Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEMAHAMI JENIS, SISTEM, PRINSIP DAN


PROSEDUR PENILAIAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Sistem Evaluasi PAI


Dosen Pengampu: Ibu Indah Nurhidayati M.Pd.I,S.PD.I

Disusun Oleh:
Ajeng Dwi Rahmawati (2240022504)
Nada Rahidatul „Aisy (2380022607)
Ryandra Asgar Pratama (2240022405)
Rozin Afianto (2240022499)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Jenis, sistem, prinsip, dan prosedur penilaian ”
dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan kali ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Indah
Nurhidayati M.Pd.I,S.Pd.I selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah Sistem Evaluasi yang
telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah. Kami juga berterima kasih kepada
semua pihak yang turut berkontribusi dan membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
sistematika maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini kedepannya. Penulis berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 10 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian.................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6

A. Pengertian Penilaian.............................................................................................. 6
B. Jenis Penilaian....................................................................................................... 6
C. Sistem Penilaian .................................................................................................... 10
D. Prinsip Penilaian ................................................................................................... 10
E. Prosedur Penilaian ................................................................................................ 13
F. Penerapan Penilaian dalam Dunia Pendidikan ..................................................... 13

BAB III PENUTUPAN ................................................................................................................. 19

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian adalah salah satu kegiatan yang dilakukan di dunia pendidikan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Penilaian dapat
berupa tes, tugas, maupun ujian akhir semester. Mahasiswa sebagai peserta didik
harus memahami dan membedakan jenis, sistem, prinsip, dan prosedur penilaian.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai cara mahasiswa dapat memahami dan
membedakan jenis, sistem, prinsip, dan prosedur penilaian.
Dalam pembelajaran, penilaian adalah cara yang digunakan oleh pendidik
dalam mengukur kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang digunakan. Penilaian hasil belajar peserta didik dikelompokkan menjadi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga ranah ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu
mengandung ketiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang
menuntut teori lebih minitik beratkan pada ranah kognitif sedangkan mata pelajaran
yang menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotorik,
dan keduanya selalu mengandung ranah afektif (Sudrajat, 2008: 2).
Kunandar (2007: 383) menjelaskan bahwa dalam penilaian ada emat unsur
pokok, yaitu (1) objek yang dinilai; (2) kriteria sebagai tolak ukur; (3) data tentang
objek yang dinilai; dan (4) pertimbangan keputusan (judgement). Dengan demikian
proses penilaian meliputi menentukan objek yang akan dinilai, membuat atau
menentukan kriteria ukuran, mengumpulkan data, baik melalui tes maupun nontes dan
membuat keputusan.
Sehingga dapat didefinisikan penilaian sebagai komponen dalam evaluasi
yang digunakan untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang bersifat
kualitatif sebagai dasar pengambilan keputusan tentang tingkatan pengetahuan siswa
secara menyeluruh. Secara sederhana penilaian (assessment) dapat pula diartikan
sebagai proses pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan
aturan tertentu.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jenis, sistem, prinsip dan prosedur Penilaian?
2. Apa perbedaan diantara jenis, sistem, prinsip dan prosedur Penilaian?
3. Bagaimana penerapan jenis, sistem, prinsip dan prosedur Penilaian dalam dunia
Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan jenis, sistem, prinsip dan prosedur
Penilaian.
2. Mampu membedakan jenis, sistem, prinsip dan prosedur Penilaian.
3. Mampu mengetahui penerapan dari jenis, sistem, prinsip dan prosedur Penilaian
dalam dunia Pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENILAIAN
Dalam pembelajaran, penilaian adalah cara yang digunakan oleh pendidik
dalam mengukur kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang digunakan. Penilaian hasil belajar peserta didik dikelompokkan menjadi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga ranah ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu
mengandung ketiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang
menuntut teori lebih minitik beratkan pada ranah kognitif sedangkan mata pelajaran
yang menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotorik,
dan keduanya selalu mengandung ranah afektif (Sudrajat, 2008: 2).
Kunandar (2007: 383) menjelaskan bahwa dalam penilaian ada emat unsur
pokok, yaitu (1) objek yang dinilai; (2) kriteria sebagai tolak ukur; (3) data tentang
objek yang dinilai; dan (4) pertimbangan keputusan (judgement). Dengan demikian
proses penilaian meliputi menentukan objek yang akan dinilai, membuat atau
menentukan kriteria ukuran, mengumpulkan data, baik melalui tes maupun nontes dan
membuat keputusan.
Sehingga dapat didefinisikan penilaian sebagai komponen dalam evaluasi
yang digunakan untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang bersifat
kualitatif sebagai dasar pengambilan keputusan tentang tingkatan pengetahuan siswa
secara menyeluruh. Secara sederhana penilaian (assessment) dapat pula diartikan
sebagai proses pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan
aturan tertentu.

B. JENIS PENILAIAN
Penilaian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Penilaian Formatif
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik
setelah menyelesaikan program dalam satuan materi pokok suatu bidang study
tertentu.

6
a. Fungsi
Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien atau
memperbaiki satuan atau rencana pebelajaran.
b. Tujuan
Untuk mengetahui hingga dimana penguasaan peserta didik tentang materiyang
diajarkan dalam satu rencana atau satuan pelajaran.
c. Aspek-aspek yang dinilai
Aspek-aspek yang dinilai pada penilaian formatif adalah hasil kemajuan belajar
siswa yang ,meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap materi ajaran
gama yang disajikan.

2. Penilaian Sumatif
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah
selesaimengikuti pembelajaran dalam satu semester atau akhir tahun.
a. Fungsi
Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti program
belajardalam satu semster.
b. Tujuan
Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
setelahmelakukan program pembeljaran dalam satu semester, akhirtauhn atau
akhir program pembelajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.
c. Aspek-aspek yang dinilai
Aspek-aspek yang dinali ialah kemajuan jhasil belajar meliputi
pengetahuan,keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi
pembelajaran yangdiberikan.
d. Waktu pelaksanaan
Penilain ini dilaksanakan sebelum peserta didik mengikuti proses pembelajaran
permulaan atau peserta didik tersebut baru akan mengikuti pendidikandisuatu
tingkat tertentu.

3. Penilaian Autentik
Penilaian yang menekankan pada keterampilan autentik dan kemampuan siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan di kehidupan nyata.
a. Fungsi

7
Menurut Jon Mueller (2006) penilaian otentik merupakan suatu bentuk
penilaian yang para siswanya kita minta untuk menampilkan tugas pada situasi
yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan
pengetahuan esensial yang bermakna. Pendapat serupa di kemukakan oleh
Richard J. Stiggins (1987), bahkan Stiggins menekankan keterampilan dan
kompetensi spesifik, untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang
sudah di kuasai.
b. Tujuan
1. Melacak kemajuan peserta didik
2. Mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik
3. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik
4. Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik
c. Aspek-Aspek yang dinilai
1. Penilaian autentik aspek sikap
2. Penilaian autentik aspek pengetahuan
3. Penilaian autentik aspek keterampilan
d. Waktu Pelaksanaan
Penilaian ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas dalam bentuk praktik.

4. Penilaian Normatif
Penilaian yang menggunakan standar norma atau rata-rata dari seluruh peserta
didik.
a. Tujuan
Secara umum bertujuan untuk mununjukkan di mana peringkat individu dalam
kelompok yang mengikuti tes. Secara singkat dapat dirumuskan bahwa
penilaian acuan norma adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu
pada norma kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan
dengan nilai-nilai siswa lain yang termasuk di dalam kelompok itu.

5. Penilain Penempatan (Placement)


Peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai
dengan kondisi peserta didik.

8
a. Fungsi
Untuk mengetahui keadaan peserta didik sepintas lalu termasuk keadaanseluruh
pribadinya., peserta didik tersebut ditempatkan pada posisinya. Umapamanya
peserta didia berbadan kecil jangan di tempatkan di belakang, tapi sebaiknya di
depanagar tidak mengalami kesulitan dalam PBM.
b. Tujuan
Untuk menempatkan peserta didik pada temapatnya yang sebenar-benarnya,
berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta
didiksehingga peserta didik tidak mengalami hambatan dalam mengikuti
pelajaran atausetap program bahan yang disajikan guru.
c. Aspek-aspek yang dinilai
Aspek-aspek yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psikologi,
bakat,kemampuan, pengetahuan, pegalaman keterampilan, sikap, dan aspek-
aspek lain yangdianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik
selanjutnya. Kemungkinan penilaian ini dapat juga dilakukan setelah peserta
didik mengikuti pelajran selamasatu semester, satu tahun sesuai dengan maksud
lembaga penidikan yang bersangkutan.
d. Waktu pelaksanaan
Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menduduki kelas
tertentu sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas.

6. Penilaian Diagnostik
Yaitu penilain yang dilakukan terhadap hasil penganalisisan tentang keadaan
belajar peserta didik baik merupakan kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam
proses belajar.
a. Fungsi
Untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau mengganggu
pesertadidik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan, hambatan, atau
gangguan ketikamengikuti program pembelajaran dalam suatu bidang study.
Kesulitan peserta didiktersebut diusahakan pemecahannya.
b. Tujuan
Untuk membantu kesulitan atau mengatasi hambatan yang dialami peserta
didikwaktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang study atau
keseluruhan program pembelajara.

9
c. Aspek-aspek yang dinilai
Aspek-aspek yang dinilai, termasuk hasil belajar yang diperoleh murid, latar
belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiattan
pembelajaran
d. Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan tes diagnostik ini, sesuai dengan keperluan pembinaan dari suatu
lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para
pesertadidiknya.

C. SISTEM PENILAIAN
Sistem penilaian dapat dibedakan menjadi beberapa sistem, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Sistem Penilaian Angka
Sistem penilaian yang menggunakan angka sebagai penilaiannya.
2. Sistem Penilaian Huruf
sistem penilaian yang menggunakan huruf sebagai penilaiannya.
3. Sistem Penilaian Portofolio
Sistem penilaian yang menggunakan hasil karya siswa sebagai penilaiannya.

D. PRINSIP PENILAIAN
Penilaian harus memberikan hasil yang dapat diterima oleh semua pihak, baik
yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan menggunakan hasil
penilaian tersebut. Hasil penilaian akan akurat bila instrumen yang digunakan untuk
menilai, proses penilaian, analisis hasil penilaian, dan objektivitas penilai dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu dirumuskan prinsip-prinsip penilaian yang
dapat menjaga agar orientasi penilaian tetap pada framework atau rel yang telah
ditetapkan. Penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1. Sahih
Agar sahih (valid), penilaian harus dilakukan berdasar pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur. Untuk memperoleh data yang dapat
mencerminkan kemampuan yang diukur harus digunakan instrumen yang
sahih juga, yaitu instrumen yang mengukur apa yang seharusnya diukur.

10
2. Objektif
Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu
dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi
penilai dan meminimalisir subjektivitas, apalagi dalam penilaian kinerja yang
cakupan, otentisitas, dan kriteria penilaiannya sangat kompleks. Untuk penilai
lebih dari satu perlu dilihat reliabilitas atau konsistensi antar penilai
(interraterreliability) untuk menjamin objektivitas setiap penilai.
3. Adil
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, gender, dan hal-hal lain. Perbedaan hasil penilaian semata-mata
harus disebabkan oleh berbedanya capaian belajar peserta didik pada
kompetensi yang dinilai.
4. Terpadu
Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan proses untuk mengetahui
apakah suatu kompetensi telah tercapai. Kompetensi tersebut dicapai melalui
serangkaian aktivitas pembelajaran. Karena itu penilaian tidak boleh terlepas
apalagi melenceng dari pembelajaran. Penilaian harus mengacu pada proses
pembelajaran yang dilakukan.
5. Terbuka
Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan dapat
diketahui oleh siapapun. Dalam era keterbukaan seperti sekarang, pihak yang
dinilai dan pengguna hasil penilaian berhak tahu proses dan acuan yang
digunakan dalam penilaian, sehingga hasil penilaian dapat diterima oleh
siapapun.
6. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik atau peserta didik. Instrumen
penilaian yang digunakan, secara konstruk harus merepresentasikan aspek
yang dinilai secara utuh. Penilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan
instrumen, diselenggarakan sepanjang proses pembelajaran, dan menggunakan

11
pendekatan assessment as learning, for learning, dan of learning secara
proporsional.
7. Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-
langkah baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan pemetaan. Dilakukan
identifikasi dan analisis KD, dan indikator ketercapaian KD. Berdasarkan hasil
identifikasi dan analisis tersebut dipetakan teknik penilaian, bentuk instrumen,
dan waktu penilaian yang sesuai.
8. Beracuan Kriteria
Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan kriteria.
Artinya untuk menyatakan seorang peserta didik telah kompeten atau belum
bukan dibandingkan terhadap capaian teman-teman atau kelompoknya,
melainkan dibandingkan terhadap kriteria minimal yang ditetapkan. Peserta
yang sudah mencapai kriteria minimal disebut tuntas, dapat melanjutkan
pembelajaran untuk mencampai kompetensi berikutnya, sedangkan peserta
didik yang belum mencapai kriteria minimal wajib menempuh remedial.
9. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya. Akuntabilitas penilaian dapat dipenuhi bila penilaian
dilakukan secara sahih, objektif, adil, dan terbuka, sebagaimana telah
diuraikan di atas. Bahkan perlu dipikirkan konsep meaningful assessment.
Selain dipertanggungjawabkan teknik, prosedur, dan hasilnya, penilaian juga
harus dipertanggungjawabkan kebermaknaannya bagi peserta didik dan
proses belajarnya.
10. Reliabel
Penilaian bersifat ajek, artinya dilakukan oleh siapa pun, kapan pun, dimana
pun akan memperoleh hasil yang konsisten dan relatif tidak berubah walaupun
dilaksanakan pada situasi yang berbeda.
11. Berkelanjutan
Penilaian dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
12. Berorientasi pada Tujuan
Penilaian dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran sebagai tolok ukur ketercapaian tujuan.

12
E. PROSEDUR PENILAIAN
Prosedur penilaian yang baik adalah sebagai berikut:
1. Klarifikasi
Klarifikasi terhadap instruksi dan tujuan penilaian harus dijelaskan dengan jelas.
2. Persiapan
Persiapan materi dan alat penilaian harus dilakukan sebelum proses penilaian
dimulai.
3. Pelaksanaan
Proses penilaian dilakukan secara terstruktur dan tepat waktu.
4. Pengolahan hasil
Hasil penilaian diolah dan dipresentasikan dalam bentuk yang mudah dipahami.

F. PENERAPAN PENILAIAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN


1. Langkah-Langkah yang Harus ditempuh dalam Penelitian
Sebuah proses penilaian adalah sebuah proses justifikasi terhadap suatu objek
yang dinilai. Dalam dunia pendidikan yang semuanya harus akuntabel, sebuah
justifikasi harus didasari oleh suatu data dan harus memiliki tujuan.

Justifikasi tanpa memberikan nilai edukasi tidak akan sesuai dengan tujuan
dari pendidikan oleh karena suatu proses penilaian hendaknya bermakna lebih baik
daripada sekedar mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuan yang
mereka miliki. Berdasarkan peran dari suatu proses penilaian maka penilaian
dilakukan dengan mematuhi beberapa kaidah.

Dalam sebuah proses penilaian ada beberapa langkah yang harus ditempuh
agar memberikan penilaian yang lebih bermakna dan otentik. Hal ini sangat
diperlukan agar hasil dari penilaian dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak yang
terlibat dalam pendidikan dan berkaitan dengan objek yang dinilai.

Berikut langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penilaian :

a. Penentuan Tujuan Penilaian

Sebuah proses penilaian harus dimulai dari tujuan dari sebuah penilaian
dilakukan. Penilaian dalam dunia pendidikan tentunya memiliki makna lebih dari
sekedar memberikan kategori kepada peserta didik dalam bentuk justifikasi.

13
Sebuah proses harus didasari tujuan memberikan edukasi kepada peserta lebih dari
sekedar melakukan pengukuran.

Tujuan edukasi dari proses penilaian harus dapat dimanfaatkan oleh peserta
didik, guru dan pengambilan kebijakan pendidikan yang berkaitan dengan
perkembangan peserta didik. Setelah tujuan edukasi telah terpenuhi, sebuah
penilaian dirancang untuk menilai suatu aspek yang hendak dinilai. Sebuah proses
penilaian tanpa disertai nilai edukasi tidak lebih dari sebuah proses pengukuran
dan pemberian kategori berdasarkan hasil pengukuran.

b. Penyusuan Kisi-Kisi
Rosiana (2013) menyatakan bahwa kisi-kisi penilaian merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sebuah proses penilaian harus
disesuaikan dengan proses yang diberikan selama proses pembelajaran, meskipun
terdapat banyak nilai lebih yang didapatkan oleh peserta didik setelah melakukan
proses pembelajaran namun penilaian tanpa didasari tujuan dari proses
pembelajaran akan menghasilkan penelitian yang bias.
Langkah yang dilakukan dalam upaya menyesuaikan tujuan pembelajaran dan
proses penilaian adalah menyusun kisi-kisi. Kisi kisi disusun untuk menunjukkan
peta indikator yang mengindikasikan setiap aspek yang dibawakan dalam proses
pembelajaran.
Hal yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan dalam pemilihan indikator
sebagai wakil-wakil yang aspek harus berimbang. Lebar dari kisi-kisi bergantung
dari variabel yang ada pada tujuan pembelajaran. Penyusunan kisi-kisi juga harus
disesuaikan dengan rasionalisasi waktu pelaksanaan pengambilan data dalam
kasus ini pengukuran. Semakin banyak indikator yang ada maka semakin banyak
juga waktu yang akan dibutuhkan untuk mengetahui eksitensi indikator pada
objek peserta didik.

c. Perumusan Indikator Pencapaian


Indikator pencapaian dikembangkan oleh pendidik berdasarkan KD mata
pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional.
b. Tiap KD dikembangkan dua atau lebih indikator.

14
c. Tiap indikator dapat dibuat lebih dari satu butir instrumen.
d. Indikator memiliki aspek manfaat atau terkait dengan kehidupan sehari-hari.

d. Penyusunan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penilaian meliputi tes dan nontes. Langkah-
langkah penyusunan instrumen disesuaikan dengan karakteristik teknik dan
bentuk butir instrumennya.
a. Penyusunan tes tertulis
Langkah-langkah menyusun tes tertulis adalah sebagai berikut.
memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis, baik dari aspek
materi/isi/konsep, konstruksi, maupun bahasa; mengacu pada indikator
pencapaian; memilih bentuk butir yang sesuai dengan indikator, misalnya
bentuk isian, uraian, pilihan ganda atau lainnya;membuat kunci jawaban
dan/atau pedoman penskoran.
b. Penyusunan pedoman observasi
Langkah – langkah menyusun pedoman observasi adalah sebagai berikut.
mengacu pada indikator pencapaian; mengidentifikasi perilaku atau langkah
kegiatan yang diobservasi; menentukan model skala yang dipakai, yakni skala
penilaian (rating scale) atau daftar cek (check list); membuat rubrik atau
pedoman penskoran.
c. Penyusunan wawancara
Langkah–langkah menyusun pedoman wawancara adalah sebagai berikut.
Merumuskan tujuan wawancara. Membuat kisi – kisi dan pedoman
wawancara. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan
bentuk pernyaan yang diinginkan, untuk itu perlu diperhatikan kata – kata
yang digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat peserta didik bersikap
defenitif. Melakukian uji coba untuk melihhat kelemahan – kelemhan
pertanyaan yang disusun, sehingga dapat diperbaiki. Melaksanakan
wawancara dalam situasu yang sebenarnya.
d.. Penyusunan penugasan (Tugas Rumah/Proyek)
1) mengacu pada indikator pencapaian
2) mengacu pada jenis tugas yang dikerjakan
3) membuat rubrik/pedoman penskoran.

15
e. Telaah Instrumen
Instrumen penilaian yang telah disusun harus ditelaah terlebih dahulu sebelum
diujikan. Telaah instrumen dalam bentuk tertulis, lisan, maupun perbuatan
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
a. Telaah Instrumen Secara Kualitatif
Analisis instrumen secara kualitatif dilakukan dengan menelaah
atau mereviu instrumen penilaian yang telah dibuat. Pada tahap ini
instrumen melalui validitas isi yang dilakukan oleh expert judment. Telaah
secara kualitatif mencakup aspek materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa.
Mardapi (2007: 137) menyatakan bahwa aspek materi berkaitan dengan
substansi keilmuan dan tingkat berpikir yang terdapat dalam instrumen.
Aspek konstruksi berkaitan dengan teknik penulisan instrumen dalam
bentuk objektif ataupun non-objektif. Aspek bahasa berkaitan dengan tingkat
komunikatif atau kejelasan hal yang ditanyakan dalam instrumen. Penelaah
aspek-aspek tersebut adalah ahli yang memiliki pengetahuan tentang
pembuatan instrumen yang baik. Selanjutnya, berdasarkan hasil telaah
tersebut dilakukan revisi terhadap butir instrumen yang kurang baik. Hasil
revisi setiap butir instrumen akan digunakan untuk ujicoba.
b. Telaah Instrumen Secara Kuantitatif
Analisis instrumen secara kuantitatif dimaksudkan untuk mencari bukti
validitas dan reliabilitas instrumen. Dalam analisis tersebut juga dihitung
tingkat kesukaran dan daya beda butir soal. Dalam konteks penilaian acuan
kriteria, analisis butir soal lebih diutamakan pada analisis daya serap peserta
didik dan sensitivitas butir terhadap proses pembelajaran.
Butir tes yang memenuhi syarat sebagai butir tes beracuan kriteria
adalah butir yang tidak dapat dikerjakan sebelum proses pembelajaran
tetapi berhasil dikerjakan peserta didik setelah proses pembelajaran. Indeks
sensitivitas dapat dihitung dengan mencari selisih banyaknya peserta didik
yang menjawab benar dalam tes akhir (sesudah proses pembelajaran) dan
banyaknya jumlah peserta didik yang menjawab benar dalam tes awal
kemudian dibagi jumlah seluruh peserta tes.

16
f. Pelaksanaan Penilaian
Penilaian untuk mata pelajara IPA dilakukan melalui ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, penugasan, dan pengamatan
dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan KI dan KD.
Penilaian melalui ulangan dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan/atau
tes praktik tergantung pada karakteristik mata pelajaran. Penilaian harus
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang memungkinkan peserta didik
menunjukkan kemampuan optimalnya. Untuk itu, penilaian harus dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip penilaian.
Guru kelompok mata pelajaran juga bertanggungjawab pula menilai aspek
afektif peserta didik, baik yang berkait dengan akhlak maupun kepribadian.
Hasil penilaian terhadap akhlak peserta didik akan dijadikan pertimbangan pada
saat guru mata pelajaran pendidikan agama menentukan nilai akhlak peserta
didik untuk dilaporkan pada buku laporan pendidikan atau rapor. Demikian
pula, hasil penilaian terhadap kepribadian peserta didik juga akan dijadikan
pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
untuk menentukan nilai kepribadian peserta didik untuk dilaporkan pada buku
laporan pendidikan atau rapor.
Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran melakukan
pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas
yang berkait antara lain dengan kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, sopan
santun, dan hubungan sosial. Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru
mata pelajaran melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik
di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai
perilaku peserta didik yang mencerminkan kepribadian seperti percaya diri, harga
diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan kerjasama.

2. Contoh Penerapan Jenis, Sistem, Prinsip dan Prosedur Penilaian dalam Dunia
Pendidikan
Penerapan jenis, sistem, prinsip, dan prosedur penilaian dalam dunia pendidikan
sangat penting dalam mengevaluasi pencapaian siswa dan efektivitas pengajaran.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan dari jenis, sistem, prinsip, dan prosedur
penilaian dalam dunia pendidikan:

17
a. Jenis Penilaian :
1. Penilaian Formatif: dilakukan selama proses pembelajaran untuk
mengevaluasi kemajuan siswa dan memberikan umpan balik untuk perbaikan.
2. Penilaian Sumatif: dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengevaluasi
pencapaian akhir siswa.
b. Sistem Penilaian:
1. Skala nilai: menggambarkan prestasi siswa dalam bentuk angka atau huruf.
2. Rubrik: menggambarkan kriteria penilaian dan level pencapaian untuk
masing-masing kriteria.
3. Portofolio: mengumpulkan hasil kerja siswa untuk mengevaluasi kemajuan
dan pencapaian siswa.
c. Prinsip Penilaian:
1. Validitas: penilaian harus memperhitungkan kemampuan siswa untuk
menunjukkan kemampuan yang diukur.
2. Reliabilitas: penilaian harus konsisten dan dapat diandalkan dalam mengukur
kemampuan siswa.
3. Objektivitas: penilaian harus adil dan tidak terpengaruh oleh faktor subjektif.
d. Prosedur Penilaian:
1. Tes tertulis: menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk mengukur
pemahaman siswa.
2. Tes lisan: menggunakan pertanyaan-pertanyaan lisan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam berbicara dan mendengarkan.
3. Tugas: memberikan tugas-tugas tertentu untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menerapkan konsep yang dipelajari.

Penerapan jenis, sistem, prinsip, dan prosedur penilaian yang tepat dan akurat
dapat membantu guru dan siswa untuk memahami kemajuan siswa dan tingkat
pemahaman mereka dalam suatu mata pelajaran. Hal ini juga dapat membantu
guru dalam menyusun strategi pengajaran yang lebih efektif dan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, memahami jenis, sistem, prinsip, dan prosedur penilaian sangat
penting dalam konteks pendidikan dan evaluasi kinerja dalam berbagai bidang.
Dengan memahami jenis penilaian yang berbeda, orang dapat memilih metode
penilaian yang paling sesuai untuk tujuan tertentu dan memperbaiki kelemahan dalam
sistem penilaian yang ada. Prinsip penilaian yang adil dan konsisten juga sangat
penting untuk memastikan keadilan dan konsistensi dalam penilaian. Proses penilaian
yang jelas dan terstruktur akan membantu memastikan bahwa penilaian yang
dilakukan menghasilkan data yang akurat dan dapat diandalkan.
Meskipun terkait erat, terdapat perbedaan antara jenis, sistem, prinsip, dan
prosedur penilaian. Berikut adalah penjelasan perbedaannya:
a. Jenis Penilaian: Merujuk pada kategori atau tipe-tipe penilaian yang digunakan
untuk tujuan tertentu. Jenis-jenis penilaian mencakup penilaian formatif, sumatif,
diagnosa, normatif, ipsative, informal, dan formal.
b. Sistem Penilaian: Merujuk pada cara atau metode yang digunakan untuk mengukur
atau menilai pencapaian seseorang. Sistem penilaian mencakup cara-cara seperti
tes, tugas, proyek, atau observasi.
c. Prinsip Penilaian: Merujuk pada pedoman atau aturan yang digunakan untuk
menilai seseorang atau suatu kegiatan. Prinsip penilaian mencakup prinsip-prinsip
seperti konsistensi, objektivitas, keadilan, keandalan, dan validitas.
d. Prosedur Penilaian: Merujuk pada langkah-langkah atau tahapan yang diikuti
dalam melakukan penilaian. Prosedur penilaian mencakup hal-hal seperti
merancang instrumen penilaian, memberikan instruksi, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan memberikan umpan balik.

Dengan memahami perbedaan antara jenis, sistem, prinsip, dan prosedur


penilaian, kita dapat memilih metode dan teknik penilaian yang paling sesuai dan
efektif untuk mencapai tujuan penilaian yang diinginkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://eurekapendidikan.com/prosedur-penilaian-pendidikan/

http://ppg.undiksha.ac.id/sistem-penilaian/

https://pakdaryono.com/detailpost/prinsip-penilaian

https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-penilaian.html

https://doi.org/10.36706/jp.v6i2.9060

https://hermananis.com/penilaian-otentik/

https://www.initentangpsikologi.com/2020/03/pengertian-pan-dan-pap.html

20

Anda mungkin juga menyukai