Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KAPITA SELEKTA

“Mengenal Karakter Siswa di Sekolah Dasar”

Dosen : Vastha Vusvitha, M.Pd

DISUSUN OLEH :
1. Andira Tri Marlisa NIM 211777
2. M. Sultan Algi Fahri NIM 211939

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini dapat selesai tepat waktu. Shalawat beserta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Salallahu’alaihiwasalam.

Penulis juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada Ibu Vastha Vusvitha, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Kapita Selekta, yang telah memberikan tugas ini kepada penulis sehingga
ilmu yang penulis dapatkan semakin bertambah dan terimakasih pula untuk Ibu atas
bimbingannya.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca terutama penulis pribadi.
Namun, terlepas dari itu penulis memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan di dalamnya. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas segala kekurangan yang ada penulis mohon
maaf sebesar-besarnya. Sekian dan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tanjungpinang, 11 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2

A. Perilaku Intelektual Pada Siswa di Sekolah Dasar ................................................................ 2

B. Konflik Siswa dan Peran Guru dalam Mengatasi Konflik Siswa......................................... 4

C. Faktor yang Mempengaruhi PBM .......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 8

B. Saran .......................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para
guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar
(SD). Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik
siswanya. Di samping memperhatikan karakteristik anak, seorang guru juga
mengetahui perilaku intelektual pada peserta didik dan konflik pada proses PBM.
Intelektual atau sering banyak digunakan dengan sebutan kecerdasan.
Perkembangan intelek sering juga dikenal di dunia psikologi maupun pendidikan
dengan istilah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif manusia merupakan
proses psikologis yang didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan
mengunakan pengetahuan serta kegiatan mental seperti berfikir, menimbang,
mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan
persolan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan. Dan dalam kegiatan
pembelajaran, tidak jarang terjadi konflik di kelas. Konflik tersebut lebih banyak
muncul antar siswa. Mulai dari hal sepele, hingga permasalahan yang serius. Ketika
terjadi perselisihan di antara peserta didik, maka sudah semestinya guru turut andil
menyelesaikannya. Jika tidak segera diatasi, proses belajar mengajar akan terganggu
dan dapat berefek jangka panjang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku intelektual pada siswa di Sekolah Dasar?
2. Apa saja konflik siswa Sekolah Dasar pada proses komunikasi PBM?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi PBM?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perilaku intelektual pada siswa di Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui konflik siswa Sekolah Dasar pada proses komunikasi PBM.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi PBM.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perilaku Intelektual Pada Siswa di Sekolah Dasar


Intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berfikir
abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif. Intelektual merupakan
kemampuan yang dibawa individu sejak lahir. Intelektual akan berkembang bila
lingkungan memungkinkan dan kesempatan tersedia. Pada usia sekolah dasar anak
sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar
yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif. Beberapa
perkembangan menurut Piaget :
1. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret
(concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berikir secara logis mengenai
segala sesuatu.

2. Berpikir Operasional
Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktivitas mental
sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap operasional konkret anak-anak
sudah mulai bekerja dengan angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan
ruang serta dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi.

3. Konservasi
Konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua
bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama
tidak ditambah atau dikurangi. Anak pada usia sekolah dasar sudah mampu
melakukan konservasi karena sudah memahami konsep bolak-balik (reversibility),
yaitu konsep bahwa ia dapat mengembalikan benda kebentuknya yang semula tanpa
ditambah atau dikurangi.

2
4. Seriasi (Runtunan)
Seriasi juga adalah satu ciri perkembangan kognitif anak usia sekolah, yaitu
memahami suatu seri posisi, seriasi ini juga berlaku untuk berbagai dimensi, yaitu
dimensi tinggi, panjang atau ukuran. Artinya anak usia SD mampu menyusun benda
mulai dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar
diberikannya berbagai kecakapan yng dapat mengembangkan pola piker atau daya
nalarnya. Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta,kreatifitas anak maka anak
perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya berpendapat atau menilai tentang berbagai
hal tentang pelajaran atau peristiwa yang terjadi di lingkungan.

Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah dalam mengembangkan kreatifitas


anak adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti lomba mengarang,
menggambar dan menyanyi.1 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
intelektual pada siswa di Sekolah Dasar :
a. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam
perjalanannya ke otak (kesadaran).
b. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami
sesuatu.
c. Kesempatan belajar yang diperoleh anak.
d. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak
mendapat pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari buku.
e. Jenis kelamin, karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan telah
dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.
f. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu
kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.2

1 Elizabeth B Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. hal. 127.


2 http://makalahplus.blogspot.co.id/2013/12/perkembangan-intelektual-dan-emosional-anak-usia-sekolah-
dasar.html. Diakses pada tanggal 11 November 2022. Pukul 20.16 wib

3
B. Konflik Siswa dan Peran Guru dalam Mengatasi Konflik Siswa
Memilih profesi guru tidak hanya bertugas mencerdaskan generasi bangsa
secara intelektual, akan tetapi guru juga bertanggung jawab mendidik moral dan
karakter siswanya. Tidak heran jika para tenaga pengajar dituntut untuk memiliki
kualitas yang bagus dalam banyak aspek. Apalagi ketika siswa sedang berada di
sekolah, guru menjadi orangtua kedua mereka.
Dalam kegiatan pembelajaran, tidak jarang terjadi konflik di kelas. Konflik
tersebut lebih banyak muncul antar siswa. Mulai dari hal sepele, hingga permasalahan
yang serius. Ketika terjadi perselisihan di antara peserta didik, maka sudah semestinya
guru turut andil menyelesaikannya. Jika tidak segera diatasi, proses belajar mengajar
akan terganggu dan dapat berefek jangka panjang.
1. Konflik Antar Siswa
Konflik yang masih banyak terjadi di kalangan siswa menurut Robby Chandra
adalah sebagai berikut:
a. Ketegangan yang diekspresikan berlebihan oleh siswa
b. Adanya pemenuhan kebutuhan yang dirasa berbeda atau yang sesungguhnya
bertentangan
c. Pemenuhan kebutuhan yang kurang tepat sasaran, bahkan dilampiaskan pada
kekerasan
d. Sikap menghalangi orang lain dalam mencapai tujuannya
Bentuk-bentuk konflik di atas seringkali yang terjadi di antara siswa. Ada yang
sifatnya ringan, ada pula yang sifatnya berat dan berdampak jangka panjang.
Apabila terjadi konflik-konflik tersebut di dalam kelas, guru memang harus sigap
dan punya inisiatif tinggi.

2. Peran Guru dalam Mengatasi Konflik Antar Siswa


Berikut ini peran guru yang dapat dijalankan dalam mengatasi konflik antar
siswa tanpa menimbulkan permasalahan baru di sekolah :
a. Guru sebagai mediator
b. Melakukan pendekatan assertive
c. Mendampingi siswa tanpa penghakiman
d. Memberikan edukasi problem solving
e. Mengkomunikasikan masalah siswa kepada wali siswa

4
Peran guru dalam mengatasi konflik pasti akan dipenuhi dengan dinamika.
Dibutuhkan keteguhan hati dan mental yang sehat agar dapat menjalankan perannya
dengan baik. Selain itu, guru juga bisa mengambil hikmah dari setiap masalah yang
timbul di dalam kelas. Karena sejatinya menjadi guru itu bukan untuk menggurui,
akan tetapi untuk terus belajar dan terinspirasi dari siswa-siswinya.

C. Faktor yang Mempengaruhi PBM


Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar.
Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas,
tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam
hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman
sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar sebagai berikut :
1. Faktor Internal Siswa
a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tenaga otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, diantaranya adalah
sebagai berikut :
 Inteligensi Siswa
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai “kemampuan psikofisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat”. Jadi inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas
otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.

5
 Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi aktif berupa kecenderungan
untuk mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan cara yang relatif
terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif.

 Bakat Siswa
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

 Minat Siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

 Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia
ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

2. Faktor Eksternal Siswa


Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua
macam, yaitu:
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan sosial
yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri.

b. Lingkungan non Sosial


Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah, dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

6
3. Usaha-Usaha untuk Meningkatkan Nilai Ujian Sekolah
Guru kreatif, profesional dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep
cara atau usaha untuk mendongkrak kualitas pembelajaran dalam rangka
meningkatkan nilai ujian peserta didik. Adapun beberapa cara dalam meningkatkan
kreativitas peserta didik dalam pembelajaran adalah :3
a. Mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang
b. Membangkitkan nafsu belajar
c. Memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar
d. Melibatkan masyarakat dalam pembelajaran

3 Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. (Bandung : Rosda Karya, 2005). hal. 161.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berfikir
abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif. Beberapa perkembangan
menurut Piaget :
1. Perkembangan Kognitif
2. Berpikir Operasional
3. Konservasi
4. Seriasi (Runtunan)
Memilih profesi guru tidak hanya bertugas mencerdaskan generasi bangsa
secara intelektual, akan tetapi guru juga bertanggung jawab mendidik moral dan
karakter siswanya. Dalam kegiatan pembelajaran, tidak jarang terjadi konflik di kelas.
Konflik tersebut lebih banyak muncul antar siswa. Jika tidak segera diatasi, proses
belajar mengajar akan terganggu dan dapat berefek jangka panjang. Bentuk-bentuk
konflik antar siswa memang sangat beragam. Ada yang sifatnya ringan, ada pula yang
sifatnya berat dan berdampak jangka panjang. Apabila terjadi konflik-konflik tersebut
di dalam kelas, guru memang harus sigap dan punya inisiatif tinggi. Peran guru dalam
mengatasi konflik pasti akan dipenuhi dengan dinamika. Dibutuhkan keteguhan hati
dan mental yang sehat agar dapat menjalankan perannya dengan baik.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar sebagai berikut :
1. Faktor Internal Siswa
2. Faktor Eksternal Siswa
3. Usaha-Usaha untuk Meningkatkan Nilai Ujian Sekolah

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi isi maupun penyajian. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diperlukan untuk perbaikan makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

http://makalahplus.blogspot.co.id/2013/12/perkembangan-intelektual-dan-emosional-anak-
usia-sekolah-dasar.html. Diakses pada tanggal 11 November 2022. Pukul 20.16 wib

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.

Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai