Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

“Meningkatkan Perkembangan Pembelajaran Berpusat pada Anak”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS
Dosen Pengampu Ibu Nurti Wijayati, S.Pd. , M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Nanik Musni’ah


NIM : 20. 12. 00100

FAKULTAS TARBIYAH
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH (IPMAFA)
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kemudian tak lupa pula kami mengucapkan sholawat dan salam kepada beliau
Nabi Besar Muhammad SAW. Karena beliau telah berhasil membawa umatnya
dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Dalam penulisan makalah ini tak luput pula kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah
ini.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah yang berjudul Meningkatkan
Perkembangan Pembelajaran Pada Anak melalui bermain ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1...................................................................................................Latar Belakang
.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Rumusan Masalah................................................................................. 2
B. Tujuan Masalah.................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada hakikatnya perkembangan pembelajaran yang membahas tentang
konsep belajar dan prinsip-prinsip belajar anak pada dasarnya memiliki
potensi untuk belajar. Hakikatnya anak belajar melalui bermain melalui
bermain anak dapat memperoleh hal-hal baru dan melatih keterampilan yang
sudah ada. Bahwa salah satu prinsip belajar anak adalah anak pembelajar aktif
dan anak melakukan aktivitas multidimensional.
Anak pada dasarnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang, agar
potensi ini dapat berkembang secara optimal, maka guru perlu menguasai
berbagai strategi dan pendekatan yang menganggap anak bukan obyek
melainkan sebagai subyek belajar.
Pembelajaran yang di rasa cocok untuk mengembangkan potensi anak
secara optimal adalah pembelajaran yang berpusat pada anak.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Rumusan Masalah
i. Rasional Pembelajaran Berpusat Pada Anak.
A. Pendekatan Yang Melandasi Pembelajaran Yang Berpusat Pada
Anak
1. Pendekatan Perkembangan
Dalam modul sebelumnya anda telah mempelajari tentang
pendekatan perkembangan. Pendeketan perkembangan mendasari
pembelajaran yang berpusat pada anak. Pendekatan didasarkan pada
teori Jean Piaget, Eric Ericson dan Vigotsky yang memandang anak
sebagai organisme biologis. Piaget membagi tahapan anak melalui
serangkaian tahapan. Tahapan pertama dimulai sejak lahir sampai usia
1 ½ tahun disebut tahap sensorimotor. Tahap kedua usia 1 ½ sampai
dengan 6 tahun disebut tahap pra-operasional konkret. Tahap ketiga
berlangsung pada usia 6-7 sampai dengan 10-11 tahun tahap operasi
konkret. Tahap ke empat antara rentang usia 10-11 dan seterusnya
berada pada tahap operasi formal.
2. Pendekatan Belajar Aktif
Belajar aktif bagi anak merupakan proses yang kompleks yang
melibatkan aktivitas mental dan fisik. Anak pada dasarnya memiliki
kemampuan dalam membangun dan mengkreasi pengetahuannya
sendiri. Proses belajar yang bermakna dapat terjadi jika anak berbuat
sesuatu dengan lingkungannya. Kesempatan anak untuk mencipta,
mengkreasi, dan memanipulasi objek dan ide merupakan hal yang
utama dalam proses belajar.
Pengalaman anak hakikatnya lebih banyak diperoleh melalui
bermain, melakukan percobaan dengan objek-objek nyata dan melalui
pengalaman-pengalaman konkret dibandingkan dengan cara di ajar
oleh guru. Dalam proses tersebut anak berperan aktif. Menurut anda

2
apa sebenarnya yang disebut dengan belajar aktif? Untuk mendukung
jawaban tersebut, cermati dengan seksama penjelasan berikut:
“Belajar aktif dapat diartikan sebagai belajar di mana anak berbuat
dengan objek-objek dan berinteraksi dengan orang, ide, serta
peristiwa-peristiwa untuk membangun pemahaman baru. Anak
membangun pengetahuannya untuk membantu memahami dunianya
atau lingkungannya. Cara yang dilakukan anak adalah melalui
eksplorasi, bertanya, menjawab pertanyaan tentang bahan-bahan
peristiwa, gagasan-gagasan tentang rasa ingin tahunya serta
memecahkan masalah” (Mary Hohmann,1995).
“Belajar aktif proses di mana anak usia dini mengeksplorasi
lingkungan melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan
tubuhnya, menyentuh, mencium, meraba, dan membuat sesuatu terjadi
dengan objek-objek yang ada di sekitar mereka” (Michele Graves,
1989).
Mencermati pendapat tersebut tentu anda dapat menyimpulkan
dengan Bahasa sendiri apa yang di maksud dengan belajar aktif
tersebut? Anak-anak yang belajar secara aktif akan menetapkan
tujuan, mengorganisasikan penemuan-penemuannya dengan cara yang
sangat unik. Mereka melakukan eksplorasi, membangun konsep yang
unik dengan lingkungannya, yang mungkin berbeda dengan sudut
pandang orang dewasa. Belajar aktif merupakan proses yang alamiah.
Contoh seorang anak membuat kendang dari balok, ia menjelaskan
pada guru. Ini kendang di dalamnya tidak ada binatang, yang ada kuda
dan sapi. Ia sudah tau tentang sapi dan kuda tetapi belum tahu dengan
konsep binatang. Setelah dijelaskan oleh guru, ia dengan mudah
menyerna konsep binatang dan dia memahami bahwa kuda dan sapi
adalah binatang. Dari ilustrasi tersebut anda tentunya dapat
memahami bahwa anak menemukan tentang konsep binatang karena
adanya interaksi antara anak dengan guru dan dengan bahan-bahan
yang dibuat oleh anak. Dalam belajar aktif anak memperoleh

3
pengalaman langsung dengan objek, benda atau orang. Kondisi seperti
ini sangat dibutuhkan untuk membangun kognitifnya. Melalui
prakarsanya sendiri anak aktif bergerak, mendengar, mencari,
merasakan. Kegiatan dilakukan melalui interaksi sosial dengan guru,
orang dewasa dan anak-anak lainnya.
Belajar aktif pada hakikatnya merupakan proses mental fisik yang
kompleks dan terefleksikan pada kegiatan. Dalam pembelajaran yang
berpusat pada anak, anak adalah pembelajar aktif atau subjek belajar.
Guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu memfasilitasi
belajar anak dan mengorganisir lingkungan yang memungkinkan anak
aktif belajar. Pembelajaran yang berpusat pada anak memperhatikan
belajar anak secara individual terutama Ketika anak memilih bahan-
bahan, objek-objek yang sesuai dengan minatnya. Tetapi
pembelajaran yang berpusat pada anak memperhatikan pula berlajar
kelompok baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Belajar
melalui kelompok kecil dapat memaksimalkan tingkat individualisasi
dan efektivitas guru. Pusat-pusat kegiatan memungkinkan anak belajar
secara individual dan atas Prakarsa mereka sendiri berdasarkan
keterampilan dan minat yang mereka miliki.
B. Karakteristik Pembelajaran Yang Berpusat Pada Anak.
1. Prakarsa Kegiatan Tumbuh dari Anak
Salah satu karakteristik pembelajaran yang berpusat pada anak
adalah Prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak
sendiri. Contoh di area berhitung seorang anak memilih puzzle yang
terdiri dari empat potongan, sementara anak lain memilih puzzle yang
25 potong. Di area seni seorang anak ingin mewarnai gambar dengan
cat hijau, ia sendiri memilih cat air warna hijau dan menggambar di
easel (papan untuk menggambar yang memakai kaki). Anak lain
menggunakan warna yang berbeda dan menggambar sambal duduk di
karpet.

4
2. Anak Memilih Bahan-bahan dan Memutuskan Apa yang akan
Dikerjakan
Salah satu ciri pembelajaran yang berpusat pada anak menyediakan
kesempatan pada anak untuk membuat pilihan. Anak-anak sering
menggunakan bahan-bahan tersebut tidak sesuai dengan fungsi dan
tujuannya, akan tetapi mereka memanipulasi bahan-bahan,
menemukan sesuai dengan minatnya. Contoh: Anak menggunakan
solatip berbeda-beda, ada yang untuk mengikat bunga, mengikat
tongkat, mengikat daun Bunga dan batang dan sebagainya.
3. Anak-anak Mengeskpresikan Bahan-bahan secara Aktif dengan
Seluruh Indranya
Pembelajaran yang berpusat pada anak, akan melibatkan seluruh
indra anak. Ketika anak belajar tentang suatu objek, melakukan
percobaan ia akan meliha, mendengarkan, merasa, dan lain-lain.
Ketika anak mengeksplorasi suatu objek, mereka akan menemukan
atribut-atribut dari objek tersebut. Contoh Ketika anak menemukan
buah srikaya, ia akan melihat, meraba, mencium, mencicipi rasanya
ternyata manis dan lembut. Anak akhirnya akan memahami yang
luarnya kasar belum tentu dalamnya juga kasar. Yang kulitnya hijau
belum tentu dalamnya tidak manis.
4. Anak Menemukan Sebab Akibat melalui Pengalaman Langsung
dengan Objek
Anak akan tertarik melakukan percobaan dengan objek-objek
Ketika mereka akrab dengan bojek-objek di sekitarnya. Contoh: anak
ada yang membuat rumah, mobil, perahu, jika objek tersebut
digabungkan. Misalnya balok, kulit jeruk, dan lain-lain.
5. Anak Mentransformasi dan Menggabungkan Bahan-bahan
Bermain pasir merupakan salah satu kegiatan dimana anak
memanipulasi, mentransformasi dan menggabungkan bahan-bahan.

5
Dengan pasir anak bisa membuat berbagai bentuk yang diinginkan
mencampur, menggabungkan dengan bahan-bahan lain.
6. Anak Menggunakan Otot Kasarnya
Dalam pembelajaran yang berpusat pada anak, anak aktif belajar
dengan menggunakan seluruh tubuhnya. Anak-anak akan sangat
antusias untuk menggunakan seluruh kekuatan fisiknya. Contoh:
mereka memanjat, memindahkan kursi, naik ke atas balok, melompat,
berguling, berlari, menggendong, teman dan sebagainya.
7. Anak Menceritakan Pengalamannya
Dalam pembelajaran yang berpusat pada anak, yang berkaitan
dengan Bahasa, anak harus didorong untuk menceritakan apa yang
mereka lihat atau apa yang mereka lakukan. Contoh: guru meminta
anak untuk menceritakan pengalamannya setelah mereka karya wisata
ke kebun, tetapi ada salah seorang anak yang menceritakan tentang
kakinya yang terinjak temannya ketika pergi ke kebun. Dalam
aktivitas menceritakan pengalamannya apapun yang diceritakan anak
tidak masalah, yang penting proses mereka mengungkapkan dengan
kata-kata sendiri.
ii. Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
A. Menyiapkan Lingkungan Belajar
sTahap awal yang perlu dilakukan adalah merencanakan dan
menyediakan bahan-bahan/ peralatan yang dapat mendukung
perkembangan dan belajar anak secara komprehensif yang meilputi
perkembangan fisik motoric, sosial, emosi, kognitif, kreativitas, dan
Bahasa. Bahan-bahan dan peralatan tersebut disediakan pada setiap
area kegiatan yang meliputi:
1. Area Pasir dan Air
Air dan pasir merupakan dua jenis benda yang disukai
anak. Melalui pasir dan air anak dapat bermain dengan dirinya,
dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, dengan teman atau

6
bermain dalam kelompok. Pasir dan air merupakan wahana yang
baik untuk belajar anak.

2. Area Balok
Pada area ini anak dapat menemukan sesuatu untuk
dikerjakan dengan balok. Dengan balok anak dapat berbuat
sesuatu, misalnya membuat nemara, mobil-mobilan, jembatan,
rumah-rumahan dan sebagainya. Mereka juga dapat mengangkat,
menumpuk, mengelompokkan, menggabungkan balok-balok
tersebut untuk bermain dan lain-lain.
3. Area Bermain Drama atau Area Rumah
Area rumah atau area bermain balok dapat mendukung
bermain secara individual maupun bekerja sama melalui kelompok.
Di area ini, anak dapat bermain menirukan kegiatan di rumah
seperti: memasak, berjualan, mencuci, menyetrika, dan lain-lain.
Di sini anak-anak mengeksplorasi, meniru, dan berpura-pura
melakukan kegiatan-kegiatan seperti di rumah. Misalnya bermain
sendiri atau dengan temannya berperan sebagai ibu, ayah, bibi, dan
lain-lain. Atau menirukan pekerjaan orang tuanya seperti guru,
pilot, sopir, dokter, dan sebagainya.
4. Area Seni
Area seni merupakan pusat kegiatan yang penuh dengan
suasana senang, riang, dan menimbulkan kepuasan bagi anak-anak.
“Tujuan utama area ini adalah menumbuhkembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu daya khayal dan inisiatif anak” (Pamela A.
Croughlin, 1997). Di area ini anak dapat mengeksplorasi bahan-
bahan, mencampur warna, menggunting, menggambar, san
sebagainya.
5. Area Manipulatif
Area ini merupakan tempat anak bermain dengan
permainan sederhana, puzzle, atau perangkat mainan manipultif

7
yang dapat digunakan dengan berbagai cara. Contohnya:
menggabungkan, memisahkan, mengambil Sebagian benda,
membuat pola.

6. Area Membaca dan Menulis


Area ini memberi kesempatan pada anak untuk mempersiapkan
membaca dan menulis. Bahan-bahan yang disediakan meliputi
buku-buku yang dibuat anak, majalah, buku-buku cerita, alat-alat
menulis, dan lain-lain yang memungkinkan anak dapat memilih
sendiri kegiatannya.
7. Area Pertukangan atau Kerja Kayu
Di area ini anak dapat menggunakan perkakas yang bisa digunakan
oleh orang dewasa. Mereka dapat memukul paku dengan palu pada
kayu, menggunakan peralatan kerja kayu sederhana, untuk
mengetahui bagaimana mereka bekerja serta memuaskan
kebutuhannya. Misalnya membuat mobil-mobilan, kapal-kapalan,
atau bentuk-bentuk lain sesuai dengan yang mereka inginkan.
8. Area Musik dan Gerak
Pada area ini anak dapat melakukan berbagai kegiatan bernyanyi,
memainkan alat music, menari, mendengar music, membuat
nyanyian, atau mengeksplorasi alat-alat music.
9. Area Komputer
Area komputer sebaiknya dilengkapi dengan program yang di
rancang khusus untuk anak-anak melalui komputer anak dpat
menggambar, menghitung, belajar membaca, membuat permainan,
membuat cerita sendiri, dan sebagainya.
10. Area bermain di Luar
Bermain di luar ruangan merupakan tempat yang menyenangkan
bagi anak. Di sini anak dapat bergerak dengan bebas melompat,
memanjat, menangkap bola, bermain ayunan, dan sebagainya.

8
Dalam area ini yang perlu diperhatikan adalah factor keselamatan
anak.
Pada setiap area tersebut perlu dilengkapi dengan bahan-bahan,
benda-benda atau berbagai objek yang dibutuhkan anak untuk
belajar dan berkembang secara optimal.

B. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pembelajaran yang berpusat pada anak, anak dilibatkan bukan
hanya dalam mengerjakan sesuatu tetapi anak merencanakan sendiri
kegiatannya. Tahapan yang dilakukan anak meliputi: merencanakan,
bekerja dan melaporkan Kembali.
1. Tahap Merencanakan
Pada tahap merencanakan, setiap anak mulai dengan memutuskan
apa yang akan dikerjakan, mengemukakan gagasannya kepada
guru. Guru mendengarkan, bertanya, mencatat perencanaan anak
tersebut. Dalam tahap perencanaan ini, guru harus mendorong anak
untuk mengembangkan rencananya memutuskan bahan dan
peralatan yang akan digunakan anak, serta cara-cara yang akan
mereka lakukan dalam memanipulasi, mentransformasi, dan
menggabungkan bahan-bahan.
2. Tahap Bekerja
Tahap bekerja merupakan kegiatan di mana anak menempuh urut-
urutan kegiatan sesuai dengan yang mereka rencanakan. Pada tahap
ini anak mulai bekerja pada setiap area dengan objek yang telah
mereka pilih. Ada yang bekerja di area blok, area seni, area pasir
dan air, atau area lain sesuai pilihannya.
3. Tahap Melaporkan Kembali
Pada tahap ini anak bertemu Kembali dengan guru untuk
membicarakan memperlihatkan hal-hal yang telah mereka lakukan
pada tahap bekerja.
iii. Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

9
A. Langkah-langkah Kegiatan
1. Tahap Merencanakan (Planning Time)
Tahap ini merupakan tahap awal dari seluruh kegiatan. Tahap ini
merupakan tahap yang cukup penting karena pada tahap ini anak
dapat mencoba mengemukakan gagasan, pilihan dan keputusan
yang akan mereka buat. Pada tahap ini anak diberi kesempatan
untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan
selanjutnya. Dengan membuat perencanaan anak akan terdorong
rasa percaya dirinya, serta terlibat dan berkonsentrasi pada
permainan.
Ketika anak merencanakan sesuatu mereka akan mengalami
berbagai tugas perkembangan diantaranya sebagai berikut.
a. Menetapkan masalah yang akan di pecahkan atau menetapkan
tujuan yang akan di capainya. Contoh: “Saya ingin tahu apa isi
kotak itu?”
b. Membayangkan serta mengantisipasi kegiatan yang akan
dilakukan. Contoh: “ Jika saya menarik bangku ke dekat kotak,
saya akan tahu isi kotak itu”.
c. Mengekspresikan minat mereka terhadap sesuatu. Hal ini di
anggap penting karena ketika anak berminat akan sesuatu
mereka akan tampak lebih bersemangat dan memungkinkan
terciptanya pembelajaran yang efektif.
Perecanaan yang efektif berawal dari minat anak, untuk itu
pengamatan yang sangat teliti dari seorang guru sangat
dibutuhkan. Guru harus mendorong dan membantu anak
memformulasikan perencanaan saat itu.
Coba anda cermati penjelasan tentang beberapa cara yang dapat
digunakan dalam membuat perencanaan.
a. Anak-anak mengelilingi area-area yang terdapat di dalam
kelas dengan berpasangan. Apabila menemukan area yang
cocok dengan minatnya maka mereka dapat bermain.

10
b. Meja perencanaan dipenuhi dengan alat-alat yang akan
digunakan dalam kegiatan. Anak dapat menyentuh alat-alat
tersebut, serta memilih untuk memainkannya.
c. Guru dan anak berpura-pura menjadi kereta api yang
berkeliling dari area ke area untuk melihat bahan dan
permainan yang mungkin dapat dipilih. Guru dan anak
dapat bergantian jadi lokomotifnya.
2. Tahap Bekerja (Work Time)
Tahap bekerja adalah waktu dimana anak bermain dan
memecahkan masalah. Pada tahap ini anak mentransformasikan
rencana mereka dalam bentuk tindakan.
Pada tahap ini anak melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Anak terlibat dalam proses inisiatif, melaksanakan,
memodifikasi, melengkapi dan mengubah rencana mereka.
b. Anak bermain dalam konteks sosial yang bervariasi.
c. Anak terlibat dalam jenis mainan yang berbeda.
d. Anak melakukan percakapan.
Selama kegiatan tersebut bagaimana guru memberi dukungan
pada anak. Beberapa cara dilakukan sebagai berikut.
a. Guru memeriksa tentang keyakinan anak terhadap
perencanaannya.
b. Guru menyediakan ruang bekerja bagi anak.
c. Guru menemukan apa yang dilakukan anak.
d. Guru memilih anak untuk mengamati, mengumpulkan
pandangan mereka, dan membuat perencanaan.
e. Guru berperan serta dalam permainan anak.
f. Guru bercakap-cakap dengan anak.
g. Guru mendorong anak memecahkan masalah.
h. Guru mengamati dan mencatat kegiatan anak.
i. Melaksanakan tahap bekerja sampai selesai.
3. Tahap review/ recall

11
Tahap ini merupakan tahap kegiatan merefleksikan,
mengemukakan, memperlihatkan apa yang telah mereka lakukan
pada tahap bekerja. Pada tahap ini anak dilibatkan dalam beberapa
proses penting seperti: menggambar, menghubungkan perencanaan
dengan hasil, dan berbicara dengan teman-teman tentang
penemuan dan kegiatan mereka.
Hal-hal yang dilakukan anak pada saat review ini sebagai
berikut.
a. Anak mengembangkan berbicara tentang kegiatan yang telah
dilakukannya.
b. Anak memilih pengalaman yang akan di ungkapkannya.
Anak membangun pemahamannya sendiri tentang apa yang
telah mereka lakukan. Anak melakukan pengalamannya dengan
cara yang beragam.
Pada tahap ini guru dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Guru memeriksa Kembali tentang keyakinan anak bagaimana
mereka belajar pada tahap ini.
b. Guru mengulas Bersama anak dalam suasana yang nyaman.
c. Guru bercakap-cakap dengan anak tentang tahap tersebut.
d. Guru mengantisipasi perubahan yang dilakukan oleh seorang
anak.
B. Contoh Penerapan
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada anak untuk
merencanakan kegiatan yang akan dilakukannya. Guru dapat
menyiapkan alat-alat bermain yang terdiri dari:
a. Balok-balok kayu
b. Model buah-buahan
c. Alat-alat transportasi
d. Buku-buku cerita

12
e. Peralatan menggambar
f. Macam-macam boneka
Anak dipersilahkan memilih kegiatan yang ingin dilakukannya.
Guru membawa anak berkeliling memilih area-area yang terdapat
di dalam kelas sehingga mereka dapat memilih kegiatan atau alat
permaianan sesuai keinginan dan minatnya.
Dalam pelaksanaannya memberikan formular pada anak
untuk memilih kegiatan yang mereka lakukan.
2. Tahap Bekerja
Setelah memilih kegiatan yang akan dilakukannya,
kemudian anak dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang dipilih.
Pada tahap ini anak mulai bekerja, bermain atau memecahkan
masalah sesuai dengan apa yang telah direncanakn sebelumnya.
Guru mengawasi secara intensif, memberikan dukungan serta siap
memberikan bantuan pada saat anak melakukan kegiatan.
3. Review
Setelah selesai merupakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan, anak kemudian diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pengalamannya secara langsung. Pada tahap ini
guru dapat melakukan diskusi untuk memancing anak
mengungkapkan perasaan dengan tepat.

Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pembelajaran pada anak.
2. Langkah-langkah pembelajaran yang berpusat pada anak.
3. Contoh penerapan pembelajaran yang berpusat pada anak.

13
BAB III
PENUTUP
KESEIMPULAN
Membuat RPP

SARAN
Setelah tersusunnya makalah ini, penulis berharap saran dan kritikan
khusunya dari dosen yang bersangkutan, umumnya dari pembaca makalah ini,
guna perbaikan makalah berikutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hohmann, Mary and Weihart, David. (1995). Educating You Children.


Michigan: High Scope Press.

Fisher, Bobbyy. (1998). Joyful Learning In Kindergate., Hanover Street.


Partsmouth A Division of Reed Elsevier 361

Wolfolk, Anita E. (1987). Educational Psychologi. Boston: Allyn and Bacon.

A.Caughlin Pamela et. al. (2000). Menciptakan Kelas yang Berpusat pada
Anak Versi Bahasa Indonesia. Children Resources International, Inc.

15
LAMPIRAN-LAMPIRAN

16
Yuk kita kelompokkan buah jeruk sesuai jenisnya

17
Mari kita berhitung dengn benda yg ada di sekitar

18
Dengan playduogh..kita bisa membuat apa y..kira-kira

19
20

Anda mungkin juga menyukai