Kelompok 3
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah ﷻyang telah memberikan
kita nikmat yang sangat banyak diantaranya nikmat kesehatan, kesempatan
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tepat waktu. Tuhan juga yang telah
memberikan kita banyak hidayah sehingga terciptalah makalah dengan judul
“Proses Perubahan dan Perbaikan Kurikulum”
Shalawat dan salam kami kirimkan kepada baginda nabi Muhammad , ﷺ
yang telah membawa kita pada jalan kebenaran sehingga kami bisa sedikit
mengenali tentang kebenaran tersebut.
Ungkapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
mendukung terciptanya makalah ini. Para penulis-penulis yang telah kami baca
karangannya sehingga kami bisa paham dan menyampaikannya kembali di
makalah ini.
Kami juga sangat sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali
kekurangan. Entah dalam bentuk penulisan atau lainnya. Oleh karena itu, kami
meminta kepada dosen dan pembaca untuk mengoreksi makalah kami, sehingga
kami bisa memperbaiki makalah-makalah kami ke depannya.
Penyusun,
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian
Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan
keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu
kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem
penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan.
Penilaian pembelajaran merupakan satu tahap penting dalam proses pembelajaran
yang dilakukan di semua jenjang pendidikan. Proses ini juga merupakn langkah strategis
dalam upaya meningkatkan kualitas output pebelajaran yang lebih terukur dan kompetitif.
Kedudukan penilaian sangat penting bagi pemenuhan tugas keberhasilan
melaksanakan utamanya, yakni melaksanakan pembelajaran. Pada akhir suatu program
pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian. Tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran ataupun
pelatihan tersebut telah dikuasai oleh peserta didik atau belum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud evaluasi, penilaian, dan tes?
2. Apa kedudukan, tujuan, fungsi serta prinsip evaluasi pembelajaran?
3. Apa pengertian, jenis dan bentuk tes hasil belajar?
4. Apa saja teknik penilaian hasil belajar?
5. Apa saja ranah penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik?
6. Apa langkah-langkah pokok penilaian hasil belajar?
7. Apa itu Ketuntasan belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi, penilaian, dan tes.
2. Untuk mengetahui kedudukan, tujuan, fungsi serta prinsip evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pengertian, jenis, dan bentuk tes hasil belajar.
4. Untuk mengetahui teknik penilaian hasil belajar.
1
5. Untuk mengetahui ranah penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik.
6. Untuk mengetahui langkah-langkah pokok penilaian hasil belajar.
7. Untuk mengetahui apa itu ketuntasan belajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian penilaian
1
Curtis, dan James J. Komunikasi bisnis dan Profesional. (Remaja Rosdakrya, Bandung, 1996), h. 414
3
Istilah penilaian (assessment) sering disamaartikan dengan evaluasi
(evaluation). Beberapa ahli mengatakan bahwa terdapat kesamaan pengertian
antara evaluasi dan penilaian, namun para ahli lainnya menganggap bahwa kedua
hal itu berbeda. Penilaian adalah proses pengumpulan informasi secara sistematis
berkaitan dengan belajar siswa, pengetahuan, keahlian, pemanfaatan waktu, dan
sumber daya yang tersedia dengan tujuan untuk mengambil keputusan mengenai
hal-hal yang mempengaruhi pembelajaran peserta didik. Penilaian adalah
penggunaan berbagai macam teknik untuk mengumpulkan data yang digunakan
sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan berkaitan dengan tingkat
kemajuan belajar dan hasil pembelajaran.
3. Pengertian tes
4
B. Kedudukan, Tujuan, Fungsi dan Prinsip Evaluasi Belajar
2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengaja. (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1989), h.30
5
pendidikan, dan berfikir pada satu tahap proses pendidikan3.
Untuk mengetahui dan menetapkan siswa apakah sudah sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan lembaga pendidikan atau belum, diperlukan juga
kegiatan evaluasi. Sehingga dengan adanya evaluasi tersebut juga akan dihasilkan
umpan balik, yang mana maksud dari umpan balik ini adalah segala informasi yang
berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan
petimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses.
Dimana umpan balik ini berfungsi sebagai bahan pertimbangan untuk
perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Dari penjelasan
tersebut dapat kitaketahui bahwa kedudukan evaluasi dalam pendidikan sangatlah
penting, karena dalam setiap proses pendidikan memerlukan kegiatan evaluasi
untuk tujuannya masing-masing.
2. Tujuan evaluasi belajar
Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode evaluasi, dan cara belajar
siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara belajar siswa, sebaliknya
tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh seorang
guru.
3
Wayan Nurkancana, dan Sumartana, P.P.N. Evaluasi pendidikan. (Cet. I; Surabaya: Usaha Nasional,
1983), h. 43
6
belajar. Guru memilih sarana evaluasi pada umumnya sesuai dengan tipe tujuan.
Proses ini menjadikan lebih mudah dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan
tujuan dan merencanakan evaluasi secara berkaitan.
c) Memotivasi belajar siswa.
4
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan pembelajaran. (Cet. III; PT Bumi Aksara: jakarata, 2008), h.90-91
7
a) Evaluasi berfungsi selektif. Dengan mengadakan evaluasi guru dapat mengadakan
seleksi pada siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat diterima disekolah
tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas, untuk memilih siswa yang
seharusnya mendapat beasiswa, atau untuk memilih siswa yang sudah berhak
lulus.
b) Evaluasi berfungsi diagnostik. Apabila alat yang digunkan dalam evaluasi cukup
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan dapat
mengetahui kelemahan siswa, dan sebab-sebab kelemahan siswa.
c) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan. Untuk dapat menetukan dengan pasti
dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan maka digunkanlah suatu
kegiatan evaluasi.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama,
akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d) Evaluasi berfungsi sebgai pengukuran keberhasilan. Fungsi ini dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.Keberahasilan
program ditentukan oleh bebrapa factor yaitu factor guru, metode mengajar,
kurikulum, sarana, dan system kurikulum.
c) Prinsip Objektivitas
9
menyebut prinsip objektif ini dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya
ini mengandung pengertian bahwa materi evaluasi tersebut bersumber dari
materi atau bahan ajar yang akan diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan
instruksional khusus pembelajaran.
Prinsip-prinsip umum evaluasi adalah: kontinuitas, komprehensif,
objektivitas, kooperatif, mendidik, akuntabilitas, dan praktis. Dengan demikian,
evaluasi pembelajaran hendaknya 5:
a) Dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dievaluasi, materi
yang akan dievaluasi, alat evaluasi dan interpretasi hasil evaluasi
b) Menjadi bagian integral dari proses pembelajaran
c) Agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat (instrumen)
dan sifatnya komprehensif
d) Diikuti dengan tindak lanjut.
Tes hasil belajar juga merupakan tes penguasaan, karena tes ini berfungsi
mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau
5
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalmya. (Cet. II; Jakarta: Bumi aksara, 2008), h.
55-56.
10
dipelajari oleh peserta didik. Dalam dunia pendidikan, tes hasil belajar adalah
kegiatan yang sering dilakukan. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur sejauh
mana kemampuan peserta didik dalam memahami materi-materi pembelajaran.
Tes hasil belajar merupakan sumber data bagi guru untuk mengetahui
berapakah nilai peserta didik. Tes hasil belajar juga dapat dijadikan sebagai evaluasi
bagi guru maupun pihak sekolah. Dengan tes tersebut peserta didik dapat
mengetahui dimana posisinya jika dibandingkan dengan teman-temannya.
2. Jenis tes hasil belajar
1) Tes Formatif
Evaluasi hasil belajar mempunyai fungsi diagnostik. Tes hasil belajar yang
digunakan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi diagnostik adalah tes
diagnostik. Dalam evaluasi diagnostik, tes hasil belajar digunakan untuk
mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis
masalah yang dihadapi.
4) Tes Penempatan
Tes penempatan (placement test) adalah tes hasil belajar yang dilakukan untuk
menempatkan peserta didik dalam kelompok yang sesuai dengan kemampuan
11
ataupun bakat minatnya. Pengelompokan dilakukan agar pemberian layanan
pembelajaran dapat dilakukan sesuai kemampuan maupun bakat minat peserta
didik. Dalam praktik pembelajaran penempatan merupakan hal yang banyak
dilakukan, misalnya tes penempatan peserta didik ke dalam kelompok IPA,
IPS, atau Bahasa.
3. Bentuk tes hasil belajar
Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,
inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik 7.
a. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau
salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes
tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis
6
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 64
7
Yudi Kustiana, Penilaian Hasil Belajar Siswa, (2011)
12
berupa pilihan dan/atau isian. Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara
berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah.
c. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan
maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas
rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
d. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang diorganisasikan untuk men tahui minat,perkembangan prestasi, dan
kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui
perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau
tugas-tugas yang dikerjakannya. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila
jumlah peserta didik yang dinilai sedikit.
e. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,
pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek
dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
f. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan
suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan,
pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.
g. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk
mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis.
i. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap
peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yaitu kemampuan
yang dimiliki oleh seorang siswa yang mencakup menghafal/remember (C1),
memahami/understand (C2), menerapkan/apply (C3), menganalisis/analyse (C4),
mengevaluasi/evaluate (C5), dan membuat/create (C6). Ranah kognitif dapat diukur
menggunakan tes yang dikembangkan dari materi yang telah didapatkan di sekolah.
Ranah afektif adalah hasil belajar tampak pada siswa dalam berbagai tingkah
laku seperti memperhatikan, merespons, menghargai, serta mengorganisasi. Ranah afektif
dapat diukur menggunakan angket. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif menurut
Bloom sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana
sampai tingkat kompleks, yaitu: reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam
menerima rangsangan (stimulasi), responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
14
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah
ini diukur dengan mengamati dan menilai keterampilan siswa saat melakukan praktikum.
Cronbach) menyatakan bahwa ”Learning is shown by a change in behavior as a result of
experience”. Sedangkan Spears menyatakan ”Learning is to observe, to read, to imitate, to try
something themselves, to listen, to follow direction”. Pendapat tersebut menguatkan bahwa hasil
belajar tidak hanya bisa dinilai dari ranah kognitif, tetapi pengalaman siswa dalam proses
pembelajaran sangatlah penting karena belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami.
Ketiga aspek ini tidak dapat dipisahkan. Nilai yang terkait dengan ketercapaian
aspek kognitif, yakni dapat dilihat dari:
a) Nilai KKM.
b) Kelulusan dalam menghadapi UAS.
c) LKS-Kelompok mata pelajaran.
Dalam hal aspek kognitif tersebut, masih banyak siswa mencapai nilai rendah.
Nilai Yang terkait dengan aspek perkembangan afektif, dapat dilihat dari segi:
pembelajaran yang menekankan pada kemampuan yang berhubungan dengan minat dan
sikap para siswa yang dapat berupa; tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen,
percayadiri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan
diri.Dilihat dari aspek afektif, masih banyak siswa yang bersikap (bertingkah laku)
kurang sopan, misalnya kurang sopan santun dalam berbicara, bertindak dan masih ada
siswa yang memiliki sikap berbohong. yang terakhir adalah aspek psikomotorik, yang
terkait dengan aspek tersebut dapat ditinjau dari segi: kemampuan siswa dengan
menggunakan gerakan (fisik/otot atau menggerakkan dengan tangan, kaki dan lainnya)
dalam melakukan sesuatu8.
8
Ina Magdalena, Aminaladzma Hidayah, Tiara Safitri, (Analisis Kemampuan Peserta Didik Pada Ranah
Kognitif, Efektif< Psikomotorik Siswa Kelas II B SDN Kunciran 5 Tangerang, Volume 3 No. 1, Nusantara:
Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 2021, h. 50-52
15
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup:
Mengolah dan menganalisis data bertujuan untuk memberikan makna terhadap data
yang telah dihimpun dalam kegiatan evaluasi.ara mengolah dan menganalisi data
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik statistic, misalnya dengna
menyusun dan mengatur data lewat tabel grafik atau diagaram, perhitungan rata-
rata, standart deviasi, pengukuran korelasi, dsb.
5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Interpretasi merupakan verbalisasi makna yang terkandung dalam data yang telah
mengalami pengolahan dan penganalisisan. Atas dasar interpretasi tersebut akan
ditemukan kesimpulan yang mengacu kepada tujuan dilaksanakan evaluasi tersebut.
16
6. Tindak lanjut hasil evaluasi
Dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan
sehingga diketahui maknanya, maka elevator dapat mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan yang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi
tersebut.
G. Ketuntasan Belajar
Pendekatan ketuntasan dalam belajar sudah dijadikan sebagai salah satu
pembaharuan dalam pendidikan di indonesia sejak diberlakukannya kurikulum tahun
1975 dan pada saat perintisan pembelajaran dengan menggunakan sistem modul.
Ketuntasan dalam belajar pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang difokuskan pada penguasaan siswa terhadap bahan pelajara yang dipelajari.
Melalui pembelajaran tuntas ini siswa diberi peluang untuk maju sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan mereka sendiri serta dapat meningkatkan tahap penguasaan
pembelajarannya. Konsep belajar tuntas dilandasi oleh pandangan bahwa semua atau
hampir semua siswa akan mampu mempelajari pengetahuan atau keterampilan dengan
baik asal diberikan waktu yang sesuai dengan kebutuhannya. Setiap siswa mempunyai
kemampuan dan upaya untuk menguasai sesuatu yang dipelajari. tahap penguasaan
bergantung kepada kualitas pembelajaran yang dialaminya. pembelajaran tuntas
merupakan suatu pendekatan pembelajaran untuk memastikan bahwa semua siswa
menguasai hasil pembelajaran yang diharapkan dalam suatu unit pembelajaran sebelum
berpindah ke unit pembelajaran berikutnya. pendekatan ini membutuhkan waktu yang
cukup dan proses pembelajaran yang berkualitas. Menurut bloom pembelajaran tuntas
merupakan satu pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan siswa
dalam sesuatu hal yang dipelajari. selanjutnya, anderson & block mengungkapkan
bahwa pembelajaran tuntas pada dasarnya merupakan seperangkat gagasan dan tindakan
pembelajaran secara individu yang dapat membantu siswa untuk belajar secara
konsisten. gagasan dan tindakan ini menghasilkan proses pembelajaran yang sistematik,
membantu siswa yang menghadapi masalah pembelajaran, serta membutuhkan waktu
yang cukup bagi siswa untuk mencapai ketuntasan berdasarkan kriteria ketuntasan yang
jelas.
Pembelajaran tuntas merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran
diMana siswa diharapkan dapat menguasai secara tuntas standar kompetensi dari Suatu
17
unit pelajaran. Asumsi yang digunakan dalam pembelajaran tuntas ini yaitu Jika setiap
siswa diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai Suatu tingkat
penguasaan dan jika siswa tersebut menghabiskan waktu yang Diperlukan, maka besar
kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan Itu. Tetapi jika siswa tidak diberi
cukup waktu atau siswa tersebut tidak Menggunakan waktu yang diperlukan, maka
siswa tidak akan mencapai tingkat Penguasaan belajar Pembelajaran tuntas menganut
pendekatan individual, artinya meskipun
Kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok siswa (kelas), tetapi mengakui dan
Melayani perbedaan-perbedaan individual siswa, sehingga pembelajaran Memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Dengan demikian, yang
menjadi dasar pemikiran dari penerapan pendekatan individual dalam pembelajaran
tuntas adalah adanya pengakuan terhadap Perbedaan individual masing-masing siswa.
Dalam merealisasikan pengakuan terhadap perbedaan individual maka Dalam
pendekatan mastery learning digunakan azas maju berkelanjutan (continuous progress).
Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa harus Dinyatakan dalam rumusan yang
jelas dan pembelajaran dipecah-pecah menjadi Unit-unit yang memungkinkan siswa
belajar selangkah demi selangkah dan baru Diperbolehkan untuk mempelajari
kompetensi berikutnya setelah kompetensi Sebelumnya dikuasai menurut kriteria
tertentu. Misalnya ditetapkan kriteria jika Siswa telah menguasai kompetensi sekurang-
kurangnya 75% dari yang ditetapkan, Maka siswa bisa melanjutkan untuk mempelajari
unit pelajaran/kompetensi yang Lainny.
Untuk lebih jelasnya mengenai karakteristik dari pendekatan mastery learning ini,
kita bisa mengkajinya dengan cara membandingkannya dengan karakteristik pendekatan
pembelajaran yang pada umumnya sudah biasa digunakan atau yang sering disebut
dengan pendekatan konvensional. Pendekatan konvensional ini pada dasarnya sama
dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach). Dalam
pendekatan ini hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan sepenuhnya oleh
guru. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam jangka waktu tertentu yang telah
ditetapkan oleh lembaga/sekolah. Metode pembelajaran yang sering digunakan kurang
beragam dan cenderung memperbanyak komunikasi satu arah (one-way communication)
dengan penggunaan metode ceramah.
Dengan memperhatikan beberapa karakteritik pembelajaran tuntas di atas, kita
dapat menganalisis kelebihan dan kekurangannya untuk lebih menyempurnakan pada
18
pelaksanaannya sehingga dapat dipetik manfaat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di masa mendatang. Beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
Kelebihan:
1. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan psikologi belajar modern yang
berpegang pada prinsip perbedaan individual.
2. Memungkinkan siswa belajar lebih aktif dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan diri sendiri, memecahkan masalah sendiri dengan proses
menemukan dan bekerja sendiri.
3. Guru dan siswa dapat bekerja sama secara partisipatif dan persuasif, baik dalam
proses belajar maupun proses bimbingan terhadap siswa lainnya.
4. Berorientasi kepada peningkatan produktivitas hasil belajar karena siswa dapat
menguasai bahan pelajaran secara tuntas, menyeluruh, dan utuh.
5. Pendekatan ini pada hakekatnya tidak mengenal siswa yang gagal belajar atau
tidak naik kelas. Siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan atau masih di
bawah target hasil yang diharapkan, terus menerus dibantu oleh rekannya dan
gurunya.
6. Penilaian yang dilakukan terhadap kemajuan belajar siswa mengandung unsur
objektivitas yang tinggi sebab penilaian dilakukan oleh guru, rekan sekelas dan
oleh diri sendiri, dan berlangsung secara berlanjut serta berdasarkan ukuran
keberhasilan (standar perilaku) yang jelas dan spesifik.
7. Didasarkan pada suatu perencanaan yang sistemik yang memiliki derajat
koherensi yang tinggi dengan kurikulum yang berlaku.
8. Menyediakan waktu belajar yang cukup sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
masing-masing individu siswa sehingga memungkinkan mereka belajar secara
lebih leluasa.
9. Berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pendekatan
pembelajaran konvensional yang pada umumnya berdasarkan pendekatan
klasikal.
Kelemahan:
1. Guru sering mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan mengajar karena
harus dibuat untuk jangka waktu yang cukup panjang di samping penyusunan
perencanaan mengajar yang lengkap dan menyeluruh.
19
2. Pendekatan mastery learning ini dalam pelaksanaannya harus melibatkan berbagai
kegiatan, yang berarti menuntut macam-macam kemampuan guru yang memadai.
3. Guru-guru yang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan cara-cara
yang lama (konvensional) biasanya akan mengalami hambatan untuk
melaksanakan pendekatan mastery learning ini.
4. Pendekatan ini mempersyaratkan tersedianya berbagai fasilitas, perlengkapan,
alat, dana, dan waktu yang cukup banyak, sedangkan sekolah-sekolah kita pada
umumnya masih langka dalam segi sumber-sumber teknis seperti yang
diharapkan.
5. Diberlakukannya sistem ujian seperti EBTA, EBTANAS, UAN yang menuntut
penyelenggaraan program pembelajaran pada waktu yang telah ditetapkan dan
usaha persiapan para siswa untuk menempuh ujian, mungkin menjadi salah satu
unsur penghambat pelaksanaan mastery learning yang diharapkan.
6. Untuk melaksanakan pendekatan ini yang mengacu kepada penguasaan materi
belajar secara tuntas pada gilirannya menuntut para guru agar mengusai materi
tersebut secara lebih luas, menyeluruh, dan lebih lengkap. Hal ini menuntut para
guru agar belajar lebih banyak dan menggunakan sumber-sumber yang lebih
luas9.
H. Hasil Observasi
1. Waktu dan Tempat pelaksanaan Observasi
Observasi tentang penilaian dalam pembelajaran ini dilakukan pada:
Hari, tanggal : Kamis, 21 Desember 2023
Waktu : 09.30 – 10.30 WITA
Tempat : MIN 2 Makassar
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan km.15 Daya, Makassar.
Narasumber : 2 Guru dari Sekolah tersebut.
2. Hasil Wawancara dan Observasi
a. Narasumber
1) Nama : Rina Mutiara
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 47 tahun
9
Asep Herry Hernawan, Makna Ketuntasan dalam Belajar,(2021)
20
Jabatan : Guru Akidah Akhlak ( Kelas I-VI C dan D)
2) Nama : Marwani R. Afandi
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 32 tahun
Jabatan : Guru Sejarah Kebudayaan Islam (Kelas IV-VI A-D),
sebelumnya pernah mengajar Fikih dan Al-Qur’an Hadist
b. Hasil Wawancara
1) Narasumber pertama yakni Ibu Rina Mutiara sebagai Guru Akidah
Akhlak di MIN 2 Makassar:
a) Bagaimana proses penilaian pembelajaran dilakuakan di
sekolah ini?
Jawaban: Proses penilaian yang digunakan adalah penilaian
sikap secara langsung dalam proses pembelajaran kelas,
kemudian mengambil nilai semantik untuk penyelesaian setiap
BAB materinya.
b) Apa jenis-jenis penilaian yang digunakan dalam pembelajaran
di sekolah ini?
Jawaban: Jenis-Jenis penilaian yang digunakan salah satunya
adalah dalam proses pembelajaran dan sikap, serta tanggung
jawab peserta didik dari awal pembelajaran hingga akhir.
c) Bagaimana penilaian formatif dan sumatif diintegrasikan
dalam pembelajaran?
Jawaban: Penilaian formatif dilakukan pada setiap proses
pembelajaran berlangsung baik itu dari segi keaktifan maupun
sikap, kemudian untuk penilaian sumatif diintegrasikan di
akhir pembelajaran seperti Ulangan Harian, UAS, ataupun
tugas akhir.
d) Bagaimana Guru pengampu mata pelajaran menilai kemajuan
siswa secara individu?
Jawaban: Kemajuan siswa secara individu dapat dinilai dengan
cara meninjau secara kontinue setiap proses pembelajaran.
Apabila ada yang kurang dari peserta didik, maka kita perlu
memberikan kesempatan agar mereka dapat mencapai apa
21
yang kita inginkan, seperti dalam mata pelajaran saya, dalam
hal sikap mereka berdoa, kejujuran dan tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugasnya. Apabila dalam hal itu kurang
kontinue maka kita sebagai pengajar harus sering menagih dan
terus menagih hal tersebut agar dapat mencapai apa yang di
inginkan.
e) Apakah ada penggunaan penilaian berbasis proyek atau tugas
dalam pembelajaran di sekolah ini?
Jawaban: Ada, misalnya proyek dalam mata pelajaran Akidah
Akhlak yaitu tentang adab mereka sehari-hari dalam berdoa.
f) Bagaiamana sekolah ini memastikan objektivitas dan keadilan
dalam proses penilaian pembelajaran?
Jawaban: Untuk memastikan objektivitas dan keadilan dalam
proses penilaian pembelajaran dengan cara melihat kembali
proses pembelajaran dan memberikan nilai sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Apabila ada yang kekurangan,
sebelum pembagian rapor, mengambil tambhan dari ulangan
harian atau berikan kesempatan perbaikan dan terus menagih
secara kontinue, agar mereka bisa seimbang dengan teman-
teman nya yang lain.
g) Apakah ada kerangka penilaian yang digunakan untuk
mengukur perkembangan keterampilan non-akademik siswa?
Jawaban: Ada, sebab format kerangka penilaian tersebut
digunakan untuk mengukur apakah peserta didik tersebut
berhasil atau tidak dalam pembelajaran tersebut.
h) Bagaimana sekolah ini melibatkan siswa dalam proses
penilaian pembelajaran?
Jawaban: Setiap siswa memiliki format penilain diri sendiri
dan mereka juga bisa menilai teman nya sendiri.
i) Apakah ada mekanisme untuk memberikan umpan balik
kepada siswa tentang kemajuan mereka?
Jawaban: Sebagai guru, umpan balik yang dilakukan adalah
memberikan apresiasi , semangat serta motivasi atas kemajuan
22
peserta didik.
j) Bagaiamana sekolah ini menggunakan hasil penilaian untuk
meningkatkan pembelajaran di masa mendatang?
Jawaban: Penggunaan hasil penilaian ini misalnya, dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak yang dimana diajarkan secara
kontinue dari kelas I-VI itu terkait dengan diri mereka.
Bagaimana sopan santun mereka kepada guru, jika yang
diajarkan itu tertanam pada diri mereka, otomatis itu akan
dibawah ke Masyarakat.
k) Pendekatan apa yang diterapkan di sekolah tersebut
pendekatan konvensional atau ketuntasan belajar?
Jawaban: Dua-duanya digunakan di sekolah tersebut.
Keduanya saling terkait. Dimana ketuntasan itu otomatis
membahas terkait nilai saja, kemudian konvensional
membahas terkait sikap dan perilaku peserta didik dalam
pembelajaran.
2) Narasumber kedua yakni Ibu Marwani R. Afandi sebagai guru SKI di
2 Makassar:
a) Bagaimana proses penilaian pembelajaran dilakuakan di
sekolah ini?
Jawaban: Proses penilaian pembelajaran dilakukan disetiap
proses pembelajaran dari keaktifan siswa yang dimana di
sekolah ini mulai menerapkan kurikulum merdeka, jadi
pembelajaran sering menggunakan laptop, Proyektor dan
bahkan melalui media sosial.
b) Apa jenis-jenis penilaian yang digunakan dalam pembelajaran
di sekolah ini?
Jawaban: Jenis-Jenis penilaian yang digunakan yaitu Penilaian
harian dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik di
akhir materi pembelajaran, agar dapat mengetahui sejauh mana
pehaman peserta didik terkait materi yang diajarkan tersebut.
c) Bagaimana penilaian formatif dan sumatif diintegrasikan
dalam pembelajaran?
23
Jawaban:
d) Bagaimana Guru pengampu mata pelajaran menilai kemajuan
siswa secara individu?
Jawaban: Sebagai guru untuk menilai kemajuan siswa secara
individu, jika guru menggunakan media belajar s ceramah atau
menjelaskan akan merasa jenuh dan bosan. Namun jika
menggunakan media lain seperti media sima’an, menggunakan
proyektor menonton film, atau belajar lewat youtube mereka
lebih semangat dalam memperhatikan dan menyimak
pembelajaran. Cari kenyamanan peserta didik dalam belajar.
e) Apakah ada penggunaan penilaian berbasis proyek atau tugas
dalam pembelajaran di sekolah ini?
Jawaban: Ada, penilaian berbasis proyek misalnya
memberikan tugas mencari di internet tentang sejarah islam
kemudian ceritakan kembali apa yang telah di dengar dan
pelajaran apa yang dapat diambil dari cerita tersebut.
f) Bagaiamana sekolah ini memastikan objektivitas dan keadilan
dalam proses penilaian pembelajaran?
Jawaban: Untuk memastikan objektivitas dan keadilan di nilai
dari proses pembelajaran peserta didik serta kemampuan dan
keaktifan mereka.
g) Apakah ada kerangka penilaian yang digunakan untuk
mengukur perkembangan keterampilan non-akademik siswa?
Jawaban: Ada, itu mencakup nilai semantik peserta didik.
h) Bagaimana sekolah ini melibatkan siswa dalam proses
penilaian pembelajaran?
Jawaban: Dengan memberikan peluang bagi peserta didik
untuk menilai diri sendiri dan juga teman-teman nya.
i) Apakah ada mekanisme untuk memberikan umpan balik
kepada siswa tentang kemajuan mereka?
Jawaban: Umpan balik sebagai guru dengan mengajak peserta
didik berbicara, memberikan semangat, memotivasi, dan
mendukung penuh atas apa yang telah dicapai.
24
j) Bagaiamana sekolah ini menggunakan hasil penilaian untuk
meningkatkan pembelajaran di masa mendatang?
Jawaban: Hasil penilaian akan terus mengalami Pembaharuan
sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. Dengan cara
memperbaiki apa yang kurang dari sebelumnya.
k) Pendekatan apa yang diterapkan di sekolah tersebut
pendekatan konvensional atau ketuntasan belajar?
Jawaban: Selain dua pendekatan ini, lakukan pendekatan
emosional dengan sering ajak peserta didik bercerita jadikan
teman agar tumbuh hubungan yang akrab dan nyaman, maka
dengan begitu mereka akan senang dalam pembelajaran.
c. Hasil Obsrvasi
Hasil Observasi yang kami dapatkan dari mewawancarai kedua
guru Madrasah Ibtidaiyyah Negeri 2 Makassar, terkait Proses penilaian
dalam pembelajaran bukan hanya sekedar pemahaman materi namun juga
terkait sikap, tanggung jawab serta kejujuran peserta didik dalam proses
pembelajaran. Jenis-Jenis penilaian yang digunakan salah satunya adalah
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu dalam proses
pembelajaran dan sikap, serta tanggung jawab peserta didik dari awal
pembelajaran hingga akhir. Kemudian Penilaian formatif dilakukan pada
setiap proses pembelajaran berlangsung baik itu dari segi keaktifan
maupun sikap, kemudian untuk penilaian sumatif diintegrasikan di akhir
pembelajaran seperti Ulangan Harian, UAS, ataupun tugas akhir.
Kemajuan siswa secara individu dapat dinilai dengan cara
meninjau secara kontinue setiap proses pembelajaran. Apabila ada yang
kurang dari peserta didik, maka kita perlu memberikan kesempatan agar
mereka dapat mencapai apa yang kita inginkan, seperti dalam mata
pelajaran saya, dalam hal sikap mereka berdoa, kejujuran dan tanggung
jawab dalam menyelesaikan tugasnya. Apabila dalam hal itu kurang
kontinue maka kita sebagai pengajar harus sering menagih dan terus
menagih hal tersebut agar dapat mencapai apa yang di inginkan.
Kerangka penilaian itu digunakan untuk mengukur peserta didik
dan sebagai bukti apakah mereka berhasil atau tidak dalam pembelajaran.
25
Sebagai guru, umpan balik yang dilakukan adalah memberikan apresiasi ,
semangat serta motivasi atas kemajuan peserta didik.
I. Lampiran
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan
data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
2. Prinsip evaluasi belajar yaitu: Prinsip Keseluruhan, Prinsip Berkesinambungan
dan Prinsip objektivitas.
3. Tes hasil belajar juga merupakan tes penguasaan, karena tes ini berfungsi
mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru
atau dipelajari oleh peserta didik. Dalam dunia pendidikan, tes hasil belajar
adalah kegiatan yang sering dilakukan. Tes hasil belajar dilakukan untuk
mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam memahami materi-
materi pembelajaran.
4. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,
inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik
5. Terkait dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik merupakan sasaran
pendidikan yang akan dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Ketiga aspek ini merupakan tujuan pendidikan yang harus dicapai setelah
menempuh proses pendidikan. Pertama. Aspek kognitif yaitu aspek yang
meliputi ilmu pengetahuan (kecerdasan) siswa. Kedua. Aspek afektif yaitu
aspek yang meliputi sikap siswa. Ketiga. Aspek psikomotorik yaitu aspek yang
meliputi keterampilan (perbuatan /amal) siswa.
6. Evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya
tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini:
Menyusun rencana evaluasi hasil belajar, Menghimpun data, Melakukan
verifikasi data, Mengolah dan menganalisis data, Memberikan interpretasi dan
menarik kesimpulan, Tindak lanjut hasil Evaluasi.
7. Ketuntasan dalam belajar pada dasarnya merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan siswa terhadap bahan pelajara
yang dipelajari. Melalui pembelajaran tuntas ini siswa diberi peluang untuk
27
maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka sendiri serta dapat
meningkatkan tahap penguasaan pembelajarannya.
8. Hasil Observasi yang kami dapatkan dari mewawancarai kedua guru Madrasah
Ibtidaiyyah Negeri 2 Makassar, terkait Proses penilaian dalam pembelajaran
bukan hanya sekedar pemahaman materi namun juga terkait sikap, tanggung
jawab serta kejujuran peserta didik dalam proses pembelajaran.
B. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Curtis, dan james J. 1996. Komunikasi bisnis dan Profesional. Remaja Rosdakrya,
Bandung.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengaja. Cet. I; Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Cet. III; PT Bumi Aksara:
jakarata.
M, Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalmya. Cet. II; Jakarta:
Bumi aksara.
29