi yang dipilih sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
maka guru menentukan pendekatan dan strategi yang tepat untuk menyampaikan
materi. Pendekatan dapat digunakan secara individual atau kelompok, sedangkan
strategi akan menentukan metode, media, dan sumber belajar yang akan digunakan.
Hal penting yang harus dipahami oleh evaluator adalah ketika melakukan analisis
kebutuhan dalam pembelajaran hendaknya dimulai dari peserta didik, kemudian
komponen-komponen yang terkait dengannya.
2. Menentukan Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian merupakan dasar untuk menentukan arah, ruang lingkup materi,
jenis/model dan karakter alat penilaian. Ada empat kemungkinan tujuan penilain : (1)
penilaian formatif, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran; (2)
penialian sumatif, yaitu untuk menentukan keberhasilan peserta didik; (3) penialian
diagnostik, yaitu untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran; (4) penilaian penempatan, yaitu untuk menempatkan posisi peserta
didik sesuai dengan kemampuannya.
3. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar
Bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi yang akan diuji sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang terbagi dalam tiga
domain:
 Domain kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sisnteis
dan evaluasi;
 Domain afektif meliputi: penerimaan, respons, penilaian, organisasi, kakaterisasi;
 Domain psikomotor meliputi: persepsi, kesiapan melakukan pekerjaan, respon
terbimbing, kemahiran, adaptasi dan orijinasi

2
4. Menyusun Kisi-Kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk
berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu yang
berfungsi sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat
tes. Kisi-kisi yang baik akan memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun
penulis soalnya berbeda. Kisi-kisi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar
karena di dalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam
mengembangkan instrumen (soal) dengan persyaratan:
 Representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel
perilaku yang akan di nilai;
 Komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas, dan mudah dipahami;
 Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang diterapkan.
Sebenarnya format kisi-kisi tidak ada yang baku, kerena itu banyak model format
yang dikembangkan para pakar evaluasi. Namun, sekedar untuk memperoleh
gambaran, format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua komponen pokok, yaitu
komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas ditulis dibagian atas
matriks, sedangkan komponen matriks dibuat dalam bentuk kolom yang sesuai.
Komponen identitas meliputi jenis/jenjang sekolah, jurusan/program, mata pelajaran,
tahun ajaran/smt, kurikulum acuan, alokasi waktu, jumlah soal keseluruhan, dan
bentuk soal. Komponen matriks terdiri atas kompetensi dasar, materi, jumlah soal,
jenjang kemampuan, indikator, dan nomor urut soal. Contoh:
No Kompetensi Hasil Indikator Jenjang Bentuk Nomor
Dasar Belajar Kemampua Soal Soal
n

Manfaat dari indikator dalam kisi-kisi adalah :


 Dapat memilih materi, metode, media dan sumber belajar yang tepat, sesuai
dengan kompetensi yang telah di tetapkan;
 Sebagai pedoman dan pegangan untuk menyusun soal atau isntrumen penilaian
lain yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
telah di tetapkan.

3
5. Mengembangkan Draft
Draft instrumen merupakan penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang
karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan
terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun
bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara
keseluruhan. Dengan prosedur soal yang disusun ditelaah oleh tim ahli yang terdiri
dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum dan ahli evaluasi. Untuk draft
dalam bentuk non-tes dapat dibuat dalam bentuk angket, pedoman observasi,
pedoman wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat, minat dan
sebagainya.

6. Uji Coba
Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, anatara

lain:

a. Ruangan tempatnya tes hendaknya diusahakan seterang mungkin, jika perlu


dibuat papan pengumuman diluar agar orang lain tahu bahwa ada tes yang
sedang berlangsung.
b. Perlu disusun tata tertib pelksanaan tes, baik yang berkenaan dengan peserta
didik itu sendiri, guru, pengawas, maupun teknis pelksanaan tes.
c. Para pengawas tes harus mengontrol pelaksanaan tes dengan ketat, tetapi tidak
mengganggu suasana tes. Peserta didik yang melanggar tata tertib tes dapat
dikeluarkan dari ruang tes.
d. Waktu yang digunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yang diberikan
sehingga peserta didik dapat bekerja dengan baik. Kecepatan waktu sangat
mempengaruhi nilai kelompok dan cara-cara dalam mengusahakan supaya
kelompok tetap bekerja sebagai suatu kesatuan.
e. Peserta didik harus benar-benar patuh mengerjakan semua petunjuk dan
perintah dari penguji. Sikap ini harus tetap dipelihara meskipun diberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan apabila ada
soal yang tidak dimengerti atau kurang jelas. Tanggung jawab penguji dalam
hal ini adalah memberikan petunjuk dengan sikap yang bersifat lugas, jujur,

4
adil dan jelas. Namun, antara penguji dan peserta didik hendaknya dapat
menciptakan suasana yang kondusif.
f. Hasil uji coba hendaknya di olah, dianalisis, dan di administrasikan dengan
baik sehingga dapat diketahui soal-soal mana yang lemah untuk selanjutnya
dapat diperbaiki kembali.

7. Revisi dan Merakit Soal (Instrumen Baru)


Soal yang sudah di uji coba dan di analisis, direvisi kembali sesuai dengan proporsi
tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang masih
dapat diperbaiki dari segi bahasa, atau direvisi total, baik menyangkut pokok soal
(stem) maupun alternatif jawaban (option) yang kemudian dilakukan perakitan soal
menjadi suatu instrumen yang terpadu dengan memperhatikan validitas skor tes,
nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, penataan soal dan sebagainya.

B. PELAKSANAAN EVALUASI
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan
perencanaan evaluasi. Dengan kata lain tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi, objek
evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap
perencanaan evaluasi yang pelaksanaannya bergantung pada jenis evaluasi yang
digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan mempengaruhi seorang evaluator dalam
menentukan prosedur, metode, instrumen, waktu pelaksanaan, sumber data dan
sebagainya, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan :

 Non-tes yang dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, pendapat terhadap kegiatan
pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar, motivasi belajar dan mengajar dan
sebagainya. Instrumen yang digunakan (1) angket; (2) pedoman observasi; (3)
pedoman wawancara; (4) skala sikap; (5) skala minat; (6) daftar chek; (7) rating
scale; (8) anecdotal records; (9) sosiometri; (10) home visit
 Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi menggunakan bentuk tes pensil
dan kertas (paper and pencil test) dan bentuk penilaian kinerja (performance),
memberikan tugas atau proyek dan menganalisis hasil kerja dalam bentuk
portofolio.

5
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai keseluruhan aspek
kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi (1) data pribadi (personal)
yang meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat dan
lain-lain; (2) data tentang kesehatan yang meliputi pengelihatan, pendengaran, penyakit
yang sering diderita dan kondisi fisik; (3) data tentang prestasi belajar (achievement) di
sekolah; (4) data tentang sikap (attitude) meliputi sikap terhadap teman sebaya, sikap
terhadap kegiatan pembelajaran, sikap terhadap pendidik dan lembaga pendidikan dan
sikap terhadap lingkungan sosial; (5) data tentang bakat (aptitude) yang meliputi data
tentang bakat di bidang olahraga, keterampilan mekanis, keterampilan manajemen,
kesenian dan keguruan; (6) persoalan penyesuaian (adjustment) meliputi kegiatan dalam
organisasi di sekolah, forum ilmiah, olahraga dan kepanduan; (7) data tentang minat
(interest); (8) data tentang rencana masa depan yang dibantu oleh pendidik, orang tua
sesuai dengan kesanggupan peserta didik; (9) data tentang latar belakang yang meliputi
latar belakang keluarga, pekerjaan orang tua, penghasilan tiap bulan, kondisi lingkungan,
serta hubungan
dengan orang tua dan saudara - saudaranya.
Sedangkan kecenderungan evaluasi yang tidak memuaskan dapat ditinjau dari beberapa
segi :

 Proses dan hasil evaluasi kurang memberi keuntungan bagi peserta didik, baik
secara langsung maupun tidak langsung;
 Penggunaan teknik dan prosedur evaluasi kurang tepat berdasarkan apa yang
sudah dipelajari peserta didik;
 Prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian skor
cenderung tidak adil;
 Cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspek-aspek penting dari pembelajaran.

C. PENGOLAHAN DATA
Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah
sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi yang berbentuk kualitatif
diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil evaluasi yang berbentuk
kuantitatif diolah dan dianalisis dengan bantuan statistika deskriptif maupun statistika
inferensial. Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil penelitian :

6
 Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh
perserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan tiga jenis alat
bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman konversi
 Mengubah skor mentah menjadi skor standar dengan norma tertentu

 Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka
 Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengatahui derajat validitas dan
reliabilitas soal, tingkat kesukaran sola (difficulty index) dan daya pembeda

D. PENAFSIRAN
Jika data yang diolah sudah dengan aturan, langkah selanjutnya adalah menafsirkan data
itu sehingga memberikan makna. Langkah penafsiran data sebenarnya tidak dapat
dilepaskan dari pengolahan data itu sendiri, karena setelah mengolah data dengan
sendirinya akan menafsirkan hasil pengolahan itu. Memberikan interpretasi maksudnya
adalah pembuatan pernyataan mengenai hasil pengolahan data. Interpretasi terhadap
sesuatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang disebut norma. Norma dapat
ditetapkan lebih dulu secara rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi
dilaksanakan.
Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya kriteria bersumber pada tujuan setiap
mata pelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar). Ada dua jenis penafsiran data,
yaitu penafsiran kelompok dan penafsiran individual :
1. Penafsiran kelompok, yakni penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui
karakteristik kelompok berdasarkan data hsil evaluasi, seperti prestasi
kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi
pelajaran yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya
adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok, dan untuk mengadakan
perbandingan antar kelompok.
2. Penafsiran individual, yani penafsiran hanya dilakukan perseorangan. Tujuan
utamanya untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik, pertumbuhan fisik,
kemajuan belajar, dan kesulitan yang dihadapinya.

E. PELAPORAN HASIL EVALUASI

7
Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi antara sekolah,
peserta didik dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerja
sama yang harmonis, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
 konsisten dengan pelaksanaan nilai di sekolah;

 memuat perincian hasil belajar peserta didik beradasarkan kriteria yang telah
ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi perkembangan
peserta didik;
 menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar;
 mengandung berbagai cara dan strategi berkomunikasi;
 memberikan informasi yang benar, jelas, komprehensif dan akurat.

Laporan kemajuan dapat dikategorikan menjadi dua jenis (1) laporan prestasi mata
pelajaran, yang berisi informasi tentang pencapaian komptensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Prestasi peserta didik dilaporkan dalam bentuk angka
yang menunjukkan penguasaan komptensi dan tingkat penguasaannya; (2) laporan
pencapaian, yang menggambarkan kualitas pribadi peserta didik sebagai internalisasi
dan kristalisasi setelah peserta didik belajar melalui berbagai kegiatan, baik intra,
ekstra dan ko kurikuler.

F. PENGGUNAAN HASIL EVALUASI


Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang dimaksudkan untuk
memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara umum terdapat lima penggunaan hasil evaluasi
untuk keperluan berikut

1. Laporan Pertanggungjawaban, dengan asumsi banyak pihak yang berkepentingan


terhadap hasil evaluasi, oleh karena itu laporan ke berbagai pihak sebagai bentuk
akuntabilitas publik
2. Seleksi, dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta didik yang masuk
sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dimana hasil
evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi baik ketika masuk sekolah/jenjang atau
jenis pendidikan tertentu, selama mengikuti program pendidikan, pada saat mau
menyelesaikan jenjang pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja

8
3. Promosi, dengan asumsi prestasi yang diperoleh akan diberikan ijazah atau sertifikat
sebagai bukti fisik setelah dilakukan kegiatan evaluasi dengan kriteria tertentu baik
aspek ketercapaian komptensi dasar, perilaku dan kinerja peserta didik.
4. Diagnosis, dengan asumsi hasil evaluasi menunjukkan ada peserta didik yang kurang
mampu menguasai kompetensi sesuai dengan kriteria yang yang telah ditetapkan
maka perlu dilakukan diagnosis untuk mencari faktor-faktor penyebab bagi peserta
didik yang kurang mampu dalam menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan
bimbingan atau pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih
cepat dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan tindak
lanjut untuk mengoptimalkan laju perkembangan mereka.
5. Memprediksi Masa Depan Peserta Didik, tujuannya adalah untuk mengetahui sikap,
bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya dari peserta didik, serta dalam hal
apa peserta didik diangap paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan, agar
dapat dianalisis dan dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam
memilih jenjang pendidikan atau karier pada masa yang akan datang

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka. 2007

Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika.Bandung: UPI.

Taufik. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Inti Prima. 2010.

9
1
0

Anda mungkin juga menyukai