Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MICRO TEACHING AUD

KETERAMPILAN MENGAJAR

Dosen pengampu :

Dra.Izzati, M.Pd.

Oleh :

Kelompok

1. Bedstris yusma chania 19022152


2. Zilalil Khowiyah 19022143
3. Welli Mailona 19022137
4. Zakiyyah Ziqra Adimy 19022142
5. Rapika Ilma 19022116
6. Pratiwi 19022109

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia dini


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah micro teaching dengan judul “konsep dasar
micro teaching anak usia dini ”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang, 17 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................5

C. TUJUAN...............................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

A. Pentingnya Keterampilan Mengajar......................................................................................14

B. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran...........................................................16

C. Keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan........................................19

D. Komponen-komponen keterampilan tersebut.......................................................................22

BAB III..........................................................................................................................................26

PENUTUP.....................................................................................................................................26

A. KESIMPULAN...................................................................................................................26

B. SARAN...............................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................27

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengajar sebagai tugas pokok guru sementara ini masih banyak dianggapsebagai suatu
kegiatan penyampaian atau penyerahan sejumlah pengetahuan(transfer of knowledge).
Pandangan semacam ini masih umum digunakan olehpara guru. Padahal kini konsep mengajar
tersebut telah ditinggalkan seiringdengan perubahan paradigma pendidikan, yaitu dari konsep
“mengajar” menjadi“membelajarkan”.

Memang esensinya sama, yaitu mengantarkan peserta didik untuk mencapaitujuan


pendidikan, namundalam prakteknya tentu berbeda. Mengajar,aktivitasnya terfokus pada guru
dan siswa cenderung pasif. Sedangkan“membelajarkan”, aktivitasnya terfokus pada siswa dan
guru lebih banyakberperan sebagai fasilitator dan mediator.Pengertian mengajar dalam artian
membelajarkan, menurut pengertian yangmutakhir adalah merupakan suatu perbuatan yang
kompleks. Maksudnya adalahpenggunaan secara integratif sejumlah komponen yang
terkandung dalamperbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran.

Berdasarkan hal demikian maka penulis tertarik untuk membahas dalambentuk makalah
mengenai Konsep Dasar Pembelajaran Mikro atau yang lebihsering di kenal sebagai micro
teaching, oleh karena itu judul yang penulis angkatdalam makalah ini yaitu Ketarampilan
Mengajar dalam Pembelajaran Mikro. Alasan mengapa penulis tertarik untuk membahas
ketarampilan mengajar dalam pembelajaran mikro adalah karena penulis ingin lebih banyak
mendapatkan pengetahuan tentang pembelajaran mikro. Sebab sebagai seorang calon pendidik,
penulis perlu menguasai keterampilan-keterampilan tersebut.

Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara
menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan memperkecil jumlah siswa, waktu,
bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar tertentu akan dapat diidentifikasi
berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru secara akurat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pentingnya Keterampilan mengajar ?
2. Apa itu Keterampilan mengajar membuka dan menutup pelajaran ?
3. Apa itu Keterampilan Dasar dan Keterampilan bertanya lanjut ?
4. Apa itu Komponen-komponen Keterampilan tersebut?

C. TUJUAN
1. Memahami Bagaimana Pentingnya Keterampilan mengajar
2. Mengetahui Apa itu Keterampilan mengajar membuka dan menutup pelajaran
3. Mengetahui Apa itu Keterampilan Dasar dan Keterampilan bertanya lanjut
4. Mengetahui Apa itu Komponen-komponen Keterampilan tersebut

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Keterampilan Mengajar

Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Fasilitator yang dimaksud
adalah bahwa guru tidak sekedar memfasilitasi terlaksananya proses pembelajaran melainkan
bagaimana membuat semua siswa dapat belajar. Bhargava & Paty (2010) mengemukakan
bahwa selain sebagai fasilitator guru juga sebagai pembuat keputusan, pengelola kelas, dan
pemimpin. Peran guru sebagai fasilitator harus ditunjang dengan kemampuan guru dalam
merencanakan pembelajaran, mengelola kelas, dan kreativitas guru dalam menyajikan
pembelajaran

Masalah yang sering terjadi dalam proses pembelajaran adalah kurangnya minat siswa,
kurangya motivasi siswa, dan kurangnya keingintahuan siswa yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar siswa. Masalah lain dikemukakan Wahyuni (2015) kurangmya minat siswa
dikarenakan pembelajaran dengan ceramah dan tidak ada tanya jawab.

Slameto (2013) mengemukakan bahwa selain faktor internal, faktor eksternal berpengaruh
pada proses belajar. Faktor internal siswa berpengaruh terhadap faktor eksternal. Sebaliknya,
faktor eksternal juga mempengaruhi faktor internal. Berdasarkan penelitian

Safitri (2016) menyimpulkan bahwa keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar
siswa berkolerasi kuat terhadap hasil belajar. Hal senada dikemukakan Wahyuni (2015) bahwa
terdapat hubungan positif antara keterampilan mengajar guru dengan motivasi belajar siswa.

Djamarah (2011) mengemukakan bahwa minat merupakan kecenderungan yang menetap


untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas yang disukai. Munculnya minat akan
menumbuhkan perhatian terhadap aktivitas secara konsisten tanpa paksaan. Pentingnya minat
siswa untuk belajar menjadi prioritas guru untuk dikelola dengan baik. Guru memiliki andil
dalam menumbuhkan minat dan motivasi siswa. Minat dan motivasi dapat dibangun saat guru
membuka pembelajaran.

Uno (2006) berpendapat bahwa keterampilan mengajar merupakan salah satu keterampilan
yang harus dikuasai guru. Kegiatan membuka pelajaran merupakan langkah awal untuk
menentukan kegiatan inti di langkah selanjutnya. Desain pembelajaran pada kegiatan
pembukaan ini haruslah dirancang guru sebaik mungkin.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dalam mengajar ada dua kemampuan
pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;

1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)

2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)

Analisis kelompok : menurut kelompok kami sangat perlu keterampilan mengajar bagi
seorang guru karena dengan mahasiswa atau calon guru mempelajari keterampilan
tersebut maka saat mengajar anak usia dini dikelas guru dapat melakukan pembelajaran
dengan baik. Contohnya saat di dalam kelas dimana guru menggunakan keterampilan
membuka pembelajaran guru harus bisa mengawali pembelajaran dengan cara yang
disukai oleh anak agar anak mau mendengarkan pembelajaran yang sedang guru
berikan, seperti menanyakan anak apakah sudah sarapan atau belum, selain itu dengan
keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru pembelajaran yang dilakukan didalam
kelas tidak terasa kaku dan guru mampu mengajar anak usia dini sesuai dengan
keterampilan yang telah dipelajari sehingga anak juga paham penjelasan yang diberikan
oleh guru, sebaliknya jika guru tidak memiliki keterampilan mengajar yang baik maka
anak tidak paham dengan penjelasan guru dan anak juga tidak bisa mengerti
pembelajaran yang sedang dilakukan dikelas.

B. Keterampilan Mengajar Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Keterampilan membuka pembelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan guru melakukan kegiatan untuk


menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Siap mental tersebut berkaitan dengan pengetahuan siswa mengenai tujuan pelajaran
yang akan dicapai, masalah-masalah pokok yang harus dipelajari, dan batas-batas tugas yang
harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran.

Menurut Zainal Aqib (2013:89) membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan
guru/infrastruktur untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri
siswa/peserta pelatihan. Sedangkan Saiful Bahri (2010:138-139) mengemukakan bahwa
keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental dan
menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari.

Adapun menurut Sanjaya membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang


dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa
agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan
mudah mencapai kompetensi yang diharapkan, artinya kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian agar siswa terpusat pada hal – hal
yang akan dipelajarinya.

tujuan dari keterampilan membuka pelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Membangkitkan motivasi dan perhatian.

2. Membuat anak memahami bentuk tugas

3. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.

4. Menyadari siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki / diketahui
dengan yang akan dipelajari.

5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan siterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan.

Prinsip-prinsip membuka pelajaran

Menurut Marno dan Idris (2008:92-93), ada lima prinsip penggunaan keterampilan
membuka pelajaran yaitu:

1. Singkat, padat dan jelas.

2. Tidak diulang-ulang atau berbelit-belit.

3. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak.

4. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya.

5. Mengikat perhatian anak.

Analisis kelompok : dalam implementasinya keterampilan membuka pembelajaran dapat


dilakukan guru untuk mengawali proses pembelajaran, sehingga anak bersemangat untuk
mengikuti pembelajaran dari aawal hingga akhir. Selain itu dengan keterampilan membuka
pembelajaran yang kompeten, seorang guru bisa memusatkan perhatian anak untuk belajar serta
motivasi belajar anak meningkat. Dalam kegiatan membuka pembelajaran guru harus
menggunakan bahasa yang sederhana, tidak berbelit-belit, dan menyenangkan bagi anak.

b. Keterampilan menutup pembelajaran

Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk


mengakhiri kegiatan inti pelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, antara lain dengan cara merangkum kembali
bahan yang disampaikan dan mengadakan evaluasi tentang bahan yang baru diberikan.

Tujuan keterampilan menutup pembelajaran :

1. Memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta didik

2. Mengetahui tingkat pencapaian peserta didik

3. Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar

Manfaat menutup pelajaran:

Adapun manfaat dari menutup pelajaran yaitu :

1. Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.

2. Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.

3. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa,
sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.

4. Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai siswa.

Analisis kelompok : dalam implementasinya keterampilan menutup pembelajaran adalah


kemampuan guru dalam hal metup pembelajaran. Pada bagian ini guru melakukan recalling
kembali terkait pemahaman anak tentang materi pembelajaran yang sudah di ajarkan kepda
anak. Kepandaian guru dalam mengajar dapat dilihat dari tingkat pencapian peserta didik pada
tahapan menutup pembelajaran.

C. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan kunci untuk meningkatkan mutu dan kebermaknaan
pembelajaran. Dapat Anda bayangkan jika dalam satu jam pembelajaran, guru hanya
menjelaskan materi secara informatif saja, tanpa disertai pertanyaan, atau kegiatan tanya
jawab, Walaupun pertanyaan tersebut hanya sekedar memancing agar peserta didik
memusatkan perhatian atau pertanyaan untuk menggali kemampuan proses berpikir peserta
didik. Maka rasanya proses pembelajaran akan monoton, kurang bergairah, kurang menantang,
karena peserta didik kurang dirangsang untuk berpikir. Oleh karena itu untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna dan menggugah peserta didik untuk berpikir, maka guru harus
terampil merencanakan dan menerapkan keterampilan bertanya dalam setiap proses
pembelajaran.
Melihat pentingnya kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran, maka keterampilan
bertanya harus dipelajari, dilatih dan dikembangkan oleh guru, agar dengan menguasai cara
mengajukan pertanyaan yang berkualitas baik jenis maupun bentuknya, maka peserta didik
akan terangsang untuk terus berpikir, mencari informasi, bahkan mungkin melakukan
percobaan untuk menemukan jawaban/solusinya. Keberhasilan peserta didik menemukan
jawaban/solusi atas pertanyaan/permasalahan yang berkualitas, akan menjadi kepuasan
tersendiri bagi peserta didik, dan ketika peserta didik berhasil melewati atau memecahkan
suatu permasalahan, biasanya akan semakin terdorong atau termotivasi untuk menghadapi
pertanyaan atau menyelesaikan permasalahan berikutnya:

Tujuan dari kegiatan bertanya adalah:

1. Agar memusatkan perhatian dan membangun motivasi peserta didik terhadap masalah
atau isu-isu pokok pembelajaran
2. Agar membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga dapat mendorong peserta didik untuk
mencari dan menggali sumber-sumber pembelajaran yang lebih luas dan bervariasi.
3. Agar memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mendemon-strasikan pendapat
atau pemahaman yang dibentuknya
4. Agar terbiasa menanggapi pernyataan teman atau pernyataan/ pernyataan guru

5. Untuk menstrukturkan tugas-tugas dan kegiatan belajar sehingga proses pembelajaran


dapat berlangsung dengan efektif
6. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, sebab pada hakekatnya
berpikir sendiri adalah bertanya
7. Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik secara penuh pada proses pembelajaran
yang diikutinya
8. Untuk mendiagnosis kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik
9. Untuk memberi kesempatan kepada peserta didik belajar berdiskusi.

 Prinsip dari kegiatan bertanya

Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran adalah alat atau instrumen
pembelajaran, untuk mengkondisikan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
dinamis. Agar pertanyaan yang diajukan peserta didik dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, maka guru sangat dianjurkan untuk memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Kehangatan dan keantusiasan; Suasana bertanya atau menjawab harus diciptakan


dalam kondisi yang kondusif dan menyenangkan, sehingga peserta didik tidak merasa
tertekan, tetapi merasa aman dan betah mengikuti pembelajaran
2. Berbahasa yang jelas; Pertanyaan atau pernyataan disampaikan kepada peserta didik
agar menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
3. Waktu berpikir; Memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk berpikir
sebelum menjawab pertanyaan, sehingga peserta didik memiliki waktu untuk
menemukan dan menyampaikan jawabannya
4. Pemberian acuan; Pertanyaan yang disampaikan harus membantu peserta didik untuk
mengolah informasi pembelajaran dan menemukan jawabannya, sehingga pertanyaan
itu sendiri harus disertai dengan acuan, agar peserta didik mendapat kejelasan dan
memahami maksud dan tujuan dari isi pertanyaan
5. Pemerataan/pemindahan giliran; Pertanyaan yang diajukan, sebaiknya disampaikan
secara adil dan merata kepada setiap peserta didik, agar seluruh peserta didik
mendapat kesempatan yang sama (tidak terjadi monopoli atau diskriminasi)
6. Acak; Pernyataan sebaiknya diberikan secara acak (tidak berurutan), sehingga
perhatian peserta didik semuanya menjadi terpusat pada kegiatan pembelajaran.

Komponen keterampilan bertanya

1. Mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan tegas

 pertanyaan singkat, padat

 pertanyaan mudah dipahami

 pertanyaan tidak menimbulkan multitafsir

2. Pertanyaan sesuai dengan tema pembelajaran

 tidak menyimpang dari materi yang sedang dibahas


 perincian disampaikan secara mendalam

3. Memusatkan perhatian peserta didik

 menggiring peserta didik untuk konsentrasi dan berpartisipasi

 merangsang rasa ingin tahu peserta didik

4. Pertanyaan tersebar ke seluruh peserta didik

 semua peserta didik diberi kesempatan bertanya

 semua peserta didik diberi kesempatan untuk menjawab

 menghindari monopoli seseorang atau beberapa peserta didik.

5. Pertanyaan runtun berjenjang

 mengajukan pertanyaan dari yang sederhana ke yang lebih rumit/kompleks

 mengajukan pertanyaan dari yang mudah ke yang lebih sulit

 mengajukan pertanyaan dari yang kongkrit ke yang abstrak

6. Menunjukkan sikap antusias atas jawaban peserta didik

 memberi pujian atas jawaban peserta didik: betul, hebat, luar biasa, tepuk
tangan, dan lain-lain
 meningkatkan komponen berpikir peserta didik

7. Memberikan waktu kepada peserta didik untuk berpikir

 biarkan peserta didik berpikir sebelum menjawab pertanyaan.

 merangsang proses berpikir peserta didik.

8. Mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik

 mengkondisikan pertanyaan dari, oleh dan untuk peserta didik

 mengkondisikan peserta didik aktif menjawab, guru adalah penjawab terakhir,


bila pertanyaan tidak tbisa dijawab oleh peserta didik meskipun telah dituntun
oleh guru
 memberi kesempatan terjadinya ruang debat diantara para peserta didik
(Hotmaulina Sihotang, 2020)

Kebiasaan yang harus dihindari dari kegiatan bertanya,Sesuai dengan maksud


dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan bertanya, maka setiap pertanyaan yang
diajukan harus menghindari kebiasaan kurang baik seperti berikut ini:
1. Menjawab pertanyaan sendiri, tidak akan bermakna

2. Mengulangi pertanyaan sendiri, pertanyaan yang sudah jelas bila diulang-ulang akan
mengganggu konsentrasi peserta didik
3. Pertanyaan ganda, dapat membingungkan peserta didik untuk menjawab

4. Mengulangi jawaban peserta didik, sebaiknya dilakukan oleh sesama peserta didik
dengan tujuan penekanan dan keaktifan
5. Memancing jawaban serentak, tidak mendorong peserta didik untuk berpikir lebih
fokus.
6. Menentukan peserta didik untuk menjawab sebelum pertanyaan disebutkan, akan
mempengaruhi psikologi peserta didik itu sendiri.

Jadi kesimpulan dari kelompok bahwa ketrampilan bertanya merupakan suatu kunci
dalam sebuah proses pembelajaran micro, dikatakan demikian karena dengan adanya
keterampilan bertanya maka seorang guru bisa lebih kondusif dekat dengan anak didiknya dan
juga dengan keterampilan bertanya ini sangatlah penting untuk diketahui dan di
implementasikan dalam proses pembelajaran karena dengan keterampilan bertanya ini harus
dilatih dengan baik dan harus dikembangkan dengan baik oleh calon pendidik nantinya,
bagaimana caranya menguasai berbagai bentuk tata cara mengajukan sebuah pertanyaan yang
memiliki kualitas yang baik serta bagaimana peserta didik itu bangkit gairah semangat
belajarnya. Dengan menguasai berbagai bentuk keterampilan bertanya ini maka dapatlah
sebuah ilmu yang baik oleh anak didiknya dan calon pendidik pun dapat
mengimplementasikan seluruh potensi yang dimilikinya dengan baik.

D. Komponen-komponen keterampilan tersebut


a) Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Dasar

Komponen keterampilan bertanya dasar, meiputi:

1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat

Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata
yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.

2. Pemberian acuan

Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dengan siswa,
contoh: Kita ketahui bahwa pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi jual beli. Coba kamu sebutkan faktor penyebab lain yang mengakibatkan
orang untuk berbelanja ke pasar.

3. Pemindahan giliran

Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa
benar atau belum memadai.

4. Penyebaran

Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, guru perlu menyebarkan


giliran menjawab pertanyaan secara acak.Ia hendaknya berusaha semua siswa mendapat giliran
secara merata. Perbedaannya dengan pemindahan giliran adalah pemindahan giliran, beberapa
siswa secara bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran,
beberapa pertnyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda
pula.

5. Pemberian waktu berpikir

Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa
detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya

6. Pemberian tuntunan

Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya memberikan
tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar

b) Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan

Keterampilan bertanya lanjut dibentuk atas dasar penguasaan komponen-komponen bertanya


dasar. Oleh sebab itu, komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan
bertanya lanjut.

Adapun Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan adalah sebagai berikut:

a) Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari
proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu guru dalam
mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntunan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke berbagai tingkat kognitif
lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis sintesis, dan evaluasi. Guru
dapat pula mengajukan pertanyaan pelacak (probing)

b) Pengaturan urutan pertanyaan

Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah yang lebih tinggi dan
kompleks guru hendaknya dapat mengatur pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat
mengikat, kemudian pertanyaan pemahaman,penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik,
misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan,
dan kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan mengakibatkan kebingungan
kepada siswa dan partisipasi siswa dalam belajar menurun.

c) Penggunaan pertanyaan pelacak

Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan
menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa
tersebut.

d) Peningkatan terjadinya interaksi

Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil
diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral
dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan
pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melotarkannya kembali kepada siswa lainnya.

Jadi menurut kelompok, seorang pendidik perlu menguasi komponen- komponen


keterampilan bertanya, baik itu komponen keterampilan bertanya dasar maupun
bertanya lanjutan. Misalnya terkait dengan komponen keterampilan bertanya dasar yaitu
penggunaan pertanyaan yang jelas dan singkat. Pertanyaan yang diberikan kepada anak
didik harus jelas dan tidak berbelit-belit, apalagi mengajukan pertanyaan kepada anak
usia dini harus singkat dan jelas. Contoh: “ Apa yang membuat kamu merasa senang?”.
Selanjutnya terkait komponen keterampilan bertanya lanjutan salah satunya yaitu
pengaturan urutan pertanyaan. Pada saat bertanya kepada anak, mulailah dengan
memberikan pertanyaan dari level rendah supaya anak mudah memahami nya. Contoh:
“Apa yang kamu sukai?, Mengapa kamu menyukainya?”
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Micro Teaching adalah suatu kegiatan dimana calon pendidik belajar mengajar untuk
melatih atau mengasah kemampuan dan keterampilan untuk berinteraksi dengan anak didik
pada proses pembelajaran. Micro Teaching ini sangat penting bagi calon tenaga pendidik.
Dengan adanya Micro Teaching dapat mengasah keterampilan calon pendidik dalam mengajar.
Melalui Micro Teaching calon pendidik dapat berlatih apa saja yang berkaitan dengan
keterampilan mengajar. Misalnya terkait metode atau cara yang di gunakan dalam kegiatan
pembelajaran, disini calon pendidik dapat mempraktekkan metode pembelajaran tersebut.
Contoh metode yng digunakan dalam pembelajaran adalah metode bercerita, maka calon
pendidik mempraktekkan cara mengajar dengan dengan metode bercerita, dengan begitu kita
dapat mengetahui apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki dan apa saja kelebihan yang perlu
di pertahankan dan ditingkatkan dalam menggunakan metode tersebut. Dengan adanya
pembelajaran micro teaching, nantinya pada saat mengikuti PL (Praktek Lapangan) mahasiswa
dapat mempunyai bekal pengetahuan dan keterampil tentang bagaimana cara mengajar yang
baik. Contohnya dalam membuka kegiatan pembelajaran, menjelaskan, ataupun keterampilan
mengajar yang lain. Selain itu dengan adanya pembelajaran micro teaching mahasiswa tidak
kaku dalam praktik menjadi guru.

B. SARAN
Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. oleh
karena itu kritik dan saran sangat ddiperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita
bisa mengambil hikmahnya. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Jamarah Syaiful B. 2002. Micro Teaching.Jakarta: Bumi Aksara.

Sukirman, Dadang. 2012. Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan Islam Kementrian Agama.

Anna Jarrotul Khoiriyah. (2017). PENTINGNYA KETERAMPILAN GURU DALAM


MEMBUKA PELAJARAN. The Importance of Teacher’s Skill in Opening a Lesson.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III Malang.

Mas Roro Diah Wahyulestari.(2018). Keterampilan Dasar mengajar di Sekolah


Dasar .Seminar Nasional Pendidikan Era Revolusi.Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Buchari Alma, et. All. (2009). Guru Profesional. Bandung: ALFABETA. hlm. 26.

Buchari Alma, Guru Profesional “Menguasai Metode dan Terampil Mengajar”, (Bandung:
ALFABETA, 2012), hlm. 30-32.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1986), hlm.214.

Suwarna et. All., Pengajaran Mikro, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hlm. 72.

Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2005) hlm.98.

Zainal, A.(2010). Micro Teaching. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai