Anda di halaman 1dari 14

DESAIN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

“PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN”

Dosen Pengampu : Dwi Vita Lestari, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

1. Beni Saputra NIM 201511


2. Siti Khairussaleha NIM 201426

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini dapat selesai tepat waktu. Shalawat beserta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Salallahu’alaihiwasalam.

Penulis juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada Ibu Dwi Vita Lestari, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Desain dan Tujuan Pembelajaran, yang telah memberikan tugas
ini kepada penulis sehingga ilmu yang penulis dapatkan semakin bertambah dan terimakasih
pula untuk Ibu atas bimbingannya.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca terutama penulis pribadi.
Namun, terlepas dari itu penulis memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan di dalamnya. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas segala kekurangan yang ada penulis mohon maaf
sebesar-besarnya. Sekian dan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bintan, 05 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Pengertian Penilaian ........................................................................................................ 2
B. Prinsip-Prinsip Penilaian ................................................................................................. 2
C. Penilaian Autentik ........................................................................................................... 3
D. Instrumen Penilaian ......................................................................................................... 5
E. Tes Hasil Belajar ............................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran tentu adanya suatu penilaian. Penilaian bertujuan


untuk meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, dan hasil belajar. Hasil belajar siswa
diketahui meningkat atau rendah setelah dilakukannya penilaian. Proses penilaian bukan
hanya sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk
menciptakan keputusan.
Penilaian merupakan bab penting dan tidak dapat terpisahkan dalam pendidikan
saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan sanggup dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh
siswa. Tentu saja untuk itu diharapkan sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem
penilaian yang baik akan membuat citra kualitas pembelajaran yang baik pula sehingga
pada gilirannya akan membantu guru merencanakan taktik pembelajaran. Bagi siswa
sendiri, penilaian yang baik akan menumbuhkan motivasi untuk selalu meningkatkan
kualitas kemampuannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah yaitu:
1. Apa pengertian penilaian?
2. Apa saja prinsip-prinsip penilaian?
3. Apa itu penilaian autentik?
4. Bagaimana instrument penilaian
5. Bagaimana tes hasil belajar?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penilaian.
3. Untuk mengetahui penjelasan penilaian autentik.
4. Untuk mengetahui instrumen penilaian.
5. Untuk mengetahui bagaimana tes hasil belajar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai
informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan menyeluruh tentang proses hasil dari
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik melalui
pembelajaran dan menginterpretasi informasi tersebut dan menghasilkan keputusan.
Penilaian juga berhubungan dengan pengukuran dan evaluasi.1
Penilaian adalah proses pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan dengan sengaja di dalam ruangan kelas untuk mengetahui hasil dari kemajuan
pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui dan memperoleh informasi dan
data dari perkembangan terhadap hasil proses belajar mengajar sehingga pendidik dapat
mengatur strategi dan metode yang cocok untuk diterapkan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas. Penilaian mampu membaca karakteristik anak didik dan perkembangan
peserta didiknya baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
Penilaian atau assesmen bisa dimaknakan sebagai proses memperoleh data ke
dalam bentuk apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai dasar acuan mengambil
keputusan terhadap proses pembelajaran siswa. Proses tersebut berhubungan dengan
situasi sekolah, kurikulum, model pembelajaran dan kebijakan sekolah.

B. Prinsip-Prinsip Penilaian
Kata prinsip berasal dari bahasa latin yang berarti dasar (pendirian, tindakan,
ataau sesuatu yang dipegang sebagai panutan utama).2 Secara istilah prinsip merupakan
landasan atau dasar pola berpikir dan bertindak. Prinsip penilaian membutuhkan proses
yang tersusun secara sistematis mulai dari pengumpulan data, menginterpretasi dan
membuat keputusan dalam menyimpulkan penilaian. Beberapa prinsip-prinsip penilaian
yaitu :
1. Proses penilaian harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran,
bukan bagian yang terpisahkan dari pembelajaran.
2. Penilaian harus menggunakan berbagai metode, dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pembelajaran.

1
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pmbelajaran (Cet 4: Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama, 2016) h.
176
2
Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1987) h.173
2
3. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari pembelajaran
(kognitif, afektif, dan psikomotorik).
Prinsip-prinsip penilaian menurut Purwanto, adalah sebagai berikut :
1. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif.
2. Penilaian hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar.
3. Penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan pendidik.
4. Penilaian hendaknya bersifat komparabel.

C. Penilaian Autentik
1. Pengertian
Pengertian dari penilaian autentik adalah penilaian yang terintegrasi dengan
pembelajaran dan merupakan evaluasi dari hasil kegiatan belajar siswa pada disiplin
ilmu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan
menggunakan berbagai teknik yang tepat agar bisa membuktikan bahwa siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran. Inilah mengapa penilaian autentik cenderung tidak
hanya mengukur apa yang diketahui siswa namun lebih menekankan pada apa yang bisa
dilakukan siswa dalam kehidupan nyata. Contohnya adalah ketika siswa mengetahui
teori cara bermain sepakbola, berikutnya siswa harus bisa melakukan bermain sepakbola
secara langsung di lapangan.

Dan Wiginis berpendapat bahwa penilaian autentik merupakan usaha


memberikan tugas sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan
pembelajaran kepada siswa. Ini meliputi, menyimak, meneliti, analisis, merevisi,
menulis dan menjelaskan setiap permasalahan kehidupan sehari-hari secara lisan,
bekerjasama dengan grup dll.

Sementara American Library Association, Penilaian autentik merupakan


kegiatan evaluasi. Ini untuk menilai kemampuan, sikap, kinerja, motivasi dan prestasi
siswa pada kegiatan yang sesuai dalam pembelajaran.

3
2. Karakteristik Penilaian Autentik

Dalam penerapan penilaian autentik ada syarat yang harus dipenuhi yakni dalam
proses belajar siswa juga menggunakan model belajar autentik. Karakteristik
pembelajaran autentik adalah tugas dan pemecahan masalah yang diberikan kepada
siswa harus sesuai dan berkaitan dengan kehidupan nyata siswa (di luar sekolah).

Teknik yang dipakai pada penilaian autentik ada tiga yakni:

 Pengujian siswa secara langsung tentang nilai pengetahuan, keterampilan, afektif yang
dihasilkan dalam pendidikan jangka panjang. Keberhasilan saat setelah selesai dalam
menempuh pendidikan misalnya.
 Asesmen terhadap tugas-tugas yang diberikan harus luas dan mendalam.
 Respon siswa terhadap hasil dari afektif, kognitif dan psikomotorik merupakan hasil
dari analisa aktivitas dalam pembelajaran.

Karakter dari pembelajaran autentik adalah menghimpun segala data dengan


pendekatan saintifik, mencoba membaca berbagai kejadian dan gejala yang berkaitan
satu dengan yang lainnya secara luas mendalam, serta bisa mengkoneksikan apapun
yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Penilaian autentik mengharuskan
siswa untuk membangun, menggabungkan, menganalisis, menjelaskan dan mengukur
berbagai data untuk dikembangkan menjadi wawasan baru. Peran guru pada
pembelajaran autentik adalah guru harus mempunyai ciri khas yang orisinal sehingga
fungsi guru tidak hanya menjelaskan namun juga menilai siswa.

3. Contoh Penilaian Autentik

Pelajaran Contoh

Kembangkan rencana bisnis / pemasaran / penjualan untuk perusahaan imajiner


Bisnis
(atau nyata) di bidang minat siswa.

Ilmu Memecahkan masalah kode yang bermasalah; Kembangkan situs web / aplikasi
Komputer untuk memecahkan masalah tertentu dan / atau memenuhi serangkaian kriteria

Psikologi Memeriksa / mengkritik studi kasus dari berbagai posisi teoritis

4
Biologi / Gambarlah diagram tentang bagaimana suatu proses bekerja, yang menunjukkan apa
Kimia yang terjadi jika X terjadi

Terlibat dalam permainan peran dari peristiwa tertentu dalam sejarah; Jelaskan apa
Sejarah
yang mungkin terjadi jika salah satu elemen dari peristiwa sejarah telah berubah.

4. Jenis-Jenis Penilaian Autentik

Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes Tertulis &


Pengetahuan (Kognitif) Jawaban singkat dan uraian & Daftar pertanyaan
Tes Lisan

Keterampilan (Psikomotor) Tes Kinerja Kinerja terbtas & Kinerja bebas

Sikap (Afektif) Non-tes Observasi, Jurnal (buku catatan)

D. Instrumen Penilaian
1. Instrumen Tes
Berdasarkan tujuannya, instrumen tes dibedakan menjadi 6, yaitu:
a. Tes kepribadian (personality test), ialah tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang.
b. Tes bakat (aptitude test), tes yang digunakan untuk mengukur dan
mengetahui bakat seseorang.
c. Tes intelegensi (intelligence test), tes yang digunakan untuk
memperkirakan intelektual seseorang.
d. Tes sikap (attitude test), tes yang digunakan untuk mengukur sikap
seseorang.
e. Tes minat (measure of interest). Tes yang digunakan untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu.
f. Tes prestasi (achivment test), tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

5
Berdasakan cara dan bentuk responnya, Anas Sudjono (2011) membedakan
tes menjadi dua yaitu :
a. Tes Verbal, jenis tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang
dalam kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tulisan.
b. Tes Non-verbal, jenis tes yang menghendaki jawaban bukan berupa kata-
kata atau kalimat, tetapi berupa tindakan dan tingkah laku, sehingga bisa
dikatakan bahwa tespon yang diharapkan berupa tindakan dan perilaku.
2. Instrumen Non-Tes
Instrumen non-tes dapat diartikan sebagai instrument yang digunakan
untuk mengukur terjadinya perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan aspek
psikomotorik dan afektif, terutama berkaitan dengan hal-hal yang dikerjakan
siswa. Sedangkan penilaian non-tes dapat berupa :
a. Daftar Cek (Check list), ialah jenis instrument penilaian yang
menggunakan dua kriteria Ya-Tidak sebagai acuannya.
b. Skala Rentang (Rating Scale), ialah jenis instrument yang
memungkinkan memberikan nilai tengah terhadap penguasaan
kompetensi tertentu, sebab pemberian nilai tengah secara kontinu,
dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

E. Tes Hasil Belajar


1. Pengertian Tes
Kata tes berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan
logam-logam mulia, yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan alat berupa
piring maka akan diperoleh jenis-jenis logam mulia yang bernilai tinggi. Dalam
perkembangannya dan seiring kemajuan zaman tes berarti ujian atau percobaan. Ada
beberapa istilah yang memerlukan penjelasan berhubungan dengan uraian diatas, yaitu
tes, testing, tester, dan testee, yang masing-masing mempunyai pengertian berbeda-beda
namun erat kaitannya dengan tes.3
a. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan
penilaian.
b. Testing berarti saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saat
pengambilan tes.

3
Subino, 1987. Konstruksi dan Analisi Tes Suatu Pengantar Kepada Teori Tes dan Pengukuran. (Jakarta;
Depdikbud) h.79
6
c. Tester artinya orang yang melaksanakan tes.
d. Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes.
Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian tes. Menurut Anne
Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan
tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat
digunakan secara meluas, serta dapat digunakan sebagai cara untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Psychological Testing, tes
merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua
orang atau lebih. Sedangkan menurut Goddenough, tes adalah suatu tugas atau
serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau kelompok, yang dimaksud untuk
membandingkan kecakapan satu dengan lainnya.
Dari pengertian para ahli tersebut dalam dunia pendidikan dapat disimpulkan
bahwa pengertian tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam
rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang memberikan tugas dan
serangkaian tugas yang diberikan oleh guru sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi peserta didik.4

2. Jenis dan Bentuk Tes Hasil Belajar


Tes merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa. Dalam hal ini,
tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan bentuk
pelaksanaanya, yaitu : (a) tes lisan, (b) tes tulisan, dan (c) tes tindakan atau perbuatan.
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pencil
sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada
kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer.
Sedangkan, Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara
guru dan murid. Sedangkan, Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang
dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan
perbuatan peserta didik.

4
Ibid, hal 82.
7
Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya tes dibagi menjadi 2 bagian yakni :
a. Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa
sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam
menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. Berdasarkan
tingkat kebebasan jawaban yang dimungkinkan dalam tes bentuk uraian, butir-butir soal
dalam ini dapat dibedakan atas butir-butir soal yang menuntut jawaban bebas. Butir-
butir soal dengan jawaban terikat cenderung akan membatasi, baik isi maupun bentuk
jawaban; sedangkan butir soal dengan jawaban bebas cenderung tidak membatasi, baik
isi maupun jawaban.5

b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ; Tes
Betul-Salah (TrueFalse), Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice), Tes Menjodohkan
(Matching), dan Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis).

3. Ciri-Ciri Tes yang Baik


Menurut arikonto (1992), Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat
pengukur harus memilki persyaratan tes, yaitu memiliki:
a. Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang
hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat
melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada
permasalahannya.

b. Reliabilitas
Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan
dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah
tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Jika

5
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1992, Hal. 47
8
dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas adalah
ketetapan.

c. Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak
ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadi pada sistem
scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan
ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam
hasil tes.

d. Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang mudah
dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang
jelas.

e. Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang
lama.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian adalah proses pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan
dengan sengaja di dalam ruangan kelas untuk mengetahui hasil dari kemajuan
pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui dan memperoleh informasi dan data
dari perkembangan terhadap hasil proses belajar mengajar sehingga pendidik dapat
mengatur strategi dan metode yang cocok untuk diterapkan baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Penilaian mampu membaca karakteristik anak didik dan perkembangan peserta
didiknya baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
Secara istilah prinsip merupakan landasan atau dasar pola berpikir dan bertindak.
Prinsip penilaian membutuhkan proses yang tersusun secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, menginterpretasi dan membuat keputusan dalam menyimpulkan
penilaian. Pengertian dari penilaian autentik adalah penilaian yang terintegrasi dengan
pembelajaran dan merupakan evaluasi dari hasil kegiatan belajar siswa pada disiplin ilmu
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).
Tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang memberikan tugas dan serangkaian
tugas yang diberikan oleh guru sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi peserta didik.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
isi maupun penyajian. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan
untuk perbaikan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1992

Subino, Konstruksi Dan Analisi Tes Suatu Pengantar Kepada Teori Tes Dan Pengukuran.
Jakarta : Depdikbud, 1987.

Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1987).

Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pmbelajaran (Cet 4: Jakarta: PT. Kharisma Putra

Utama, 2016)

11

Anda mungkin juga menyukai