Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU ORGANISASI

KELAS G

BAB 13
KEKUASAAN dan POLITIK
Latar Belakang
Suatu organisasi harus mampu mengajak anggotanya untuk selalu bersikap dengan caracara yang bermanfaat bagi organisasi misalnya bersikap adaptif terhadap masalah di sekitar
organisasi agar dapat bertahan lama. Dalam sebuah organisasi cara yang bermanfaat ini
dilaksanakan dengan pengendalian kekuasaan. Dengan kata lain, usaha yang dilakukan
dikendalikan oleh sebuah kekuasaan yang dimiliki pemimpin organisasi.
Bagi sebagian orang, situasi kerja merupakan satu-satunya tempat dimana mereka dapat
memperoleh dan menggunakan kekuasaan. Perebutan kekuasaan dan basis kekuatan muncul
dalam lingkungan kerja bila orang-orang dan kelompok-kelompok berlomba untuk dapat
mengendalikan perilaku orang dan kelompok lain. Dan bila orang-orang atau kelompokkelompok berinteraksi dalam suatu kontes kekuasaan, terciptalah kemudian apa yang disebut
dengan politik. Golongan mulai dibentuk dan dikembangkan, orang-orang bersekutu dalam
kelompok-kelompok formal, berkoalisi, mengadakan perjanjian-perjanjian, di mana orang dan
kelompok yang satu menang dan yang lain kalah. Penggunaan kekuasaan dan politik dalam
organisasi menentukan keberhasilan organisasi.
Definisi
Kekuasaan
- Merupakan kapasitas yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
sehingga orang lain tersebut melakukan sesuai keinginannya.
Ketergantungan
- Adalah aspek paling penting dari kekuasaan
- Orang tidak akan dapat berkuasa atas orang lain apabila orang lain tersebut tidak
memiliki ketergantungan atasnya.
- Merupakan hubungan seseorang dengan orang lain, dimana seseorang tersbut memiliki
apa yang dibutuhkan oleh orang lain.
Contoh : Wall Street Ping Jiang yang dituduh telah memaksa seorang analisnya, Andrew Tong,
untuk bertingkah laku seperti perempuan. Diduga karena Jiang memiliki kendali atas akses Tong
melakukan perdagangan saham harian.

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


Membedakan Kepemimpinan dengan Kekuasaan
Perihal
Kesesuaian dengan
tujuan
Arah dari pengaruh

Riset

Kepemimpinan
Memerlukan kesesuaian antara
tujuan-tujuan pemimpin dengan
yang dipimpin
Menitikberatkan pada pengaruh
kearah bawah kepada para
pengikut, yang dapat
meminimalkan pentingnya pola
pengaruh yang lateral kea rah
bawah
Menitikberatkan pada gaya,
yang mencari jawaban atas :
- Seberapa sportif para
pemimpin seharusnya ?
- Berapa banyak pengambilan
keputusan yang harus
dibagikan kepada pengikut ?

Kekuasaan
Tidak memerlukan kesesuaian
tujuan, hanya ketergantungan
semata
Tidak seperti dalam
kepmimpinan

Menitikberatkan pada taktik


untuk memperoleh kepatuhan,
yang melampaui individu
sebagai pelaksana kekuasaan.
Karena kelompok sama halnya
dengan para individu yang dapat
menggunakn kekuasaan untuk
megendalikan yang lain

Dasar Kekuasaan
Kekuasaan Formal
Kekuasaan pasaan
- Bergantung pada ketakutan atas hasil yang negative akibat kegagalan
- Bertumpu pada penerapan / ancaman pnerapan atas sanksi fisik (missal rasa sakit,
frustasi atas hambatan pergerakan, mengendalikan dengan kekuatan dasar
psikologis / kebutuhan keamanan
Kekuasaan imbalan
- Pencapaian kepatuhan yang didasarkan pada kemampuan untuk mendistribusikan
imbalan dimana orang lain memandangnya berharga
Kekuasaan legitimasi
- Merupakan kekuasaan yang diterima oleh seseorang sebagai hasil dari posisinya di
dalam hierarki formal suatu organisasi
- Merepresentasikan wewenang formal untuk menggunakan dan mengendsalikan
sumber daya organisasi yang didasarkan pada posisi structural di dalam organisasi
- Lebih luas daripada kekuasaan memaksa dan kekuasaan imbalan, yang secara
spesifik meliputi penerimaan dari para anggota atas wewenang posisi
Kekuasaan Pribadi
Kekuasaan karena keahlian (expert power)
- Pengaruh yang didasarkan pada keahlian atau pengetahuan khusus.
- Seiring dengan pekerjaan yang lebih terspesialisasi, semakin kita bergantung pada
para ahli untuk mencapai tujuan
Kekuasaan acuan (referent power)
Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono
(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


-

Didasarkan pada identifikasi dengan seseorang yang memiliki sumber daya / sifat
pribadi yang diinginkan
- Berkembang dari kekaguman lain dan keinginan untuk menjadi seperti orang
tersebut
- Contoh : endorse artis untuk meningkatkan penjualan produk, karena mereka
memiliki kemampuan untuk disukai, dinamisme karismatik, dan efek secara
emosional terhadap orang lain
Dasar kekuaasaan yang paling efektif :
- Dasar kekuasaan pribadi, dimana kekuasaan karena keahlian dan kekuasaan acuan,
keduanya, berpengaruh positif (+) terkait kepuasan dari pekerja dengan supervise,
komitmen organisasi dan kinerja.
- Kekuasaan paksaan dalam kekuasaan formal dapat menjadi umerang karena secara
negative (-) terkait dengan kepuasan dan komitmen dari pekerja
- Contoh : perusahaan Translation oleh Steve Stoute yang memasangkan Gwen Stefani
dengan HP, Justin Timberlake dengan McDonalds, Beyonce Knowles dengan Tommy
Hilfinger, Jay-Z dengan Reebok. Ia memanfaatkan Kekuasaan Acuan untuk
mempromosikan merek dagang tersebut
Kebergantungan
Semakin tinggi kebergantungan B pada A, maka akan semakin tinggi kekuasaan yang dimiliki
oleh A atas B
Jika sesuatu hal jumlahnya melimpah, maka dengan memilikinya pun tidak akan meningkatkan
kekuasaan kita.
Sebaliknya, jika suatu hal tersebut jumlahnya sedikit / jarang, maka dengan memilikinya akan
meningkatkan kekuasaan kita.
Hal yang Menciptakan Kebergantungan
Kebergantungan akan meningkat jika sumber daya yang Anda kendalikan adalah hal yang
sangat penting, langka, dan tidak dapat tergantikan
3 hal itu :
a. Pentingnya
- Organisasi secara aktif berupaya menghindari ketidakpastian, sehingga berharap
bahwa ada kelompok / individu yang dapat menyerap ketidakpastian itu dan
menjadi pengendalian sumber daya yang penting.
- Ketika kelompok / individu tersebut dianggap penting oleh perusahaan, maka
perusahaan bergantung pada mereka, sehingga secara tidak langsung mereka
memiliki kekuasaan, meskipun tidaklah amat besar
b. Kelangkaan
- Individu / kelompok yang memiliki keahlian unik dan dibutuhkan bagi banyak
orang akan menimbulkan ketergantungan terhadapnya.

Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono


(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


-

Contohnya : Ferruccio Lamborghini yang menjadi orang satu-satunya di Italia yang


dapat memperbaiki kendaraan secara manual, menghafalkan, dan kemudian dapat
merusaknya kembali sehingga ia memiliki kunci penting
c. Tidak tergantikan
- Semakin sedikit yang dapat menggantikan dengan layak suatu sumber daya, maka
semakin besar pula pengendalian kekuasaan yang dimiliki oleh sumber daya
tersebut
Kekuasaan Taktik ( power tactic )
- Adalah cara-cara dimana individu akan menerjemahkan kekuasaan yang mendasari ke dalam
tindakan-tindakan yang spesifik.
- Sembilan (9) pengaruh taktik yang berbeda :
1. Legitimasi
berdasarkan posisi wewenang / menyampaikan permintaan yang sesuai dengan
kebijakan atau aturan organisasi
2. Bujukan yang rasional *
Menyajikan argument-argumen yang logis dan bukti-bukti nyata untuk memperlihatkan
bahwa sebuah permintaan tersebut wajar
3. Daya tarik yang menjadi sumber inspirasi *
Mengembangkan komitmen secara emosional yang menrik bagi sasaran nilai,
kebutuhan, pengharapan, dan aspirasi
4. Konsultasi *
Meningkatkan dukungan kepada sasaran dengan melibatkannya dalam memutuskan
implementasi rencana
5. Pertukaran
Memberikan imbalan kepada target dengan manfaat / keuntungan sebagai pertukaran
karena telah mengikuti permintaan
6. Daya tarik pribadi
Meminta kepatuhan yang didasarkan pada persahabatan atau kesetiaan
7. Menjilat
Dengan membuat bujukan, pujian, atau perilaku ramah sebelum membuat permintaan
8. Tekanan
Dengan menggunakan peringatan, permintaan yang diulang-ulang, dan ancaman
9. Koalisi
Membuat daftar tujuan / dukungan dari orang lain untuk membujuk target agar
menyetujuinya
*taktik ini lebih cenderung menjadi yang sangat efektif, terutama para hadirin sangat
tertarik pada hasil / proses pengambilan keputusan
Taktik kekuasaan yang lebih disukai yang dapat mempengaruhi arah :
Pengaruh ke Atas
Bujukan secara

Pengaruh ke Bawah
Bujukan secara rasional

Pengaruh Lateral
Bujukan secara rasional

Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono


(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


Rasional

Daya tarik yang memberikan


inspirasi
Tekanan
Konsultasi
Menjilat
Pertukaran
Legitimasi

Konsultasi
Menjilat
Pertukaran
Legitimasi
Daya tarik pribadi
Koalisi

Faktor lain yang mempengaruhi efektivitas dari pengaruh, meliputi


urutan taktik
diawali dengan taktik yang lebih lunak yang berdasar kekuasaan pribadi, bila ggal dapat
beralih ke taktik yang lebih keras
keahlian seseorang dalam menggunakan taktik,
orang-orang di Negara berbeda lebih memilih kekuasaan taktik yang berbeda.
Contoh :
AS lebih memilih taktik imbauan rasional, di Cina lebih memilih taktik koalisi
budaya organisasi
orang yang sesuai dengan budaya organisasi akan cenderung memperoleh lebih banyak
pengaruh (berpengaruh) karena mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik dalam
bagian yang dianggap sangat penting bagi keberhasilan (berkompeten)
Kemampuan Berpolitik
- Merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan segala cara untuk
mendorong tujuan dari seseorang
- Kemampuan berpolitik adalah yang lebih efektif dari taktik-taktik berpegaruh lainnya
- Lebih efektif bila pertaruhannya tinggi
- Kemampuan berpolitik dapat mengerahkan pengaruh tanpa dideteksi oleh orang lain
- Ketika organisasi dijalankan dengan aturan secara terbuka dan adil, bebas dari yang
diunggulkan / bias, maka kemampuan politik secara negative (-) dikaitkan dengan
peringkat kinerja

Bagaimana Kekuasaan dapat Memengaruhi Orang-Orang


- Kekuasaan tersebut dapat merusak dan ada buktinya. Bukti-bukti menyatakan bahwa
kekuasaan akan mengerahkan orang untuk menempatkan kepentingannya sendiri daripada
-

kepentingan orang lain.


Riset menyarankan bahwa kekuasaan tidak hanya dapat mengarahkan orang untuk
menitikberatkan pada kepentingan mereka sendiri karena mereka mampu, tetapi juga karena
dapat membebaskan orang untuk berfokus ke arah dalam, dan menuju ke tempat yang

beratnya lebih tinggi pada tujuan dan kepentingan mereka.


Orang-orang dengan kekuasaan tersebut lebih cenderung untuk mengambil keputusan yang
menguntungkan kepentingan dirinya sendiri ketika berhadapan dengan risiko moral (seperti
Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono
(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


ketika para manajer dana lindung nilai mengambil risiko yang lebih besar dengan uang dari
orang lain karena mereka diberikan ambalan atas keuntungan tetapi dikenakan sanksi lebih
sedikit bila terjadi kerugian). Kekuasaan juga mengarahkan pada pengambilan keputusan
-

yang terlalu percaya diri.


Kekuasaan memiliki beberapa efek mengganggu yang penting terhadap kita:
1 Efek berbahaya dari kekuasaan bergantung pada kepribadian seseorang.
Jika kita memiliki kepribadian cemas, maka kekuasaan tidak akan merusak kita karena
2
3
4

kita kurang memikirkan untuk menggunakan kekuasaan agar menguntungkan kita.


Efek merusak dari kekuasaan dapat dikurangi oleh sistem organisasi.
Memaafkan,
tetapi kita memiliki kekuatan untuk menumpulkan efek negatif dari kekuasaan.
mereka yang memiliki kekuasaan yang kecil mengambil dan menyalahgunakan
kekuasaan kecil yang mereka miliki.
Orang-orang yang cenderung menyalahgunakan kekuasaan adalah mereka yang memiliki
status yang rendah ingin memperoleh kekuasaan. Bagaimana ini bisa terjadi? Mereka
yang memiliki status rendah akan merasa terancam, dan ketakutan ini digunakan dalam

cara yang negatif jika kekuasaan diberikan kepada mereka.


Kekuasaan akan memberikan energi dan mengarahkan pada pendekatan motivasi (semakin
termotivasi mencapai tujuan). Hal ini juga dapat mendorong motivasi orang untuk

membantu orang lain.


Salah satu penelitian menemukan, sebagai contoh, bahwa nilai dari membantu orang lain
hanya diterjemahkan ke dalam perilaku kerja aktual ketika orang merasakan kekuasaan.

Pelecehan Seksual: Kekuasaan yang Tidak Seimbang di Tempat Kerja


- Didefinisikan sebagai segala aktivitas yang tidak diinginkan atas keadaan seksual yang
memengaruhi pekerjaan seorang individu dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak
-

nyaman.
Organisasi pada umumnya membuat kemajuan dengan membatasi bentuk nyata pelecehan

seksual.
Pelecehan seksual meliputi sentuhan fisik yang tidak diinginkan, permintaan kencan yang
berulang ketika telah dijelaskan bahwa orang tersebut tidak tertarik, dan ancaman yang
memaksa bahwa seseorang akan kehilangan pekerjaannya apabila menolak sebuah proposisi
seksual.
Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono
(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


-

Sebagian besar riset menjelaskan bahwa konsep kekuasaan penting untuk memahami
pelecah seksual. Hal ini mungkin benar apakah pelecehan berasal dari supervisor, rekan
sekerja, atau pekerja. Pelecehan seksual lebih cenderung terjadi ketika terdapat perbedaan

kekuasaan yang besar.


Wanita yang memiliki jabatan tinggi dalam oraganisasi dapat juga mengalami pelecehan
seksual dari para pria yang memiliki posisi jabatan yang lebih rendah, meskipun situasi ini
tidak mendapatkan perhatian yang hamper sama banyaknya dengan pelecehan oleh atasan

atau supervisor.
Perihal kekuasaan, para pekerja meremehkan wanita dengan menyoroti gender secara
stereotip tradisional yang mencerminkan secara negatif terhadapnya, biasanya dalam upaya

untuk memperoleh kekuasaan atasnya atau untuk meminimalkan perbedaan kekuasaan.


Pelecehan seksual dapat mendatangkan malapetaka bagi organisasi, bukan untuk

menyebutkan para korban mereka sendiri, tetapi hal ini dapat dihindari.
Beberapa cara yang dilakukan oleh para manajer agar dapat melindungi diri mereka sendiri
dan para pekerja mereka dari pelecehan seksual:
1 Memastikan suatu kebijakan aktif yang mendefinisikan apa yang merupakan pelecehan
2

seksual.
Meyakinkan para pekerja bahwa mereka tidak akan berhadapan dengan pembalasan jika

mereka menyampaikan keluhan.


Menginvestigasi seluruh keluhan, dan memberitahukan kepada departemen hukum dan

4
5

sumber daya manusia.


Memastikan para pelanggar diberikan kedisplinan atau diberhentikan.
Menetapkan seminar-seminar di perusahaan untuk meningkatkan kewaspadaan dari para

pekerja atas persoalan pelecehan seksual.


Para manajer memiliki tanggung jawab untuk melindungi para pekerja mereka dari

lingkungan kerja yang tidak nyaman, tetapi juga perlu untuk melindungi diri mereka sendiri.
Jika para penyelidik meyakini bahwa manajer telah mengetahui mengenai pelecehan, baik
manajer maupun perusahaan akan diminta pertanggungjawabannya.

Politik: Kekuasaan Beraksi


Definisi dari Politik Organisasi
- Perlaku berpolitik dalam organisasi terdiri atas aktivitas-aktivitas yang tidak
dipersyaratkan sebagai bagian dari peranan formal individu tetapi yang memengaruhi,
atau berupaya untuk memengaruhi, distribusi dari keuntungan dan kerugian di dalam
organisasi.
Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono
(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


Realitas Politik
- Wawancara dengan para manajer yang berpengalaman menunjukkan bahwa sebagian
besar meyakini perilaku berpolitik merupakan bagian utama dari keberlangsungan
-

organisasi.
Banyak manajer yang melaporkan beberapa penggunaan dari perilaku politik etis dan

diperlukan, sepanjang tidak membahayakan orang lain secara langsung.


Organisasi terdiri atas para individu dan kelompok dengna nilai, tujuan, dan kepentingan
yang berbeda-beda. Hal ini mengatur potensi konflik atas alokasi dari sumber daya yang
terbatas, seperti anggaran departemen, ruang, tanggung jawab proyek, dan penyesuaian

gaji.
Mungkin faktor-faktor yang paling penting yang mengarah pada politik di dalam
organisasi adalah realisasi bahwa sebagian besar dari kenyataan digunakan untuk

mengalokasikan sumber daya yang terbatas terbuka untuk diinterpretasikan.


Keputusan yang paling penting harus diambil dalam keadaan yang tidak pasti, di mana
kenyataan sangat jarang objektif sepenuhnya dan oleh karenanya terbuka untuk
diintepretasikan, orang-orang di dalam organisasi akan menggunakan setiap pengaruh
yang mereka mampu untuk mencemari kenyataan demi mendukung tujuan dan
kepentingan mereka.

Penyebab dan Konsekuensi dari Perilaku Politik


Faktor-Faktor yang Memberikan Kontribusi bagi Perilaku Politik
- Tidak semua kelompok atau organisasi berpolitik yang merata. Dalam organisasi yang
sama, sebagai contoh, bermain politik itu terbuka dan merajalela, sedangkan politik
-

lainnya hanya sedikit berperan dalam memengaruhi hasil.


Penelitian dan observasi terbaru telah mengidentifikasikan sejumlah faktor yang terlihat
untuk mendorong perilaku politik.

Faktor-Faktor Individu
- Pengawasan diri sendiri
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
yang tinggi
- Faktor-Faktor
Tempat kendali
secara
Organisasi
- internal
Realokasi sumber daya
- Kepribadian
Mach yang
Peluang promosi
- tinggi
Kepercayaan yang rendah
- Investasi
organisasional
Peranan yang
tidak jelas
Perilaku Politik
Hasil Dikehendaki
- Alternatif
pekerjaan
yang
Sistem evaluasi
kinerja
- Imbalan
yang tidak jelas
Rendah
- Hukuman yang
- Pelaksanaan pemberian
Tinggi
dihindari
imbalan yang tidak berisiko
- Pengambilan keputusan
secara demokratis
Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono 8
- Tekanan kinerja yang tinggi
(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)
- Para manajer senior yang
mementingkan diri sendiri

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]

Faktor-Faktor Individu
Pada level individu, para peneliti telah mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian tertentu,
kebutuhan, dan faktor-faktor lain biasanya berkaitan dengan perilaku politik.
Faktor-Faktor Organisasi
Meskipun kita mengakui bahwa peran individual dapat terjadi, bukti-bukti yang lebih
kuat menunjukkan bahwa situasi-situasi dan budaya tertentu dapat mempromosikan
politik. Secara spesifik, ketika sumber daya sebuah organisasi mengalami penurunan,
ketika pola sumber daya yang ada berubah, dan ketika terdapat peluang untuk promosi,
maka bermain politik akan lebih bermunculan.

Bagaimana Orang-Orang Memberikan Tanggapan terhadap Politik Organisasi


Dalam beberapa survey yang sebagian besar di lakukan di Amerika, menunjukkan bahwa
hubungan antara politik dengan organisasi mengindikasikan adanya perasaan tertekan pada
para pekerja. Mereka tertekan karena merasa ketinggalan saat bersaing pada kancah politik

dibanding dengan yang lebih aktif pada bidang politik.


Sehingga politik dapat menyebabkan penurunan kinerja, mungkin pekerja menganggap

bahwa bidang politik tidak adil dan menurunkan motivasi kerja mereka.
Pelaporan naiknya tingkat penderitaan pekerja menyebabkan ketidakjelasannya politik yang

terjadi dalam organisasi.


Tiga (3) kualifikasi politik di tempat kerja:
1. Kinerja dan politik menjadi sesuatu yang moderat pada sebuah organisasi.
Ketika pemahaman pekerja tentang politik baik, maka akan meningkatkan kinerja pada
organisasi karena mereka menganggap politik adalah sebuah peluang. Tetapi, ketika
pemahaman pekerja tentang politik rendah, maka mereka akan menganggap politik
sebagai ancaman sehingga menurunkan kinerja mereka pada organisasi tersebut.
2. Politik juga sebagai sesuatu yang moderat pada kepemimpinan beretika.
Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono
(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


Penelitian mengemukakan bahwa pekerja pria lebih responsif terhadap kepemimpinan
dari pada pekerja wanita.
3. Munculnya rasa tertekan para pekerja yang disebabkan oleh politik,
Akan menimbulkan adanya perilaku penolakan (defensive) yaitu, perilaku untuk
menghindari tindakan, penyalahan, dan perubahan.

Komponen sikap pekerja terhadap politik:


meningkatk
an
kecemasan
dan
tekanan
menurunka
n kepuasan
kerja

meningkatk
an tingkat
perputaran
pekerja

Politik
organisasi
dapat
menganca
m pekerja

menurunka
n kinerja

Manajemen Kesan
Merupakan suatu proses individu berupaya untuk mengendalikan kesan lainnya yang

membentuk mereka.
Ketika orang terlibat dalam manajemen kesan mereka mungkin saja akan mengirimkan

pesan yang salah yang mungkin saja benar bila disampaikan pada kondisi lainnya.
Contoh, saat perusahaan memutuskan memasang iklan, mungkin saja dapat meningkatkan
penjualan pada perusahaan. Namun, jika salah dalam penyajian maka akan menyebabkan

biaya tinggi harus ditanggung perusahaan.


Orang-orang tidak menyukai merasakan bahwa orang lain akan memanipulasi mereka

melalui manajemen kesan, sehingga taktik tersebut harus dilakukan dengan hati-hati.
Pada beberapa kajian, manajemen kesan terbagi menjadi dua kriteria.
1. Wawancara yang berhasil;
Menggunakan manajemen kesan untuk hasil yang lebih baik pada wawancara.
Manajemen kesan digunakan untuk menitikberatkan promosi kemampuan

mereka.
Kompetensi lebih ditonjolkan
Memuji pewawancara dan menyesuaikan pendapatnya
Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono
(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

10

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]


2. Peringkat kinerja;
Memuji supervisor untuk mendapat peringkat kinerja lebih tinggi.
Mempromosikan diri agar naik jabatan, akan mendapat penilaian kinerja lebih

rendah.
Kemampuan politik mempengaruhi penerapan manajemen kesan.

Etika dalam Perilaku Berpolitik


Manajemen kesan kadang kala menyebabkan kita memberikan informasi yang menyimpang

untuk memperoleh kesan yang menyenangkan.


Hal itu merupakan suatu kebohongan fatal apabila digunakan dalam suatu organisasi untuk

mendapatkan suatu kesan karena telah menyalahi etika yang berlaku.


Keterkaitan etika dan politik sangat erat karena politik tanpa etika tentunya akan melahirkan

dampak negatif yang tersistematis.


Terkadang kemampuan politik untuk melakukan manajemen kesan dilakukan agar dapat
mencapai target yang diinginkan. Padahal dalam setiap ruang dan waktu terdapat batasan

perilaku manusia yang dirumuskan dalam sebuah tata nilai berkehidupan.


Penanaman etikalah yang perlu diindahkan oleh semua pelaku politik tanpa terkecuali.
Bagaimanapun juga, praktek politik tidak akan pernah mencapai posisi ideal jika melupakan

prinsip-prinsip etika.
Etikalah yang akan mengarahkan kearah yang lebih baik karena etika akan berperan sebagai
pengendali setiap gerak langkah.

Memetakan Karier Politik Anda


- Politik terkadang bisa disuatu organisasi jika digunakan dengan cara yang benar. Politik
-

dapat menunjang karier dalam perusahaan atau organisasi.


Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menerapkan ini adalah menjawab pertanyaan

berikut;
1. Karier dalam organisasi sudah sampai level mana?
2. Apa yang menjadi ambisi dalam mencapai karier?
3. Apakah passion anda?
4. Sudah sejauh mana usaha anda untuk meraihnya?
5. Siapa yang memiliki kekuasaan untuk dapat membantu anda mencapai tujuan?
6. Bagaimana hubungan anda dengan orang tersebut?
Pada poin keenam dapat dijawab menggunakan peta politik yang menggambarkan hubungan
anda dengan orang-orang dalam organisasi dan menilai seberapa besar peluang anda saat
menggunakan mereka dalam berpolitik.
Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono
(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

11

[KEKUASAAN DAN POLITIK- BAB 13]

Kesimpulan
Politik dan kekuasaan seharusnya digunakan untuk mengelola suatu organisasi sangat
menentukan arah dari organisasi yang bersangkutan. Kaitan antara organisasi, politik, dan
kekuasaan menunjukkan adanya pengaruh kuat dari politik, kekuasaan dari dominant coalition di
suatu organisasi menjadikan kasus dan masalah yang menghalangi organisasi dapat diatasi.

Perilaku Organisasi| Iva Nike Rikha Paranti Bentar Wibisono


(Stephen Robbins & Timothy Judge / Edisi 16)

12

Anda mungkin juga menyukai