Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN PENDIDIK, KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI

PENDIDIK SECARA UMUM

Dosen Pengampu: Prof. Dr. R. Madhakomala, M.Pd

Disusun oleh:

1. Diyan Putri C. 3315161567


2. Nazrisya Hairishah 3315163074
3. Paramitha Mahardika M. 3315164240
4. Tifanny Zahra Alfira 3315165299

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
karunia, hidayah, serta kekuatanNYA, sehingga penyusunan Makalah dengan judul
“Pengertian Pendidik, Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik Secara Umum” dapat
terlaksana dengan lancar dan selesai sebagaimana mestinya.

Dengan adanya penyusunan makalah ini, kami berharap kiranya apa yang kami
sajikan dapat bermanfaat bagi keimpulan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi
pembaca pada khususnya.

Kami menyadari dalam penulisan maupun penyajian data dalam makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, untuk melengkapi dan upaya mencapai
hasil yang lebih baik di kemudian hari. Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan.

Akhirnya sesuai dengan kodrat manusia yang tak luput dari kesalahan,maka
kami mohon maaf jika dalam penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Sekian
terimakasih.

Jakarta, 9 April 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 6
BAB III ..................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah investasi jangka panjang manusia. Pendidikan merupakan
salah satu komponen terpenting bagi kemajuan hidup manusia di seluruh dunia.
Begitu juga di Indonesia, pendidikan dijadikan sebagai tongggak pembangunan
bangsa dan negara. Salah satu komponen yang terdapat dalam pendidikan adalah
guru.
Dalam pendidikan, guru memegang peran essensial yang tidak bisa digantikan
dengan apapun. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Pasal 1 yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung terlaksananya proses belajar
mengajar yang baik dan kondusif adalah dengan cara menyediakan guru yang
berkualitas dan profesional. Sebagai tenaga yang profesional, guru diharapkan
tidak hanya memiliki kualifikasi akademik, namun harus juga memiliki
kompetensi dan sertifikasi yang memenuhi persyaratan. Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 7 mengamanatkan, bahwa profesi
guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip,
antara lain memiliki kualifikasi akademik, latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya dan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk
melaksanakan bidang tugas tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pendidik?
2. Apakah pengertian dari kualifikasi dan kompetensi?
3. Bagaimanakah kualifikasi dan kopensi pendidik secara umum?

4
4. Bagaimanakah kualifikasi guru dan dosen?
5. Bagaimanakah kompetensi guru dan dosen?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidik
2. Mengetahui pengertian kualifikasi pendidik
3. Memahami kualifikasi dan kompetensi pendidik secara umum
4. Memahami kualifikasi guru dan dosen
5. Memahami kompetensi guru dan dosen

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidik

Menurut Maragustam Siregar, pendidik adalah seseorang yang berpartisipasi


dalam Pendidikan untuk memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan. Menurut M Ramli, pendidik adalah seseorang yang memelihara,
merawat dan memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti
yang diharapkan (tentang sopan santun, akal budi, akhlak, dan sebagainya.
Menurut Ahmad Tafsir, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik
(karsa).

2.2 Kualifikasi Pendidik


Kualifikasi adalah keahlian yang harus dimiliki seseorang seperti pengalaman
ataupun pengetahuan untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan tertentu. Maka,
adanya kualifikasi bagi seorang pendidik berguna untuk mendorong pendidik
tersebut untuk memiliki suatu keahlian atau keterampilan serta kecakapan khusus
dalam bidang pendidikan khususnya guru yang mengajar pada jenjang yang lebih
tinggi. (Yahya, 2013)

Di Indonesia, kualifikasi untuk pendidik menurut UU Nomor 14 Tahun


2005yaitu berupa kualifikasi akademik berupa ijazah jenjang pendidikan akademik
yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan
pendidikan formal di tempat penugasan. Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan
untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat
diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui
uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang
memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi
wewenang untuk melaksanakannya. (Jihad, 2013)

6
1. Kulifikasi Guru
Kualifikasi guru dapat dipandang sebagai pekerjaan yang membutuhkan
kemampuan yang mumpuni. Kualifikasi guru berbeda sesuai pada tiap
tingkatnya. Baik itu guru PAUD/TK/RA sampai pada tingkat pendidikan
menengah. Dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab IV Bagian Kesatu tentang
Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi sebagai berikut : (Yahya, 2013)

a) Pasal 8
“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi
pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

b) Pasal 9
“Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat”.

Selanjutnya, kualifikasi guru diperjelas kembali dalam Permendiknas Nomor 16


tahun 2007, Poin A berikut ini:

 Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal


Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal
mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman
Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru
sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas
luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut:

1) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

7
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.

2) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI


Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau
psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

3) Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs


Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

4) Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA


Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

5) Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB


Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-
IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.

6) Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK

8
Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2. Kualifikasi Dosen
Sama halnya dengan guru, kualifikasi dosen juga di jelaskan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Bab V, bagian satu kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, dan jabatan akademik.
Pasal 45 dan 46, ayat 1 dan 2 sebagai berikut:

a) Pasal 45
“Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang
dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

b) Pasal 46
 Ayat 1
Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang
terakreditasi sesuai denganbidang keahlian.

 Ayat 2
Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum;
1. Lulusan program magister untuk program diploma atau program
sarjana; dan
2. Lulusan program doctor untuk program pascasarjana.

Secara umum, kualifikasi pendidik yaitu sebagai berikut :


1. Memiliki kualifikasi akademik yaitu ijazah atau sertifikat pendidik

9
2. Memiliki kompetensi yang menunjang pembelajaran untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional
3. Telah menempuh pendidikan minimal Diploma IV atau Sarjana
4. Memiliki keadaan fisik yang memenuhi syarat yaitu sehat jasmani dan
rohani serta tidak memiliki cacat yang mencolok.
5. Memiliki sifat-sifat atau karakter yang memenuhi kriteria seorang pendidik
yaitu persuasif, edukatif, normatif, dedikatif, ilmiah, demokratis, inovatif,
dan kreatif. (Jihad, 2013)

Fungsi dari kualifikasi pada pendidik yaitu sebagai berikut:


 Memberi persyaratan bagi pendidik untuk melakukan pekerjaannya
sehingga tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
 Mendorong pendidik untuk memiliki suatu keahlian atau keterampilan
serta kecakapan khusus dalam bidang pendidikan
 Mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional
 Mengembangkan dan membina kompetensi yang dimiliki oleh seorang
pendidik.
 Mengukur sejauh mana pendidik khususnya guru telah memenuhi kriteria
pendidik yang professional. (Suprihatiningrum, 2012)

2.3 Kompetensi Pendidikan


Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti (kewenangan)
kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Menurut Charles E.
Johnson dalam Usman (2009: 14), kompetensi merupakan perilaku yang rasional
untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Usman (2009: 14) menyatakan kompetensi guru merupakan
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara
bertanggung jawab dan layak. Broke dan Stone dalam Mulyasa (2009: 25)
menyatakan kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat
perilaku guru yang penuh arti.

10
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi
Guru, bahwa standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen, bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi mengacu pada


kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan,
kompetensi guru kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk
memenuhi spesifikasi tertentu dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan.
Menurut Finch & Crunkilton (1992: 220), “Competencies are those taks, skills,
attitudes, values, and appreciation thet are deemed critical to successful
employment”. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi meliputi
tugas, keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan
hidup/penghasilan hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi
merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam
melaksanakan tugas di lapangan kerja.

Sejalan dengan itu Mulyasa (2006: 38) mengartikan kompetensi sebagai


penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Sofo (1999: 123) mengemukakan “A
competency is composed of skill, knowledge, and attitude, but in particular the
consistent applications of those skill, knowledge, and attitude to the standard of
performance required in employment”. Dengan kata lain kompetensi tidak hanya
mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah

11
penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan tersebut
dalam pekerjaan.

Jadi kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan


kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi
tertentu. Kompetensi merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada
kepribadian seseorang dan dapat memprediksi berbagai situasi dan jenis pekerjaan,
kemudian kompetensi benar-benar mampu memprediksi siapa- siapa saja yang
kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan kriteria atau standar tertentu

Membahas kompetensi pedagogik guru, terlebih dahulu penulis akan


menjelaskan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Buku
yang ditulis oleh Mulyasa (2006:17) yang berjudul standar kompetensi dan
sertifikasi guru. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat
aspek sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3).
Dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3).
Dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi Profesional

12
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3).
Dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

4. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3).
Dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserte didik, dan masyarakat sekitar

Dari uraian diatas nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan


melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru
menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi
spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas- tugas kependidikan. Dikatakan
rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance adalah
perilaku nyata dalam arti tidak hanya diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak
kasat mata.

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Dalam profesinya, guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang telah


ditentukan standarnya. Semua itu dilakukan supaya mengahsilkan pendidikan
yang berkualitas dan mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Terdapat empat
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu kompetensi profesional,
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Keempat
kompetensi tersebut memiliki indikator-indikator sendiri dan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.

kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau


menduduki jabatan tertentu. Banyak model peningkatan kualifikasi akademik bagi
guru diantaranya: 1. Model Tugas Belajar, 2. Model Ijin Belajar, 3. Model
Akreditasi, 4. Model Belajar Jarak Jauh (BJJ), 5. Model Berkala, 6. Model
Berdasarkan Peta Kewilayahan, 7. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Berbasis ICT, 8.
Peningkatan Kualifikasi Akademik (PKA) Guru Berbasis KKG.

Dengan keempat kompetensi tersebut diharapkan guru bisa meningkatkan


kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Guru harus bisa memiliki
keempat kompetensi tersebut dan mensinergikan ke dalam dunia pendidikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Finch, & Crunkilton. 1992. Curriculum development in vocational and technical


education. Planning, content and implementation. Fourth edition. Virginia:
Polytechnic Institute and State University

Husaini Usman. 2009. Motivasi Dalam Bekerja Karyawan. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru Di Era Global. Jakarta: Erlangga.

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks


Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Ramli,M. 2015. Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Banjarmasin: Jurnal Tarbiyah
Islamiah. Vol.5,No. 1:62-63.

Siregar,Maragustam. 2010. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sofo, Francesco. 1999. Human Resource Development, Perspective, Roles and


Practice Choice. Business and Professional Publishing: Warriewood NWS.

Suprihatiningrum, Jamil. 2012. Guru Profesional: Pedoman Kerja, Kualifikasi, dan


Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Tafsir, Ahmad. 2002. Ilmu Dasar dalam Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Yahya,Murip. 2013. Profesi Tenaga Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

15

Anda mungkin juga menyukai