Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala karunia akan
nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun e-book ini dengan sebaik-
baiknya. Disini, penulis akan memberikan sebuah bentuk karya tulis yang
berupa e-book dengan judul “Belajar Yang Bermakna Bagi Anak Usia Dini”.
E-book ini penulis buat dalam rangka memberikan dan membagikan
pengetahuan yang penulis miliki tentang bagaimana memberikan makna
disetiap proses pembelajaran anak usia dini. Di e-book ini penulis
memaparkan konsep pembelajaran yang bermakna bagi usia dini mulai dari
memberikan pengetahuna tentang pengertian belajar, cara anak usia dini
belajar, pentingnya pembelajaran untuk anak usia dini, dan bagaimana
pembelajaran yang bermakna bagi anak usia dini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa didalam penulisan ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat
mengambil manfaat dan pelajaran dari e-book ini.

Semarang, 8 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

Apa Itu Belajar?? ................................................................................................ 1

Lalu Bagaimana Seseorang Bisa Dikatakan Sudah Belajar?? ............................. 2

Pentingnya Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini ............................................... 4

Lalu Bagaimana Cara Anak Usia Dini Belajar?? .................................................. 6

Merdeka Belajar, Merdeka Bermain .................................................................. 8

Pembelajaran Yang Bermakna Bagi Anak Usia Dini ......................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

ii
Apa Itu Belajar???

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan,


sikap, dan keterampilan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman.. Pembelajaran pada
hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan lingkungannnya
baik antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, maupun anak
dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi
anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa
aman bagi anak.

1
Lalu Bagaimana Seseorang Bisa Dikatakan Sudah Belajar ??

yang tadinya tidak tahu, menjadi tahu.


dari yang sebelumnya tidak bisa, menjadi bisa.

Untuk mengetahui bagaimana seseorang bisa dikatakan sudah belajar, maka


disini akan dipaparkan beberapa ciri-ciri belajar yakni sebagai berikut:
1. Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi pada aspek
kepribadian seseorang mempunyai dampak pada perubahan selanjutnya.
Karena belajar anak dapat membaca, karena belajar pengetahuan
bertambah, karena pengetahuannya bertambah akan mempengaruhi sikap
dan perilakunya.
2. Belajar adalah perbuatan yang terjadi karna adanya prioritas walaupun
sebelumnya itu tidak disadari sebagai sebuah pelajaran. Pada
kenyataannya seseorang tidak begitu menyadarinya namun bisa
menyadarinya sebagai sebuah pelajaran setelah peristiwa itu berlangsung.
Dia menjadi sadar akan apa yang dialami setelah merasakan dampaknya.
Kalau orang sudah dua kali kehilangan tongkat, maka itu berarti dia tidak
belajar dari pengalaman terdahulu.

2
3. Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Belajar hanya
terjadi apabila dialami sendiri oleh yang bersangkutan, dan tidak dapat
digantikan oleh orang lain. Cara memahami dan menerapkan bersifat
individualistik, yang pada gilirannya juga akan menimbulkan hasil yang
bersifat pribadi.
4. Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Yang
berubah bukan bagian-bagian dari diri seseorang, namun yang berubah
adalah kepribadiannya. Kepandaian menulis bukan dilokalosasi tempat
saja. Terapi menyangkut aspek kepribadian lainnya, dan pengaruhnya akan
terdapat pada perubahan perilaku yang bersangkutan.
5. Belajar adalah prsoses interaksi. Belajar bukanlah proses penyerapan yang
berlangsung tanpa usaha yang aktif dari yang bersangkutan. Apa yang
diajarkan guru belum tentu menyebabkan terjadinya perubahan, apabila
yang belajar tidak melibatkan diri dalam situasi tersebut. Perubahan akan
terjadi kalau yang bersangkutan memberikan reaksi terhadap situasi yang
dihadapi.
6. Perubahan berlangsung dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks.
Seorang anak baru akan dapat menghitung, membagi, dan membagi jika
dia mengerti makna konteks dari masing-masing bilangan yang ada.

3
Pentingnya Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini

Usia dini adalah masa dimana anak mengalami masa keemasan atau golden
ages. Banyak penelitian menunjukkan betapa masa usia dini, yaitu masa lima
tahun ke bawah, merupakan golden ages (masa keemasan) bagi bagi
perkembangan kecerdasan anak.

Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas
kecerdasan anak telah mencapai 50%. Seperti diungkapkan Direktur
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Depdiknas, kapasitas kecerdasan itu
mencapai 80% di usia 8 tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberikan
perangsangan pada anak dini usia, sebelum masuk sekolah.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak usia dini berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini proses
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang menjalani
masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.

4
Usia dini lahir sampai enam tahun merupakan usia yang sangat menentukan
dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu sebagai
usia penting bagi pengembangan inteligensi permanen dirinya, mereka juga
mampu meyerap informasi yang sangat tinggi.

5
Lalu Bagaimana Cara Anak Usia Dini Belajar??

1. Anak adalah pembelajar yang aktif. Anak-anak akan terbiasa belajar dan
mempelajari berbagai aspek pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan melalui berbagai aktivitas mengamati, mencari,
menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan, dan mengemukakan
sendIri berbagai hal yang ditemukan pada lingkungan sekitar.
2. Anak belajar melalui sensori dan panca indera. Pada kenyataannya
anak-anak usia dini itu menggunakan panca indra mereka sebagai pintu
gerbang masuknya berbagai pengetahuan ke dalam otak, dan dalam
prosesnya ini anak mengeksploitasikan semua inderanya baik
penciuman, perasa, peraba, penglihatan, dan pendengaran.
3. Anak membangun pengetahuan sendiri. Dalam konsep ini anak
dibiarkan belajar melalui pengalaman-pengalaman dan pengetahuan

6
yang dialaminya sejak anak lahir dan pengetahuan yang telah anak
dapatkan selama hidup.
4. Anak berpikir melalui benda konkret. Dalam konsep ini anak harus
diberikan pembelajaran dengan benda-benda yang nyata agar anak
tidak menerawang suatu hal atau bingung. Anak dirangsang untuk
berpikir dengan metode pembelajaran yang menggunakan benda
nyata. Anak lebih mengingat suatu benda-benda yang dapat dilihat dan
dipegang yang nantinya hal ini akan membekas dan dapat diterima oleh
otak dalam sensasi dan memori.

7
Merdeka Belajar, Merdeka Bermain

Bagaimanakah anak usia dini belajar? Anak usia dini belajar melalui bermain,
anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus
menikmatinya dimanapun mereka memiliki kesempatan. Kegiatan bermain
dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa anak
hidup seta lingkungan tempat dimana anak hidup.
Pembelajaran anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar
atau belajar sambil bermain. Dengan bermain anak-anak menggunakan otot
tubuhnya, menstimulasi indra-indra tuuhnya, mengeksplorasi dunia
sekitarnya, menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain
anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan
belajar kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa
yang menjadi kebutuhannya.
Maksud dari merdeka belajar adalah merdeka bermain ini mengacu pada
kurikulum baru yang sedang diterapkan diIndonesia. Untuk di sektor
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sendiri pengaplikasian merdeka belajar

8
adalah dengan membuat anak-anak untuk merdeka bermain. Yang dimaksud
merdeka bermain disini bukan semata-mata membebaskan anak bermain
tanpa adanya acuan, tapi bermain yang dimaksud adalah permainan yang
bermakna, mengambil setiap pembelajaran yang ada disetiap kegiatan
permainan yang dilakukan.

9
Pembelajaran Yang Bermakna Bagi Anak Usia Dini

apa yang dimaksud dengan


pembelajaran yang bermakna ??

Pembelajaran yang bermakna disini memiliki maksud bahwa


disetiap proses pembelajaran yang dilakukan, anak-anak harus
dapat mengambil pelajaran secara implisit maupun ekplisit
tentang apa saja yang berguna bagi kehidupan mereka.

Lalu bagaimana cara membuat


pembelajaran yangbermakna ??

belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa


yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera
daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan materi
pembelajaran. Ada beberapa pendekatan yan bisa dilakukan
untuk membuat pembelajaran lebih bermakna yakni dengan
menerima peserta didik apa adanya, kenali dan bina peserta
didik melalui penemuannya terhadap diri sendiri, tekankan
pentingnya pendekatan diri sendiri dan biarkan peserta didik
mengambil tanggung jawab sendiri untuk memenuhi tujuan
belajarnya (merdeka belajar).

10
hmmm, lalu apa saja manfaat dari melakukan
pembelajaran yang bermakna bagi anak-anak ?

pertama, informasi yang dipelajari secara bermakna lebih


lama dapat diingat. kedua, informasi-informasi baru yang
dibangun siswa akan memudahkan proses belajar berikutnya
untuk materi belajar berkelanjutan. Dan yang terakhir
informasi yang dilupakan sesudah terbangun struktur
pengetahuan baru akan mempermudah proses belajar hal-hal
yang mirip walaupun telah terlupakan

oh iya, apakah merdeka bermain merupakan salah


satu bentuk dari pembelajaran yang
bermakna pada anak usia dini?

Bisa dikatakan seperti itu, hal ini dikarenakan konsep merdeka


bermain adalah membebaskan anak-anak untuk mengesplorasi
dunia mereka melalui permainan, dan pastinya disetiap
permainan yang dilakukan, ada makna yang didapat. merdeka
bermain tidak semata-mata membebaskan anak untuk bermain
tanpa batasan ataupun arahan, tapi disini guru akan menjadi
fasilitator dan pendamping untuk mengarahkan siswa selama
bermain sambil belajar.

11
Mungkin bisa dipaparkan contoh dari bentuk
penerapan pembelajaran yang bermakna pada
anak usia dini dalam konteks merdeka bermain

Misalnya “di sebuah paud yang asri, seorang guru sedang


melakukan proses pembelajaran menggunakan media loosepart.
Anak-anak dipersilkan membuat apa saja berdasarkan imajinasi
mereka berdasarkan barang-barang yang ada disekitarnya.”
Disinilah konsep merdeka bermain diterapkan, anak anak
dipersilakan untuk sebebas-bebasnya berkreasi menggunakan
barang-barang yang ada disekitarnya. Lalu makna yang didapat
dari metode ini adalah anak-anak bisa leluasa berimajinasi sesuai
dengan kreatifitas masing-masing.

12
DAFTAR PUSTAKA

Freddy Widya, Ariesta. (23 November 2018). Pentingnya Pembelajaran bermakna (meaningfull
Learning). Di akses pada 9 Agustus 2022 dari https://pgsd.binus.ac.id
/2018/11/23/pentingnya-pembelajaran-bermakna-meaningfull-learning/
Imran, Syaiful. (22 Agustus 2016). Ciri-ciri Belajar. Di akses pada 9 Agustus 2022 dari https://ilmu-
pendidikan.net/pembelajaran/ciri-ciri-belajar/
Kemendikbud. (2020). Modul Diklat Dasar 2020: Konsep Dasar Paud. Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Paud Jateng. (6 April 2015). Cara Belajar Anak Usia Dini (Usia 0-6 Tahun). Di akses pada tanggal 8
Agustus 2022 dari https://www.paud.id/cara-belajar-anak-usia-dini-usia-0-6-tahun

13

Anda mungkin juga menyukai