KETERAMPILAN MENGAJAR
Dosen pengampu :
Dra.Izzati, M.Pd.
Oleh :
Kelompok
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................5
C. TUJUAN...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................26
PENUTUP.....................................................................................................................................26
A. KESIMPULAN...................................................................................................................26
B. SARAN...............................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengajar sebagai tugas pokok guru sementara ini masih banyak dianggapsebagai suatu
kegiatan penyampaian atau penyerahan sejumlah pengetahuan(transfer of knowledge).
Pandangan semacam ini masih umum digunakan olehpara guru. Padahal kini konsep mengajar
tersebut telah ditinggalkan seiringdengan perubahan paradigma pendidikan, yaitu dari konsep
“mengajar” menjadi“membelajarkan”.
Berdasarkan hal demikian maka penulis tertarik untuk membahas dalambentuk makalah
mengenai Konsep Dasar Pembelajaran Mikro atau yang lebihsering di kenal sebagai micro
teaching, oleh karena itu judul yang penulis angkatdalam makalah ini yaitu Ketarampilan
Mengajar dalam Pembelajaran Mikro. Alasan mengapa penulis tertarik untuk membahas
ketarampilan mengajar dalam pembelajaran mikro adalah karena penulis ingin lebih banyak
mendapatkan pengetahuan tentang pembelajaran mikro. Sebab sebagai seorang calon pendidik,
penulis perlu menguasai keterampilan-keterampilan tersebut.
Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara
menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan memperkecil jumlah siswa, waktu,
bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar tertentu akan dapat diidentifikasi
berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru secara akurat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pentingnya Keterampilan mengajar ?
2. Apa itu Keterampilan mengajar membuka dan menutup pelajaran ?
3. Apa itu Keterampilan Dasar dan Keterampilan bertanya lanjut ?
4. Apa itu Komponen-komponen Keterampilan tersebut?
C. TUJUAN
1. Memahami Bagaimana Pentingnya Keterampilan mengajar
2. Mengetahui Apa itu Keterampilan mengajar membuka dan menutup pelajaran
3. Mengetahui Apa itu Keterampilan Dasar dan Keterampilan bertanya lanjut
4. Mengetahui Apa itu Komponen-komponen Keterampilan tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Fasilitator yang dimaksud
adalah bahwa guru tidak sekedar memfasilitasi terlaksananya proses pembelajaran melainkan
bagaimana membuat semua siswa dapat belajar. Bhargava & Paty (2010) mengemukakan
bahwa selain sebagai fasilitator guru juga sebagai pembuat keputusan, pengelola kelas, dan
pemimpin. Peran guru sebagai fasilitator harus ditunjang dengan kemampuan guru dalam
merencanakan pembelajaran, mengelola kelas, dan kreativitas guru dalam menyajikan
pembelajaran
Masalah yang sering terjadi dalam proses pembelajaran adalah kurangnya minat siswa,
kurangya motivasi siswa, dan kurangnya keingintahuan siswa yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar siswa. Masalah lain dikemukakan Wahyuni (2015) kurangmya minat siswa
dikarenakan pembelajaran dengan ceramah dan tidak ada tanya jawab.
Slameto (2013) mengemukakan bahwa selain faktor internal, faktor eksternal berpengaruh
pada proses belajar. Faktor internal siswa berpengaruh terhadap faktor eksternal. Sebaliknya,
faktor eksternal juga mempengaruhi faktor internal. Berdasarkan penelitian
Safitri (2016) menyimpulkan bahwa keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar
siswa berkolerasi kuat terhadap hasil belajar. Hal senada dikemukakan Wahyuni (2015) bahwa
terdapat hubungan positif antara keterampilan mengajar guru dengan motivasi belajar siswa.
Uno (2006) berpendapat bahwa keterampilan mengajar merupakan salah satu keterampilan
yang harus dikuasai guru. Kegiatan membuka pelajaran merupakan langkah awal untuk
menentukan kegiatan inti di langkah selanjutnya. Desain pembelajaran pada kegiatan
pembukaan ini haruslah dirancang guru sebaik mungkin.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dalam mengajar ada dua kemampuan
pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
Analisis kelompok : menurut kelompok kami sangat perlu keterampilan mengajar bagi
seorang guru karena dengan mahasiswa atau calon guru mempelajari keterampilan
tersebut maka saat mengajar anak usia dini dikelas guru dapat melakukan pembelajaran
dengan baik. Contohnya saat di dalam kelas dimana guru menggunakan keterampilan
membuka pembelajaran guru harus bisa mengawali pembelajaran dengan cara yang
disukai oleh anak agar anak mau mendengarkan pembelajaran yang sedang guru
berikan, seperti menanyakan anak apakah sudah sarapan atau belum, selain itu dengan
keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru pembelajaran yang dilakukan didalam
kelas tidak terasa kaku dan guru mampu mengajar anak usia dini sesuai dengan
keterampilan yang telah dipelajari sehingga anak juga paham penjelasan yang diberikan
oleh guru, sebaliknya jika guru tidak memiliki keterampilan mengajar yang baik maka
anak tidak paham dengan penjelasan guru dan anak juga tidak bisa mengerti
pembelajaran yang sedang dilakukan dikelas.
Menurut Zainal Aqib (2013:89) membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan
guru/infrastruktur untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri
siswa/peserta pelatihan. Sedangkan Saiful Bahri (2010:138-139) mengemukakan bahwa
keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental dan
menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari.
4. Menyadari siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki / diketahui
dengan yang akan dipelajari.
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan siterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan.
Menurut Marno dan Idris (2008:92-93), ada lima prinsip penggunaan keterampilan
membuka pelajaran yaitu:
1. Memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta didik
1. Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
2. Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
3. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa,
sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
4. Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai siswa.
C. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan kunci untuk meningkatkan mutu dan kebermaknaan
pembelajaran. Dapat Anda bayangkan jika dalam satu jam pembelajaran, guru hanya
menjelaskan materi secara informatif saja, tanpa disertai pertanyaan, atau kegiatan tanya
jawab, Walaupun pertanyaan tersebut hanya sekedar memancing agar peserta didik
memusatkan perhatian atau pertanyaan untuk menggali kemampuan proses berpikir peserta
didik. Maka rasanya proses pembelajaran akan monoton, kurang bergairah, kurang menantang,
karena peserta didik kurang dirangsang untuk berpikir. Oleh karena itu untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna dan menggugah peserta didik untuk berpikir, maka guru harus
terampil merencanakan dan menerapkan keterampilan bertanya dalam setiap proses
pembelajaran.
Melihat pentingnya kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran, maka keterampilan
bertanya harus dipelajari, dilatih dan dikembangkan oleh guru, agar dengan menguasai cara
mengajukan pertanyaan yang berkualitas baik jenis maupun bentuknya, maka peserta didik
akan terangsang untuk terus berpikir, mencari informasi, bahkan mungkin melakukan
percobaan untuk menemukan jawaban/solusinya. Keberhasilan peserta didik menemukan
jawaban/solusi atas pertanyaan/permasalahan yang berkualitas, akan menjadi kepuasan
tersendiri bagi peserta didik, dan ketika peserta didik berhasil melewati atau memecahkan
suatu permasalahan, biasanya akan semakin terdorong atau termotivasi untuk menghadapi
pertanyaan atau menyelesaikan permasalahan berikutnya:
1. Agar memusatkan perhatian dan membangun motivasi peserta didik terhadap masalah
atau isu-isu pokok pembelajaran
2. Agar membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga dapat mendorong peserta didik untuk
mencari dan menggali sumber-sumber pembelajaran yang lebih luas dan bervariasi.
3. Agar memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mendemon-strasikan pendapat
atau pemahaman yang dibentuknya
4. Agar terbiasa menanggapi pernyataan teman atau pernyataan/ pernyataan guru
Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran adalah alat atau instrumen
pembelajaran, untuk mengkondisikan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
dinamis. Agar pertanyaan yang diajukan peserta didik dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, maka guru sangat dianjurkan untuk memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
memberi pujian atas jawaban peserta didik: betul, hebat, luar biasa, tepuk
tangan, dan lain-lain
meningkatkan komponen berpikir peserta didik
2. Mengulangi pertanyaan sendiri, pertanyaan yang sudah jelas bila diulang-ulang akan
mengganggu konsentrasi peserta didik
3. Pertanyaan ganda, dapat membingungkan peserta didik untuk menjawab
4. Mengulangi jawaban peserta didik, sebaiknya dilakukan oleh sesama peserta didik
dengan tujuan penekanan dan keaktifan
5. Memancing jawaban serentak, tidak mendorong peserta didik untuk berpikir lebih
fokus.
6. Menentukan peserta didik untuk menjawab sebelum pertanyaan disebutkan, akan
mempengaruhi psikologi peserta didik itu sendiri.
Jadi kesimpulan dari kelompok bahwa ketrampilan bertanya merupakan suatu kunci
dalam sebuah proses pembelajaran micro, dikatakan demikian karena dengan adanya
keterampilan bertanya maka seorang guru bisa lebih kondusif dekat dengan anak didiknya dan
juga dengan keterampilan bertanya ini sangatlah penting untuk diketahui dan di
implementasikan dalam proses pembelajaran karena dengan keterampilan bertanya ini harus
dilatih dengan baik dan harus dikembangkan dengan baik oleh calon pendidik nantinya,
bagaimana caranya menguasai berbagai bentuk tata cara mengajukan sebuah pertanyaan yang
memiliki kualitas yang baik serta bagaimana peserta didik itu bangkit gairah semangat
belajarnya. Dengan menguasai berbagai bentuk keterampilan bertanya ini maka dapatlah
sebuah ilmu yang baik oleh anak didiknya dan calon pendidik pun dapat
mengimplementasikan seluruh potensi yang dimilikinya dengan baik.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata
yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
2. Pemberian acuan
Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dengan siswa,
contoh: Kita ketahui bahwa pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi jual beli. Coba kamu sebutkan faktor penyebab lain yang mengakibatkan
orang untuk berbelanja ke pasar.
3. Pemindahan giliran
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa
benar atau belum memadai.
4. Penyebaran
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa
detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya
6. Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya memberikan
tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari
proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu guru dalam
mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntunan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke berbagai tingkat kognitif
lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis sintesis, dan evaluasi. Guru
dapat pula mengajukan pertanyaan pelacak (probing)
Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah yang lebih tinggi dan
kompleks guru hendaknya dapat mengatur pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat
mengikat, kemudian pertanyaan pemahaman,penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik,
misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan,
dan kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan mengakibatkan kebingungan
kepada siswa dan partisipasi siswa dalam belajar menurun.
Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan
menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa
tersebut.
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil
diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral
dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan
pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melotarkannya kembali kepada siswa lainnya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Micro Teaching adalah suatu kegiatan dimana calon pendidik belajar mengajar untuk
melatih atau mengasah kemampuan dan keterampilan untuk berinteraksi dengan anak didik
pada proses pembelajaran. Micro Teaching ini sangat penting bagi calon tenaga pendidik.
Dengan adanya Micro Teaching dapat mengasah keterampilan calon pendidik dalam mengajar.
Melalui Micro Teaching calon pendidik dapat berlatih apa saja yang berkaitan dengan
keterampilan mengajar. Misalnya terkait metode atau cara yang di gunakan dalam kegiatan
pembelajaran, disini calon pendidik dapat mempraktekkan metode pembelajaran tersebut.
Contoh metode yng digunakan dalam pembelajaran adalah metode bercerita, maka calon
pendidik mempraktekkan cara mengajar dengan dengan metode bercerita, dengan begitu kita
dapat mengetahui apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki dan apa saja kelebihan yang perlu
di pertahankan dan ditingkatkan dalam menggunakan metode tersebut. Dengan adanya
pembelajaran micro teaching, nantinya pada saat mengikuti PL (Praktek Lapangan) mahasiswa
dapat mempunyai bekal pengetahuan dan keterampil tentang bagaimana cara mengajar yang
baik. Contohnya dalam membuka kegiatan pembelajaran, menjelaskan, ataupun keterampilan
mengajar yang lain. Selain itu dengan adanya pembelajaran micro teaching mahasiswa tidak
kaku dalam praktik menjadi guru.
B. SARAN
Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. oleh
karena itu kritik dan saran sangat ddiperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita
bisa mengambil hikmahnya. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Buchari Alma, et. All. (2009). Guru Profesional. Bandung: ALFABETA. hlm. 26.
Buchari Alma, Guru Profesional “Menguasai Metode dan Terampil Mengajar”, (Bandung:
ALFABETA, 2012), hlm. 30-32.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1986), hlm.214.
Suwarna et. All., Pengajaran Mikro, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hlm. 72.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2005) hlm.98.