Anda di halaman 1dari 27

1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
1.1 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 3
1.2 Analisis Kasus .............................................................................................. 3
1.3 Analisis Makroekonomi ................................................................................. 4
1.4 Profil Perusahaan .......................................................................................... 5
1.5 Landasan Teori ............................................................................................. 6
BAB II ANALISIS INOVASI .............................................................................. 10
2.1 Analisis masalah ......................................................................................... 10
2.1.1 Purchase Intention Customer .................................................................. 10
2.1.1.1 Pengendalian loyalitas konsumen ......................................................... 11
2.1.1.2 Attitude Towards Behavior Konsumen yang beragam ............................. 12
2.2 Analisis Five Porter ..................................................................................... 13
2.3 Analisis SWOT ........................................................................................... 13
2.4 Analisis Kompetitor ..................................................................................... 13
2.5 Strategi dengan Framework CONDIMENT .................................................... 14
2.5.1 Kolaborasi dengan NGO ........................................................................ 14
2.5.2 Pendistribusian Produk di Minimarket ..................................................... 16
2.5.3 Offline Store ......................................................................................... 17
2.6 Implementasi inovasi ................................................................................... 18
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 19
3.2 Saran ......................................................................................................... 19
LAMPIRAN ........................................................................................................ 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kerangka Berpikir

Bagan 1.1 Kerangka berpikir

1.2 Analisis Kasus


Npure merupakan skincare brand lokal yang sudah beredar luas di masyarakat.
Npure sendiri merupakan brand skincare lokal yang berkomitmen mengutamakan
penggunaan bahan baku alami dan mengklaim dirinya sebagai brand yang peduli
terhadap isu-isu lingkungan. Menurut data dari kompas, pangsa pasar Npure di
Indonesia pada tahun 2023 sudah mencapai 10%, yang menjadikan Npure sebagai
salah satu brand skincare lokal terpopuler di Indonesia. Npure memiliki pangsa
pasar yang cukup besar karena banyak digunakan oleh kalangan Gen Z dan
millenial, karena harganya yang terjangkau.
Bukan hanya produk lokal saja yang bersaing dalam mempertahankan dan
memperluas pasarnya, tetapi produk mancanegara juga ikut meramaikan pasar
skincare di Indonesia. Sudah banyak skincare dari brand Korea maupun China yang
berusaha masuk ke pasar skincare Indonesia dengan produk-produknya yang lebih
menjanjikan terhadap perawatan kulit. Selain itu produk luar negeri juga memiliki
kampanye iklan yang sangat masif di media sosial atau e-commerce. Persaingan
yang kompetitif ini yang membuat setiap brand menciptakan produk baru dengan
keunggulan yang dimiliki masing-masing produk yang diharapkan dapat menarik
perhatian calon konsumen. Menurut penelitian yang dilakukan oleh The Body Shop
bahwa terdapat 79,25% orang yang bersedia membayar lebih mahal untuk produk
yang ramah lingkungan.

3
Hal tersebut yang dilakukan oleh Npure untuk mempertahankan pelanggan
mereka dan tetap menjadi perusahaan yang mengutamakan isu lingkungan dan tetap
menjalankan strategi green marketingnya. Lalu bagaimana cara Npure bisa
meningkatkan brand loyalty dan kesetiaan konsumen terhadap Npure dengan
strategi green marketing tersebut? Untuk bisa bersaing dengan produk luar negeri
Npure harus tetap melakukan inovasi baru untuk mempertahankan brand lokal
Indonesia terus populer di kalangan warga Indonesia serta pengendalian purchasing
intention customer. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang tepat untuk bisa
mencapai angka 79,25% tersebut supaya para konsumen tetap menjaga
kesetiaannya terhadap Npure dan Npure bisa bersaing mengalahkan produk luar
negeri, sesuai dengan misi Npure untuk terus mempertahankan green product dan
green marketingnya.

1.3 Analisis Makroekonomi


Indonesia turut berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan dan
pengendalian perubahan iklim. Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo
dalam sesi kerja mitra G7, ketika membahas mengenai iklim, energi, dan
lingkungan. Indonesia sendiri telah meningkatkan target penurunan emisi sebesar
31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,2% yang merupakan dukungan dari
internasional. Dalam upaya mendukung pembangunan berkelanjutan, perusahaan
dan sektor UMKM di Indonesia semakin meningkatkan perhatiannya terhadap
praktik produksi yang ramah lingkungan. Bahkan hal tersebut sampai ke industri
skincare dan kecantikan di Indonesia. Perusahaan dan UMKM yang memiliki
produk dengan fokus terhadap isu lingkungan kedepannya akan memiliki pasar
yang lebih luas. Dengan praktik green production yang ramah lingkungan dapat
memberikan dampak positif yang signifikan. Mengurangi emisi karbon,
menghemat sumber daya, dan mengelola limbah dengan baik adalah beberapa
manfaat yang dapat dicapai melalui green manufacturing. Menurut Commercial
Director of Kantar Indonesia Adisti Bramanti menyebutkan bahwa terdapat 74%
konsumen yang cenderung memilih brand yang memiliki kepedulian sosial
terutama untuk isu lingkungan. Dalam konteks perusahaan dan UKM Indonesia,

4
langkah-langkah seperti ini tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang bisnis baru dan meningkatkan daya
saing di pasar global. Selain itu menurut industri skincare dan kecantikan di Tanah
Air terus menunjukkan pertumbuhannya. Hal tersebut dapat terlihat dari data Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang menunjukkan izin edar produk
kosmetik yang dikeluarkan merupakan yang terbanyak dalam 5 tahun terakhir
dengan jumlah 411.410 produk. Pada Juli 2022, jumlah perusahaan di industri
tersebut naik hingga 20,6% dibanding tahun lalu. Termasuk UMKM di industri
tersebut yang naik signifikan sebesar 83%. Dan dengan tingkat minat konsumen
sebesar 79,25% untuk membeli produk ramah lingkungan.

1.4 Profil Perusahaan


NPURE adalah merk skincare lokal asal Indonesia yang didirikan pada
tahun 2017 oleh Devina Wijaya dan Anthoni Tirta. NPURE memiliki visi untuk
menjadi merek skincare yang dipercaya oleh wanita Indonesia untuk memiliki kulit
yang sehat dan alami. NPURE mengutamakan penggunaan bahan-bahan alami dari
Indonesia dalam produk-produknya. Beberapa bahan alami yang sering digunakan
oleh NPURE antara lain centella asiatica, licorice, dan niacinamide.NPURE juga
berkomitmen untuk memproduksi produk-produk yang aman dan bebas dari bahan-
bahan berbahaya, seperti paraben, alkohol, dan mineral oil.NPURE telah berhasil
meluncurkan berbagai macam produk skincare, mulai dari toner, cleanser,
moisturizer, hingga serum.
Dibawah naungan PT. Penta Natural Kosmetindo, NPURE memiliki visi
untuk menjadi perusahaan kosmetik natural terbaik di Asia Tenggara. Hal tersebut
tercermin dalam slogan perusahaan “Pure Beauty in Natural Way” dan
implementasikan dalam hal produksi produk NPURE yang menggunakan bahan
alami. Selain itu, perusahaan ini juga terus berkomitmen dalam pelestarian
lingkungan dan penciptaan bisnis yang berkelanjutan melalui program “pure
mates”.

5
1.5 Landasan Teori
- Green Marketing
Secara umum, green marketing merupakan sebuah proses yang
mengacu pada penjualan produk dan layanan yang memiliki manfaat bagi
lingkungan. The American Marketing Association (AMA) mendefinisikan
green marketing sebagai pemasaran produk yang ramah lingkungan,
meliputi perubahan produk, pengemasan, dan juga strategi periklanan.
Objektif utama dari green marketing adalah untuk menghasilkan dan
mempromosikan produk dan layanan ramah lingkungan, mengurangi
limbah, dan membawa perubahan yang bermanfaat dalam berbagai aspek
bisnis.
Dalam green marketing terdapat konsep bauran pemasaran atau
yang lebih dikenal sebagai green marketing mix yang mengusung konsep
Product, Price, Place, dan Promotion. Green marketing diawali dengan
memasukkan prinsip desain ramah lingkungan ke dalam pengembangan
produk. Untuk memastikan keberhasilan produk yang ramah lingkungan,
komunikasi yang efektif mengenai atribut merek dan pelabelan ramah
lingkungan memainkan peran penting dalam mempengaruhi keputusan
pembeli. Lalu, harga produk ramah lingkungan harus terjangkau oleh
pelanggan, namun ada hal unik pada produk ramah lingkungan, yaitu
penambahan value dapat membuat pelanggan bersedia membayar harga
yang lebih tinggi untuk produk tersebut. Selain intu, tempat distribusi yang
ramah lingkungan mengacu pada terjaminnya sebuah produk
didistribusikan dengan tetap menjaga integritas ekologisnya. Terakhir,
kegiatan promosi seperti iklan yang ramah lingkungan dan menampilkan
citra ramah lingkungan oleh sebuah merek atau brand cenderung dapat
membangun loyalitas konsumen.
Npure, merek skin care lokal Indonesia, sudah menerapkan
beberapa dari green marketing mix, antara lain eco-labelling dan eco-
branding yang diupayakan dengan sertifikat halal, dan terdaftar di Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), klaim non-toxic ingredient, serta

6
sudah dermatologically tested. Selain itu, environmental advertising dan
green promotion pun diterapkan oleh Npure, seperti melalui kolaborasi
dengan mitra yang strategis untuk mendukung visi yang sama antar
perusahaan. Beberapa contoh yang disebutkan merupakan bukti bahwa
Npure memang sepenuhnya berorientasi pada penjualan dan pelayanan
produk yang ramah lingkungan, namun menurut kami masih terdapat
strategi yang perlu dioptimalkan atau bahkan dimulai oleh Npure yang
nantinya akan dikaji lebih lanjut.
- Lokasi
Lokasi merupakan tempat berlangsungnya kegiatan bisnis. Lokasi
memainkan peran penting dalam keberhasilan sebuah bisnis. Penentuan
lokasi sebuah kegiatan bisnis harus cermat dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, seperti potensi lokasi, aksesibilitas lokasi, daya tarik sebuah
lokasi, kondisi lalu lintas, dan kondisi persaingan bisnis di suatu lokasi.
Lokasi menjadi salah satu aspek penting karena dapat memperkuat bisnis
sebuah perusahaan dari segi pendapatan dan daya saing.
Menurut James A. Fitzsimmons (2014), terdapat dimensi yang perlu
diperhatikan dalam menentukan strategi penentuan lokasi untuk sebuah
kegiatan bisnis, yaitu fleksibilitas lokasi, posisi, manajemen permintaan,
dan fokus.
1) Fleksibilitas lokasi diartikan sebagai seberapa responsif sebuah
lokasi dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi,
demografi, budaya, dan persaingan, yang dapat diidentifikasi dari
strategis atau tidaknya sebuah lokasi.
2) Posisi mengacu pada kompetitif sebuah perusahaan relatif terhadap
pesaingnya. Lokasi dapat menjadi penghalang untuk persaingan
apabila sebuah perusahaan tidak membangun posisi kompetitifnya.
Apabila sebuah perusahaan sudah memperoleh posisi kompetitifnya
di sebuah lokasi maka dapat menjaga persaingan dengan kompetitor.
3) Manajemen permintaan merupakan kapabilitas untuk
mengendalikan kualitas, kuantitas, dan waktu permintaan. Usaha ini

7
terfokus untuk mengestimasi dan mengelola permintaan dari
konsumen dengan menggunakan informasi yang tersedia untuk
menentukan keputusan operasi berdasarkan area lokasi yang dekat
dengan beragam pasar.
4) Fokus diartikan bahwa dalam penentuan sebuah lokasi sebaiknya
memperhatikan pengembangan layanan yang menawarkan fasilitas
standar yang dapat diduplikasi di beberapa lokasi.
Umumnya, strategi penentuan lokasi ini bertujuan untuk
memaksimalkan pendapatan. Hal ini dapat tercapai karena sebuah lokasi
kegiatan bisnis dapat meningkatkan interaksi antara pengusaha dengan
pelanggannya pada proses produksi, distribusi, dan pemasaran, serta benefit
lain dari lokasi. Berdasarkan empat dimensi yang dijelaskan, dapat
dikatakan bahwa penentuan lokasi untuk membuka toko skincare perlu
memperhatikan beberapa faktor seperti lokasi strategis, mudah terlihat,
sesuai dengan target pasar, biaya sewa lokasi yang terjangkau, dan
keamanan lokasi. Lokasi akan menjadi bahasan inovasi yang akan dikaji
lebih lanjut sebagai bentuk pengoptimalan green place dan penerapan green
promotion sebagai upaya untuk mengendalikan purchasing intention
customer Npure.
- Theory of Planned Behaviour
Theory of Planned Behaviour (TPB) merupakan teori perilaku yang
digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan intensi seseorang untuk
melakukan suatu perilaku. TPB dikembangkan oleh Icek Ajzen pada tahun
1985 sebagai pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Intensi
dapat diprediksi dari tiga elemen, yaitu sikap terhadap perilaku, norma
subjektif, dan persepsi kontrol perilaku.

8
1) Sikap terhadap perilaku = sikap yang telah melalui evaluasi rasional, seperti
evaluasi biaya dan manfaat yang akan terjadi atas tindakan tertentu.
Misalkan, seseorang memiliki sikap cinta lingkungan apabila seseorang
tersebut memiliki keyakinan bahwa perilaku cinta lingkungan memberikan
dampak positif bagi dirinya.
2) Norma subjektif = Bisa disebut sebagai pengaruh sosial. Hal ini mengacu
pada keyakinan dari orang terdekat terhadap sesuatu yang kemudian
memotivasi seseorang untuk mematuhi keyakinan tersebut. Biasanya,
seseorang yang patuh terhadap keyakinan orang-orang supaya mendapatkan
pengakuan sosial, menghindari sanksi sosial, ataupun supaya dapat diterima
diterima oleh sebuah kelompok.
3) Persepsi kontrol perilaku = Hal Ini mengacu pada seberapa mudah atau sulit
bagi seseorang untuk melakukan suatu perilaku, serta keyakinan mereka
terhadap kemampuan mereka untuk melakukannya. Elemen ini dipengaruhi
oleh ketersediaan sumber daya pendukung yang sifatnya spesifik, seperti
kepercayaan diri.
Theory of Planned Behaviour (TPB) bertujuan untuk memahami pengaruh
internal, seperti kemampuan dan emosi, dan eksternal, seperti situasi dan
lingkungan yang kemudian dapat diidentifikasi bagaimana strategi yang tepat
untuk mengarahkan pada suatu intensi, dalam konteks ini yaitu intensi membeli
produk ramah lingkungan dan menjadi pelanggan setia produk ramah
lingkungan Npure.

9
BAB II
ANALISIS INOVASI

2.1 Analisis masalah

Bagan 2.1 Analisis Masalah Npure


Untuk mencapai target yang diinginkan oleh Npure, masih terdapat masalah
utama yang masih harus dioptimalkan dan perlu dilakukan suatu strategi,
diantaranya:

2.1.1 Purchase Intention Customer


Purchase intention atau minat beli adalah niat untuk melakukan
pembelian pada masa mendatang. Dapat dikatakan bahwa minat beli belum
tentu pembelian akan dilakukan oleh konsumen, meskipun demikian,
pengukuran terhadap minat beli memiliki manfaat untuk dapat menganalisis
dan memaksimalkan prediksi terhadap pembelian aktual yang akan
dilakukan konsumen di masa mendatang. Perlu diketahui bahwa motivasi
baik dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar menjadi faktor
pendorong terkuat untuk melakukan sebuah tindakan (Schiffman dan
Kanuk, 2007).

10
Berdasarkan uraian di atas, purchase intention memiliki perhatian
khusus pada pemusatan terhadap sesuatu yang diiringi dengan rasa
emosional senang dan bahagia terhadap suatu produk, lalu minat tersebut
akan berubah menjadi keinginan sehingga timbul keyakinan bahwa produk
tersebut memiliki manfaat yang pada akhirnya terjadilah pembelian oleh
konsumen atas dasar rasionalisasi tersebut.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Npure untuk mengendalikan
purchase intention dari para customer, seperti penunjukkan Afgan dan
Isyana sebagai Brand Ambassador dan penerapan komunikasi pemasaran di
sosial media yang disertai indikator context, communication, collaboration,
dan connection. Upaya yang telah dilakukan Npure tersebut memberikan
hasil signifikan yang positif terhadap minat beli konsumen. Namun, dapat
dikatakan bahwa Npure merupakan merek produk skincare yang
keberlangsungan bisnisnya sudah menerapkan berbagai cara, khususnya
green marketing dengan tujuan akhir sustainability. Lantas, upaya seperti
apa lagi yang perlu ditempuh Npure agar tetap bisa menjaga sustainability
tersebut. Penulis meyakini bahwa perlu adanya pengoptimalan atau bahkan
terobosan yang belum pernah dilakukan Npure dari segi green marketing
mix dengan tujuan pengendalian purchase intention.

2.1.1.1 Pengendalian loyalitas konsumen


Loyalitas konsumen menjadi isu penting bagi setiap perusahaan,
tidak terkecuali dengan NPURE. Untuk menunjang keberlangsungan bisnis,
loyalitas konsumen tentunya sangat diperlukan, mengingat gempuran
produk-produk skincare baik dari asing dan dalam negeri yang membanjiri
pasar. Melalui strategi marketing yang baik dengan pembuatan citra
perusahaan yang baik pula, maka perusahaan bisa “mengendalikan”
loyalitas konsumen nya.
NPURE harus lebih menekankan dan memasifkan mengenai produk
hijau mereka melalui marketing hijau (green marketing). Marketing hijau
ini dapat diimplementasikan dalam penciptaan program-program yang

11
menunjang loyalitas konsumen seperti pembuatan membership dan
pemberian poin ketika melakukan recycle serta peningkatan kepuasan
pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk dan user experience.
Implikasi dari penggunaan marketing hijau ini, perusahaan tidak hanya
mendorong pertumbuhan bisnisnya saja, tetapi juga dapat meningkatkan
loyalitas dari konsumen dan tentunya dapat menjaga keberlangsungan
lingkungan guna memastikan bahwa perusahaan akan tetap berjalan di masa
mendatang.

2.1.1.2 Attitude Towards Behavior Konsumen yang beragam


Masih banyak konsumen yang belum terlalu memperhatikan begitu
pentingnya mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-sehari.
Tetapi tidak sedikit pula konsumen yang sudah mengerti dan menjadi lebih
sensitif dalam pemilihan produk yang akan mereka konsumsi. Mereka akan
lebih memilih produk yang ramah lingkungan yang ditawarkan oleh
penjual. Dalam situasi ini muncullah Green Consumerism, yaitu kesadaran
konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak, aman,
dan produk yang environment friendly. Npure di sini juga sudah
memproduksi produknya dengan bahan baku alami. Tidak hanya itu Npure
sudah mengklaim dirinya sebagai brand yang peduli dengan isu lingkungan,
yang membuat kemasan dari produk Npure pun dapat di daur ulang dan
terbuat dari bahan yang dapat terurai secara alami.
Menurut data GWI, 3 dari 5 konsumen bersedia membayar lebih
bagi produk-produk yang ramah lingkungan. Gaya hidup yang mulai beralih
menjadi lebih hijau mendorong gaya konsumsi yang lebih eco-friendly.
Perubahan gaya hidup tersebut tidak hanya dilakukan oleh anak muda, tetapi
masyarakat yang lebih senior juga mulai mengubah kebiasaan mereka. Jika
NPURE mampu meyakinkan publik bahwa perusahaannya benar-benar
berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan, maka penilaian publik akan
menjadi positif, dan dengan demikian NPURE dapat menarik lebih banyak

12
konsumen utamanya mereka yang peduli terhadap produk-produk ramah
lingkungan.

2.2 Analisis Five Porter


Porter’s Five Forces adalah model yang mengidentifikasi dan menganalisis
lima kekuatan kompetitif yang membentuk setiap industri dan dapat digunakan
dalam membantu Npure untuk menentukan kelemahan dan kekuatan di dalam
industri. Analisis Five Forces digunakan oleh Npure untuk mengidentifikasi
struktur industri sehingga dapat menentukan strategi perusahaan yang tepat.
Ketatnya persaingan dan banyak nya kompetitor besar yang telah lama hadir di
Industri skincare ini mengakibatkan NPure untuk bersikap lebih kompetitif dan
dapat melakukan marketing yang lebih masif guna meningkatkan brand loyalty dari
konsumennya sehingga perusahaan bisa bersaing dan meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Analisis Five Porter Forces dapat dilihat pada lampiran 1

2.3 Analisis SWOT


Analisis SWOT dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui posisi
perusahaan yang ditinjau dari sisi internal. Analisis ini dapat membantu
menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh Npure. analisis ini dibagi menjadi
4 yaitu Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Analisis SWOT Npure dapat
dilihat pada lampiran 2.

2.4 Analisis Kompetitor


Analisis kompetitor dilakukan untuk mengetahui keunggulan dan
kelemahan kompetitor dibandingkan dengan Npure. Setelah dilakukan analisis
kompetitor, dapat ditarik kesimpulan bahwa Npure memiliki beberapa keunggulan,
yang diantaranya mereka dapat dengan mudah ditemukan di website yang
membahas bahan organik yang terkandung dalam bahan skincare, Npure juga
unggul dalam aspek penerapan green product dan green marketingnya, selain itu
guna menunjang kepedulian terhadap lingkungan dan kebersamaan sesama
konsumen, Npure memiliki komunitas yang disebut puremates, bergerak aktif

13
dengan postingan terakhir pada 18 september. Disamping kelebihan Npure
dibandingkan kompetitor lainnya, Npure masih harus melakukan peningkatan,
diantaranya kehadiran offline store yang masih belum ada, keberadaan
membership, serta belum adanya sertifikasi organik oleh lembaga resmi tertentu.
Analisis kompetitor dapat dilihat di Lampiran 3.

2.5 Strategi dengan Framework CONDIMENT


Framework CONDIMENT yang terdiri dari Collaboration N Distribution for
Marketing of Npure. Brand engagement untuk mengatasi masalah peningkatan
brand loyalty dan kesetiaan konsumen terhadap produk Npure dengan program
kolaborasi dengan NGO, pendistribusian produk ke minimarket, sert pengadaan
offline store. Yang akan dijelaskan lebih lengkap dibawah ini:

2.5.1 Kolaborasi dengan NGO


Non-Governmental Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) adalah organisasi yang bergerak secara independen tanpa
intervensi pemerintah baik pusat maupun daerah. NGO memiliki fokus pada tujuan
sosial dan lingkungan serta prioritas utamanya pada kepentingan masyarakat.
Banyak perusahaan besar yang melakukan kolaborasi dengan NGO untuk intensi
ramah lingkungan produknya, antara lain Veja dan Sea Shepherd, Unilever dan
Google My Business, Sejauh Mata Memandang dan Gerakan Indonesia Diet
Kantong Plastik, IKEA dan Greenpeace. Dari contoh yang penulis sebutkan, bukan
hal yang baru dan sulit apabila ingin melakukan kolaborasi demi tujuan yang sama
antar kedua belah pihak, bahkan IKEA, perusahaan besar, pun melakukan
kolaborasi dengan NGO. Oleh karena itu, penulis meyakini bahwa dalam penerapan
green marketing Npure perlu adanya kolaborasi dengan NGO supaya dapat
memberikan lebih banyak manfaat bagi sebuah brand produk.
Kolaborasi dengan Non-Governmental Organization (NGO) memberikan
berbagai manfaat bagi sebuah produk ramah lingkungan, misalkan meningkatkan
brand awareness dan kredibilitas brand, memperluas jangkauan pasar, memperkuat
citra produk yang ramah lingkungan, dan meningkatkan kepercayaan konsumen

14
terhadap produk ramah lingkungan tersebut. Dalam melakukan kolaborasi, Npure
perlu mempertimbangkan beberapa aspek, seperti pemilihan NGO yang memiliki
kesamaan nilai dan visi dengan Npure, memastikan bahwa kolaborasi yang akan
dilakukan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, dan akan terjalin hubungan
baik dengan NGO yang dimaksud.
Berdasarkan penjelasan profil perusahaan, Npure merupakan sebuah brand
produk skincare yang memiliki visi untuk menjadi perusahaan kosmetik natural
terbaik di Asia Tenggara. Hal ini tercermin dari implementasi dalam hal produksi
produk Npure yang menggunakan bahan-bahan alami. Selain itu, perusahaan ini
juga terus berkomitmen dalam pelestarian lingkungan dan penciptaan bisnis yang
berkelanjutan dengan terus menerapkan green marketing. Terdapat banyak sekali
opsi Non-Governmental Organization (NGO) yang memiliki keidentikkan nilai dan
visi dengan Npure yang mungkin dapat menjalin kolaborasi dengan baik untuk
kedua belah pihak, namun penulis meyakini bahwa kolaborasi dengan perusahaan
Waste4Change akan memberikan manfaat lebih besar bagi kedua belah pihak.
Waste4Change adalah salah satu perusahaan pengelolaan sampah
terpercaya yang didirikan pada 2014 dan berlokasi di Bekasi Jawa Barat.
Waste4Change menyediakan beragam pelayanan, antara lain Waste Collection
Service, Solid Waste Management Research, Material and Document Destruction,
dan Extended Producer Responsibility Waste Credit. Waste4Change pun telah
menjalin kerja sama dengan banyak sekali klien yang bahkan perusahaan ternama
sekalipun, seperti Erha, ABC, Danone, Astra Life, dan masih banyak lagi. Menjadi
aspek penting dan perhatian utama tentang bagaimana sebuah perusahaan ramah
lingkungan mengelola kemasan botol dari produknya, dalam hal ini kemasan botol
produk Npure, maka dari itu waste management untuk penerapan 3R (reduce,
reuse, recycle) sudah barang tentu akan sangat optimal jika dilakukan dengan cara
berkolaborasi dengan Waste4Change.
Perlu diketahui bahwa sudah ada beberapa brand skincare yang
berkolaborasi dengan Waste4Change, seperti Avoskin, Wardah Cosmetics, dan
Innisfree. Kolaborasi yang umum dilakukan oleh ketiga brand tersebut berupa
pengumpulan sampah dan pemberian reward, yang pada akhirnya akan

15
memperkenalkan produk skincare perusahaan yang dimaksud. Npure dapat
melakukan strategi ini dengan pemberian modifikasi layanan atau program agar
pelanggan tetap mendapatkan rasa nyaman dan senang terhadap produk Npure.

2.5.2 Pendistribusian Produk di Minimarket


Umumnya jika dilihat dari definisi, minimarket adalah toko kelontong kecil
yang biasanya menjual pilihan bahan makanan pokok dan barang rumah tangga
dalam jumlah terbatas, akan tetapi semakin berkembangnya zaman, serta semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat, saat ini minimarket tidak hanya
menyediakan kebutuhan makanan pokok dan barang rumah tangga, kebutuhan lain
seperti produk makanan dan minuman cepat saji, peralatan sekolah seperti buku
atau pena juga mulai hadir di minimarket. Tak lupa pula, produk kecantikan pun
saat ini sudah banyak yang menjajah minimarket.
Banyaknya produk kecantikan yang dijual secara bebas di minimarket
membuat masyarakat bisa lebih mudah mengakses produk kecantikan tersebut.
Jumlah minimarket yang tersebar di indonesia pun banyak, kita ambil dua contoh
minimarket yang terkenal di Indonesia Alfamart dan Indomaret bisa menjadi sarana
distribusi produk yang baik dari pihak Npure kepada konsumen. Dilansir dari
Kontan.co.id jumlah Alfamart yang tersebar di Indonesia per Juni 2023 adalah
sebanyak 18.453 toko, sementara Indomaret berdasarkan website resmi indomaret
sendiri memiliki 22.077 toko per Agustus 2023 tersebar di seluruh Indonesia.
Banyaknya gerai kedua minimarket yang tersebar di hampir seluruh Indonesia ini
tentu akan membawa produk Npure untuk lebih mudah diakses oleh masyarakat
Indonesia. Dalam kondisi tertentu, konsumen akan mempertimbangkan biaya
ekspedisi, lama waktu antar produk, dan kondisi produk setelah lama dalam
ekspedisi pengiriman, hal ini dapat diatasi dengan pendistribusian produk ke
minimarket. Berbeda dengan pendistribusian yang Npure lakukan di Sociolla
ataupun guardian, kehadiran produk Npure di minimarket akan semakin
memudahkan masyarakat untuk menjamah produk Npure, hal ini dikarenakan
lokasi yang cenderung lebih tersebar dan jam buka yang lebih fleksibel bisa

16
menarik calon konsumen yang lebih banyak serta segmentasi pasar yang lebih
beragam.

2.5.3 Offline Store


Npure bekerja sama dengan beberapa toko retail, seperti Sociolla, guardian,
Watson dan masih banyak lagi. Dalam hal ini, masuknya produk ke toko retail tentu
dapat meningkatkan penjualan produk, hal ini dikarenakan produk secara langsung
bisa dicoba oleh calon konsumen. Akan tetapi, pendistribusian produk secara
langsung melalui toko retail juga memiliki beberapa kekurangan, yang diantaranya
Npure kurang leluasa dalam menjalankan inovasi kerjasama eksklusif antara
konsumen dengan pihak Npure sendiri. Dengan adanya toko dengan brand Npure
yang berdiri sendiri kepercayaan masyarakat akan produk semakin meningkat,
selain itu banyak hal yang bisa dikembangkan dengan tujuan meningkatkan
pelayanan Npure kepada konsumen, seperti pengadaan kartu member dengan
berbagai kegunaan dan masih banyak lagi, yang mana hal ini bisa dilakukan apabila
Npure mendirikan toko offline.
Sejalan dengan proyeksi Green Marketing yang tengah digaungkan oleh
Npure, keberadaan Offline Store ini juga bisa menjadi jembatan atas
keberlangsungannya, dimana Npure bisa melakukan proses tukar produk bekas
dengan produk baru yang mengatasnamakan Npure atas kerjasama Npure dengan
Waste4Change. Dengan adanya Offline Store, proses Green Marketing akan
semakin mudah dilaksanakan oleh Npure. Offline Store bisa dijadikan sebagai
tempat menampung kemasan Npure yang selanjutnya dapat didaur ulang oleh pihak
yang menjadi partner kerjasamanya.
Berdasarkan kampanye tahunan Tokopedia Beauty Delight (TBD) tahun
2022, menjelaskan bahwasannya Kota Makassar, Semarang dan Yogyakarta adalah
tiga kota dengan penjualan produk kecantikan terlaris selama event tersebut. Hal
ini bisa menjadi pertimbangan bagi Npure untuk membuka Offline store di tiga kota
tersebut. Kota lain yang juga memiliki potensi besar untuk dihadirkan Offline Store
Npure adalah DKI Jakarta selaku kota padat dengan jumlah penduduk terbanyak di
Indonesia. Tentu, dengan mendirikan Offline Store di pusat belanja tengah kota

17
yang dimana didalamnya juga menaungi Offline Store kompetitor, dengan begitu
Npure akan mudah ditemukan baik bagi konsumen tetap maupun calon konsumen.

2.6 Implementasi inovasi


2.6.1 Risiko dan mitigasi
Dari berbagai solusi yang diberikan masih terdapat risiko yang perlu
diperhatikan dan pertimbangannya, serta mitigasi juga perlu dilakukan untuk
mengurangi terjadinya risiko tersebut. Risiko dan mitigasi dari solusi dapat dilihat
pada lampiran 4.

2.6.2 Timeline implementasi solusi


Perencanaan waktu pelaksanaan implementasi solusi perlu dilakukan
supaya strategi dapat terlaksana dengan baik dan tepat. Timeline implementasi
solusi dapat dilihat pada lampiran 5.

2.6.3 Financial projection cost


Pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk strategi perluasan basis
pelanggan dan mitra bisnis serta pencapaian peningkatan pendapatan dapat dilihat
pada lampiran 6.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
NPURE merupakan perusahaan skincare dalam negeri yang mengadopsi
gaya bisnis hijau. Namun, ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh NPURE
dalam menghadapi masifnya produk-produk asing yang masuk ke pasar lokal.
Strategi green marketing akan membantu perusahaan dalam meningkatkan daya
saing serta meningkatkan brand loyalty konsumen produk NPURE. Menggunakan
kerangka strategi CONDIMENT, NPURE dapat memasifkan marketing hijau dan
mampu menggaet target pasar baru. Selain itu, dengan strategi tersebut NPURE
dapat membangun citra perusahaan yang lebih positif dan berorientasi ke masa
depan dengan menerapkan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan. Dimana,
strategi CONDIMENT tersebut berfokus pada kolaborasi dengan NGO dan
perluasan penyebaran produk NPURE di toko luring.

3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan untuk NPURE adalah:
1. Penekanan bahwa NPURE merupakan produk hijau dan melanjutkan ide
inovasi produk-produk alami
2. Melakukan sertifikasi organik bagi produk-produk NPURE
3. Terus mengurangi jejak karbon dengan menggunakan bahan ramah
lingkungan
4. Memastikan kualitas produk dan kualitas layanan tetap prima guna menjaga
loyalitas konsumen terhadap brand
5. Memberikan program hadiah bagi konsumen setia NPURE

19
DAFTAR PUSTAKA

Aruman, Edhy. (2016). Mengapa Perusahaan Perlu Bekerjasama dengan NGO?.


Retrieved 30 September 2023, from https://mix.co.id/corporate-social-
initiative/csr/mengapa-perusahaan-perlu-bekerjasama-dengan-ngo/

Compas.id. (2021). Tembus Penjualan Rp 200 Juta, Produk Kecantikan N’Pure


Ini Paling Laris. Retrieved 30 September 2023, from
https://compas.co.id/article/penjualan-npure/

Fitzsimmons, J. A., Fitzsimmons, M. J., & Bordoloi, S. K. (2014). Service


management: Operations, strategy, information technology (8th ed.). McGraw-
Hill.

Haba, H. F., Bredillet, C., & Dastane, O. (2023). Green consumer research: Trends
and way forward based on bibliometric analysis. Cleaner and Responsible
Consumption, 8(June 2022), 100089. https://doi.org/10.1016/j.clrc.2022.100089

Hardianti, A. R., Subagyo, Anas, M., & Limantara, A. D. (2023). Effectiveness of


Green Brand, Green Advertising, and Green Products on Consumer Purchase
Decisions on AVOSKIN PHTE in Yogyakarta. Proceedings of the 3rd Borobudur
International Symposium on Humanities and Social Science 2021 (BIS-HSS 2021),
415–419. https://doi.org/10.2991/978-2-494069-49-7_69

Media Indonesia. (2023). Potensi Pasar Skincare Indonesia Bisa Seperti Korea dan
Thailand, Asalakan Jenama Lokal makin Eksis. Retrieved 28 September 2023, from
https://mediaindonesia.com/ekonomi/595370/potensi-pasar-skincare-indonesia-
bisa-seperti-korea-dan-thailand-asalkan-jenama-lokal-makin-eksis

Nurdiana, Avanty. (2023). Jumlah Gerai Naik Signifikan, Kinerja Sumber Alfaria
Trijaya (AMRT) Melesat. Retrieved 29 September 2023, from
https://investasi.kontan.co.id/news/jumlah-gerai-naik-signifikan-kinerja-sumber-
alfaria-trijaya-amrt-

20
melesat#:~:text=Jumlah%20toko%20Alfamart%2018.435%20pada%20Juni%202
023%20dan%2017.813%20toko%20pada%202022.&text=KONTAN.CO.ID%20
%2D%20JAKARTA

Online catalog. (n.d.). Petra.Ac.Id. Retrieved September 29, 2023, from


https://dewey.petra.ac.id/catalog/digital/preview?id=2143312

PM, Indah.(2022). Konsumen di Tiga Kota ini Juaranya Belanda Produk Kosmetik
Lokal. Retrieved 29 September 2023, from
https://infokomputer.grid.id/read/123488072/konsumen-di-tiga-kota-ini-juaranya-
belanja-produk-kosmetik-lokal

Riadi, O. M. (n.d.). Purchase Intention - Pengertian, Aspek, Jenis dan Indikator.


Kajianpustaka.com. Retrieved September 29, 2023, from
https://www.kajianpustaka.com/2023/02/purchase-intention.html

Salsabila. (2023). Brand Experience yang Mengesankan: Hanasui, NPure, dan


Nivea Membuat Jejak yang Tak Terlupakan dengan Konsumen. Retrieved 30
September 2023, from https://compas.co.id/article/brand-experience-adalah/

Satrio, D., Yunitarini, S., & Rizqiani, N. (2021). Application of green marketing
mix of beauty products on sales through purchase decisions as intervening variable.
Asian Management and Business Review, 1(2), 81–94.
https://doi.org/10.20885/ambr.vol1.iss2.art1

Sharma, B. N. (2018). Green Marketing and Environment. Janapriya Journal of


Interdisciplinary Studies, 7(1), 95–99. https://doi.org/10.3126/jjis.v7i1.23055

Ummah, Fadhilah. (2023). Green Product: Produk Ramah Lingkungan sebagai


Solusi Keberlanjutan. Retrieved 28 September 2023, from
https://www.marketeers.com/green-product-produk-ramah-lingkungan-sebagai-
solusi-keberlanjutan/

21
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 (five porter)

LAMPIRAN 2 (SWOT)

22
LAMPIRAN 3 (Analisis Kompetitor)

23
LAMPIRAN 4 (RISIKO DAN MITIGASI)

Strategi CONDIMENT

PROGRAM RISIKO MITIGASI

Kolaborasi dengan NGO - Pengenalan mengenai kolaborasi - baik dari pihak Npure dan NGO
antara Npure dan pihak NGO dapat melakukan promosi atau
kurang masif pembuatan konten bersama di
- Membutuhkan biaya yang besar sosial media masing-masing.
dalam melakukan kolaborasi ini - Mencari investor yang memiliki
ketertarikan terhadap isu
lingkungan dan green economy
- Promosi kepada konsumen bahwa
beberapa persen dari pembelian
produk Npure secara tidak
langsung mendukung program
ramah lingkungan

Pendistribusian Produk di Minimarket - Penurunan minat konsumen untuk - Mendapatkan promo potongan
membeli produk Npure di e- harga atau bundling dalam
commerce. pembelian produk di e-commerce.

24
- Target konsumen yang salah - Memperhatikan kriteria konsumen
sasaran dan produk apa yang sering dibeli
oleh konsumen

Offline Store - Membutuhkan biaya, waktu dan - Menciptakan offline store dan
tenaga yang besar maskot dari Npure yang unik, eye
catching dan trendy sehingga dapat
menarik konsumen khususnya Gen
Z dan Milenial supaya bisa melekat
di ingatan para konsumen dan sulit
ditiru oleh kompetitor.

25
LAMPIRAN 5 (IMPLEMENTASI SOLUSI)

26
LAMPIRAN 6 (FINANCIAL PROJECT COST)

27

Anda mungkin juga menyukai