Anda di halaman 1dari 6

Dial Darmawan

023154091

TUGAS INDIVIDU PERILAKU ORGANISASI


Chapter 4
1. Perbedaan antara emosi dan suasana hati terletak pada tingkat intesitas
suatu perasaan terhadap sesuatu hal. Emosi adalah perasaan intens yang
diarahkan pada seseorang atau sesuatu, sedangkan suasana hati adalah
perasaan yang kurang intens dan sering muncul tanpa sebuah peristiwa
spesifik sebagai stimulus.
Yang mendasari emosi dan suasana hati adalah afeksi. Afeksi dapat
didefinisikan sebagai bentuk luas dari perasaan yang di alami seseorang
yang timbul akibat suatu peristiwa dan hal.
2. Emosi bisa dikatakan tidak rasional dan rasional. Hal tersebut tegantung
dengan bobot intensitas emosi itu diperlukan. Emosi dikatakan tidak rasional
ketika kita menggunakan emosi tidak pada tempatnya. Sedangkan untuk
emosi yang dikatakan rasional itu ketika kita dapat mempertimbangkan
sesuatu keputusan tidak hanya bersumber dari logika, karena keputusan
yang baik mempergunakan pikiran dan perasaan yang baik.
Fungsi emosi sebagai penentu keputusan yang baik, penentu tindakan
perilaku apa yang harus dilakukan, dan sebagai alat untuk kita mampu
memahami dunia sekitar kita.
3. Sumber utama yang memengaruhi emosi dan suasana hati ada 10, yaitu :
Kepribadian, Waktu dalam Hari, Hari dalam Minggu, Cuaca, Stres, Aktivitas
Sosial, Tidur/Istrirahat, Olahraga, Umur, dan Jenis Kelamin.
4. Dampak dari pengaruh emosi pekerja terhadap para pekerja memiliki sisi
positif dan negatif. Untuk sisi positif, pengaruh emosi yang baik akan sangat
membantu hubungan interpersonal perkerja. Seperti lingkungan kerja yang
kondusif dan imbalan kerja yang sebanding akan sangat memotivasi pekerja
untuk memiliki emosi positif yaitu giat bekerja. Sedangkan untuk sisi negatif,
pengaruh emosi yang tidak baik akan membentuk karakter pekerja yang
tidak baik atau disonansi emosi. Kebanyakan para pekerja akan melakukan
disonansi emosi atau inkonsistensi antara emosi yang dirasakan dengan
emosi yang akan ditampilkan, karena mereka memahami akan kode etik di
dalam suatu organisasi. Namun jika pekerja tersebut tidak mampu untuk
memilah antara emosi yang dirasakan dengan emosi apa yang harus
ditampilkan, maka mereka akan condong memberikan tindakan yang tidak
baik, dimana hal tersebut bersumber dari emosi yang tidak baik.

5. Teori peristiwa afektif adalah sebuah model yang menyatakan bahwa


peristiwa tempat kerja menyebabkan reaksi emosional pada bagian pekerja,
yang kemudian memengaruhi sikap dan perilaku di tempat kerja.
Aplikasi dari teori peristiwa afektif ini adalah emosi memberikan pandangan
tentang bagaimaa peristiwa di tempat kerja memengaruhi kinerja dan
kepuasaan pekerja, dan meskipun hal ini sering di anggap tidak terlalu
penting, patutnya seluruh elemen organisasi tidak mengabaikan hal ini,
karena mereka akan terakumulasi sehingga bisa berdampak cukup besar.
6. Bukti yang mendukung kecerdasan emosional : Daya Tarik Intuitif,
Kecerdasan Emosional Memprediksi Kriteria yang Berarti, Kecerdasan
Emosional Berdasarkan Biologi
Bukti yang menentang kecerdasan emosional : Para Peneliti Kecerdasan
Emosional Tidak Sepakat tentang Definisi, Kecerdasan Emosional Tidak Dapat
Diukur, Kecerdasan Emosional Tidak Lebih dari Sekadar Kepribadian dengan
Label Berbeda
7. Strategi untuk pengaturan emosi dan kemungkinan efeknya : Seleksi,
Pengambilan Keputusan, Kreativitas, Motivasi, Kepemimpinan, Negosiasi,
Layanan Pelanggan, Sikap Kerja, Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
8. Saya mengaplikasikan konsep emosi dan suasana hati pada isu-isu perilaku
organisasi yang spesifik yaitu ketika saya memasuki sebuah organisasi, maka
saya akan mencoba untuk mengenali terlebih dahulu lingkungan kerja
tersebut. Karena untuk menjaga keharmonisan dan sinergi dalam kehidupan
kerja, perlunya lebih mengenal lingkungan dengan berkomunikasi.
Komunikasi perlu dilakukan kapanpun saya berada, dan mencoba berbaur
dengan segala kondisi. Sehingga hal tersebut dapat meminimalisasi afektif
negatif yang akan saya terima dan menjaga emosi dan suasana hati yang
baik.

Chapter 5
1. Kepribadian adalah keseluruhan dari sifat dan cara yang ditampilkan oleh
seorang individu yang dapat diukur dalam beraksi dan berinteraksi kepada
seseorang.
Umumnya kepribadian dapat diukur melalu 2 tipe survei, yaitu Survei
Laporan Diri dan Survei Peringkat Pengamat.
Hereditas atau faktor-faktor yang menentukan kepribadian adalah faktor
biologis, faktor fisik dan pembentukan psikologis inheren/bawaan.
2. Indikator Tipe Myers-Briggs adalah sebuah tes kepribadian yang
mengelompokkan empat karakteristik dan mengklasifikasikan orang dalam 1
tipe dari 16 tipe kepribadian.
Kelebihan dari MBTI ini adalah mampu mengukur seorang individu dan
mempermudah penyeleksi untuk mengkategorikan seorang individu dalam
kelompok tipe kepribadian. Kekurangan dari MBTI ini adalah tes tersebut
memaksakan bahwa seseorang hanya memiliki 1 kesimpulan kepribadian
dimana hal tersebut sangat bertentangan dengan sifat kepribadian secara
spesifik.
3. Sifat-sifat utama dalam model kepribadian Lima Besar adalah Ekstraversi
(mampu bersosialisasi), Keramahan, Kehati-hatian, Stabilitas Emosional, dan
Keterbukaan pada Pengalaman.
4. Kesesuaian perilaku dan kepribadian yang di harapkan dalam lingkungan
kerja bersumber dari sifat-sifat Lima Besar. Sebagai contoh, sifat stabilitas
emosional dan ekstraversi sangat di butuhkan dalam lingkungan kerja,
dimana seluruh perkerja dapat bersosialisasi dan menjaga stabilitas
emosional dalam perkerjaan sehari-hari. Ketika 2 hal tersebut telah berjalan
dengan baik, maka 3 dari sifat Lima Besar dapat di prediksi. Karena 3 hal
tersebut merupakan dampak dari 2 sifat Lima Besar tersebut.
5. Ketika suatu situasi atau lingkungan telah menentukan norma-norma,
petunjuk, atau standar mendikte perilaku yang pantas, maka situasi akan
memaksa kita untuk menampilkan perilaku sesuai dengan ketentuan dari
situasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika situasi tersebut tidak membatasi
kita untuk menampilkan perilaku, maka kita akan dengan bebas
menampilkan kepribadian yang kita miliki.
6. Perbedaan nilai terminal dengan nilai instrumental terletak pada letak
sifatnya. Dimana sifat dari nilai terminal ada pencapaian keadaan akhir yang
ingin seseorang capai, sedangkan nilai instrumental adalah alat untuk
mewujudkan dari nilai nominal tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kedua nilai tersebut harus berjalan secara berkesinambungan.

7. Nilai-nilai berbeda pada lintas generasi terjadi akibat dari dampak perbedaan
situasi dan keadaan lingkungan yang secara mayoritas memengaruhi
kelompok individu yang tumbuh dan kembang pada era masanya tersebut.
Tentunya hal tesebut akan memengaruhi dari nilai-nilai kerja dominan,
dimana setiap generasi akan memiliki perbedaan ketertarikan pada nilai yang
akan mereka capai.
8. Lima dimensi Hofstede dari budaya nasional yaitu jarak kekuasaan,
individualisme versus kolektivisme, maskulinitas versus femininitas,
penghindaran ketidakpastian, dan orientasi jangka panjang versus jangka
pendek

Chapter 6
1. Presepsi
adalah
sebuah
proses
individu
mengorganisasikan
dan
menginterpretasikan kesan sensoris untuk memberikan pengertian pada
lingkungannya.
Faktor yang memengaruhi presepsi ada 3, yaitu faktor pada penilai, faktor
pada situasi, dan faktor pada target.
2. Teori atribusi adalah sebuah percobaan untuk menentukan apakah perilaku
seorang individu disebabkan dari internal atau eksternal. Tiga penentu
atribusi yaitu perbedaan, konsensus, dan konsistensi.
Implikasi atribusi menjelaskan perilaku organisasi dengan cara mengenali
perilaku seseorang. Dimana perilaku yang terjadi pada suatu organisasi itu
baik atau buruk. Jika perilaku baik tentunya akan memudahkan manajemen
untuk memberikan reward yang sesuai. Namun jika perilaku buruk yang
terjadi, maka manajemen akan menilai perilaku itu berdasarkan tingkat
perbedaan, konsensus, dan konsistensi dari masalah tersebut. Selanjutnya
masalah itu akan diukur apakah terjadi dari permasalahan internal atau
eksternal.
3. Jalan pintas yang sering digunakan dalam membuat penilaian mengenai
orang lain yaitu presepsi selektif, efek halo, efek kontras, dan stereotip
4. Presepsi adalah kemampuan respon seseorang dalam menilai sesuatu,
sehingga bila dikaitkan dengan pengambilan keputusan maka dalam
pengambilan keputusan memerlukan pandangan presepsi yang beragam.
Dimana biasanya pengambilan keputusan biasanya menyesuaikan objetivitas
dan subjektivitas.
Contoh salah satu dari kedua hal tersebut saling memengaruhi yaitu, dimana
suatu keputusan dibutuhkan berdasarkan nilai objektif, akan tetapi karena
manusia pasti memiliki hubungan kekerabatan maka tingkat independensi
keputusan akan gugur oleh keputusan subjektif. Hal tersebut di karenakan
penilai memiliki presepsi yang baik terhadap hal tersebut.
5. Model rasional pengambilan keputusan adalah sebuah model pengambilan
keputusan yang menjelaskan bagaimana individu seharusnya berperilaku
untuk memaksimalkan hasil
Bagaimana model ini berbeda dengan rasional terbatas dan intuitif, karena
rasional terbatas hanya berdasarkan penyederhanaan esensial dari masalah
yang tidak merepresentasikan dari keseluruhan masalah. Sedangkan intuitif
itu sendiri lebih berdasarkan pengalaman dan apa yang dikatakan oleh hati,
dimana hal tersebut semakin tidak memperhatikan elemen-elemen yang
relevan dari suatu masalah.

6. Bias atau kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh


orang pada umumnya yaitu bias terlalu percaya diri, bias jangkar, bias
konfirmasi, bias ketersediaan, eskalasi komitmen, kesalahan acak, aversi
risiko, dan bias retrospeksi
7. Perbedaan individu yang sering kita hadapi yaitu perbedaan kepribadian,
jenis kelamin, kemampuan mental, budaya. Sedangkan batasan organisasi
yang kita ketahui yaitu evaluasi kinerja, sistem imbalan, peraturan baku,dan
batasan waktu. Sehingga pengaruh dalam pengambilan keputusan harus
sangat menyesuaikan antara perbedaan dan batasan organisasi, agar
keputusan tersebut lebih tepat sasaran.
8. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang inovatif dan
berguna.
Tiga komponen dari model kreativitas adalah penyebab perilaku kreatif,
perilaku kreatif, dan hasil kreatif

Anda mungkin juga menyukai