Anda di halaman 1dari 19

MNC 005 – PERILAKU KEORGANISASIAN – MODUL-SESI 4

BAB - 4

EMOSI DAN SUASANA HATI

Disusun oleh:

Dr.H.Gurawan Dayona,SE.MM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN (STIE


INABA)
BANDUNG 2020

1
BAB 4

EMOSI DAN SUASANA HATI

4.1 Latar Belakang

Terlepas apakah suatu perusahaan memasang alat pendeteksi emosi


atau tidak, emosi sungguh berpengaruh di tempat keja. Dalam perilaku
organisasi hanya membahas sedikit mengenai topik emosi karena adanya dua
penjelasan.

Pertama adalah mitos rasionalitas. Pembatasan emosi sebagai protokol dalam


dunia kerja. Sebuah organisasi yang dijalankan dengan baik tidak mengizinkan
pekerja menunjukan rasa frutasi, takut, marah, cinta, benci, gembira, sedih atau
perasaan sejenis yang dianggap merupakan antitesis dari rasionalitas. Meskipun
para manajer mengetahui emosi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari.

Kedua adalah banyak yang percaya bahwa semua emosi bersifat merusak.
Peneliti melihat pada emosi negatif yang kuat khususnya pada amarah yang
mengganggu kemampuan pekerja untuk bekerja secara efektif. Dibandingkan pada
emosi yang bersifat konstruktif atau berkontibusi dalam memeprbaiki kinerja.

Tentu saja beberapa emosi, khusunya yang ditampilkan pada saat yang salah,
dapat menurunkan kinerja. Tetapi nyatanya para pekerja membawa emosi
mereka saat bekerja setiap hari. Maka studi perilaku organisasi harus
mempertimbangkan peran emosi dalam perilaku di tempat kerja

4.2. EMOSI DAN SUASANA HATI

Kita butuh mengklarifikasi tiga istilah yang berkaitan secara dekat : afek,
emosi, dan suasana hati.

Afek adalah sebuah istilah umum yang mencakup beragam perasaan yang
dialami orang.
Emosi adalah perasaan – perasaan intens yang ditunjukan kepada seseorang
atau sesuatu.

1
Suasana hati adalah perasaan – perasaan yang cenderung kurang intens
dibanding emosi dan sering kali tanpa rangsangan kontekstual.

Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu dari pada suasana hati.
Sebagai contoh , bila seseorang bersikap kasar terhadap anda , anda akan merasa
marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan
cukup cepat, bahkan mungkin dalam hitungan detik. Tetapi ketika sedang dalam
suasana hati yang buruk , anda dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam. Anda
menunjukan emosi ketika merasa senang mengenai sesuatu , marah kepada
seseorang , ataupun takut terhadap sesuatu. Sebaliknya suasana hati biasanya tidak
ditunjukan kepada seseorang atau suatu kejadian. Emosi dapat berubah menjadi
suasana hati ketika anda kehilangan fokus pada kejadian atau objek yang
mencetuskan perasaan tersebut. Dengan tanda yang sama suasana hati yang baik
dan buruk dapat membuat anda menjadi emosional sebagai respons pada suatu
kejadian.

Pertama, seperti yang diperlihatkan tampilan tersebut,afek adalah sebuah istilah


luas yang meliputi emosi dan suasana hati.kedua, terdapat perbedaan – perbedaan
antara emosi dan suasana hati. Beberapa dari perbedaan – perbedaan ini bahwa
emosi lebih mungkin disebabkan oleh suatu kejadian tertentu, dan emosi lebih cepat
berlalu dibandingkan suasana hati. Pada gambar sebelumnya itu juga
memperlihatkan bahwa emosi dan suasana hati dapat saling mempengaruhi.
Sebagai contoh, jika cukup kuat dan dalam , sebuah emosi dapat berubah menjadi
suasana hati.mendapatkan pekerjaan impian anda dapat membangkitkan emosi
kegembiraan, tetapi hal tersebut juga dapat menempatkan anda dalam suasana hati
yang bagus hanya untuk beberapa hari.secara serupa suasana hati yang baik dan
buruk dapat membuat anda mengalami emosi positif dan negatif yang lebih intens
dari biasanya.

4.3.DASAR EMOSI

Emosi mencakup rasa marah , jijik , antusias , iri , takut , frustasi , kecewa ,
malu , bahagia , benci , berharap , cemburu , gembira , cinta , bangga , terkejut , dan
sedih. Rene Descartes yang sering kali disebut sebagai pendiri filsafat modern,
menyebutkan enam ―nafsu sederhana dan primitif‖- rasa kagum , cinta , benci ,
hasrat , gembira , dan sedih – dan menyatakan bahwa ―yang satu terdiri atas
beberapa atau merupakan bahkan bagian dari keenam emosi tersebut.

2
Dalam penelitian kontemporer , psikolog telah mencoba mengidentifikasi
emosi – emosi dasar dengan mempelajari berbagai ekspresi wajah. Salah satu
masalah dari pendekatan ini adalah beberapa emosi terlalu kompleks untuk secara
mudah diekspresikan melalui wajah.

4.4.BEBERAPA ASPEK EMOSI

Ada beberapa aspek fundamental dari emosi yang harus kita pertimbangkan,
meliputi biologi emosi, intensitas emosi, frekuensi dan durasi emos, keterkaitan
antara rasionalitas dan emosi, dan fungsi emosi.

Biologi emosi
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak, yang kira –kira berukuran sebesar
sebuah kacang walnut dan terletak dekat batang otak kita. Ketika orang bahagia
maka sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Tapi ketika sistem limbik
―memanas‖ emosi – emosi negatif seperti rasa marah dan bersalah mendominasi
emosi – emosi yang positif seperti kegembiraan dan kebahagiaan.

Intensitas
Setiap orang memiliki kemampuan bawaan yang bervariasi untuk mengekspresikan
intensitas emosional.

Frekuensi dan Durasi


Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan
tidak hanya bergantung pada emosi – emosi yang harus ditampilkan dan
intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha
menampilkannya.

Apakah emosi membuat kita irasional ?

Kita harus memiliki kemampuan untuk mengalami emosi agar dapat menjadi
rasional. Karna emosi memberikan informasi penting mengenai bagaimana kita
memahami dunia sekitar kita.

3
4.5.SUASANA HATI SEBAGAI AFEK POSITIF dan NEGATIF

Bila emosi dikategorikan menjadi dua kelompok positif dan negatif, maka
akan menjadi keadaan suasana hati karna sekarang emosi dipandang secara lebih
umum dan bukan mengisolasi satu emosi tertentu. Jadi kita dapat menganggap afek
positif sebagai sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas emosi – emosi positif
seperti kesenangan, ketenangan diri, dan kegembiraan pada ujung tinggi, dan
kebosanan, kemalasan, dan kelelahan pada ujung rendah. Afek negatif adalah
sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas kegugupan, stress, dan kegelisahan
pada ujung tinggi, serta relaksasi, ketenangan dan keseimbangan pada ujung
rendah.

4.6.FUNGSI EMOSI

4.6.1.Apakah Emosi Membuat Kita Tidak Rasional ?

Observasi-observasi menyatakan bahwa rasionalitas dan emosi saling


bertolak belakang dan jika anda menampilkan emosi, mungkin anda bertindak tidak
rasional. Salah satu tim penulis berpendapat bahwa menampilkan emosi seperti
kesedihan sampai menangis sangat berbahayabagi karier sehingga kita seharusnya
meninggalkan ruangan itu daripada membiarkan orang lain melihatnya. Perspektif-
perspektif ini menyakatan demonstrasi atau bahkan pengslaman emosi dapat
menyebabkan kita terlihat lemah, rapuh atau tidak rasional. Meskipun demikian,
riset semakin menunjukan bahwa emosi sebenarnya penting untuk penalaran
rasional.

4.6.2.Apakah Emosi Menyebabkan Kita Bersikap Tidak Etis ?

Sebelumnya diyakini bahwa, seperti halnya pengambilan keputusan secara


umum, kebanyakan pengambilan keputusan etis didasarkan pada proses kognitif
urutan yang lebih yinggi tetapi riset mengenai emosi moral semakin
mempertanyakan perspektif ini. Contoh emosi moral adalah simpati terhadap orang
lain, kemarahan terhadap ketidakadilan yang dialami. Sejumlah studi menyatakan
reaksi-reaksi ini umumnya didasarkan pada perasaan dibandingkan kognitif semata.

Dalam ‖The Expression of the Emotions in Man and Animals‖, Charles


Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu
manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena ‗memotivasi‘ orang
untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup tindakan – tindakan
seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan,

4
menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat
berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. manusia lain.

4.7.SUMBER EMOSI DAN SUASANA HATI

Dari manakah datangnya emosi dan suasana hati? Di sini kita akan
membahas beberapa pengaruh utama emosi dan suasana hati.

Intensitas Afek
Merupakan perbedaan individual dalam kekuatan dimanan individu-individu
mengalami emosi mereka.

Hari dalam Seminggu dan Waktu dalam Sehari.


Sebagian besar orang berada di tempat kerja atau sekolah pada hari Senin
hingga Jumat. Dengan demikian, sebagian besar orang akan memanfaatkan akhir
minggu untuk bersantai dan bersenang-senang. Berarti orang-orang berada pada
suasana hati terbaik di akhir minggu

seperti diperlihatkan pada Tampilan 8-3, orang-orang cenderung berada dalam


suasana hati terburuk (afek negatif tertinggi dan afek positif terendah) di awal
minggu dan berada dalam suasana hati terbaik (afek positif tertinggi dan afek negatif
terendah) di akhir minggu.

Bagaimana dengan waktu dalam sehari? Kita sering menganggap bahwa orang-
orang berbeda, bergantung pada apakah mereka adalah orang "pagi" atau "malam."
Tetapi, mayoritas dari kita mengikuti sebuah pola yang serupa. Orang-orang
biasanya berada dalam semangat yang lebih rendah pada awal pagi. Seiring hari
berlanjut, suasana hati cenderung meningkat dan kemudian menurun pada malam
hari. Tampilan 8-4 menunjukkan pola ini.

Menariknya, tidak peduli jam berapa orang pergi tidur pada malam hari atau
bangun di pagi hari, tingkat afek positif cenderung memuncak sekitar titik tengah
antara bangun tidur dan pergi tidur. Tetapi, afek negatif memperlihatkan sedikit
fluktuasi di sepanjang hari."

Apa artinya ini bagi perilaku organisasional? Untuk meminta bantuan seseorang,
atau menyampaikan berita buruk, mungkin bukanlah ide yang bagus pada hari Senin
pagi. Interaksi kita di tempat kerja mungkin akan lebih positif dari menjelang tengah
hari dan seterusnya, dan juga mendekati akhir minggu

5
Cuaca.
Seorang ahli menyimpulkan, "Berlawanan dengan pandangan kultur yang ada,
data ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hari yang lebih
baik pada hari yang cerah (atau, sebaliknya, melaporkan suasana hati yang lebih
buruk pada hari gelap dan hujan )‖.

Korelasi ilusif menjelaskan mengapa orang-orang cenderung berpikir bahwa


cuaca yang menyenangkan meningkatkan suasana hati mereka. Korelasi ilusif
(illusory correlation) terjadi ketika orang mengasosiasikan dua kejadian yang pada
kenyataannya tidak memiliki sebuah korelasi.

Stres.
Seperti yang diperhatikan oleh penulis sebuah penelitian, "adanya peristiwa yang
terus-menerus terjadi yang menimbulkan stres tingkat rendah sekalipun berpotensi
menyebabkan para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama,
seiring berjalannya waktu semakin meningkat‖.

Tingkat stres dan ketegangan yang menumpuk di tempat kerja dapat


memperburuk suasana hati karyawan, sehingga , menyebabkan mereka mengalami
lebih banyak emosi negatif. Walaupun kadang-kadang kita mencoba mengatasi
stres, bagi kebanyakan dari kita, stres mulai memengaruhi suasana hati kita

Aktivitas Sosial.
Bagi sebagian besar orang, aktivitas sosial meningkatkan suasana hati positif
dan memiliki pengaruh sedikit terhadap suasana hati negatif. Tetapi, apakah orang-
orang dengan suasana hati positif mencari interaksi sosial, atau apakah interaksi
sosial menyebabkan orang-orang mempunyai suasana hati yang baik? Tampaknya
keduanya benar."

Penelitian mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik (berski atau
berjalan kaki dengan teman), informal (pergi ke sebuah pesta), atau Epicurean
(makan bersama orang lain) lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan
suasana hati yang positif dibandingkan kejadian-kejadian formal (menghadiri sebuah
rapat) atau yang bersifat duduk terus-menerus (menonton TV dengan teman).

Interaksi-interaksi sosial bahkan memiliki manfaat kesehatan jangka panjang.


Suatu penelitian mengenai umur panjang mengungkap bahwa berada berdampingan
bersama orang lain (sebagai kebalikan dari isolasi sosial) merupakan prediksi
terbaik mengenai seberapa lama seseorang akan hidup—lebih penting daripada

6
gender, atau bahkan tingkat tekanan darah atau kolesterol.Salah satu dari alasan
untuk hal ini adalah afek positif.

Tidur.
Kualitas tidur memengaruhi suasana hati. Para sarjana dan pekerja dewasa yang
tidak memperoleh tidur yang cukup melaporkan adanya perasaan kelelahan yang
lebih besar, kemarahan, dan ketidakramahan. Satu dari alasan mengapa tidur yang
lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati
yang buruk karena hal tersebut memperburuk pengambilan keputusan dan
membuamya sulit untuk mengontrol emosi

. Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa kurang tidur pada malam


sebelumnya juga memperburuk kepuasan kerja seseorang pada hari berikutnya,
karena sebagian besar karena orang merasa lelah, cepat marah, dan kurang
waspada

Olahraga.
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan
suasana hati positif. Tampaknya, terapi olahraga berpengaruh paling kuat terhadap
mereka yang mengalami depresi. Walaupun olahraga berpengaruh secara konsisten
terhadap suasana hati, tetapi tidak terlalu kuat kuat. Jadi, olahraga dapat membantu
Anda berada dalam suasana hati yang lebih baik, tetapi jangan mengharapkan
mukjizat

Usia.
Suatu penelitian atas orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun
mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknva semakin sarang terjadi seiring
bertambahnya usia seseorang. Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif
yang tinggi bertahan lebih lama dan suasana hati yang buruk menghilang dengan
lebih cepat. Penelitian tersebut mengimplikasikan bahwa pengalaman emosional
cenderung membaik bersama bertambahnya usia, sehingga seiring bertambah tua,
kita mengalami lebih sedikit emosi negatif.

Gender.
Dalam perbandingan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional
yang lebih besar dibandingkan pria ; mereka mengalami emosi secara lebih intens;
dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering,
kecuali kemarahan. Tidak seperti pria, wanita juga menyatakan lebih nyaman dalam
mengekspresikan emosi.
7
Wanita juga mampu membaca petunjuk nonverbal dan paralinguistik secara lebih
baik dibandingkan pria. Para peneliti telah menyatakan tiga kemungkinan penjelasan
tentang ini :

Penjelasan pertama adalah pria dan wanita disosialisasikan dengan cara


yang berbeda-beda . Pria diajarkan menjadi kuat dan berani. Menunjukkan emosi
tidak konsisten dengan citra ini. Sebaliknya, wanita disosialisasikan untuk
mengasuh. Mungkin inilah penyebab adanya persepsi bahwa wanita biasanya lebih
ramah dan hangat dibandingkan pria. Sebagai contoh, wanita diharapkan untuk
mengekspresikan lebih banyak emosi positif pada pekerjaan (ditunjukkan dengan
tersenyum) dibandingkan pria, dan mereka memang demikian.

Penjelasan kedua adalah wanita mungkin memiliki kemampuan pembawaan


lebih untuk membaca orang lain dan memperlihatkan emosi mereka dibandingkan
pria.

Penjelasan ketiga, wanita mungkin memiliki kebutuhan yang lebih besar


terhadap penerimaan sosial dan, juga, sebuah kecondongan yang lebih tinggi untuk
menunjukkan emosi-emosi positif, seperti kebahagiaan.

4.8. KERJA EMOSIONAL

(Emotional labor) adalah ekspresi seorang karyawan dari emosi-emosi yang


diinginkan secara organisasional selama transaksi antar personal di tempat kerja.
Semkin pentingnya kerja emosional sebagai sebuah komponendari kinerja
pekerjaan yang efektif menyebabkan pemahaman akan emosi memperoleh
relevensi yang semakin besar dalam bidang PO.

4.9. EMOSI YANG DIRASAKAN VERSUS EMOSI YANG DITAMPILKAN

Emosi yang dirasakan adalah emosi sebenernya dari seorang individu.


Sebalaiknya, emosi yang ditampilkan adalah emosi yang di haruskan organisasi
untuk ditampilkan oleh pekerja dan di pandang sesuai dalam pekerjaan tertentu.

Kerja emosional menimbulkan dilema bagi karyawan. Terdapat orang-orang


dengan siapa anda harus bekerja yang benar-benar anda tidak suka.

Mungkin menururut anda kepribadian mereka kasar. Mungkin anda tahu


mereka mengatakan hal-hal negatife mengenai anda dibelakang andatetapi
pekerjaan anda mengharuskan anda berinteraksi dengan orang-orang ini secara
rutin,dan anda terpaksa berpura-pura ramah.

8
Poin terpenting adalah bahwa emosi yang dirasakan dan yang ditampilkan
sering kali berbeda. Sebenernya, banyak orang lain memiliki masalah untuk bekerja
sama dengan orang lain karena mereka dengan naïf mengasumsikan bahwa emosi
yang ditujukan oleh orang lain kepada merekamerupakan apa yang sebenarnya
orang lain tersebut rasakan.

Bagaimana Para Manajer Mempengaruhi Suasana Hati ?

Para manajer dapat member karyawan mereka penghargaan kecil sebagai apresiasi
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik. Selain itu, riset
mengindikasikan bahwa ketika para pemimpin berada dalam suasana hati yang baik,
anggota kelompok menjadi lebih positif, dan sebagai hasilnya para anggota akan
lebih bekerja sama.

Akhirnya, memilih anggota tim yang positif dapat berefek menular seiring
suasana hati positif ditularkan dari anggota tim ke anggota tim. Jadi, adalah masuk
akal bagi para manajer untuk memilih anggota tim yang memiliki kecenderungan
untuk mengalami suasana hati positif.

4.11.TEORI PERISTIWA AFEKTIF

Emosi dan suasana hati adalah suatu bagian penting dari kehidupan kita,
khususnya kehidupan pekerjaan kita. (affective events theory – AET) menunjukkan
bahwa karyawan bereaksi secara emosional pada hal-hal yang terjadi pada mereka
di tempat kerja.

Teori tersebut dimulai dengan mengenali bahwa emosi adalah sebuah


respons terhadap peristiwa dalam lingkungan kerja. Peristiwa – peristiwa kerja
tersebut memicu reaksi emosi positif atau negatif.

Akhirnya, emosi-emosi memengaruhi sejumlah variable kinerja dan kepuasan


seperti perilaku kewargaan organisasional,komitmen organisasional, tingkat usaha,
maksud-maksud untuk berhenti,dan penyimpangan tempat kerja.

4.12. KECERDASANEMOSIONAL

Kecerdasan emosional yaitu kemampuan seseorang mendeteksi dan mengelola


petunjuk petunjuk serta informasi emosioanal (emotional intelligence-EI) terdiri atas
lima dimensi:

9
Kesadara diri : sadar atas apa yang anda rasakan.

: kemampuan mengelola emosi dan dorongan-dorongan anda


Menejemen diri sendiri.

: kemampuan bertahan dalam menghadapi kemunduran dan


Motivasi diri kegagalan.

Empati : kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Keterampilan Sosial : kemampuan menangani emosi orang lain.

4.13.KASUS KASUS KECERDASAN EMOSIONAL

1. Daya Tarik Intuitif.

Terdapat banyak daya tarik intuitif pada konsep EI. Sebagai dasar orang akan
setuju bahwa adalah baik untuk memiliki kecerdasan jalanan dan kecerdasan
sosial. Orang – orang yang dapat mendeteksi emosi orang lain, mengendalikan
emosi mereka sendiri, dan menangani interaksi sosial dengan baik, mempunyai kaki

yang kuat untuk berdiri dalam dunia bisnis. Jadi pemikiran ini berlanjut, seperti
sebuah contoh, para rekanan dalam sebuah perusahaan konsultan multinasional
yang memiliki nilai diatas rata – rata pada ukuran EI menghasilkan $1,2 juta lebih
bayak dalam bisnis dibandingkan rekan – rekan lainnya.

2. EI Meramalkan Kriteria Yang Penting.

Terdapat banyak bukti yang memperkuat bahwa EI tingkat tinggi mempengaruhi


kinerja seseorang menjadi lebih baik dalam pekerjaannya.. Satu penelitian
menemukan bahwa EI telah dapat meramaikan kinerja karyawan dalam sebuah
pabrik rokok di cina.‖ Sebua penelitian lainnya‘ menemukan bahwa kemampuan
untuk mengenali emosi pada ekspresi waja orang lain dan untuk‖ mencuri dasar‖
secara emosional (mengambil sinyal – sinyal harus mengenai emosi orang lain).

10
3. EI Berbaris Biologis

Satu penelitian telah menunjukkan bahwa orang –orang dengan kerusakan pada
bagian otak yang mengatur pemrosesan emosional (luka – luka dalam area korteks
prefrontal) mempunyai nilai yang secara signifikal lebih rendah pada ujian – ujian EI.
Meskipun orang lain dengan kerusakan otak tersebut tidak mempunyai nilai yang
lebih rendah pada ukuran – ukuran standar kecerdasan dibandingkan orang –orang
yg tidak memiliki kerusakan otak yang sama, mereka tetap terganggu dalam
pengambilan keputusan normal.

4. EI Adalah Sebuah Konsep yang Samar

Bagi bayak peneliti, adalah tidak jelas mengenai apa yang dimaksud dengan EI.
Apakah EI merupakan suatu bentuk kecerdasan? Sebagian besar dari kita tidak
menganggap bahwa menjadi sadar diri, dapat memotifasi diri , atau memiliki empati
merupakan masalah kecerdasan.jadi., apakah EI sebuah nama keliru! Lagipula ,
seringkali peneliti yang berbeda berfokus pada keterampilan yang berbeda ,
membuatnya sulit untuk mendapatkan definisi atas EI.

―Konsep EI sekarang telah menjadi sangat luas dan komponen – komponennya


sangat beragam sehingga … hal tersebut bahkan bukan lagi merupakan sebuah
konsep kecerdasan‖.

5. EI Tidak Dapat Diukur

Bayak keritik telah menimbulkan pertayaan mengenai pengukuran EI. Karena EI


adalah bentuk kecerdasan, misalnya, maka harus terdapat jawaban benar dan salah
mengenai hal ini dalam tes. Beberapa tes memang memiliki jawaban benar dan
salah. Meskipun validitas dari sejumlah pertanyaap pada ukuran – ukuran ini masih
dupertanyakan,sebagai contoh, satu ukuran meminta anda untuk mengasosiasikan
perasaan tersebut dengan warna tersebut, seperti warna unggu selalu membuat kita
merasa sejuk bukan hangat.

Secara umum, ukuran – ukuran EI sangat beragam, dan para peneliti belum
menjadikan hal ini sebagai subjek penelitian yang teliti seperti hal ini telah mengukur
kepribadian dan kecerdasan umum.

11
6. Validitas EI Masih Dipertanyakan

EI tidak memiliki sesuatu yang unik untuk ditawarkan. Terdapat sejumlah dasar
untuk argument ini. EI tampak sangat berhubungan dengan ukuran – ukuran
kepribadian , khususnya stabilitas emosional. Tapi belum dapat cukup riset
mengenai apakah EI menambahkan wawasan melampaui ukuran – ukuran
kepribadian dan kecerdasan umum dalam meramalkan kinerja kerja pada pekerjaan.

Sekarang setelah anda mengetahui lebih banyak mengenai kecerdasan


emosional, apakah menurut anda. Anda dapat menentukan apakah yang membuat
orang termotivasi.

4.14.PENGATURAN EMOSI

Pengaturan emosi (emotional regulation) merupakan bagian literature


kecerdasan emosional tetapi saat ini semakin dipelajari sebagai konsep yang
terpisah. Pendapat utama di balik pengaturan emosi adalah untuk mengidentifikasi
dan memodifikasi emosi yang dirasakan. Salah satunya adalah kemampuan
manajemen dan perilaku kewargaan organisasi (orgzinational citizenship
behavior).

Teknik pengaturan emosi yang efektif mencakup mengakui bukannya


menekan respons emosional atas situasi, dan mengevaluasi kembali peristiwa yang
terjadi. Sebuah studi mengilustrasikan efek dari penilaian ulang kognitif yang sangat
potensial. Teknik penilaian ulang kognitif dapat membuat orang mengubah respons
emosionalnya. Teknik lain dengan potensi atas pengaturan emosi adalah dengan
cara pengungkapan, dengan menunjukkan ekspresi terbuka dari emosi dapat
membatu individu.

4.15.APLIKASI PERILAKU ORGANISASI TERHADAP EMOSI DAN SUASANA

HATI

Seleksi
Satu implikasi dari bukti yang ada sampai hari ini pada EI adalah bahwa para
pemberi kerja harus mempertimbangkannya sebagai sebuah faktor dalam merekrut
karyawan .bahkan, semakin bayak pemberi kerja mulai menggunakan ukuran –
ukuran EI untuk mempekerjakan orang.

12
Pengambilan keputusan
Para peneliti PO masih terus memperdebatkan peran emosi dan suasana hati
negatif dalam pengambilan keputusan. Sebuah artikel yang mendapat penghargaan
menyatakan bahwa orang – orang yang tertekan (mereka yang secara kronis
mengalami suasana hati atau emosi – emosi negatif seperti kesedihan) membuat
penilaian – penilaian yang lebih akurat dibandingkan orang – orang yang tidak
tertekan. Pernyataan ini membuat beberapa peneliti menyatakan bahwa perkataan
―lebih sedih tapi lebih bijaksana‖ adalah benar.

Tetapi orang yg tertekan membuat keputusan yang lebih buruk dari orang yang
bahagia. Mengapa! Karna orang yg tertekan lebih lambat memproses informasi dan
cenderung menimbang semua kemungkinan pilihan, ketimbang hanya pilihan yang
lebih mungkin diambil.

Kreativitas
Orang – orang yang mengalami suasana hati atau emosi positif lebih flaksibel
dan terbuka dalam pemikiran mereka.beberapa para peneliti tidak percaya bahwa
suasana hati positif membuat orang lebih kereatif . Mereka menyatakan bahwa
ketika orang dalam keadaan hati positif ,mereka dapat rileks dan mengerjakan hal –
hal yang berjalan dengan baik.tetapi pandangan ini adalah kontoversial. Hingga
terdapat lebih bayak peneliti pada subjek tersebut, kita dapat menyimpulkan dengan
aman menyimpulkan bahwa untuk bayak tugas, suasana hati positif meningkatkan
kreativitas kita.

Motivasi
Teori – teori motifasi menyatakan bahwa individu- individu‖ termotifasi hingga 1
tingkat dimana perilaku mereka diharapkan untuk membawa hasil yang
diinginkan‖.ketika anda melihat orang yang sangat termotifasi dalam pekerjaan
mereka ,mereka berkomikmen secara emosional.

Pelayanan Pelanggan
Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan pelanggan yang
berpengaruh terhadap tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan.
Selain itu emosi kariawan dapat juga berpindah kepada kariawan.

13
Efek tersebut disebut penularan emosional,
Penularan emosional adalah peroses dimana emosi seeorang berpengaruh
terhadap emosi orang lain

Sikap kerja
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang – orang yang mempunyai
hari baik di tempat kerja cenderung berada dalam suasana hati yang lebih baik
dirumah pada malamnya.

Selain itu orang – orang yang mengalami hari buruk cendereng berada dalam
hati buruk setelah mereka berada di rumah.

Bukti ini menyatakan bahwa orang – orang yang mengalami hari – hari penuh
tekanan di tempat kerja cenderung kesulitan untuk rileks di setelah di rumah.

Perilaku Menyimpang di tempat kerja


Emosi –emosi negatif juga dapat membawa sejumlah perilaku menyimpang di
tempat kerja misal:

Iri hati adalah sebuah emosi yang terjadi ketika anda membenci seseorang karna
memiliki sesuatu yang tidak anda miliki tetapi sangat anda inginkan. Hal tersebut
dapat berujung pada perilaku menyimpang yang berdampak kejahatan.

Kepemimpinan

Kemampuan untuk memimpin orang lain adalah sebuah kuatilas fundamental yang
dicari organisasi – organisasi dalam kariawan mereka,para pemimpin yang efektip
mengandalkan dayatarik emosional untuk membantu menyampaikan pesan – pesan
mereka. Para eksekutif perusahaan mengetahui pentingnya kandungan emosional
jika mengiginkan para kariawan untuk mempercayai fisi mereka atas masa depan
perusahaan mereka dan menerima perubahan.

Negosiasi
sebuah proses emosional; tetapi kita sering sekali mengatakan bahwa seorang
negosiator yang ulung mempunyai ―wajah poker‖ . Pendiri saluran poker
inggris(Britain‘s Poker Channel), Crispin Nieboer, menyatakan,‖itu sebuah
permainan gertakan dan terdapat emosi dan ketegangan manusia yang luar biasa,
melihat siapa yang menggertak paling lama.‖beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa negosiator yang berpura – pura marah memiliki keuntungan atas lawan
mereka. Mengapa? Ketika seseorang negosiator menunjukkan kemarahan , lawan

14
menyimpulkan bahwa negosiator tersebut telah menyerahkan semua yang ia dapat,
dan dengan demikian lawan menyerah

15
Kesimpulan

Emosi adalah perasaan-perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang


atau sesuatu. Suasana Hati adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang
intens dibanding emosi dan seringkali tanpa rangsangan kontektual.

Emosi dan suasana hati memiliki kemiripan karena keduanya bersifat afektif.
Tetapi dua hal ini juga berbeda. Suasana hati adalah lebih umum dan kurang
kontekstual dibandingkan emosi.

Para manajer mengendalikan emosi dan suasana hati rekan-rekan kerja dan
karyawan dengan batasan-batasan, secara praktis dan etika. Emosi dan suasana
hati merupakan suatu bagian alami dari diri seorang individu. Para manajer
melakukan kesalahan jika mereka mengabaikan emosi rekan kerja mereka dan
menganggap perilaku orang lain sebagai hal rasional. Para manajer yang
memahami peran emosi dan suasana hati akan secara signifikan meningkatkan
kemampuan mereka untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku rekan kerja
mereka.

Emosi dan suasana hati mempengaruhi kinerja seseorang. Keduanya dapat


mengganggu kinerja, khususnya emosi-emosi negatif. Itulah mengapa sebagian
besar organisasi mencoba untuk mengeluarkan emosi dari tempat kerja.

Tetapi emosi dan suasana hati juga dapat meningkatkan kinerja. Melaui dua
cara. Pertama, emosi dan suasana hati dapat meningkatkan tingkat rangsangan,
memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Kedua, kerja emosional mengungkap
bahwa perasaan-perasaan tertentu dapat menjadi bagian dari persyaratan sebuah
pekerjaan.

Perbedaan antra emosi dan suasana hati yang fungsional dan disfungsional
di tempat kerja. Sejumlah analis telah menyatakan bahwa variabel penghubung
yang penting adalah kompleksitas tugas seorang individu. Semakin kompleks tugas
tersebut, seorang pekerja harus menjadi semakin tidak emosional untuk tidak
mengganggu kinerja. Sementara rangsangan emosional dengan tingkat minimal
mungkin dibutuhkan untuk kinerja yang baik, rangsangan tingkat tinggi akan
mengganggu kemampuan untuk berfungsi, khususnya jika pekerjaan tersebut
membutuhkan proses-proses kalkulatif dan kognitif yang teliti.

16
Dari pembahasan tentang Emosi dan Mood (Suasana hati), maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :

Sebelum memotivasi karyawan-karyawannya manajer terlebih dahulu harus


memperhatikan bagaimana emosi dan suasana hati karyawannya pada saat itu.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen. Judge, Timothy. (2012). Perilaku Organisasi. Edisi 16.

Jakarta: Salemba Empat.

Muchlas,m.2005.prilaku organisa. Yogya : Gajah Mada University Presx

Marnis.2011.Pengantar Manajemen. Pekanbaru: PT Arjuna Riau Grafindo

Gitosudarno, Indriyo &Nyoman sudita 1997. Prilaku keorganisaian, BPEFE,


Yogyakart

Joseph A.Devito, 1997, komunikasi antar manusia ( edisi kelima), profesionl Books,
Jakarta

17
18

Anda mungkin juga menyukai