Anda di halaman 1dari 8

Status Profesi Guru

1. Pengertian Profesi

Istilah profesi merujuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,
tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan tersebut (Supriadi 1998:95). Secara
teori, suatu profesi tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih dan
dididik atau disiapkan untuk menekuni bidang pekerjaan tersebut.

Profesi sebagai polisi tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak dilatih atau tidak
memperoleh pengalaman pendidikan kepolisian, profesi sebagai pengacara tidak dapat
dilakukan oleh mereka yang tidak memperoleh pengalaman pendidikan pengacara,
profesi sebagai akintan tidak dapat dilaukan oleh mereka yang tidak dipersiapkan
untuk menjadi akuntan, profesi sebagai dokter tidak dapat dilakukan oleh mereka yang
tidak memperoleh pengalaman pendidikan kedokteran; profesi sebagai perawat tidak
bisa dilakukan oleh orang yang tidak memperoleh pendidikan keperawatan,

Demikian pula profesi sebagai guru tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak
memperoleh pendidikan keguruan, dan secara khusus, profesi sebagai pendidik anak
usia dini tidak dapat dilakukan oleh orang-orang yang tidak memperoleh pendidikan
yang sesuai dengan bidang pendidikan anak usia dini.

Pengertian lainnya tentang profesi dikemukakan oleh Lieberman bahwa profesi


adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang diperoleh melalui latihan khusus yang
memadai. Istilah latihan khusus yang memadai di sini sangat relatif karena Liberman
tidak menentukan kekhususan lembaga dan jangka waktu yang tegas.

Sebagai suatu profesi, martabat atau kedudukan guru dapat dilihat dari status
akademik, status ekonomi, dan status organisasi. Ini mengandung arti bahwa tinggi atau
rendahnya kedudukan guru di masyarakat ditentukan oleh ketiga aspek tersebut. Pada
bagian ini saudara kami ajak untuk memahami ketiga status guru.

2. Status Akademik
Status akademik dapat diartikan bahwa martabat atau kedudukan guru dilihat dari
persyaratan formal dan persyaratan substansial yang dimiliki oleh guru yang
bersangkutan. Persyaratan formal berkaitan dengan latar belakang atau kualifikasi
pendidikan guru, apakah guru tersebut berpendidikan SD, SLTP. SLTA, atau perguruan
tinggi jenjang Diploma, S1, S2, atau S3 misalnya. Atau berapa banyak jenis pendidikan
dan latihan yang telah diikuti oleh guru. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal guru
dan semakin banyak jenis pendidikan dan latihan yang pernah diikuti, maka semakin
tinggi pula status akademik guru tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dinyatakan bahwa: Guru
pada PAUD TK RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat D-IV atau sarjana S1 dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang
diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Persyaratan substansial berkaitan
dengan tingkat kemampuan atau kompetensi minimal yang dimiliki oleh guru tersebut.
Misalnya menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, setiap guru harus
memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi sosial. Semakin mampu menunjukkan kompetensi- kompetensi dimaksud
secara nyata dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, maka semakin profesional
pula guru tersebut. Berdasarkan kedua persyaratan tersebut, maka seorang guru tidak
cukup berlatar belakang pendidikan yang tinggi tetapi juga harus didukung oleh tingkat
kemampuan yang memadai untuk ditampilkan dalam kinerja profesionalnya. Demikian
pula kemampuan yang dimiliki seorang guru harus ditopang oleh latar belakang
pendidikan yang sesuai dan memadai.

3. Status Ekonomi
Status ekonomi dapat diartikan bahwa martabat dan kedudukan guru dilihat dari
penghasilan dan penghargaan yang diterimanya serta tingkat kesejahteraan yang
dirasakan oleh guru itu. Status ekonomi ini sangat penting karena melibatkan
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia yang dasar, yaitu kebutuhan
pangan, kebutuhan sandang, dan kebutuhan papan atau perumahan.
Akan tetapi tidak berarti bahwa kebutuhan manusia hanya meliputi kebutuhan
dasar tersebut. A.H Maslow manusia mempunyai kebutuhan dasar yang urutannya
sebagai berikut: 1 Kebutuhan fisiolgis yang pokok
2 Kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman
3 Kebutuhan bergaul dengan sesamanya
4 Kebutuhan akan harga diri dan berposisi, dan
5 Kebutuhan untuk mewujudkan diri.
Status ekonomi terutama berkaitan dengan kebutuhan pertama dan kedua dalam
urutan dan tingkat kebutuhan menurut Maslow. Hal yang perlu diperhatikan dalam
menilai status ekonomi suatu profesi yang berkenaan dengan penghasilan, tidak hanya
dilihat dari besarnya penghasilan yang diterimanya, tetapi juga perlu disesuaikan
dengan standar kehidupan yang berlaku di suatu tempat dan kurun waktu tertentu.
Penghasilan yang diterima guru, misalnya diperoleh dari gaji pokok, jenis
tunjangan-tunjangan yang meliputi tunjangan suamiistri, tunjangan anak, tunjangan
fungsional, tunjangan kesehatan, tunjangan profesi dan tunjangan-tunjangan lainnya.
Status ekonomi tidak hanya diukur dari jumlah gaji dan tunjangan-tunjangan liannya,
tetapi juga dari fasilitas yang diterima oleh guru, misalnya hak cuti, hak mendapatkan
asuransi kesehatan, hak mendapatkan pensiun, mendapatkan santunan kecelakaan
dalam dan karena menjalankan tugas dan sebagainya. Apakah secara ekonomi para
pendidik di kita sudah mendapatkan penghasilan, fasilitas dan penghargaan yang
memadai? Ini adalah sebuah pertanyaan yang perlu direnungkan oleh kita bersama.

4. Status Organisasi
Status organisasi mengandung arti bahwa martabat dan kedudukan guru dilihat
dari eksistensi organisasi profesinya. Untuk melihat apakah suatu organisasi profesi itu
eksis atau tidak, kita dapat melihatnya berdasarkan dua kriteria, yaitu kriteria intern
dan kriteria ekstern. Kriteria intern berkaitan dengan otonomi organisasi, yaitu
keutuhan dan kemampuan organisasi profesi tersebut dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, misalnya meningkatkan kesejahteraan para anggotanya baik
kesejahteraan lahir maupun kesejahteraan batin.
Kesejahteraan lahir misalnya berkaitan dengan kemampuan organisasi profesi
tersebut untuk meningkatkan penghasilan, serta kemampuan organisasi profesi
tersebut sebagai wadah yang dapat menampung aspirasi para anggotanya. Kriteria
ekstern berkenaan dengan kemampuan organisasi profesi untuk melaksanakan
fungsinya terhadap lingkungan. Misalnya kemampuannya untuk turut serta
memberikan kontribusi tentang kebijakan-kebijakan pendidikan nasional, serta
kemampuan melaksanakan kerja sama dengan organisasi profesi lainnya baik dalam
lingkup nasional maupun internasional.
Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu perserikatan orang-
orang yang masing-masing diberi peranan tertentu dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan peranan tersebut bersama-sama secara terpadu mencapai tujuan yang telah
ditentukan bersama. Organisasi sebagai arena perserikatan orang-orang yang
beraktivitas, aktivitas orang-orang tersebut terarah kepada pencapaian tujuan.
Narayanan dan Raghu Nath (1993: 4) menyatakan bahwa “An organization can be
defined as an arena where human beings come together to perform complex tasks, so as to
fulfill common goal(s) ”.
Kajian tentang organisasi tidak hanya pada perkumpulan orang-orang, aktivitas-
aktivitas mereka dan tujuan yang akan dicapai, tapi juga semua aspek yang
mempengaruhi eksistensi, perkembangan dan efektivitas. organisasi tersebut, antara
lain: rincian dan susunan tugas, barang dan mesin, teknologi, informasi dan sumber-
sumber lain yang digunakan serta saling berpengaruh dan keterpaduannya dalam suatu
sistem. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa konsep umum organisasi adalah
entitas sosial yang secara sadar dikordinasikan dengan batasanbatasan yang relatif
dapat diidentifikasikan dengan terus menerus bekerja sama untuk mencapai tujuan-
tujuan umum. (Stephen P. Robbins, 1990; Richard L. Draft, 2000). Berdasarkan konsep
umum, terdapat bagian–bagian pokok dalam organisasi, yaitu:
a. Kesatuan sosial, berarti organisasi terdiri dari kelompok (himpunan,
perserikatan) orang yang saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam suatu
kesatuan yang bermakna bagi dirinya dan bagi organisasi.
b. Struktur dan kordinasi, berarti aktivitas orang-orang dalam organisasi dirancang
dan disusun dalam suatu pola tertentu yang menggambarkan tugas pokok dan
fungsi, mekanisme kerja setiap bagian, dan hubungan kerja antar bagian.
Pelaksanaan kegiatan setiap bagian tersebut dilakukan secara bersama-sama,
menyeluruh, seimbang dan terpadu
c. Batasan yang dapat diidentifikasi. Setiap organisasi mempunyai batasan yang
membedakan antara anggota organisasi dan bukan anggota organisasi, siapa dan
apa yang menjadi bagian dan bukan menjadi bagian organisasi. Batasan
organisasi dapat diidentifikasi melalui kontrak
d. perjanjian yang disepakati oleh anggota dan organisasi. Anggota organisasi
mempunyai ikatan dan berkontribusi secara terus menerus melakukan aktivitas
organisasi. Batasan organisasi ini juga dapat teridentifikasi melalui aktivitas
organisasi, yang dilakukan oleh para anggotanya.
e. Tujuan. Organisasi timbul dan melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan.
Tujuan organisasi mencakup juga tujuan individu-individu yang berada dalam
organisasi tersebut.
f. Tujuan organisasi tidak dapat dicapai oleh orang-orang yang berada di dalam
organisasi secara sendiri-sendiri, tapi harus dilakukan secara kerjasama yang
saling mendukung secara berkelompok.

Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan, dimana guru
memegang peranan yang sangat vital dalam penyelengaraan pendidikan formal pada
khususnya. Demi terselenggaranya pendidikan yang baik, guru sebagai bagian
didalamnya dituntut untuk memiliki kualifikasi sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan pemerintah serta menguasai kompetensi pedagogik, profesionalisme,
kepribadian dan sosial seperti yang diatur dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selain tuntutan
tersebut, lebih jauh guru berkewajiban untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
pelaksana pendidikan tersebut.

Tugas dan fungsi guru ini didasari oleh beberapa pedoman dan peraturan perundangan
yang berlaku, diantaranya :

5. TUGAS GURU :
Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,  Pasal 20
Undang-Undnag No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru,yakni :
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik / siswa;
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai;
dan
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan.
Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan
dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya :

1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;

2. Menyusun silabus pembelajaran;

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;

5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;

6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaaran di
kelasnya;

7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;

8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan


hasil penilaian dan evaluasi;

9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi


tanggungjawabnya (khusus guru kelas);

10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;

11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;

12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;

13. Melaksanakan pengembangan diri

14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan

15. Melakukan presentasi ilmiah.


6. FUNGSI GURU
Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas
guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang
terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undnag-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :

1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

2. Menjunjung tinggi peraturan  perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,


serta nilai-nilai agama dan etika;

3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,


dinamis dan dialogis;

4. Memelihara komitmen secara profesional  untuk meningkatkan  mutu


pendidikan; dan

5. Memberi teladan dan menjaga nama baik  lembaga, profesi,  dan kedudukan
sesuai dengan  kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Penjelasan diatas merupakan pemahaman penulis yang didasarkan pada


peraturan perundan-undangan, dan bukan merupakan ketentuan yang baku.
Agar lebih jelas silahkan unduh beberapa peraturan perundang-undangan yang
penulis jadikan referensi dalam penulisan artikel ini pada link di bawah:
 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
 Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
 Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya
selain itu, tugas guru adalah :
1. Mengajar pelajaran, tugas guru adalah mengajarkan pelajaran sesuai kurikulum
yang berlaku kepada murid-muridnya.
2. Mendidik murid, mengajar dan mendidik memiliki perbedaan makna. Jika
mengajar, hanya memberitahukan suatu ilmu sedangkan mendidik berarti lebih
dalam dari memberitahukan suatu ilmu.
3. Membimbing, tak cukup hanya mendidik, guru juga harus membimbing murid-
muridnya agar tetap berjalan sesuai koridor pancasila dan agama.
4. Melatih peserta didik, memberikan pelatihan kepada peserta didik, memiliki
fungsiyang hampir sama seperti pada saat seorang guru memberikan bimbingan
dan pengarahan.
5. Memberikan penilaian dan evaluasi, seorang guru memiliki kewajiban
memberikan penilaian kepada anak didik, secara langsung maupun tidak
langsung untuk membantu sang anak memahami kesalahan dan kekurangan
yang dimiliki, untuk kemudian merubahnya menuju kearah yang lebih positif.

Anda mungkin juga menyukai