Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

EMOSIONAL AUD
“FUNGSI EMOSI DALAM KEHIDUPAN”
Dosen Pengampu:
Vivi Anggraini, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Rasisah Nannela
19022117
2. Siska Rahma Putri
19022129
3. Tarisya Ayunda Putri 19022133
4. Zilalil Khowiyah
19022143
5. Aisya Fitriana
19022144
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021/2022KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Fungsi emosi dalam
kehidupan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Emosional AUD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang apa saja fungsi emosi dalam kehidupan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Padang, 28 Agustus 2021
Penulis
iDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Emosi Memotivasi................................................................................................. 2
B. Emosi Sebagai Komunikasi ................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 8
B. Saran ..................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9
iiBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak anak dilahirkan, namun
perkembangan emosional berikutnya tidaklah berjalan dengan sendirinya, tetapi
dipengaruhi oleh kematangan, dan peran proses belajar yang dilakukan. Dalam
kenyataan. kehidupan pengendalian emosional sangat berpengaruh terhadap penyesuaian
pribadi yang pada gilirannya akan mempengaruhi perkembangan aspek psikologis yang
lain.
Emosi merupakan motivator utama manusia dalam menjalani hidup. Manusia selalu
berupaya memaksimalkan emosi-emosi yang menyenangkan dan meminimalkan emosi
emosi yang tidak menyenangkan.
Fungsi emosi sebagai komunikasi pada anak usia dini yaitu komunikasi sebagai
sarana untuk mengekspresikan emosi secara baik dan benar dalam berbagai konteks
kondisi dan situasi yang ada, jika anak dididik secara kasar dan menggunakan bahasa
verbal yang tidak baik kemungkinan anak akan kurang memahami bagaimana cara
mengekspresikan emosi dengan bahasa yang baik dan benar. Jika anak diperlakukan
dengan kasar, dimaki dengan bahasa yang tidak baik. Kemungkinan anak akan meniru
perlakuan tersebut saat anak dalam keadaan emosi juga.
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud emosi memotivasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan emosi sebagai komunikasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui mengenai emosi memotivasi
2. Dapat mengetahui mengenai emosi sebagai komunikasi
1BAB II
PEMBAHASAN
A. Emosi Memotivasi
Emosi merupakan motivator utama manusia dalam menjalani hidup. Manusia selalu
berupaya memaksimalkan emosi-emosi yang menyenangkan dan meminimalkan emosi
emosi yang tidak menyenangkan.
Para ahli yang menekuni bidang psikoanalisa percaya bahwa emosi merupakan
representasi dari ketidaksadaran. Emosi atau afek dalam istilah psikoanalisa merupakan
mekanisme mengontrol semua aspek perilaku manusia. Emosi dipercaya sangat dekat
berhubungan dengan dorongan atau motif. emosi merupakan bagian dari motivasi yang
saling berkaitan dan tidak bisa lepas antara keduanya. Emosi senantiasa melahirkan
dorongan-dorongan untuk melakukan sesuatu terkait tuntutan emosi yang dirasakan pada
saat itu.
Untuk menghindari situasi tanpa harapan, seseorang dilahirkan dengan kapasitas
untuk merasa tertekan dan menarik diri. Pendek kata, emosi adalah cara bagaimana
kebutuhan seorang manusia di penuhi. Kebutuhan untuk dilindungi, aman, berkuasa,
mengontrol, tertarik, dan otonomi diri dipenuhi melalui emosi-emosi yang muncul.
Misalnya kebutuhan berkuasa memunculkan rasa sombong dan bangga jika sudah
berkuasa. Jika belum berkuasa, muncullah rasa was-was atau terancam pihak yang
berkuasa, yang oleh karenanya mendorong untuk jadi berkuasa.
Sistem motivasional manusia dipercaya menunjukkan dirinya melalui emosi. Pada
saat sebuah emosi muncul, itulah tanda bahwa motivasi tertentu menjadi
aktif. Misalnya saat merasa lapar, ketika menemukan makanan, muncullah emosi
tertentu yang menunjukkan aksesibilitas terhadap makanan itu. Jika makanan itu berbau
dan berbelatung, mungkin muncul rasa jijik sehingga kita tidak mau memakannya. Jika
makanan itu dimakan, muncullah emosi lega.
Batas antara motivasi dan emosi sangatlah tipis. Sebagai contoh, rasa takut
merupakan sebuahemosi, tetapi juga merupakan motif yang mendorong munculnya
tingkah laku. Leeper (1970) mengemukakan teori tentang hubungan motivasi dan emosi,
yaitu bahwa hampir seluruh tingkah laku kita yang berkesinambungan dan diarahkan
pada tujuan diwarnai (tone) oleh emosional, dan bahwa “tone” emosional-lah yang
memberikan arah bagi sekuen panjang tingkah laku. Sebagai contoh, motif yang
2mendorong tingkah laku seseorang dalam pekerjaannya mungkin saja merupakan
pemuasan dalam mengerjakan tugas dengan baik, atau kepuasan dihargai oleh teman
sejawat, atau kesenangan karena menguasai sesuatu yang baru.
Tomkins (1970) menyatakan bahwa emosi memberikan energi pada motif. Menurut
Tomkins, motif atau drive secara sederhana memberikan informasi tentang beberapa
kebutuhan atau kondisi dari tubuh. Yang menyertai drive ini adalah emosi (Tomkins
menggunakan istilah afek), seperti semangat, kesenangan, rasa tertekan, yang
memberikan energi bagi drive. Emosi ini memperkuat drive untuk memberikan kekuatan
motivasionalnya.
Cara Mengubah Emosi Menjadi Motivasi
Ahli Sosial Klinis dan Direktur Eksekutif di Maryland House Detox, Scott
Dehorty, mengatakan bahwa saat marah, orang cenderung memikirkan perilaku daripada
emosi.
"Perilaku adalah agresi, perasaan adalah kemarahan. Kemarahan adalah respons alami
dan normal terhadap berbagai rangsangan. Orang cenderung merasa marah ketika
diancam, dianiaya, atau menjadi saksi ketidakadilan," kata Dehorty mengutip dari She
Knows.
Dehorty kemudian mengungkapkan bahwa dalam batas tertentu, kemarahan bisa
menjadi sesuatu yang positif seperti membantu orang termotivasi dan fokus.
Berikut cara mengubah emosi menjadi motivasi:
1) Cari tahu masalah yang mendasari
Tidak hanya sehat, kemarahan sebenarnya memberikan Anda petunjuk berguna
tentang apa yang memotivasi. Dehorty mendorong untuk mencari tahu penyebab
kemarahan entah itu disebabkan sakit hati, ketakutan atau kesedihan. Setelah sumber
diidentifikasi, masalah bisa diatasi.
Akan tetapi saat masalah yang mendasari diabaikan, Anda hanya akan fokus untuk
menghentikan perasaan marah saja. Ini justru akan memicu kemarahan yang lebih
besar.
2) Kumpulkan informasi
Setelah menemukan masalah yang mendasari, ambil langkah lebih jauh dan
tentukan alasan orang atau situasi tertentu membuat Anda sangat marah.
3) Belajar dari kemarahan
3Seperti halnya pengalaman dalam hidup, kemarahan bisa jadi bahan pembelajaran.
Kemarahan bisa memberi pemahaman lebih baik tentang apa yang terjadi dalam
hidup. Jika marah karena sakit hati, selanjutnya Anda dapat mulai belajar untuk
menerima, memaafkan orang yang membuat rasa sakit hati. Dengan begini, Anda bisa
belajar untuk menerima dan memaafkan diri sendiri.
4) Tak semua tentang Anda
Saat marah, orang cenderung mempersonalisasi situasi tertentu sehingga
membuatnya menjadi tentang mereka meski sebenarnya bukan.
Hamilton merekomendasikan untuk mengubah situasi dan mencari tahu penyebab
kekesalan. Apa Anda mengalami hal buruk? Apa ada yang memicu kilas balik masa
lalu yang buruk?
Ingat, Anda tidak bisa mengontrol semuanya. Kunci memanfaatkan amarah adalah
dengan berdamai dengan fakta bahwa ada hal-hal di luar kendali Anda.
"Kesadaran ini memungkinkan Anda untuk menyalurkan amarah dengan cara yang
lebih produktif dan dapat meredakan amarah lebih cepat," kata Hamilton.
5) Ambil tindakan
Kadang mencari tahu penyebab kemarahan itu mudah. Anda tidak setuju dengan
kebijakan baru karena merugikan kaum pekerja, wajar Anda marah. Anda tahu alasan
Anda marah sehingga siap untuk ambil tindakan dan mulai menyelesaikannya.
"Gunakan kemarahan sebagai motivasi untuk perubahan. Jika Anda marah, lakukan
sesuatu. Lakukan perubahan, aktiflah. Jika tidak, itu akan berubah jadi balas dendam
atau sikap apatis," kata Dehorty.
B. Emosi Sebagai Komunikasi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak anak dilahirkan, namun
perkembangan emosional berikutnya tidaklah berjalan dengan sendirinya, tetapi
dipengaruhi oleh kematangan, dan peran proses belajar yang dilakukan. Dalam
kenyataan. kehidupan pengendalian emosional sangat berpengaruh terhadap penyesuaian
pribadi yang pada gilirannya akan mempengaruhi perkembangan aspek psikologis yang
lain.
Pada dasarnya, terdapat 2 fungsi emosi pada anak usia dini yaitu:
1) Sebagai pendorong, sebagai pendorong emosi akan menentukan perilaku anak
melakukan sesuatu.
42) Fungsi emosi sebagai alat komunikasi, dengan reaksi emosi anak akan
memperlihatkan apa yang dirasakannya.
Fungsi emosi sebagai komunikasi pada anak usia dini yaitu komunikasi sebagai
sarana untuk mengekspresikan emosi secara baik dan benar dalam berbagai konteks
kondisi dan situasi yang ada, jika anak dididik secara kasar dan menggunakan bahasa
verbal yang tidak baik kemungkinan anak akan kurang memahami bagaimana cara
mengekspresikan emosi dengan bahasa yang baik dan benar. Jika anak diperlakukan
dengan kasar, dimaki dengan bahasa yang tidak baik. Kemungkinan anak akan meniru
perlakuan tersebut saat anak dalam keadaan emosi juga.
Selain itu, bahasa juga digunakan untuk berinteraksi sosial, jika dalam pengajaran
bahasa anak diajarkan dan dibiasakan menggunakan bahasa yang baik dan benar, maka
dalam berinteraksi secara sosial anakpun tidak akan mengalami kesulitan dalam
berinteraksi sosial, baik dengan teman sebayanya maupun dengan masyarakat sekitarnya.
Komunikasi interpersonal merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara
dua orang.
Faktor Yang Menyebabkan Komunikasi Dalam Pengendalian Perilaku Emosi Anak
Beberapa faktor yang menyebabkan efektifitas komunikasi Interpersonal dalam
pengendalian perilaku emosional anak di antaranya adalah:
1) Keterbukaan, atau mengungkapkan pikiran, perasaan, dan harus bersikap tulus,
jujur, kepada guru ke orang tua atau sebaliknya orang tua kepada guru khususnya
mengenai perilaku emosional anak
2) Empati yakni guru dengan orang tua merasakan apa yang dialami oleh anak
khususnya perilaku emosional.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi di antara individu-individu dengan
latar belakang kultur, nilai, kepercayaan, dan pola perilaku yang berbeda. Dalam
menghadapi variasi budaya di komunikasi interpersonal, kaitannya dengan komunikasi
antara guru dengan orang anak, maka setiap individu perlu saling menyadari dan
mengenali budaya-budaya lain selain budaya yang kita miliki, olehnya itu diperlukan
pengenalan perbedaan-perbedaan antar budaya baik dalam skala kecil maupun besar.
Anak usia dini memiliki emosi yang kuat dan belum konsisten dimana anak memiliki
emosi yang berubah dalam waktu yang dekat. Kyle menyebutkan bahwa anak sudah
5mampu memahami peran sesuai dengan identitasnya dan mengetahui bahwa memiliki
keluarga, komunitas, atau budaya tertentu (Mansur, 2019).
Lebih lanjut Mansur menambahkan bahwa anak mampu membantu orang lain dan
terlibat dalam rutinitas. Dalam hal ini orang tua dapat memberikan dukungan dan
membantu anak dengan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang akan
dibutuhkan oleh anak. Orang tua juga dapat mengembangkan komunikasi anak dengan
kegiatan interaksi untuk mengekspresikan perasaan dan idenya. Komunikasi interaktif
tidak hanya menumbuhkan perkembangan emosional dan moral tetapi juga harga diri dan
perkembangan kognitif untuk anak.
Fungsi Emosi Dalam Komunikasi
Di dalam buku yang ditulis oleh Rakhmat (2007) terdapat beberapa macam fungsi
emosi menurut Coleman dan Hammen (1997). Fungsi emosi dalam komunikasi
interpersonal adalah sebagai berikut :
1. Emosi Adalah Energizer
Hal ini terlihat pada saat seseorang yang sedang merasakan emosi, maka tubuhnya
akan bergerak untuk melakukan apa saja yang dirasakannya. Pada keadaan ini, emosi
dapat membangkitkan dan memobilisasi energi kita. Misalnya, saat anda sedang takut
maka anda akan berteriak ataupun lari sekencang- kencangnya.
2. Emosi adalah Messanger
Sebagai mana komunikasi yang mengandung pesan untuk disampaikan kepada
pihak lain, emosi juga memiliki fungsi seperti hal tersebut. Sehingga pada saat anda
sedang merasakan emosi, maka secara tidak langsung anda akan menyadari apa yang
sedang terjadi atau apa yang anda dapat dari lingkungan sekitar anda. Misalnya, saat
anda sedang merasa bahagia maka itu berarti anda sedang memperoleh sesuatu yang
anda senangi atau anda terhindar dari suatu yang anda tidak sukai.
3. Pembawa Pesan
Setiap komunikasi mengandung pesan yang ingin disampaikan pada pihak
lainnya. Hal yang sederhana yang biasa anda lakukan misalnya yaitu ketika anda
sedang bercerita dengan sahabat anda. Maka pada saat anda bercerita mungkin saja
ada cerita yang sedih dan anda sampai menangis bahkan sahabat anda sebagai
pendengar pun bisa saja turut menangis.
64. Memotivasi Diri Sendiri
Motivasi yang ada pada diri merupakan hasil dari ketekunan untuk menahan diri
terhadap kepuasan serta mengendalikan dorongan hati. Selain itu, penuh dengan
antusiasme, gairah, optimis, dan lain lain. Jika anda memiliki emosi yang dapat anda
kelola seperti hal tersebut maka anda akan jauh lebih produktif serta efektif untuk
melakukan hal apapun.
5. Membina Hubungan Sosial
Hubungan dengan orang lain merupakan suatu seni keterampilan sosial yang dapat
mendukung anda dalam bergaul dengan orang lain. Kemampuan ini akan menunjang anda
untuk menjadi pemimpin atau populer serta keberhasilan anda. Bahkan dikatakan bahwa
orang yang hebat dalam menjalin hubungan dengan orang lain akan sukses dalam bidang
apapun. Menjalin hubungan dengan orang lain juga melibatkan emosi didalamnya.
6. Mempengaruhi Ingatan dan Evaluasi
Emosi mempengaruhi ingatan atau memori seseorang. Karena seseorang akan
mengingat sesuatu hal yang pernah dialaminya pada saat emosi tersebut muncul.
7BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Emosi merupakan motivator utama manusia dalam menjalani hidup. Manusia selalu
berupaya memaksimalkan emosi-emosi yang menyenangkan dan meminimalkan emosi
emosi yang tidak menyenangkan.
Fungsi emosi sebagai komunikasi pada anak usia dini yaitu komunikasi sebagai
sarana untuk mengekspresikan emosi secara baik dan benar dalam berbagai konteks
kondisi dan situasi yang ada, jika anak dididik secara kasar dan menggunakan bahasa
verbal yang tidak baik kemungkinan anak akan kurang memahami bagaimana cara
mengekspresikan emosi dengan bahasa yang baik dan benar. Jika anak diperlakukan
dengan kasar, dimaki dengan bahasa yang tidak baik. Kemungkinan anak akan meniru
perlakuan tersebut saat anak dalam keadaan emosi juga.
2. Saran
Demikianlah makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk orang
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis
harapkan agar makalah ini lebih baik lagi dari sebelumnnya.

DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Goleman, Daniel. 2002. Kecerdasan Emosional. PT. Gramedia Pustaka. Utama : Jakarta.
Gunarsa, S.D & Gunarsa, Y.S.D. 2004. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. PT.
BPK Gunung Mulia, Cet. 7: Jakarta.
Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Kencana
Prenada Media group: Jakarta.
Setyowati, Yuli. 2005. Jurnal Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi Anak
(Studi Kasus Penerapan Pola Komunikasi Keluarga dan Pengaruhnya terhadap
Perkembangan Emosi Anak pada Keluarga Jawa). Program Ilmu Komunikasi
STPMD “APMD”: Yogyakarta
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201109145504-255-567662/5-cara-mengubah
emosi-jadi-motivasi
https://pakarkomunikasi.com/fungsi-emosi-dalam-komunikasi-interpersonal

Anda mungkin juga menyukai