DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
1.1 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 3
1.2 Analisis Kasus .............................................................................................. 3
1.3 Analisis Makroekonomi ................................................................................. 4
1.4 Profil Perusahaan .......................................................................................... 5
1.5 Landasan Teori ............................................................................................. 6
BAB II ANALISIS INOVASI .............................................................................. 10
2.1 Analisis masalah ......................................................................................... 10
2.1.1 Purchase Intention Customer .................................................................. 10
2.1.1.1 Pengendalian loyalitas konsumen ......................................................... 11
2.1.1.2 Attitude Towards Behavior Konsumen yang beragam ............................. 12
2.2 Analisis Five Porter ..................................................................................... 13
2.3 Analisis SWOT ........................................................................................... 13
2.4 Analisis Kompetitor ..................................................................................... 13
2.5 Strategi dengan Framework CONDIMENT .................................................... 14
2.5.1 Kolaborasi dengan NGO ........................................................................ 14
2.5.2 Pendistribusian Produk di Minimarket ..................................................... 16
2.5.3 Offline Store ......................................................................................... 17
2.6 Implementasi inovasi ................................................................................... 18
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 19
3.2 Saran ......................................................................................................... 19
LAMPIRAN ........................................................................................................ 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Hal tersebut yang dilakukan oleh Npure untuk mempertahankan pelanggan
mereka dan tetap menjadi perusahaan yang mengutamakan isu lingkungan dan tetap
menjalankan strategi green marketingnya. Lalu bagaimana cara Npure bisa
meningkatkan brand loyalty dan kesetiaan konsumen terhadap Npure dengan
strategi green marketing tersebut? Untuk bisa bersaing dengan produk luar negeri
Npure harus tetap melakukan inovasi baru untuk mempertahankan brand lokal
Indonesia terus populer di kalangan warga Indonesia serta pengendalian purchasing
intention customer. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang tepat untuk bisa
mencapai angka 79,25% tersebut supaya para konsumen tetap menjaga
kesetiaannya terhadap Npure dan Npure bisa bersaing mengalahkan produk luar
negeri, sesuai dengan misi Npure untuk terus mempertahankan green product dan
green marketingnya.
4
langkah-langkah seperti ini tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang bisnis baru dan meningkatkan daya
saing di pasar global. Selain itu menurut industri skincare dan kecantikan di Tanah
Air terus menunjukkan pertumbuhannya. Hal tersebut dapat terlihat dari data Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang menunjukkan izin edar produk
kosmetik yang dikeluarkan merupakan yang terbanyak dalam 5 tahun terakhir
dengan jumlah 411.410 produk. Pada Juli 2022, jumlah perusahaan di industri
tersebut naik hingga 20,6% dibanding tahun lalu. Termasuk UMKM di industri
tersebut yang naik signifikan sebesar 83%. Dan dengan tingkat minat konsumen
sebesar 79,25% untuk membeli produk ramah lingkungan.
5
1.5 Landasan Teori
- Green Marketing
Secara umum, green marketing merupakan sebuah proses yang
mengacu pada penjualan produk dan layanan yang memiliki manfaat bagi
lingkungan. The American Marketing Association (AMA) mendefinisikan
green marketing sebagai pemasaran produk yang ramah lingkungan,
meliputi perubahan produk, pengemasan, dan juga strategi periklanan.
Objektif utama dari green marketing adalah untuk menghasilkan dan
mempromosikan produk dan layanan ramah lingkungan, mengurangi
limbah, dan membawa perubahan yang bermanfaat dalam berbagai aspek
bisnis.
Dalam green marketing terdapat konsep bauran pemasaran atau
yang lebih dikenal sebagai green marketing mix yang mengusung konsep
Product, Price, Place, dan Promotion. Green marketing diawali dengan
memasukkan prinsip desain ramah lingkungan ke dalam pengembangan
produk. Untuk memastikan keberhasilan produk yang ramah lingkungan,
komunikasi yang efektif mengenai atribut merek dan pelabelan ramah
lingkungan memainkan peran penting dalam mempengaruhi keputusan
pembeli. Lalu, harga produk ramah lingkungan harus terjangkau oleh
pelanggan, namun ada hal unik pada produk ramah lingkungan, yaitu
penambahan value dapat membuat pelanggan bersedia membayar harga
yang lebih tinggi untuk produk tersebut. Selain intu, tempat distribusi yang
ramah lingkungan mengacu pada terjaminnya sebuah produk
didistribusikan dengan tetap menjaga integritas ekologisnya. Terakhir,
kegiatan promosi seperti iklan yang ramah lingkungan dan menampilkan
citra ramah lingkungan oleh sebuah merek atau brand cenderung dapat
membangun loyalitas konsumen.
Npure, merek skin care lokal Indonesia, sudah menerapkan
beberapa dari green marketing mix, antara lain eco-labelling dan eco-
branding yang diupayakan dengan sertifikat halal, dan terdaftar di Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), klaim non-toxic ingredient, serta
6
sudah dermatologically tested. Selain itu, environmental advertising dan
green promotion pun diterapkan oleh Npure, seperti melalui kolaborasi
dengan mitra yang strategis untuk mendukung visi yang sama antar
perusahaan. Beberapa contoh yang disebutkan merupakan bukti bahwa
Npure memang sepenuhnya berorientasi pada penjualan dan pelayanan
produk yang ramah lingkungan, namun menurut kami masih terdapat
strategi yang perlu dioptimalkan atau bahkan dimulai oleh Npure yang
nantinya akan dikaji lebih lanjut.
- Lokasi
Lokasi merupakan tempat berlangsungnya kegiatan bisnis. Lokasi
memainkan peran penting dalam keberhasilan sebuah bisnis. Penentuan
lokasi sebuah kegiatan bisnis harus cermat dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, seperti potensi lokasi, aksesibilitas lokasi, daya tarik sebuah
lokasi, kondisi lalu lintas, dan kondisi persaingan bisnis di suatu lokasi.
Lokasi menjadi salah satu aspek penting karena dapat memperkuat bisnis
sebuah perusahaan dari segi pendapatan dan daya saing.
Menurut James A. Fitzsimmons (2014), terdapat dimensi yang perlu
diperhatikan dalam menentukan strategi penentuan lokasi untuk sebuah
kegiatan bisnis, yaitu fleksibilitas lokasi, posisi, manajemen permintaan,
dan fokus.
1) Fleksibilitas lokasi diartikan sebagai seberapa responsif sebuah
lokasi dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi,
demografi, budaya, dan persaingan, yang dapat diidentifikasi dari
strategis atau tidaknya sebuah lokasi.
2) Posisi mengacu pada kompetitif sebuah perusahaan relatif terhadap
pesaingnya. Lokasi dapat menjadi penghalang untuk persaingan
apabila sebuah perusahaan tidak membangun posisi kompetitifnya.
Apabila sebuah perusahaan sudah memperoleh posisi kompetitifnya
di sebuah lokasi maka dapat menjaga persaingan dengan kompetitor.
3) Manajemen permintaan merupakan kapabilitas untuk
mengendalikan kualitas, kuantitas, dan waktu permintaan. Usaha ini
7
terfokus untuk mengestimasi dan mengelola permintaan dari
konsumen dengan menggunakan informasi yang tersedia untuk
menentukan keputusan operasi berdasarkan area lokasi yang dekat
dengan beragam pasar.
4) Fokus diartikan bahwa dalam penentuan sebuah lokasi sebaiknya
memperhatikan pengembangan layanan yang menawarkan fasilitas
standar yang dapat diduplikasi di beberapa lokasi.
Umumnya, strategi penentuan lokasi ini bertujuan untuk
memaksimalkan pendapatan. Hal ini dapat tercapai karena sebuah lokasi
kegiatan bisnis dapat meningkatkan interaksi antara pengusaha dengan
pelanggannya pada proses produksi, distribusi, dan pemasaran, serta benefit
lain dari lokasi. Berdasarkan empat dimensi yang dijelaskan, dapat
dikatakan bahwa penentuan lokasi untuk membuka toko skincare perlu
memperhatikan beberapa faktor seperti lokasi strategis, mudah terlihat,
sesuai dengan target pasar, biaya sewa lokasi yang terjangkau, dan
keamanan lokasi. Lokasi akan menjadi bahasan inovasi yang akan dikaji
lebih lanjut sebagai bentuk pengoptimalan green place dan penerapan green
promotion sebagai upaya untuk mengendalikan purchasing intention
customer Npure.
- Theory of Planned Behaviour
Theory of Planned Behaviour (TPB) merupakan teori perilaku yang
digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan intensi seseorang untuk
melakukan suatu perilaku. TPB dikembangkan oleh Icek Ajzen pada tahun
1985 sebagai pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Intensi
dapat diprediksi dari tiga elemen, yaitu sikap terhadap perilaku, norma
subjektif, dan persepsi kontrol perilaku.
8
1) Sikap terhadap perilaku = sikap yang telah melalui evaluasi rasional, seperti
evaluasi biaya dan manfaat yang akan terjadi atas tindakan tertentu.
Misalkan, seseorang memiliki sikap cinta lingkungan apabila seseorang
tersebut memiliki keyakinan bahwa perilaku cinta lingkungan memberikan
dampak positif bagi dirinya.
2) Norma subjektif = Bisa disebut sebagai pengaruh sosial. Hal ini mengacu
pada keyakinan dari orang terdekat terhadap sesuatu yang kemudian
memotivasi seseorang untuk mematuhi keyakinan tersebut. Biasanya,
seseorang yang patuh terhadap keyakinan orang-orang supaya mendapatkan
pengakuan sosial, menghindari sanksi sosial, ataupun supaya dapat diterima
diterima oleh sebuah kelompok.
3) Persepsi kontrol perilaku = Hal Ini mengacu pada seberapa mudah atau sulit
bagi seseorang untuk melakukan suatu perilaku, serta keyakinan mereka
terhadap kemampuan mereka untuk melakukannya. Elemen ini dipengaruhi
oleh ketersediaan sumber daya pendukung yang sifatnya spesifik, seperti
kepercayaan diri.
Theory of Planned Behaviour (TPB) bertujuan untuk memahami pengaruh
internal, seperti kemampuan dan emosi, dan eksternal, seperti situasi dan
lingkungan yang kemudian dapat diidentifikasi bagaimana strategi yang tepat
untuk mengarahkan pada suatu intensi, dalam konteks ini yaitu intensi membeli
produk ramah lingkungan dan menjadi pelanggan setia produk ramah
lingkungan Npure.
9
BAB II
ANALISIS INOVASI
10
Berdasarkan uraian di atas, purchase intention memiliki perhatian
khusus pada pemusatan terhadap sesuatu yang diiringi dengan rasa
emosional senang dan bahagia terhadap suatu produk, lalu minat tersebut
akan berubah menjadi keinginan sehingga timbul keyakinan bahwa produk
tersebut memiliki manfaat yang pada akhirnya terjadilah pembelian oleh
konsumen atas dasar rasionalisasi tersebut.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Npure untuk mengendalikan
purchase intention dari para customer, seperti penunjukkan Afgan dan
Isyana sebagai Brand Ambassador dan penerapan komunikasi pemasaran di
sosial media yang disertai indikator context, communication, collaboration,
dan connection. Upaya yang telah dilakukan Npure tersebut memberikan
hasil signifikan yang positif terhadap minat beli konsumen. Namun, dapat
dikatakan bahwa Npure merupakan merek produk skincare yang
keberlangsungan bisnisnya sudah menerapkan berbagai cara, khususnya
green marketing dengan tujuan akhir sustainability. Lantas, upaya seperti
apa lagi yang perlu ditempuh Npure agar tetap bisa menjaga sustainability
tersebut. Penulis meyakini bahwa perlu adanya pengoptimalan atau bahkan
terobosan yang belum pernah dilakukan Npure dari segi green marketing
mix dengan tujuan pengendalian purchase intention.
11
menunjang loyalitas konsumen seperti pembuatan membership dan
pemberian poin ketika melakukan recycle serta peningkatan kepuasan
pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk dan user experience.
Implikasi dari penggunaan marketing hijau ini, perusahaan tidak hanya
mendorong pertumbuhan bisnisnya saja, tetapi juga dapat meningkatkan
loyalitas dari konsumen dan tentunya dapat menjaga keberlangsungan
lingkungan guna memastikan bahwa perusahaan akan tetap berjalan di masa
mendatang.
12
konsumen utamanya mereka yang peduli terhadap produk-produk ramah
lingkungan.
13
dengan postingan terakhir pada 18 september. Disamping kelebihan Npure
dibandingkan kompetitor lainnya, Npure masih harus melakukan peningkatan,
diantaranya kehadiran offline store yang masih belum ada, keberadaan
membership, serta belum adanya sertifikasi organik oleh lembaga resmi tertentu.
Analisis kompetitor dapat dilihat di Lampiran 3.
14
terhadap produk ramah lingkungan tersebut. Dalam melakukan kolaborasi, Npure
perlu mempertimbangkan beberapa aspek, seperti pemilihan NGO yang memiliki
kesamaan nilai dan visi dengan Npure, memastikan bahwa kolaborasi yang akan
dilakukan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, dan akan terjalin hubungan
baik dengan NGO yang dimaksud.
Berdasarkan penjelasan profil perusahaan, Npure merupakan sebuah brand
produk skincare yang memiliki visi untuk menjadi perusahaan kosmetik natural
terbaik di Asia Tenggara. Hal ini tercermin dari implementasi dalam hal produksi
produk Npure yang menggunakan bahan-bahan alami. Selain itu, perusahaan ini
juga terus berkomitmen dalam pelestarian lingkungan dan penciptaan bisnis yang
berkelanjutan dengan terus menerapkan green marketing. Terdapat banyak sekali
opsi Non-Governmental Organization (NGO) yang memiliki keidentikkan nilai dan
visi dengan Npure yang mungkin dapat menjalin kolaborasi dengan baik untuk
kedua belah pihak, namun penulis meyakini bahwa kolaborasi dengan perusahaan
Waste4Change akan memberikan manfaat lebih besar bagi kedua belah pihak.
Waste4Change adalah salah satu perusahaan pengelolaan sampah
terpercaya yang didirikan pada 2014 dan berlokasi di Bekasi Jawa Barat.
Waste4Change menyediakan beragam pelayanan, antara lain Waste Collection
Service, Solid Waste Management Research, Material and Document Destruction,
dan Extended Producer Responsibility Waste Credit. Waste4Change pun telah
menjalin kerja sama dengan banyak sekali klien yang bahkan perusahaan ternama
sekalipun, seperti Erha, ABC, Danone, Astra Life, dan masih banyak lagi. Menjadi
aspek penting dan perhatian utama tentang bagaimana sebuah perusahaan ramah
lingkungan mengelola kemasan botol dari produknya, dalam hal ini kemasan botol
produk Npure, maka dari itu waste management untuk penerapan 3R (reduce,
reuse, recycle) sudah barang tentu akan sangat optimal jika dilakukan dengan cara
berkolaborasi dengan Waste4Change.
Perlu diketahui bahwa sudah ada beberapa brand skincare yang
berkolaborasi dengan Waste4Change, seperti Avoskin, Wardah Cosmetics, dan
Innisfree. Kolaborasi yang umum dilakukan oleh ketiga brand tersebut berupa
pengumpulan sampah dan pemberian reward, yang pada akhirnya akan
15
memperkenalkan produk skincare perusahaan yang dimaksud. Npure dapat
melakukan strategi ini dengan pemberian modifikasi layanan atau program agar
pelanggan tetap mendapatkan rasa nyaman dan senang terhadap produk Npure.
16
menarik calon konsumen yang lebih banyak serta segmentasi pasar yang lebih
beragam.
17
yang dimana didalamnya juga menaungi Offline Store kompetitor, dengan begitu
Npure akan mudah ditemukan baik bagi konsumen tetap maupun calon konsumen.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
NPURE merupakan perusahaan skincare dalam negeri yang mengadopsi
gaya bisnis hijau. Namun, ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh NPURE
dalam menghadapi masifnya produk-produk asing yang masuk ke pasar lokal.
Strategi green marketing akan membantu perusahaan dalam meningkatkan daya
saing serta meningkatkan brand loyalty konsumen produk NPURE. Menggunakan
kerangka strategi CONDIMENT, NPURE dapat memasifkan marketing hijau dan
mampu menggaet target pasar baru. Selain itu, dengan strategi tersebut NPURE
dapat membangun citra perusahaan yang lebih positif dan berorientasi ke masa
depan dengan menerapkan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan. Dimana,
strategi CONDIMENT tersebut berfokus pada kolaborasi dengan NGO dan
perluasan penyebaran produk NPURE di toko luring.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan untuk NPURE adalah:
1. Penekanan bahwa NPURE merupakan produk hijau dan melanjutkan ide
inovasi produk-produk alami
2. Melakukan sertifikasi organik bagi produk-produk NPURE
3. Terus mengurangi jejak karbon dengan menggunakan bahan ramah
lingkungan
4. Memastikan kualitas produk dan kualitas layanan tetap prima guna menjaga
loyalitas konsumen terhadap brand
5. Memberikan program hadiah bagi konsumen setia NPURE
19
DAFTAR PUSTAKA
Haba, H. F., Bredillet, C., & Dastane, O. (2023). Green consumer research: Trends
and way forward based on bibliometric analysis. Cleaner and Responsible
Consumption, 8(June 2022), 100089. https://doi.org/10.1016/j.clrc.2022.100089
Media Indonesia. (2023). Potensi Pasar Skincare Indonesia Bisa Seperti Korea dan
Thailand, Asalakan Jenama Lokal makin Eksis. Retrieved 28 September 2023, from
https://mediaindonesia.com/ekonomi/595370/potensi-pasar-skincare-indonesia-
bisa-seperti-korea-dan-thailand-asalkan-jenama-lokal-makin-eksis
Nurdiana, Avanty. (2023). Jumlah Gerai Naik Signifikan, Kinerja Sumber Alfaria
Trijaya (AMRT) Melesat. Retrieved 29 September 2023, from
https://investasi.kontan.co.id/news/jumlah-gerai-naik-signifikan-kinerja-sumber-
alfaria-trijaya-amrt-
20
melesat#:~:text=Jumlah%20toko%20Alfamart%2018.435%20pada%20Juni%202
023%20dan%2017.813%20toko%20pada%202022.&text=KONTAN.CO.ID%20
%2D%20JAKARTA
PM, Indah.(2022). Konsumen di Tiga Kota ini Juaranya Belanda Produk Kosmetik
Lokal. Retrieved 29 September 2023, from
https://infokomputer.grid.id/read/123488072/konsumen-di-tiga-kota-ini-juaranya-
belanja-produk-kosmetik-lokal
Satrio, D., Yunitarini, S., & Rizqiani, N. (2021). Application of green marketing
mix of beauty products on sales through purchase decisions as intervening variable.
Asian Management and Business Review, 1(2), 81–94.
https://doi.org/10.20885/ambr.vol1.iss2.art1
21
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2 (SWOT)
22
LAMPIRAN 3 (Analisis Kompetitor)
23
LAMPIRAN 4 (RISIKO DAN MITIGASI)
Strategi CONDIMENT
Kolaborasi dengan NGO - Pengenalan mengenai kolaborasi - baik dari pihak Npure dan NGO
antara Npure dan pihak NGO dapat melakukan promosi atau
kurang masif pembuatan konten bersama di
- Membutuhkan biaya yang besar sosial media masing-masing.
dalam melakukan kolaborasi ini - Mencari investor yang memiliki
ketertarikan terhadap isu
lingkungan dan green economy
- Promosi kepada konsumen bahwa
beberapa persen dari pembelian
produk Npure secara tidak
langsung mendukung program
ramah lingkungan
Pendistribusian Produk di Minimarket - Penurunan minat konsumen untuk - Mendapatkan promo potongan
membeli produk Npure di e- harga atau bundling dalam
commerce. pembelian produk di e-commerce.
24
- Target konsumen yang salah - Memperhatikan kriteria konsumen
sasaran dan produk apa yang sering dibeli
oleh konsumen
Offline Store - Membutuhkan biaya, waktu dan - Menciptakan offline store dan
tenaga yang besar maskot dari Npure yang unik, eye
catching dan trendy sehingga dapat
menarik konsumen khususnya Gen
Z dan Milenial supaya bisa melekat
di ingatan para konsumen dan sulit
ditiru oleh kompetitor.
25
LAMPIRAN 5 (IMPLEMENTASI SOLUSI)
26
LAMPIRAN 6 (FINANCIAL PROJECT COST)
27