Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MELALUI EKSPERIMEN


PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Pengembangan


Kemampuan Kreativitas

Dosen Pengampu: Rita Kencana, S.Pd.I.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Dian yuslinawati (1209.19.08803)


2. Ismawati (1209.19.08805)

Smt/Lokal: IV/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AULIAURRASYIDIN TEMBILAHAN

T.A 2020/2021
A. PENDAHULUAN

Eksperimen merupakan suatu kegiatan yang dapat mendorong


kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir logis, senang mengamati,
meningkatkan rasa ingin tahu, dan kekaguman terhadap alam, ilmu
pengetahuan dan tuhan.

Melalui eksperimen, anak belajar mengetahui cara atau proses


terjadinya sesuatu, mengapa sesuatu dapat terjadi, bagaimana anak
dapat menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada dan
bagaimana anak menemukan manfaat dari kegiatan yang
dilakukannya.

Eksperimen (percobaan) yang dimaksud dalam hal ini bukanlah


suatu proses rumit yang harus dikuasai anak sebagai suatu cara untuk
memahami konsep tentang suatu hal ataupun penguasan anak tentang
konsep dasar eksperimen, melainkan pada bagaimana mereka dapat
mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu
dapat terjadi serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi
terhadap permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka dapat
membuat sesuatu yang bermanfaat dari kegiatan tersebut.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Eksperimen
Eksperimen merupakan suatu kegiatan yang dapat
mendorong kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir logis,
senang mengamati, meningkatkan rasa ingin tahu, dan
kekaguman terhadap alam, ilmu pengetahuan dan Tuhan.
Melalui eksperimen, anak belajar mengetahui cara atau
proses terjadi sesuatu, mengapa sesuatu dapat terjadi,
bagaimana anak dapat menemukan solusi terhadap
permasalahan yang ada dan bagaimana anak menemukan
manfaat dari kegiatan yang dilakukannya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk
dapat menyelenggarakan eksperimen, di antaranya sebagai
berikut.
 Memfasilitasi minat anak tentang sesuatu dan
menerapkannya dalam permasalahan yang nyata.
 Memfasilitasi minat anak tersebut dan permasalahan
yang sifatnya sederhana yang dapat dicari tahu dengan
menggunakan bahan yang tersedia di sekolah.
 Memberikan semangat kepada anak untuk “mencari
tahu” dari pada “memberi tahu”.
 Memberikan penjelasan kepada anak untuk membuat
catatan pada kegiatan eksperimen yang dilakukannya.
 Mengarahkan anak untuk membuat suatu kesimpulan s

1
H.E.Mulyasa, Manajemen PAUD, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung,2012),
hlm.110-111
Melalui eksperimem anak akan terlatih mengembangkan
kreativitas, kemampuan berpikir logis, senang mengamati,
meningkatkan rasa ingin tahu dan kekaguman pada alam, ilmu
pengetahuan, dan Tuhan. Melalui eksperimen sederhana anak
akan menemukan hal ajaib dan menakjubkan. Hla ini penting
karena dengan rasa takjub dan kekaguman akan rahasia-rahasia
alam inilah anak akan tetap menyukai aktivitas belajar sampai
tua. Melalui eksperimen pula anak dapat menemukan ide baru
ataupun karya baru yang belum pernah mereka temui
sebelumnya.
Eksperimen (percobaan) yang dimaksud dalam hal ini bukanlah suatu
proses rumit yang harus dikuasai anak sebagai suatu cara untuk memahami
konsep tentang sesuatu ataupun penguasaan anak tentang konsep dasr
eksperimen, melainkan bagaiman mereka dapat mengetahui cara atau proses
terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu dapat terjadi serta bagaimana
mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada dan pada
akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang bermanfaat dari kegiatan
tersebut.
Berbagai pertanyaan yang akan diajukan peserta didik dalam kegiatan
eksperimen ini, antara lain sebagai berikut.
1. Apa ini? Atau dengan kata lain mengidentifikasi ciri atau karakteristik
tentang sesuatu, baik benda hidup ataupun mati yang ada dilingkungan
mereka, bagaimana hal tersebut dapat berguna bagi kehidupan manusia,
hal ini dapat dilakukan dengan cara mengklasifikasikan ataupun memberi
label.
2. Bagaimana sesuatu bisa terjadi? Anak memperhatikan hubungan sebab akibat
tentang sesuatu.
3. Apa yang harus dilakukan agar hal tersebut dapat berubah? Anak melakukan uji
coba sesuai dengan imajinasinya sehingga benda yang diamati dapat berubah
status.
2. Strategi Pelaksanaan Eksperimen

Adapun strategi pelaksanaan yang dapat dipersiapkan


guru untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini,di
antaranya adalah sebagai berikut.

Memilih masalah sederhana

Mengamati dan menganalisis apakah masalah tersebut dapat


dijawab dengan cara eksperimen. Menentukan tema dan
lingkup kegiatan.

Mengamati dan mengidentifikasi objek yang diteliti


Dialog dan tanya jawab untuk mendorong anak
Mengembangkan aktivitasnya.

Mendorong anak membuat kesimpulan sederhana dari


eksperimen yang dilakukannya

2
H.E.Mulyasa, Strategi Pembelajaran PAUD, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung,
2017), hlm. 200-201.

3. Macam-macam Metode Eksperimen


Metode eksperimen terdiri dari beberapa macam atau
jenis. Berikut ini adalah bentuk-bentuk metode eksperimen:
a. Berdasarkan struktur kegiatan
1) Formal
Eksperimen formal adalah suatu bentuk percobaan
atau eksperimen yang sudah direncanakan terlebih
dahulu oleh pendidik. Tujuan aktivitas ini adalah
mengembangkan kemampuan anak dalam mengamati
suatu kejadian pada awalnya, anak belajar cara menjadi
pengamat yang baik. Kemudian mengaplikasikan
kemampuan itu untuk mengamati benda-benda yang ada
disekitarnya, mencari persamaan-perbedaan dan
mengamati berbagai perubahan. Selain itu anak juga
dapat belajar berkomunikasi untuk menjelaskan hasil
pengamatannya.
2) Informal
Pada eksperimen informal ini pendidik tidak
mengarahkan kegiatan anak dengan ketat. Anak
dilatih bekerja dengan cara mereka sendiri. Mereka
bebas memilih aktivitas yang menarik untuk
diamatinya. Dengan cara ini, potensi kreatif dan
kemampuan berkomitmen untuk menyelesaikan
tugas/pekerjaan akan muncul. Pada kegiatan ini
peralatan dan bahan harus disediakan dalam jumlah
banyak dan beragam sehingga dapat mendorong
anak untuk mencari tahu sendiri jawaban atas
pertanyaan mereka.
Eksperimen informal tidak direncanakan dengan
ketat oleh pendidik dan dilakukan oleh anak secara
individual.
3) Insidental
Eksperimen incidental adalah suatu kejadian
yang dijumpai anak secara tidak terencana dan
menghasilkan sesuatu yang tidak terduga. Misalnya
kejadian angina ribut yang menumbangkan pohon-
pohon disertai banjir anak dapat mencari tahu
berbagai informasi tentang akar pohon. Mereka juga
ingin mencari tau berbagai penyebab dan akibat
banjir. Pendidik dapat membiarkan anak
mengeksplorasi dan mencari sendiri jawaban atas
pertanyaannya. Eksperimen ini adalah kejadian
menarik yang ditemukan dalam keseharian anak,
yang ia temukan dan diselidiki sendiri tanpa
perencanaan, pengarahan atau keterlibatan pendidik
(di luar sekolah).
b. Berdasarkan kombinasi dengan metode belajar lain
1) Eksperimen tunggal
Metode eksperimen tunggal adalah suatu metode
yang dalam pelaksanaann hanya melibatkan metode
percobaan itu sendiri. Dalam kegiatan ini, melibatkan
anak untuk melakukan serangkaian kagiatan dengan
pengamatan guru.
2) Eksperimen terintegrasi dalam metode pemecahan
masalah

Pada bentuk ini, eksperimen merupakan salah satu


bagian dari pemecahan masalah. Metode ini menciptakan
situasi dimana anak dihadapkan pada suatu
permasalahan, kemudian anak memprediksi solasinya
(hipotesis) dan menguji dugaannya tersebut melalui
percobaan dan merumuskan hasil berupa solusi yang
diperlukan anak.
3) Eksperimen terintegrasi dalam metode demonstrasi
Bentuk ini merangkai metode demonstrasi dan
eksperimen. Hampir semua kegiatan eksperimen pasti
didahului dengan demonstrasi oleh pendidik, kemudian
anak disuruh untuk menirukan atau mengembangkannya
dibawah pengawasan pendidik.
4) Eksperimen terintegrasi dalam metode estimasi
Bentuk ini mencoba memperkirakan jawaban atas
suatu pertanyaan dengan cara mengujinya (melakukan
percobaan). Berbeda dengan pemecahan masalah,
metode ini tidak diawali dengan sesuatu yang dirasakan
sebagai suatu permasalahan. Tetapi hanya ingin
membuktikan sesuatu dengan memperkirakan
jawabannya.
4. Tujuan Metode Eksperimen
terdapat beberapa tujuan metode eksperimen dalam
pembelajaran. Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi
anak adalah sebagai berikut.
a. Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu,
b. Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses
terjadinya sesuatu,
c. Membuktikan tentang kebenaran sesuatu.

5. Ketentuan pemakaian metode eksperimen


Menggunakan metode eksperimen dalam proses
pembelajaran dikatakan tepat apabila:
1. Ingin memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat
mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu objek keadaan atau proses
tertentu.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir rasional
dan ilmiah siswa dalam proses pembelajaran.
3. Guru menginginkan agar siswa mencoba mengerjakan
sesuatu, mengamati proses dan hasil percobaan.
6. Kelebihan metode eksperimen

1. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat


membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan
sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi kesejahteraan hidup manusia.
2. Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan
dalam melakukan eksperimen.
3. Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode
ilmiah dan berfikir ilmiah.
4. Dapat memperkaya pengalaman dan berfikir siswa dengan
hal-hal yang bersifat objektif, realitas, dan menghilangkan
verbalisme.
5. Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati
dan mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan.
6. Metode ini dapat membuat anak lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada
hanya menerima kata guru atau buku saja.
7. Metode ini dapat mengembangkan sikap untuk
mengembangkan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi
suatu sikap dari seorang ilmuan.
8. Metide ini didukung oleh asas-asas ditaktik modern, antara lain:
(a) anak belajar dengan mengalami atau nengamati sendiri suatu
proses atau kejadian, (b) anak terhindar jauh dari verbalisme, (c)
memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif
atau realistis, (d) mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan (e)
hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.

7. Kelemahan metode eksperimen


1. Pelaksanaan metode eksperimen sering memerlukan
berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan murah.
2. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada diluar jangkauan kemampuan dan pengendalian.
3. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak
didik berkesempatan mengadakan eksperimen.
4. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak
didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
5. Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh
guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam
mengambil kesimpulan.
6. Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara
rutin misalnya. Cenderung memandang metode eksperimen
sebagai suatu pemborosan dan memberatkan.
7. Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam
menggunakan serta membuat alat-alat eksperimen.

8. Prosedur eksperimen

Menurut Roestiyah (2001:81) prosedur eksperimen adalah


1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen,
mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan
melalui eksperimen.
2. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta
bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-
hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen,
hal-hal yang perlu dicatat.
3. selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi
pekerjaan siswa. Bila perlu membuat saran atau pertanyaan
yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan dikelas, dan mengevaluasi
dengan tes atau tanya jawab.

C. PENUTUP

1. kesimpulan
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan
keterlibatan fifik dan mental, serta emosional siswa. siswa
mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang
dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan
dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran
yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku
yang inovatif dan kreatif.

2. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisannya, penulis
mohon maaf karena penulis hanya manusia biasa yang jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu penulis menerika kritik dan saran
yang bersifat membangun demi terciptanya penulisan yang
sempurna berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

H.E. Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

H.E. Mulyasa. 2017. Strategi Pembelajaran PAUD. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Slideplayer.info. Strategi Pembelajaran Eksperimen.

Repositiry.radenintan.ac.id (PDF). Penerapan Metode Eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai