1. Konflik kepentingan dalam akuntansi dan pasar keuangan.

Konflik kepentingan cukup umum dalam banyak situasi baik direktur maupun pejabat yang juga
berkembang melebihi ruang direksi dan eksekutif seluruh arena keuangan. Seorang auditor,
akuntan dan analis menawarkan integritas dan keterpercayaannya karena mereka tidak menjual
produk yg berwujud oleh karena itu harus membangun reputasi dengan memberikan
kesepakatan yang adil.

Kevin bahr mengidentifikasikan beberapa penyebab konflik dipasar keuangan yg dapat atau
tidak dapat diselesaikan melalui pembuatan peraturan saja:
a. Hubungan keuangan antara kantor akuntan public dengan client auditnya: karena audit
dibayar oleh client yang di audit aka nada konflik inheren karena pengaturan keuangan
tersebut.
b. Konflik diantara jasa jasa yang ditawarkan oleh kantor akuntan public: karena banyak KAP
menawarkan jasa konsultasi kepada client mereka maka timbul konflik mengenai
indepedensi dari opini perusahaan dengan insentif untuk menghasilkan fee konsultasi
tambahan.
c. Kurangnya indepedensi dan keahlian dari komite audit.
d. Peraturan yg dibuat sendiri dari profesi akuntan: karena secara histori industri akuntansi
telah membuat peraturannya sendiri kalaupun pengawasan itu ada sifatnya masih lemah.
e. Kurang aktifnya pemegang saham: dengan adanya keragaman kepemilikan, dalam pasar
berdasarkan investor individu, usaha kolektif untuk mengatur dan mengawasi dewan
hampir tidak ada.
f. Keserakahan jangka pendek eksekutif versus kemakmuran jangka panjang pemegang
saham: paket kompensasi eksketif tidak menciptakan system insentif yang sesuai untuk
pengambilan keputusan yg etis oleh eksekutif dan dewan direksi.
g. Skema kompensasi eksekutif: opsi saham dan perlakuan akuntannsi tetap menjadi sebuah
isu bagi profesi akuntan dan komunitas investor karena walaupun skema ini ditunjukan
untuk menjadi sebuah insentif bagi manajemen dan bentuk sebuah kompensasi, skema ini
tidak diperlakukan sebagai beban pada laporan laba rugi. Mereka juga cenderung
menempatkan insentif pada pertumbuhan jangka pendek dibandingkan untuk jangka
panjang.
h. Skema kompensasi untuk analis sekuritas: analis perbankan invetasi memiliki kepentingan
dalam penjualan karena penjualan merupakan cara mereka mendapatkan komisi atau fee
yang mendukung gaji mereka.

2. Kompensasi eksekutif
Merupakan salah satu dari sedikit area pada tata letak perusahaan dan keuangan yang
mendapatkan pemberitaan besar besaran dalam tahun tahun terakhir. Adanya kesenjangan
antara gaji ceo dengan pegawai biasa dan skemanya setiap tahun semakin meningkat. Praktik
 kompensasi eksekutif yg berlebihan juga membahas isu etis yang signifikan atas tata kelola
perusahaan dan keuangan.
Tugas dari dewan dan eksekutif senior yang dapat menimbulkan konflik kepentingan:

Tugas anggota dewan Tugas eksekutif senior

 Memastikan bahwa eksekutif dibayar
dengan adil dan tidak berlebihan.
 Mengevaluasi kinerja eksekutif
 CEO seringkali berperan sebagai ketua
dewan direksi
 Seringkali memilih langsung anggota
dewan direksi
 Kompensasi yang diterima oleh
anggota dewan ditentukan oleh CEO

3. Insider trading
Definisi insider trading adalah perdagangan oleh pemegang saham yang memiliki informasi
rahasia dari pihak didalam suatu perusahaan yang akan berdampak material/signifikan pada
nilai saham dan hal itu memberikan mereka manfaat dari membeli atau menjual saham.

Insider trading secara umum merujuk pada pembelian atau penjualan sebuah sekuritas dengan
melanggar tugas fidusia atau hubungan kepercayaan dan keyakinan lainnya.

Insider trading juga bisa didasarkan pada klaim penyalahgunaan yang tidak etis atas
pengetahuan yg dimiliki yaitu pengetahuan yang hanya dimiliki oleh beberapa orang dalam
perusahaan, seperti contohnya: seorang eksekutif menjual saham yang ia tahu akan berkurang
nilainya karena berita buruk perusahaan yang tidak diketahui seorangpun melainkan beberapa
orang dalam saja.
Maka dari itu insider trading dianggap benar benar tidak adil karena insider trading menghalangi
penetapan harga wajar berdasarkan akses yg sama atas informasi public.