SOAL
1. Apakah persepsi, dan apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi persepsi kita?
2. Apakah teori atribusi? Apakah ketiga penentu atribusi? Apakah implikasinya dalam
menjelaskan perilaku organisasi?
3. Apakah jalan pintas yang orang-orang sering gunakan dalam membuat penilaian mengenai
orang lain?
4. Apakah kaitan antara persepsi dan pengambilan keputusan? Bagaimana yang satu
memengaruhi yang lainnya?
6. Apakah beberapa bias atau kesalahan keputusan umum yang dibuat orang?
JAWABAN
1. Persepsi: merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus
yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera.
1) Fisiologis
Banyak informasi yang masuk melalui panca indera, kemudian informasi yang
diperoleh tersebut akan mempengaruhi dan melengkapi kegiatan Anda untuk
memberikan makna terhadap lingkungan sekitarnya atau feedback. Kapasitas indera
untuk mempersepsikan apa yang ada pada tiap orang berbeda – beda sehingga
interpretasi terhadap lingkungan juga bisa menghasilkan suatu yang berbeda.
2) Perhatian
3) Minat
Selain itu persepsi terhadap suatu obyek sangat bervariasi tergantung pada seberapa
banyak energi atau perceptual vigilance yang dapat digerakkan untuk
mempersepsikan suatu objek. Perceptual vigilance adalah kecenderungan seseorang
untuk memperhatikan tipe tertentu dari rangsangan atau dapat dikatakan sebagai
minat. Minat orang juga berbeda dan tergantung pada bagaimana ia mampu
melakukan dalam kehidupan sehari – harinya.
Berikutnya faktor yang mempengaruhi persepsi adalah kebutuhan yang searah. Faktor
ini dapat ditinjau dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek – obyek
atau pesan yang dapat memberikan sebuah jawaban sesuai dengan harapan pada
dirinya. Sehingga ia mampu mempersepsikan segala sesuatu dengan hal yang positif.
6) Mood
Faktor yang mempengaruhi persepsi lainnya adalah mood atau suasana hati. Keadaan
emosi dan amarah pada seseorang dapat dipengaruhi dari perilakunya sendiri. Mood
dapat menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat
mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima, bereaksi dan juga mengingat suatu
kejadian. Sehingga mood seseorang bisa baik atau tidak.
7) Gerakan
Setiap orang juga mampu memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan
gerakan dalam jangkauan pandangan mata, dibandingkan dengan obyek yang diam.
Objek yang bergerak lebih mudah menghasilkan persepsi melalui rangsangan, objek
yang diam hanya terkesan biasa saja. Hal inilah yang memberikan dampak bagaimana
persepsi dapat dibentuk.
2. Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk
memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi
berarti upaya untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa
kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri.
1) Konsensus
Konsensus merupakan derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap stimulus atau
peristiwa tertentu dengan orang yang sedang kita observasi. Apakah suatu perilaku
cenderung dilakukan oleh semua orang pada situasi yang sama. Makin banyak yang
melakukannya, makin tinggi konsensus, dan sebaliknya.
2) Konsistensi
4) Stereotip (Stereotype)
Menilai seseorang berdasarkan persepsi mengenai kelompok asalnya. Kalimat-
kalimat seperti : “Pria tidak tertarik dengan perawatan anak”, “Pekerja yang lebih
tua tidak dapat mempelajari keahlian-keahlian baru”, Imigran Asia adalah pekerja
keras dan hati-hati”, merupakan contoh dari menilai orang lain secara stereotip.
Riset menyatakan stereotip beroperasi secara emosional dan sering kali di bawah
alam sadar, membuat sulit untuk dilawan dan diubah. Satu masalah dari stereotip
adalah adanya generalisasi yang menyebar luas, meskipun mungkin tidak
mengandung kebenaran ketika diaplikasikan pada orang atau situasi tertentu.
Sebuah proses tanpa sadar yang diciptakan dari pengalaman yang di peroleh
pengambilan keputusan intuitif terjadi diluar pikiran sadar berpegang pada
asosiasi holistis atau kaitan antara potongan-potongan informasi yang tidak
sama, cepat,dan secara efektif di bebankan berarti melibatkan emosi.
Riset terkini terus menyimpukan bahwa kita cenderung teralu percaya diri dengan
kemampuan kita dan kemampuan orang lain. Individu yang mempunyai kecerdasan
intelektual dan interpersonal paling lemah, paling mungkin berlabih dalam
mengestimasi kinerja dan kemampuannya. Adapaun hubungan negative antara
optimalisasi wirausaha dana kinerja bisnis barungya, semakin optimis semakin tidak
sukses. Kecenderunga untuk teralu percaya diri akan ide-ide mereka mingkin
menyebabkan tidak direncanakannya berbagai menghindari masalah yang muncul.
5) Eskalasi Komitmen
Eskalasi Komitmen merujuk pada bertahannya kita dengan keputusan sekalipun ada
bukti yang jelas bahwa itu salah. Komitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan
meskipun terdapat informasi negatif. Contoh :Seorang pria telah berpacaran dengan
seorang wanitanya kurang lebih 4 tahun.Meskipun pria ini mengatakan bahwa banyak
masalah dalam hubungan mereka, namun pria ini mengatakan bahwa tetap akan
menikahi wanita tersebut.
Kecenderungan individu untuk percaya bahwa mereka dapat memprediksi hasil dari
peristiwa-peristiwa yang tidak disengaja. Contoh : Ketika sekelompok individu diberi
informasi harga saham,individu-individu ini kurang lebih 65 persen yakin bahwa
mereka bisa memprediksi arah perubahan saham. Pada keadaan yang sebenarnya,
individu-individu ini hanya benar 49 persen pada saat itu.
Kecenderungan individu untuk lebih menyukai keuntungan rata-rata jika ada faktor
resiko, meskipun jika resiko diambil dapat menghasilkan keuntungan yang lebih
besar.
Contoh : Para investor menghindari pembelian instrumen beresiko tinggi dan beralih
ke instrumen yang beresiko rendah, (Emas guna menyelamatkan asset mereka
ditengah ketidakpastian pasar).
8) Bias Retrospeksi
Kecenderungan kita untuk pura-pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari
sebuah peristiwa secara akurat, setelah hasil tersebut benar-benar diketahui. Contoh :
semakin banyak individu yang sepertinya telah yakin akan siapa yang memenagkan
Super Bowl pada hari setelah pertandingan bila dibandingkan dengan individu yang
yakin pada hal itu sebelum pertandingan.
Kepribadian
Jenis Kelamin
Sebuah studi selama dua puluh tahun menemukan bahwa wanita menghabiskan lebih
banyak waktu daripada pria dalam menganalisis masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Mereka lebih cenderung menganalisis masalah secara berlebihan sebelum
membuat sebuah keputusan dan mengolah keputusan yang telah dibuat. Hal ini dapat
menimbulkan pertimbangan masalah dan alternatif penyelesaian yang lebih hati-hati.
Namun, hal ini dapat membuat masalah lebih sulit diselesaikan, meningkatkan
penyesalan atas keputusan-keputusan masa lalu, dan meningkatkan depresi.
Kemampuan Mental
Orang-orang dengan tingkat kemampuan mental yang lebih tinggi dari mampu
memproses informasi lebih cepat, memecahkan masalah lebih akurat, dan belajar
lebih cepat, sehingga mereka juga lebih sedikit berisiko salah dalam mengambil
keputusan umum. Namun, kemampuan mental tersebut hanya membantu orang-orang
untuk menghindari mereka dari beberapa masalah tersebut.
Perbedaan Budaya
Evaluasi Kinerja
Jika manajer divisi percaya bahwa kinerja pabrik di bawah tanggung jawabnya
beroperasi dengan baik ketika dia tidak mendengar hal negatif, maka manajer yang
menangani pabrik tersebut akan berusaha agar hal negatif tersebut tidak sampai
kepada atasannya yaitu manajer divisi.
Sistem Imbalan
Peraturan Baku
Semua organisasi kecuali organisasi yang kecil membuat peraturan dan kebijakan
untuk memprogram keputusan dan mengarahkan individu bertindak sesuai dengan
yang diharapkan. Dengan demikian, mereka membatasi pilihan-pilihan keputusan.
Hampir semua keputusan penting ada deadline nya. Kondisi ini sering membuat sulit,
jika tidak mungkin, bagi para manajer untuk mengumpulkan semua informasi
sebelum membuat keputusan.
Contoh Historis
1) Perilaku Kreatif
Formulasi Masalah
Formulasi masalah adalah tahap pertama dalam perilaku kreatif, yaitu tahapan
pengidentifikasian masalah atau peluang yang belum ada solusinya.
Pengumpulan Informasi
Adalah tahapan ketika kita mulai mengumpulkan informasi dalam upaya mencari
solusi dari suatu masalah,contohnya ketika bertemu seseorang di luar bidang keahlian
kita untuk membahas solusi.
Pemunculan Ide
Potensi kreatif berasal dari banyak hal,yaitu kepribadian kreatif yang dimilki
seseorang, kecerdasan, sifat keterbukaan terhadap pengalaman, dan keahlian.
Kepribadian Kreatif
Kecerdasan
Sifat Keterbukaan Terhadap Pengalaman
Keahlian
b. Lingkungan Kreatif
Potensi kreatif tentunya harus di dukung juga oleh lingkungan yang dapat
merealisasikan potensi kreatif tersebut, faktor-faktor lingkungan kreatif
mencakup :
Motivasi Internal
Lingkungan Organisasi
Budaya
Kepemimpinan