Anda di halaman 1dari 4

NAMA: AURELLIA ANGELINE TRIYATNA

NIM: 201870018
TUGAS INDIVIDU CHAPTER 4 (DISCUSSION QUESTION)
1. Do you agree that self-awareness is essential for being a good leader? Can you
think of some specific negative consequences that might result from a leader not
having self-awareness?
Menjadi seorang pemimpin tidak hanya harus peka terhadap sekitarnya saja, dia juga
harus peka terhadap dirinya sendiri. Pemimpin tidak hanya harus peka Ketika
karyawannya mengalami masalah atau kesulitan. Dia juga harus peka tentang apa
yang terjadi pada dirinya sendiri. Saat seorang pemimpin melakukan kesalahan dia
harus segera peka dan mengatasi kesalahannya. Jadi self awareness ini sangat
diperlukan bagi seorang pemimpin. Apabila seorang pemimpin kekurangan atau
bahkan tidak mempunyai self awareness maka seorang pemimpin akan mengalami
kesulitan, dia saja tidak peka terhadap dirinya sendiri bagaimana dia mau mengerti
orang lain. Selain itu pemimpin yang tidak memiliki self awareness akan kesulitan
mempengaruhi pengikutnya karena orang yang kekurangan atau tidak mempunyai self
awareness tidak akan memperhatikan pikiran, perilaku, perasaan dan dampaknya
kepada orang lain. Pemimpin tanpa self awarenessn akan dituruti hanya karna otoritas
dan bukan karna dihormati.
2. Extroversion is often considered a “good” quality for a leader to have. Why
might introversion be considered an equally positive quality?
Pemimpin yang introvert bukan berarti pemimpin yang gagal, berikut adalah sisi
positif dari pemimpin introvert:
 Pemimpin yang introvert cenderung memiliki sikap yang rendah hati
Rendah hati dalam memimpin sangat diperlukan. Pemimpin yang rendah hati
akan lebih melayani yang lain disbanding dirinya sendiri dengan begitu
karyawan akan merasa dihargai dan betah bekerja.
 Pemimpin introvert membuat koneksi yang lebih berkualitas.
Karena pemimpin introvert tidak membangun relasi terhadap banyak orang
maka dia hanya akan membuat beberaoa koneksi saja namun berkualitas.
Dengan kata lain dalam menjalin hubungan, introvert lebih focus pada kualitas
disbanding kuantitas.
 Pemimpin introvert akan lebih memahami kondisi
Saat berada dalam suatu kondisi, introvert akan lebih banyak diam dan
mengamati kondisi dibandingkan berkomentar seperti ekstrovert. Dengan
begitu dia akan lebih mengenal solusinya disbanding yang lain.
 Lebih banyak mendengar
Salah satu kelebihan terbesar dari seorang introvert adalah kemampuan
mendengarnya. Pemimpin akan lebih banyak mendengar. Setelah dirasa sudah
mendengar semuanya, introvert baru akan memberikan solusi. Jadi solusi yang
diberikan cenderung lebih pas dan dengan begitu pengikutnya juga merasa
sangat dipedulikan.
3. A survey found that 79 percent of CEOs surveyed fall into the category of being
“highly optimistic,” whereas a much lower percentage of chief financial officers
were rated as highly optimistic. Do you think these differences reflect personality
characteristics or the different requirements of the two jobs? Discuss.
Menurut saya ada perbedaan karakteristik dari kedua posisi ini. CEO bertanggung
jawab untuk keputusan-keputusan berskala besar yang akan menentukan
kelangsungan atau perkembangan perusahaan dan juga sebagai wajah perussahaan.
Sedangkan CFO lebih fokus bekerja dibealakang layer/dibalik meja, dia bertanggung
jawab pada semua hal berkaitan dengan keuangan perusahaan. Dalam hal ini CEO
memiliki tanggung jawab besar oleh sebab itu dia memiliki sifat optimis yang lebih
besar. CEO harus lebih optimis karena segala keputusan yang nantinya ia akan ambil
sangat mempengaruhi perusahaan. Dalam pengambilan keputusannya CEO harus
lebih optimis sedangkan CFO mengambil keputusan berdasarkan data angka yang ada
dan keputusannya hanya mempengaruhi bagian keuangan saja. Menurut saya itulah
yang membuat CFO less optimistic dibanding CEO
4. The chapter suggests that one way to work effectively with different personalities
is to treat everyone with respect. How might a leader deal with a subordinate
who is perpetually rude, insensitive, and disrespectful to others?
Jika itu terjadi pada saya maka saya akan memastikan dia tahu tempatnya. Tempatnya
adalah dikantor bekerja sama dengan banyak orang. Jadi dia harus paham bahwa dia
bekerja Bersama orang banyak bukan sendirian dan dia juga punya atasan yang harus
dia hormati. Apabila ingin dihormati maka harus menghormati terlebih dahulu. Jika
ingin dihargai maka harus menghargai terlebih dahulu. Saya menghargai dia sebagai
karyawan saya maka dia juga harus menghormati saya.
5. What might be some reasons the dimension of “openness to experience”
correlates so strongly with historians’ ratings of the greatest U.S. presidents but
has been less strongly associated with business leader success? Do you think this
personality dimension might be more important for business leaders of today
than it was in the past? Discuss.
Menurut saya personality dan pengalaman masih sama berharganya bagi seorang
pemimpin. Jika hanya pemimpin yang berpengalaman saja namun tanpa personality
yang baik maka ini juga bukan hal yang baik. Dia akan menyombongkan
pengalamannya yang banyak dan tidak mau berbagi dengan pengikutnya. Maka
pengalaman itu menjadi sia-sia karna tidak berguna bagi yang lainnya, itu hanya akan
memajukan diri nya (pemimpin) seorang saja. Sedangkan jika pemimpin hanya
memiliki personality yang baik tanpa pengalaman yang cukup maka ini juga bukan
hal yang baik, seorang pemimpin perlu mengalami banyak hal hingga ia bisa menjadi
seorang pemimpin. Oleh sebab itu pengalaman yang cukup dan personality yang baik
harusnya memiliki sinergi yang baik agar bisa melengkapi seorang pemimpin
6. Leaders in many of today’s organizations use the results of personality testing to
make hiring and promotion decisions. Discuss some of the pros and cons of this
approach.
kelebihan dari menggunakan uji personality untuk panduan recruitment adalah kita
mendapat pandangan ahli psikologi mengenai calon karyawan kita, sehingga kita bisa
memperkirakan karakternya. Namun perlu diketahui bahwa personality seseorang
bukanlah hal pertama dan terutama. Kita perlu melihat dari berbagai sisi. Uji
personality bisa saja dibuat-buat dan bukan hal yang akurat. Uji personality berarti
menilai seseorang dengan bantuan pengetahuan psikologi. Kita juga harus melohat
dari pengalaman kerjanya. Bagaimana dia berperilaku di tempat kerja lamanya,
background pendidikannya dan masih banyak hal lainnya.
7. From Leader’s Self-Insight 4.3, identify four or five values (instrumental or end
values) that could be a source of conflict between leaders and followers. Explain.
1) Ambition
Ambisi bisa menjadi hal yang positif namun Ketika ambisi yang kita miliki
berlebihan dan bahkan bisa merugikan orang lain maka itu menjadi hal yang
negative. Oleh sebab itu kita harus memperhatikan ambisi yang kita miliki
agar tidak melewati batasnya.
2) A comfortable life
Sesorang yang terbiasa dengan hidup yang selalu nyaman akan mengalami
tingkat stress 2 sampai 3 kali lipas disbanding seseorang yang pernah hidup
kekurangan atau sulit. Mereka yang tidak selalu hidup nyaman akan terbiasa
dengan masalah yang selalu muncul sehingga Ketika bekerja dan menemui hal
sulit mereka cenderung akan lebih tenang dan dapat mencari jalan keluar lebih
cepat.
3) A sense of accomplishment
Seseorang yang mempunyai sense of accomplishment akan lebih cepat merasa
puas dengan pencapaian yang mereka telah capai. Hal ini akan bertentangan
dengan seseorang yang tidak mudah puas dan pantang menyerah.
4) Loyalty
Bersikap loyal memang penting sehingga kita bisa setia terhadap seseorang
atau sesuatu namun Ketika kita terlalu loyal dengan pimpinan atau pengikut
kita maka hal-hal yang kurang baik mungkin bisa terjadi. Misalnya Ketika
pemimpin atau pengikut kita melakukan kesalahan, Ketika kita terlalu loyal
maka kita bisa melakukan segala cara untuk bisa menyelamatkan
pimpinan/pengikut kita.
8. Do you believe understanding your preferences according to the whole brain
model can help you be a better leader? Discuss.
Memahami cara kerja otak secara keseluruhan memang penting agar pemimpin bisa
mengembangkan beberapa sisi otak yang dia lebih perlukan atau mengasah bagian
lain yang masih kurang. Sehingga dia bisa berpikir lebih luas dan maju. Namun
menjadi pemimin tidak hanya memerlukan otak untuk berpikir tetapi juga akal budi
dan hati nurani. Terkadang pemimpin tidak mengambil keputusan hanya berdasarkan
Analisa pikirannya saja tetapi juga perasaan atau feelingnya. Namun tak ada salahnya
mempelajari how whole brain works tetapi jangan sampai melupakan komponen lain.
9. How can a leader use an understanding of brain dominance to improve the
functioning of the organization?
Pemimpin membutuhkan itu saat dia harus mengambil keputusan atau menghadapi
pihak eksternal perusahaan. Dalam mengatasi keputusan dibutuhkan kekuatan otak
kiri untuk lebih mendominasi karena otak kiri membantu kita untuk menjadi rasional
dan memperhatikan detail yang ada. Sedangkan saat berhadapan dengan pihak luar,
otak kanan lebih dibutuhkan agar kita bisa lebih cepat memahami kondisi dan menilai
karakter seseorang sehingga kita bisa mengenal lawan bicara kita dengan lebih baik
dan mengambil cara pendekatan yang tepat.
10. Hallmark Cards discovered that its mid- and upper-level managers were
primarily thinking types, but top executives displayed primarily feeling
preferences. Why do you think this might be?
Maka sejujurnya hal ini bisa menjadi perpaduan yang tepat apabila mereka bisa
paham dan bekerja sama dengan baik. Karna untuk menjadi pemimpin yang baik kita
butuh keduanya. Kita butuh untuk berpikir secara rasional dan mengutamakan pikiran
kita namun kadang kita juga butuh untuk mendengarkan feeling preferences kita. Jadi
apabila mid, upper and top executive bisa bersinergi dengan baik maka hal ini bisa
menjadi kombinasi kepemimpinan yang sangat baik. Namun apabila mereka tidak
bisa bersinergi dengan baik maka bisa jadi akan ada kekacauan pada diskusi
pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai