Anda di halaman 1dari 8

NAMA : 2948 DELLIVIA ISWANDA

NIM : 218 057 20201 2948

KELAS : REGULER PAGI ADMINISTRASI PUBLIK ( SEMESTER V )

PERTANYAAN :

1. Apakah perbedaan antara emosi dan suasana hati? Apakah dasar dari emosi dan suasana hati?

2. Apakah emosi bersifat rasional? Fungsi-fungsi apa yang dimilikinya?

3. Apa sajakah sumber emosi dan suasana hati?

4. Dampak apa yang dimiliki tenaga emosional atas pekerja?

5. Apakah teori peristiwa afektif? Apa sajakah aplikasinya?

6. Apa saja bukti yang mendukung dan menentang keberadaan kecerdasan emosional?

7. Apa saja strategi untuk pengaturan emosi dan efek-efek yang mungkin?

8. Bagaimana Anda mengaplikasikan konsep-konsep tentang emosi dan suasana hati pada isu-
isu perilaku organisasi spesifik?

JAWABAN :

1. Afeksi (affect) adalah kisaran yang luas dari perasaan yang dialami seseorang meliputi emosi
maupun susana hati. Emosi (emotion) adalah perasaan intens yang diarahkan pada seseorang
atau sesuatu. Sedangkan suasana hati (mood) adalah perasaan yang cenderung kurang intens
dibandingkan emosi dan sering mucul tanpa sebuah peristiwa spesifik sebagai stimulus.

Suasana Hati Dasar : Afeksi Positif Dan Negatif


Emosi positif seperti kebahagiaan dan rasa syukur-mengungkapkan evaluasi atau
perasaan menyenangkan.Emosi negatif seperti amarah atau rasa bersalah-mengungkapkan
sebaliknya. Tetapi ingatlah bahwa emosi tidak bisa netral.
Afeksi positif (positive affect) adalah sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas
emosi-emosi positif spesifik seperti bersemangat, kewaspadaan dan sangat gembira pada
ujung paling tinggi dan kepuasan, ketenangan dan kedamaian pada ujung paling rendah.
Afeksi negatif (negative affect) adalah sebuah dimensi suasana hatiyang terdiri atas
emosi-emosi seperti kegugupan, stres dan kecemasan pada akhir tinggi dan kebosanan,
depresi dan kelesuan pada akhir rendah. Kompensasi positivitas (positivity offset) adalah
kecenderungan kebanyakan individu untuk mengalami suasana hati positif ringan pada
masukan nol (saat tidak ada hal tertentu yang terjadi).

2. Observasi-observasi menyatakan bahwa rasionalitas dan emosi saling bertolak belakang dan
jika anda menampilkan emosi, mungkin anda bertindak tidak rasional. Salah satu tim penulis
berpendapat bahwa menampilkan emosi seperti kesedihan sampai menangis sangat
berbahayabagi karier sehingga kita seharusnya meninggalkan ruangan itu daripada
membiarkan orang lain melihatnya. Perspektif-perspektif ini menyakatan demonstrasi atau
bahkan pengslaman emosi dapat menyebabkan kita terlihat lemah, rapuh atau tidak rasional.
Meskipun demikian, riset semakin menunjukan bahwa emosi sebenarnya penting untuk
penalaran rasional.

Fungsi (kegunaan) emosi adalah


1) menciptakan tindakan yang amat berani dan menantang bahaya,
2) dapat berbuat sesuatu, bahkan manusia dapat berbuat ekstrim sekalipun
terhadap diri sendiri,

3) untuk bertahan hidup dan berkembang biak (Goleman, 2004).

Pada tulisan yang lain Goleman dan Hammen (2002) emosi memiliki empat fungsi
1) pembangkit energi (energizer),
2) pembawa informasi (messenger),
3) dapat dipahami universal, dan

4) sumber informasi keberhasilan individu.

3. SUMBER- SUMBER EMOSI DAN SUASANA HATI

a. Kepribadian

Keperibadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati


dan emosi tertentu. Beberapa orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami emosi
apapun secara lebih intens. Orang-orang seperti ini memiliki intensitas efektif yang
tinggi. Intensitas Afeksi yaitu perbedaan individual dalam hal kekuatan dimana individu-
individu mengalami emosi mereka. Jadi, emosi-emosi berbeda dalam intensitas mereka,
tetapi juga berbeda dalam bagaimana mereka berkecenderungan untuk mengalami emosi
secara intens.
b. Hari dalam Seminggu dan Waktu dalam Sehari

Sebagian besar orang berada di tempat kerja atau sekolah pada hari Senin-Jum’at.
Dengan demikian, sebagian besar orang akan memanfaatkan akhir minggu untuk
bersantai dan bersenang-senang. Berarti bahwa orang-orang berada pada suasana hati
terbaik di akhir minggu. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, orang-orang cenderung
berada dalam suasana hati terburuk (afek negatif tertinggi dan afek positif terendah) di
awal minggu dan suasana hati terbaik (afek positif tertinggi dan afek negatif terendah) di
akhir minggu.

c. Cuaca

Banyak orang percaya bahwa suasana hati mereka berhubungan dengan cuaca. Tetapi
bukti menunjukkan bahwa cuaca memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati.
Korelasi ilusif menjelaskan mengapa orang-orang cenderung berpikir bahwa cuaca yang
menyenangkan meningkatkan suasana hati mereka. Korelasi ilusif merupakan
kecenderungan orang-orang untuk mengasosiasikan dua kejadian yang pada
kenyataannya tidak memiliki sebuah korelasi.

d. Stres

Stress memengaruhi emosi dan suasana hati. Di tempat kerja, kejadian sehari-hari
yang menimbulkan stress, juga pengaruh dari stress yang tertumpuk dari waktu ke waktu,
secara negative memengaruhi suasana hati karyawan. Tingkat stress dan ketegangan yang
menumpuk di tempat kerja dapat memperburuk suasana hati karyawan, sehingga
menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi negatif. Walaupun kadang kita
mencoba mengatasi stress, namun sebenarnya stress mulai memengaruhi suasana hati
kita.

e. Aktivitas Sosial

Penelitian mengungkapkan bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau
Epicurean (makan bersama orang lain) lebih diasosiasikan secara kuat dengan
peningkatan suasana yang positif dibandingkan kejadian-kejadian formal.

f. Tidur

Kualitas tidur mempengaruhi suasana hati. Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih
sedikit, atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang
buruk karena hal tersebut memperburuk pengambilan keputusan dan membuatnya sulit
untuk mengontrol emosi.
g. Olahraga

Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan suasana hati


positif, tetapi tampaknya berpengaruh kuat terhadap mereka yang mengalami depresi.

h. Usia

Suatu penelitian terhadap orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan


bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia
seseorang. Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan lebih
lama dan suasana hati yang buruk menghilang dengan lebih cepat.

i. Jenis Kelamin

Sudah menjadi keyakinan umum bahwa wanita lebih menggunakan perasaan mereka
dibandingkan pria, bahwa mereka bereaksi lebih secara emosional dan mampu membaca
emosi orang lain dengan lebih baik.

4. Bila karyawan bekerja dengan emosi negatif, maka dapat dipastikan hasil pekerjaan mereka
akan menjadi tidak maksimal. Dampaknya, pekerja akan menjadi sangat mudah marah dan
stres, serta hati nuraninya akan kehilangan komitmen penuh untuk keberhasilan pekerjaan
mereka.

5. TEORI PERISTIWA AFEKTIF


Teori Peristiwa Afektif (Affective event theory [AET]) merupakan sebuah model
yang menyatakan bahwa pekerja bereaksi secara emosional pada hal-hal yang terjadi di
tempat kerja, yang dapat memengaruhi kinerja dan kepuasan mereka.
Lingkungan kerja mencakup semua yang mengelilingi pekerjaan itu baik ragam tugas
dan tingkat ekonomi, tuntutan pekerjaan, serta tuntutan untuk mengekspresikan emosi
pekerja. Lingkungan ini dapat menciptakan peristiwa kerja yang mungkin menjengkelkan,
menyenangkan, atau keduanya. Contoh dari yang menjengkelkan ialah kolega yang menolak
melakukan bagian pekerjaannya, bentroknya arahan dari manajer yang berbeda, dan tekanan
waktu yang berlebihan. Peristiwa yang menyenangkan termasuk mencapai sasaran, dukungan
dari kolega, dan menerima pengakuan atas suatu pencapaian. Peristiwa kerja tersebut
mendorong reaksi emosional positif atau negatif yang diterima oleh kepribadian dan suasana
hati pekerja.
Jadi, AET memberikan dua pesan penting. Pertama, emosi memberikan pandangan
yang berharga tentang bagaimana peristiwa yang menjengkelkan dan menyenangkan di
tempat kerja memengaruhi kinerja pekerja serta kepuasannya. Kedua, pekerja dan manajer
seharusnya tidak mengabaikan emosi atau peristiwa yang menyebabkannya, walaupun
mereka tampaknya sepele, tetapi mereka akan terakumulasi.
APLIKASI
 Seleksi
Dalam proses seleksi pekerjaan,para penyeleksi kerja sangat mempertimbangkan
faktor kecerdasan emosional dalam proses perekrutan pekerja. Kecerdasan emosional
menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan karena seseorang yang memilki
kecerdasan emosional yang tinggi mampu bekerja lebih baik,dan berpeluang lebih tinggi
untuk diterima dalam suatu pekerjaan.
 Pengambilan Keputusan
Emosi dan suasana hati sangat mempengaruhi seseorang ketika mereka mengambil
keputusan. Seseorang yang berada dalam emosi dan suasana hati baik akan lebih cepat
dan tepat dalam mengambil sebuah keputusan,hal itu dikarenakan emosi dan suasana hati
yang  baik akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah.
 Kreativitas
Seseorang yang berada dalam suasana hati dan emosi yang baik memiliki kreatifitas
yang lebih dibanding seseorang yang berada dalam suasana hati dan emosi yang
buruk,hal itu dikarenakan seseorang yang berada dalam suasana hati dan emosi yang baik
memiliki pikiran yang lebih terbuka dan fleksibel,sehingga mampu menghasilkan ide-ide
baru yang mendorong kreatifitas mereka untuk berkembang.
Suasana hati dapat dikelompokkan menjadi perasaan aktivasi (marah,ketakutan) dan
deaktivasi (depresi,kecewa). Suasana hati aktivasi baik positif maupun negatif mendorong
seseorang untuk berkretaifitas lebih dibanding suasana hati deaktivasi.
 Motivasi
Suasana hati dan emosi mempengaruhi motivasi seseorang. Sebuah studi menjelaskan
bahwa suasan hati dan emosi yang baik akan meningkatkan motivasi seseorang,sehingga
dengan meningktanya motivasi tersebut mendorong mereka untuk bekerja dengan baik.
 Kepemimpinan
Dalam hal kepemimpinan,ekspresi dan emosi seorang pemimpin sangat
mempengaruhi diterima atau tidaknya pesan pemimpin tersebut kepada para bawahannya,
misalnya antusiasme dari pemimpin tersebut ketika menyampaikan pesan. Seorang
pemimpin yang mampu membangkitkan emosi dan menginspirasi para pekerjanya akan
membuat mereka lebih antusias dan optimis dalam bekerja.
 Negosiasi
Emosi dan suasana hati merupakan faktor penting dalam negosiasi. Seorang
negosiator harus mampu mengontrol emosi dan suasana hatinya ketika sedang
bernegosiasi, ia boleh saja berpura-pura marah (emosi negatif) apabila ia memilki posisi
lebih kuat dan informasi yang lebih banyak ketimbang lawannya.
 Layanan Pelanggan
Emosi dan suasana hati seorang pekerja mempengaruhi pelayanan mereka terhadap
pelanggan. Terkadang demi memberikan pelayanan pelanggan yang terbaik,pekerja
dihadapkan pada situasi disonasi emosi. Emosi pekerja dapat ditransfer kepada
pelanggan,seorang pekerja yang sedang berada dalam emosi dan suasana hati yang baik
cenderung akan melayani pelanggan dengan baik pula,sehingga menyebabkan pelanggan
merasa senang dan puas,dimana kepuasan pelanggan sendiri sangat mempengaruhi bisnis
suatu perusahaan.
 Sikap Kerja
Beberapa studi menjelaskan bahwa seorang pekerja yang memiliki lingkungan kerja
yang baik dan hari baik di tempat kerjanya akan memiliki suasana hati yang baik pula
ketika ia pulang kerumah,dan begitu juga sebaliknya.
 Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
Seorang pekerja yang berada dalam suasana hati dan emosi yang buruk cenderung
akan melakukan penyimpangan perilaku jangka pendek di tempat kerjanya,seperti
menggosip,marah,berperilaku kasar,yang mempengaruhi kinerjanya sehingga tidak
produktif. Seseorang yang marah atau sedang mengalami kesedihan tidak melakukan
penarikan diri dari pekerjaannya,namun yang perlu diperhatikan manajer adalah amarah
pekerjanya,karena seorang pekerja yang marah mereka tidak melakukan penarikan diri
dari pekerjaannya,namun mereka cenderung berperilaku menyimpang di tempat kerjanya.
 Keselamatan dan Cedera di Tempat Kerja
Emosi dan suasana hati seorang pekerja juga mempengaruhi keselamatan mereka
dalam bekerja. Suasana hati yang buruk merupakan salah satu faktor penyebab
kecelakaan pekerja,hal itu disebabkan karena ketika seseorang  dalam suasana hati yang
buruk mereka cenderung cemas,dan berperilaku ceroboh, sehingga kehati-hatiannya
dalam bekerja berkurang.

6. Yang mendukung dan menentang kecerdasan emosional

1) Kasus yang mendukug kecerdasan emosional


beberapa argumen yang mendukung kecerdasan emosional :

a. daya tarik intuitif. intuisi menyatakan orang yang dapat mendeteksi emosi orang
lain, mengendalikan emosinya sediri, dan mengendalikan interaksi sosial dengan
baik, memiliki posisi yang kuat dalam bisnis.
b. kecerdasan emosional memprediksi kriteria yang berarti, bukti menyatakan
bahwa, level tinggi kecerdasan emoisional berarti seseorang akan berkinerja baik
dalam pekerjaannya

c. kecerdasan emosional berdasarkan biologi, studi ii menyatakan bahwa kecerdasan


emosional berdasarkan neurologi dengan cara yang tidak berhubungan dengan
ukuran standard kecerdasan.

2) Kasus yang bertentangan dengan kecerdasan emosional :

a. para peneliti tidak sepakat tentang definisi-definisi yang ada tentang


kecerdasan emosional. para peneliti telah memandang kecerdasan
emosional sebagai ragam ide yang luas yang dapat diukur sendiri dan
berhubungan dengan kecerdasan kognitif.
b.  kecerdasan emosional tidak dapat diukur, hal ioni dikarenakan mereka
berpedapat bahwa kecerdasan emosional adalah sebuah bentuk
intelegensia.
c. kecerdasan emosional tidak lebih dari sekedar kepribadian dengan label
berbeda.
7. Pengaturan emosi (emotion regulation) merupakan bagian dari literatur kecerdasan emosional
tetapi saat ini semakin dipelajari sebagai sebuah konsep terpisah. Riset terkini menyatakan
bahwa kemampuan manajemen emosi ialah alat prediksi kuat atas kinerja tugas bagi beberapa
pekerjaan dan perilaku kewargaan organisasi (organizational citizenship behavior).

Para peneliti telah mempelajari strategi yang mungkin digunakan orang untuk mengubah
emosinya. Salah satu strateginya ialah akting permukaan atau berpura-pura dengan wajah
sebagai respons yang pantas atas situasi tertentu. Namun, akting permukaan tidak mengubah
emosi, sehingga efek pengaturannya sedikit. Ada juga strategi lain ialah akting mendalam,
meskipun kurang salah dibandingkan akting permukaan mungkin masih tetap sulit karena
bagaimana pun mewakili akting.

Teknik lain dalam pengaturan emosi adalah pengungkapan. Pengungkapan ini harus
dilakukan secara hati-hati, karena mengungkapkan atau menyatakan frustasi anda secara
langsung dapat menyinggung orang lain. Oleh karena itu, jika kita ingin mengungkapkan
amarah pada rekan kerja, kita perlu memilih seseorang yang akan merespons dengan simpati.
Namun, ketika ada banyak harapan dalam teknik pengaturan emosi, jalan terbaik menuju
tempat kerja yang positif ialah merekrut individu yang berpikiran positif dan melatih
pemimpin mengelola suasana hati, sikap kerja, dan kinerja mereka. Jadi, pemimpin terbaik itu
yang dapat mengelola emosi sebanyak mereka mengelola tugas dan aktivitas.
8. Saya mengaplikasikan konsep emosi dan suasana hati pada isu-isu perilaku organisasi yang
spesifik yaitu ketika saya memasuki sebuah organisasi, maka saya akan mencoba untuk
mengenali terlebih dahulu lingkungan kerja tersebut. Karena untuk menjaga keharmonisan
dan sinergi dalam kehidupan kerja, perlunya lebih mengenal lingkungan dengan
berkomunikasi.
Komunikasi perlu dilakukan kapanpun saya berada, dan mencoba berbaur dengan segala
kondisi. Sehingga hal tersebut dapat meminimalisasi afektif negatif yang akan saya terima
dan menjaga emosi dan suasana hati yang baik.

Anda mungkin juga menyukai