Anda di halaman 1dari 3

Nama: Aurellia Angeline Triyatna

NIM: 201870018
DISCUSSION QUESTION CHAPTER 3
1. Consider Fiedler’s theory as illustrated in Exhibit 3.4. How often do you think very
favorable, intermediate, or very unfavorable situations occur to leaders in real life?
Discuss.
Setiap teori yang ada dalam kepemimpinan bukanlah teori paten yang sempurna, semua
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, semua Kembali lagi kepada si
pemimpinnya dan pengikutnya. Oleh sebab itu fiedler’s theory juga demikian. Kita tidak bisa
mengukur hasilnya hanya dengan melihat satu contoh atau satu sisi saja. Semuanya Kembali
lagi kepada sifat, perilaku dan keadaan pemimpin serta pengikutnya.
2. Do you think leadership style is fixed and unchangeable, or can leaders be flexible
and adaptable with respect to style? Why?
Menjadi pemimpin yang baik berarti mampu menunjukkan dirinya sendiri, menjadi versi
terbaik dari dirinya sendiri. Jadi gaya kepemimpinan bukanlah aturan baku yang harus
diikuti. Gaya kepemimpinan setiap orang akan berbeda tergantung pada sifat dan kemampuan
pemimpin serta pengikutnya. Maka gaya kepemimpinan bisa berubah dan bersifat fleksibel
menurut keadaan. Gaya kepemipinan harus bisa disesuaikan dengan kemampuan pemimpin,
kesiapan pengikut dan keadaan yang ada.
3. Consider the leadership position of the managing partner in a law firm. What task,
subordinate, and organizational factors might serve as substitutes for leadership in this
situation?
Task factors:
- protocol komunikasi yang konsisten
- tugas yang terstruktur dan luas
- protocol yang jelas serta konsisten mengenai dokumen yang masuk dan dokumen yang
keluar.
Subordinate factors:
- profesionalisme merupakan factor terbesar dalam industry hukum
- pelatihan dan pengalaman juga merupakan factor penting dalam industry hukum, dimana
dalam dunia hukum seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih pasti lebih
disegani.
- pendelegasian/ pembagian tugas dalam bekerja juga penting. Pemimpin harus tahu
tempatnya begitu juga para pengikutnya.
Organizational factors:
- kekompakan dalam tim sangat penting, dengan kompak kerja sama tim akan terjalin dengan
baik dan dapat dipastikan bahwa pekerjaan akan lebih cepat selesai.
- pengelompokan area kerja dalam law firm penting agar setiap dokumen penting atau krusial
bisa diamankan dan dijauhkan dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab.
Komunikasi dalam organisasi sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman atau
ketidaktahuan mengenai suatu hal.
4. Compare Fiedler’s contingency model with the path–goal theory. What are the
similarities and differences? Which do you prefer
perbedaan:
- fiedler’s areanya lebih luas dibandingkan dengan path goal sedangkan path goal jauh lebih
detail dan terstruktur jika dibandingkan dengan fiedler’s
- path goal lebih focus pada tahap sulit dan tugas besar yang tim harus lewati demi mencapai
tujuan sedangkan fiedler’s lebih natural dan mengikuti alur, jika menemui tantangan besar
maka fiedler’s akan lebih focus pada arahan dan guidance yang ada.
5. If you were a first-level supervisor of a team of telemarketers, how would you go
about assessing the readiness level of your subordinates? Do you think most leaders are
able to easily shift their leadership style to suit the readiness level of followers?
Untuk menguji tingkat kesiapan karyawan, pemimpin bisa mengetahuinya lewat obrolan
pribadi atau menempatkan “scene” lalu menilai bagaimana cara seorang karyawan bereaksi.
Sebagai pemimpin dengan banyak pengikut, kita harus bisa menjadi se fleksibel mungkin
karena setiap pengikut memiliki tingkat kesiapan yang berbeda. Maka pemimpin harus
memiliki gaya kepemimpinan miliknya sendiri dan tidak mencontoh orang lain karna yang
tahu kondisinya adalah dirinya sendiri.
6. Think back to teachers you have had, and identify one each who fits a supportive
style, directive style, participative style, and achievement-oriented style according to the
path–goal theory. Which style did you find most effective? Why?
Saya pernah punya guru SMK yang cocok dengan supportive style karena beliau sangat
supportive beliau tak hanya memberi tugas tetapi juga memberikan diskusi bagaimana cara
menyelesaikannya. Beliau juga suka memotivasi murid-muridnya. Beliau juga sangat ramah
dan friendly terhadap semua siswanya. Saya juga pernah diajar oleh dosen yang sangat suka
memberi tugas dan memberikan arahan yang jelas. Beliau sangat focus pada pekerjaan yang
harus dilakukan dan tidak begitu peduli dengan menjalin hubungan baik atau berkomunikasi
dengan mahasiswanya. Saya juga pernah diajar oleh dosen yang participate style, beliau
sangat sering menanyakan pendapat mahasiswanya tentang sesuatu hal. Beliau suka untuk
bertukar pikiran dan mencari jalan terbaik melalui diskusi. Dari semua yang ada masing-
masing memiliki kekurangan dan kelebihan mereka. Terkadang kita membutuhkan
dosen/guru yang supportive namun kadang juga directive dan terkadang participate.
Tergantung dari kondisi dan masalah yang dihadapi.
7. Do you think leaders should decide on a participative style based on the most efficient
way to reach the decision? Should leaders sometimes let people participate for other
reasons?
Menurut saya seorang pemimpin tetap membutuhkan orang lain untuk mendukung dan
memberikan masukkann mengenai berbagai hal, pemimpin harus berjiwa besar, rela di kritik
dan open minded. Terkadang pemimpin tidak hanya harus mendengar tapi juga membiarkan
orang-orang tertentu untk berpartisipasi dalam kepemimpinannya karena masukan dan saran
bisa dating darimana saja dan yang melihat kita bekerja kan orang lain disekitar kita. Kita
tidak bisa menilai diri kita sendiri secara penuh. Maka kita butuh orang lain karna pada
dasarnya pemimpin adalah manusia dan manusia merupakan makhluk sosial yang selalu
membutuhkan orang lain.
8. Consider the situational characteristics of group cohesiveness, organizational
formalization, and physical separation. How might each of these substitute for or
neutralize taskoriented or people-oriented leadership? Explain.
Group cohesion membuat para karyawan dapat bekerja sama secra lebih baik. Untuk oraang
yang people oriented karakteristik ini membantu mereka untuk membangun hubungan yang
baik dan positif dengan pemgikutnya
Organizational formalization merupakan struktur organisasi dalam manajemen yang
mengatur tingkatan posisi secara rinci, tipe ini cocok bagi pemimpin yang task oriented
karena dengan tipe ini pemimpin bisa memberikan tugas sekaligus arahan pada pengikutnya
tanpa harus membuka ruang diskusi sehingga arahan hanya datiang dari satu pihak dan
pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Jika pekerjaan bisa dikerjakan lebih cepat maka
goals tim juga bisa dicapai lebih cepat.
Physical separation tipe ini memiliki sisi negative dan positif baik dari pihak task oriented
maupun people oriented. Tipe ini memiliki pengaruh kuat terhadap pengikutnya. Bagaimana
tipe ini dilakukan itu semua bergantung pada sudut pandang pemimpin.

LEADERSHIP AT WORK
1. Sebagai seorang pemimpin yang task oriented saya akan menemui mereka secara
bersamaan di kantor. Saya akan menunjukkan bukti penurunan kinerja mereka dan
kerugian yang perusaaan alami akibat penurunan kinerja mereka. Lalu memberikan
mereka peringatan sesuai dengan kadar kesalahan mereka. Untuk yang 2 karyawan
yang hanya melakukan kesalahan 10% hanya akan saya ajak ngobrol dan
mengingatkan untuk lebih hati-hati kedepannya. Beri peringatan untuk yang
melakukan kesalahan 60%.
2. Sebagai seorang pemimpin yang people oriented saya akan manemui mereka satu
persatu, secara terpisah dikantor. Semua akan saya tanyakan terlebih dahulu apakah
mereka punya hambatan atau kesulitan dalam melakukan pekerjaan mereka. Lalu
memberikan mereka peringatan sekaligus solusi bagi permasalahan mereka. Selain itu
saya akan memberikan mereka motivasi dan pelatihan agar kedepannya kinerja
mereka tidak menurun lagi.

Anda mungkin juga menyukai