Anda di halaman 1dari 22

KONSEP ETIKA BISNIS PRODUKSI DAN LINGKUNGAN HIDUP

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
dalam Islam

Dosen Pengampu : JUHRATUL KHULWAH, M.SI.

Oleh: Kelompok 6

ANGGI ALVIANI (2021030293)

ADELLA ROSA (2021030428)

DIANA SARI (2021030045)

Hukum Ekonomi Syariah

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN


LAMPUNG

1444 H/ 2023 M

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep Etika Bisnis

Produksi dan Lingkungan Hidup" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi

dalam Islam.Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Konsep

Etika Bisnis Produksi dan Lingkungan Hidupbagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Juhratul Khulwah, M.SI..selaku

dosen Pengampu Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi dalam Islam. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya

makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan… ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

A. Pengertian Etika Produksi ................................................................... 3


B. Pentingnya Etika Produksi ................................................................. 3
C. Bagian Produksi dalam Perusahaan ................................................... 5
D. Proses Produksi Kosmetik Yang Baik.................................................. 7
E. Unsur Etika Lingkungan Hidup ........................................................... 9
F. Masalah Yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup ........................ 10
G. Teori Etika Lingkungan...................................................................... 12
H. Prinsip Etika Lingkungan .................................................................. 13

BAB III PENUTUP........................................................................................... 17

A. Simpulan ............................................................................................... 17
B. Saran….................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Etika bisnis produksi dan lingkungan hidup adalah sebuah konsep yang mengacu
pada tanggung jawab etis perusahaan dalam menghasilkan produk atau layanan yang
tidak merusak lingkungan dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Konsep ini mencakup tiga hal penting, yaitu:
1. Tanggung jawab sosial perusahaan
2. Tanggung jawab lingkungan perusahaan
3. Keberlanjutan bisnis

Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus memperhatikan ketiga aspek


tersebut agar bisnisnya terus berjalan berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan
dan masyarakat sekitar.

B. RumusanMasalah

1. Apa yang dimaksud dengan Etika Produksi?


2. Mengapa Etika Produksi sangat penting?
3. Bagaimana Bagian Produksi dalam Perusahaan?
4. Bagaimana Proses Produksi Kosmetik yang baik?
5. Bagaimana Unsur Etika Lingkungan Hidup?
6. Apa saja Masalah Yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup?
7. Bagaimanakah Teori Etika Lingkungan?
8. Bagaimanakah Prinsip Etika Lingkungan?

1
C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Etika Produksi


2. Untuk Mengetahui Pentingnya Etika Produksi
3. Untuk Mengetahui Bagian Produksi dalam Perusahaan
4. Untuk Mengetahui Proses Produksi Kosmetik Yang Baik
5. Untuk Mengetahui Unsur Etika Lingkungan Hidup
6. Untuk Mengetahui Masalah Yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
7. Untuk Mengetahui Teori Etika Lingkungan
8. Untuk Mengetahui Prinsip Etika Lingkungan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Produksi


Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang
benar dan salah.Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna
barang dengan menggunakan sumberdaya yang ada. Jadi, Etika Produksi adalah
seperangkat prinsip- prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan
salahnya hal hal yang dikukan dalam proses produksi atau dalam proses penambahan
nilai guna barang. Tujuan Produksi antara lain:
1) Memperbanyak jumlah barang dan jasa
2) Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas
3) Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban
4) Mengganti barang-barang yang rusak atau habistinggi
5) Memenuhi pasar dalam negeri untuk perusahaan dan rumah tangga
6) Memenuhi pasar internasional
7) Meningkatkan kemakmuran

B. Pentingnya Etika Produksi


Dalam proses produksi, subuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu
berusaha untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba
sebanyak banyaknya. Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti
mereka akan melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa
melakukan hal hal yang mengancam keselamataan konsumen.Padahal konsumen dan
produsen bekerjasama.Tanpa konsumen.produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah
produsen memeberi perhatian dan menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih
telah membeli barang atau menggunakan jasa yang mereka tawarkan.Namun banyak
produsen yang tidak menjalankan hal ini.Produsen lebih mementingkan laba.Seperti
3
banyaknya kasus kasus yang akhirnya mengancam keselamatan konsumen karena
dalam memproduksi, produsen tidak memperhatikan hal hal buruk yang mungkin
terjadi pada konsumen. Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal
yang mereka butuhkan, tapi pada kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang
mereka butuhkan mereka tidak memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.
Pandangan Kontrak Kewajiban Produsen Terhadap Konsumen Hubungan antara
perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan hubungan kontraktual, dan
kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah seperti yang diberikan dalam
hubungan kontraktual.Jadi, perusahaan berkewajiban untuk memberikan produk
sesuai dengan karakteristik yang dimaksud dan konsumen memiliki hak korelatif
untuk memperoleh produk dengan karateristik yang dimaksud.
1. Kewajiban untuk Mematuhi
Kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti
yang dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak
dengan sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang
disetujui akan dibelinya. Jadi, pihak penjual berkewajiban memenuhi klaim yang
dibuatnya tentangproduk yang dijual.Tidak seperti Wintherop Laboratories
memasarkan produk penghilang rasa sakit yang oleh perusahaannya diklaim
sebagai obat nonaddictive (tidak menyebabkan ketergantungan).Selanjutnya
seorang pasien yang menggunakan produk tersebut menjadi ketergantungan dan
akhirnya meninggal karena over dosis.
2. Kewajiban untuk Mengungkapkan
Penjual yang akan membuat perjanjian dengan konsumen untuk mengungkapkan
dengan tepat apa yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya. Ini
berarti bahwa penjual berkewajiban memberikan semua fakta pada konsumen
tentang produk tersebut yag dianggap berpengaruh kepada keputusan konsumen
untuk membeli. Contoh, jika pada sebuah produk yang dibeli konsumen terdapat
cacat yang berbahaya atau beresiko terhadap kesehatan dan keamanan konsumen,
maka harus diberitahu.

4
3. Kewajiban untuk Tidak Memberikan Gambaran yang Salah
Penjual harus menggambarkan produk yang ia tawarkan dengan benar. ia harus
membangun pemahaman yang sama tentang barang yang ia tawarkan di piiran
konsumen sebagaimana barang tersebut adanya. Jangan sampai terjadi
Misrepresentasi bersifat koersif, yaitu, seseorang yang dengan sengaja
memberikan penjelasan yang salah pada orang lain agar orang tersebut melakukan
sesuatu seperti yang diinginkannya, bukan seperti yang diinginkan orang itu
sendin apabila dia mengetahui yang sebenarnya. Contoh: pembuat perangkat
lunak atau perangkat keras computer memasarkan produk yang mengandung 'bug'
atau cacat tanpa memberitahu tentang fakta tersebut.
4. Kewajiban untuk Tidak Memaksa
Penjual berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang
mungkinmendorong pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan
dengankepentingannya, tidak memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan,
kebodohan,atau faktor lain yang mengurangi atau menghapuskan kemampuan
pembeli untukmenetapkan pilihan secara bebas.

C. Bagian Produksi dalam Perusahaan


Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas
untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses
produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan
berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima
oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah
sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian
pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah
diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan
dapat dihindarkan benturan-benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan.
Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan
akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus
bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil
produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya
5
produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar
dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak
terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi.
Tugas-tugas tersebut akan dapatterlaksana dengan baik dengan mengacu pada
pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian
produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu:
a) Tepat Jumlah
b) Tepat Mutu
c) Tepat Waktu
d) Tepat Ongkos/Harga

Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak
terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan
mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan
disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka
penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu
berhenti dan menjadi kurang efektif.
Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat
mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan
mudah sebagai "empattepat". Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita
bagi menjadi beberapa macamyaitu:
a) PerencanaanProduk
b) Perencanaan Luas Produksi
c) Perencanaan Lokasi Pabrik
d) Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
e) Perencanaan Bahan Baku
f) Pengaturan Tenaga Kerja
g) Pengawasan Kwalitas

6
D. Proses Produksi Kosmetik yang Baik
Proses Pembuatan Kosmetik yang Baik harus memperhatikan beberapa hal
diantaranya yaitu pemilihan formula, pemilihan metode pembuatan, rencana
pembesaran batch, proses produksi, serta kontrol kualitas.
1. Pemilihan Formula
Mengingat keterbatasan bahan baku, peralatan, serta waktu, sementara cosmetic
harus segera diproduksi untuk mengejar musim, tren, fashion dan lain-lain, kita harus
pandai memilih formulasi agar kosmetik itu dapat segera diproduksi dan dapat
memenuhi tujuan tertentu. Sebelum pemilihan terakhir atas suatu formulasi (setelah
melewati percobaan-percobaan klinis kecil-kecilan atas keamanan formulasi beserta
bahan-bahan baku di dalamnya), kita harus secara realistis yakin bahwa formulasi
kita memang akan dapat di produksi secara besar-besaran dengan menggunakan alat-
alat pabrik yang telah ada. Bahkan pada saat itupun, bahan-bahan baku yang
terkandung dalam formulasi itu masih harus secara kritis diteliti kembali sebelum
betul-betuldipilih untuk digunakan.
2. Pemilihan Metode Pembuatan
Tujuan dari proses kosmetik adalah untuk menghasilkan suatu produk yang
seragam serta memiliki keawetan yang panjang, maka pemilihan metode pembuatan
yang tepat dengan menggunakan peralatan yang tersedia itu esensial. Produksi besar-
besaranumumnya didasarkan pada hasil pengamatan produksi percobaan (clinical
batch).
Selama pembuatan cilnical batches, perlu dilakukan pengamatan parameter-
parameter kritis yang mempengaruhi kinerja produk, antara lain:
a) Langkah-langkah kritis dalam metode pembuatan.
b) Sifat-sifat produk yang kritis, seperti viskositas, dll.
c) Bahan-bahan baku inti, seperti surfaktan, lubrikan, bahan pensuspensi, bahan
pembuat gel, atau bahan-bahan alam atau sintetik yang menentukan.

Setelah mengidentifikasi, parameter-parameter kritis tersebut, perlu memilih cara


pembuatan yang paling tepat dan peralatan yang paling cocok agar menghasilkan
produk yang "ideal". Karena pembesaran produksi dari clinical batchke pilot size

7
batches dan akhirnya ke produksi besar-besaran mungkin harus mengkompromikan
hal-hal tertentu dalam produksi, diharuskan untuk memilih metode khusus atau
peralatan yang paling memenuhi standar selama pembuatanclinical batch agar
kompromi tersebut tidak terlalu menyimpang.

3. Rencana Pembesaran Batch


Pembesaran produk dari laboratory size bathces (clinical bathces), yang
umumnyasampai 25 kg, ke pilot plant bathces (25-200 kg) disebut scale-upformulasi
atauproduksi. Untuk produksi kosmetik yang masih baru, scale-up dapatdiselesaikan
dalam 2 fase:
a) Pembuatan Clinical Batch
Pengalaman pertama dengan batch ukuran agak besar umumnya ditemui
disini.Karena itu, formulator produk itu sebaiknya hadir menyaksikan pembuatan
clinical batch tersebut untuk menghindari masalah yang mungkin timbul akibat tidak
tersedianya metode pembuatan yang kurang terperinci. Setelah beberapa clinical
batch sukses dibuat, suatu pembuatan umumnya sudah bisa dituliskan dalam format
tertulis yang dapat dengan mudah dilanjutkan ke produksi pilot plant batches.
b) Pembuatan Pilot Plant Batch
Umumnya pembuatan batch dalam fase pilot plant batches disarankan untuk
dilanjutkan sebelum tes keamanan klinis fase III mulai dilakukan untuk produk hasil
metode pembuatan pilihan terakhir. Kebutuhan produksi untuk tes klinis demikian
umumnya membutuhkan batches ukuran agak besar (200 kg).
Penelitian terhadap produksi pilot plant juga disebut penelitian perkembangan
proses yang diadakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok berikut dan
untuk mengidentifikasi langkah-langkah inti dalam proses pembuatan yang perlu
disahkan atau ditolak:
1. Formulasi itu bisa diproduksi lebih banyak atau tidak
2. Apakah metode produksi itu sesuai dengan kemempuan produk yang diharapkan
dan dengan peralatan yang ada
3. Apakah diperlukan peralatan baru atau pabrik ke tiga
4. Apakah langkah-langkah pokok proses pembutan telah teridentifikasi

8
5. Apakah studi untuk validitas telah didesain dengan baik

Penelitian terhadap produksi pilot plant perlu diarahkan untuk dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara memuaskan. Jika timbul pertanyaan apakah
produk itu fleksible untuk diproduksi, maka sebaiknya produk itu diproduksi dengan
menggunakan peralatan dan ukuran batch yang akan dipakai secara rutin.
Puncak kegiatan scale-up biasanya berupa produksi yang memuaskan dalam
bentuk production demonstration batch yang kemudian digunakan untuk mengisi
kebutuhan packaging demonstration run yang menghasilkan produk akhir yang telah
dikemas. Study validasi biasanya dijalankan selama pembuatan production
demonstration batch dan packaging demonstration run.
4. Proses Produksi
Produk kosmetik dibuat di dalam batch, di bawah pengawasan pengaturan
Pemerintah, yaitu Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) atau Good
Manufacturing Practices (GMP) di AS. Peralatan yang digunakan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: mixing, dispersing, homogenizers, filling
equipment.
5. Kontrol Kualitas
Fungsi utama kontrol kualitas atau quality assurance adalah menjamin agar
perusahaan memenuhi standar tertinggi dalam setiap fase produksinya. Faktor-faktor
yang tercakup dalam kontrol kualitas adalah:
a) Personalia
b) Fasilitas
c) Spesifikasi Produk

E. Unsur Etika Lingkungan Hidup


Etika ekologi menyadarkan bahwa manusia bukanlah penguasa alam.Dalam hal
ini perlu diubah sikap manusia yang antroposentrik, yaitu meng-anggap bahwa hanya
dirinya yang pantas menerima pertimbangan moral.Akibatnya, semuanya yang di
luar manusia tidak berharga dan pantas dieksploitasi tanpa kira-kira.Manusia harus
menyadari adanya nilai intrinsik dalam tiap unsur nonmanusia.Bagian-bagian
9
lingkungan yang bukan manusia itu perlu dijaga, tidak masalah apakah hal tersebut
menguntungkan manusia atau tidak.
Etika konservasi sumberdaya yang bisa habis mengacu pada penghematan
sumberdaya alam untuk digunakan di masa mendatang, disini mempertimbangkan
kepentingan generasi yang akan datang. Setidaknya ada dua macam kepedulian
lingkungan, yaitu kepedulian lingkungan yang dangkal (shallow ecology) dan
kepedulian lingkungan yang dalam (deep ecology), Kepedulian lingkungan yang
dangkal menunjukkan perhatian kepada kepentingan-kepentingan yang sering
diabaikan dalam ekonomi tradisional, pandangan ini menganggap alam bernilai
hanya sejauh ia bermanfaat bagi kepentingan manusia, dan bukan karena alam
bernilai pada dirinya sendiri. Pada kepedulian lingkungan yang dalam sudah
mempertimbangkan kepentingan generasi-generasi yang akan datang.

F. Masalah Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup


Pencemaran dan kemerosotan mutu lingkungan hidup manusia karena ulah
manusia itu sendiri yang merusak habitatnya sendiri. Pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi demi kesejahteraan umat manusia terkadang tanpa disertai dengan
wawasan lingkungan yang benar dan kesadaran yang cukup dalam memanfaatkan
sumberdaya alam, hal tersebut tentu akan menyebabkan kemerosotan mutu
lingkungan.
Dalam proses produksi misalnya diperlukan proses produksi yang efisien dan
ramahlingkungan. Perusahaan hendaknya memperhatikan limbah yang
dihasilkan.Jadi pada dasamya manusia itu harus memiliki komitmen moral untuk
menciptakan solidaritas kemanusiaan agar lebih peduli terhadap penciptaan
keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungannya secara serasi dan
seimbang.
Setidaknya agenda enam masalah yang timbul berkaitan dengan lingkungan,
yaitu:
1) Limbah Beracun
Seringkali perusahaan membuang limbahnya ke sungai di sekitarnya, tanpa
terlebih dahulu mengolahnya menjadi tak beracun.Akibatnya air sungai menjadi
10
tercemar sehingga tidak layak dipakai, ikan-ikan menjadi mati, bahkan limbah
tersebut merembes ke air tanah mengakibatkan air tanah tidak layak untuk
dikonsumsi, dan tentu hal ini dapatmembahayakan kesehatan masyarakat.
2) Efek Rumah Kaca
Naiknya suhu permukaan bumi disebabkan karena panas yang diterima bumi
terhalang oleh partikel-partikel gas yang dilemparkan dalam atmosfer karena ulah
manusia, sehingga tidak bisa keluar. Penyebabnya diantaranya adalah karena
pembakaran produk-produk minyak bumi dan batu bara. Hal ini akan berdampak
negatif yaitu memperluis padang pasir, melelehkanlapisan es di kutub serta
meningkatkan permukaan air laut.
3) Perusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar ultraviolet.Namun sekarang lapisan
ozon semakin rusak, hal ini dapat terjadi karena pelepasan gas klorofluorokarbon
(CFC) ke udara, pengaruh terbesar disebabkan karena penyemprotan aerosol, lemari
es, dan AC.
4) Hujan Asam
Asam dari emisi industri bergabung dengan air hujan, yang nantinya akan masuk
ke dalam tanah, danau ataupun sungai. Tentunya hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan hutan,merusak gedung, dan bahkan bisa menghancur-kan logam-logam
beracun karera derajatkeasamannya.
5) Penebangan Hutan
Penebangan hutan secara liar tanpa menghijaukannya kembali tentu berakibat
sangat buruk.Hal ini sudah dibuktikan dengan bencana yang terjadi akhir-akhir ini,
dimana longsor dan banjir bandang telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit
jumlahnya.
6) Pencemaran Udara
Polusi udara bukanlah barang baru, udara telah bersama kita semenjak terjadinya
Revolusi industri dunia, saat cerobong-cerobong asap pabrik mulai berdiri. Terutama
dikeluarkan dari pembuangan kendaraan bermotor dan proses industri. Ditambah lagi
dengan kebakaran hutan yang asapnya sangat mempengaruhi kesehatan dan juga
mengganggu jarak pandang kita.
11
G. Teori Etika Lingkungan
Terdapat 3 (tiga) pandangan teori mengenai etika lingkungan, sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
1. Teori Antroposentrisme
Teori ini memandang manusia sebagai pusat dari system alam semesta.Manusia
dankepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan
dalamkebijakan yang diambil dalam kaitannya dengan alam, baik secara langsung
maupun tidaklangsung.
Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat perhatian dan
nilai sejauh menunjang kepentingan manusia. Bagi teori ini etika hanya berlaku bagi
manusia, segala tuntutan terhadap kewajiban dan tanggungjawab moral manusia
terhadap lingkungan hidup dianggap sesuatu yang berlebihan, kalaupun ada itu
semata-mata demi memenuhikepentingan sesama manusia.Teori semacam ini dinilai
bersifat instrumentalistik (karena menganggap pola hubungan manusia dan alam
dilihat hanya dalam relasi instrumental, kalaupun peduli demi memenuhi kebutuhan
manusia) dan egoistis (karena hanya mengutamakan kepentinganmanusia).
2. Teori Biosentrisme
Teori ini menganggap alam mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas
darikepentingan manusia.Ciri etika ini adalah biocentric, karena menganggap setiap
kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri.
Alam perlu diperlakukan secara moral terlepas dari apakah ia berguna atau tidak bagi
manusia. Sehingga etika tidak lagi dipahami secara terbatas pada komunitas manusia,
namun berlaku juga bagi seluruh komunitas biotis, termasuk komunitas makhluk
hidup lain.
3. Teori Ekosentrisme
Etika ini memusatkan pada seluruh komunitas ekologis baik yang hidup maupun
tidak, karena secara ekologis makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling
terkait satu sama lain. Salah satu versi yang terkenal dari teori ini adalah Deep
Ecology Teori ini memusatkan perhatian pada kepada semua spesies, termasuk
spesies bukan manusia, dan menekankan perhatiannya pada jangka panjang, dan tak
12
kalah pentingnya merupakan gerakan diantara orang-orang yang mempunyai sikap
dan keyakinan yang sama, mendukung suatu gaya hidup yang selaras dengan alam,
dan sama-sama memperjuangkan isu lingkungan dan politik.

H. Prinsip Etika Lingkungan Hidup


Prinsip ini menjadi pegangan dan tuntutan bagi perilaku kita dalam berhadapan
dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku
terhadapsesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam (Keraf, 2002):
1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)
Pada dasarnya semua teori etika lingkungan mengakui bahwa alam semesta perlu
untuk dihormati. Secara khusus sebagai pelaku moral, manusia mem-punyai
kewajiban moral untuk menghormati kehidupan, baik pada manusia maupun
makhluk lain dalam komunitas ekologis seluruhnya. Hormat terhadap alam
merupakan suatu prinsip dasar bagi manusiasebagai bagian dari alam semesta
seluruhnya.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan
tujuannyamasing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia
atau tidak.Olehkarena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta
bertanggungjawab pula untukmenjaganya.
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individual tetapi juga kolektif.Kelestarian
dan kerusakan alam merupakan tanggungjawab bersama seluruh umat
manusia.Semua orang harus bisa bekerjasama bahu membahu untuk menjaga dan
meles-tarikan alam dan mencegah serta memulihkan kerusakan alam, serta saling
mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak alam.
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Dalam diri manusia timbul perasaan solider, senasib sepenanggungan dengan
alam dan sesama makhluk hidup lain. Prinsip ini bisa mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan dan semua kehidupan di alam ini.Prinsip ini berfungsi
sebagai pengendali moral untuk mengharmonisasikan manusia dengan ekosistemnya
dan untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-bats keseimbangan
13
kosmis.Solidaritas ini juga mendorong manusia untuk mengutuk dan menentang
setiap tindakan yang menyakitkan binatang tertentu atau bahakn memusnakan
spesies tertentu.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)
Prinsip ini tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi, tetapi
semata-mata demi kepentingan alam.Dengan semakin peduli terhadap alam, maka
manusia menjadi semakin matang dengan identitas yang kuat.
5. Prinsip "No Harm"
Terdapat kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling tidak dengan tidak
melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lain
di alam semesta ini (no harm). Jadi kewajiban dan tanggung jawab moral dapat
dinyatakan dengan merawat, melindungi, menjaga dan melestarikan alam, dan tidak
melakukan tindakan seperti membakar hutan dan membuang limbah sembarangan.
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik, bukan
menekankan pada sikap rakus dan tamak. Ada batas untuk hidup secara layak
sebagai manusia, yangselaras dengan alam.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menekankan bahwa terdapat akses yang sama bagi semua
kelompokdan anggota masyarakat untuk ikut dalam menentukan kebijakan
pengelplaan dan pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
Dalam prinsip ini kita perlu memerhatikan kepentingan masyarakat adat secara
lebih khusus, karena dalam segi pemanfaatan sumber daya alam dibandingkan
dengan masyarakat modern akan kalah dari segi permodalan, teknologi, informasi
dan sebagainya, sehinggakepentingan masyarakat sangat rentan dan terancam.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini terkait erat dengan hakikat alam, yaitu keanekaragaman dan
pluralitas.Demokrasi memberi tempat seluas-luasnya bagi perbedaan,
keanekaragaman dan pluraritas.

14
Prinsip ini sangat relevan dengan pengam-bilan kebijakan di bidang lingkungan,
dan memberikan garansi bagi kebijakan yang pro lingkungan hidup.Dalam prinsip ini
tercakup beberapa prinsip moral lainnya, yaitu:
a) Demokrasi menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas yang
memungkinkannilai lingkungan hidup mendapat tempat untuk diperjuangkan
sebagai agenda politikdan ekonomi yang sama pentingnya dengan agenda lain.
b) Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan
memperjuangkan nilai yang dianut oleh setiap orang dan kelompok
masyarakatdalam bingkai kepentingan bersama.
c) Demokrasi menjamin setiap orang dan kelompok masyarakat ikut berpartisipasi
dalam menentukan kebijakan publik dan memperoleh manfaatnya.
d) Demokrasi menjamin sifat transparansi.
e) Adanya akuntabilitas publik.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini terutama untuk pejabat publik, agar mempunyai sikap dan perilaku
moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang
mengamankan kepentingan publik.untuk menjamin kepentingan di bidang
lingkungan. Sedangkan para penganut deep ecology menganut delapan prinsip,
diantaranya yaitu:
a. Kesejahteraan dan keadaan baik dari kehidupan manusiawi ataupun bukan di
bumi mempunyai nilai intrinsic.
b. Kekayaan dan keanekaragaman bentuk-bentuk hidup menyumbangkan
kepadaterwujudnya nilai-nilai ini dan merupakan nilai-nilai sendiri.
c. Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan keanekaragaman ini, kecuali
untukmemenuhi kebutuhan vitalnya.
d. Keadaan baik dari kehidupan dan kebudayaan manusia dapat dicocok-kan dengan
dikuranginya secara substansial jumlah penduduk.
e. Campur tangan manusia dengan dunia bukan manusia kini terlalu besar
f. Kebijakan umum harus dirubah, yang menyangkut struktur-struktur dasar di
bidang ekonomis, teknologis, dan ideologis.

15
g. Perubahan ideologis terutama menghargai kualitas kehidupan dan bukan
berpegang pada standar hidup yang semakin tinggi.
h. Mereka yang menyetujui buur-butir sebelumnya berkewajiban secara langsung
dantidak langsung untuk berusaha mengadakan perubahan-perubahan yang perlu.
Prinsip-prinsip etika lingkungan perlu diupayakan dan diimplemen-tasikan dalam
kehidupan manusia karena krisis, persoalan ekologi dan bencana alam yang terjadi
pada dasamya diakibatkan oleh pemahaman yang salah.Yaitu bahwa alam adalah
obyek yang boleh diberlakukan dan dieksploitasi sekehendak kita.Pola pembangunan
yang berlangsung saat ini perlu diubah dan diimplementasikan secara jelas.Aspek
pembangunan tidak semata- mata hanya pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi
namun juga perlu memberikan bobot yang setara pada aspek-aspek sosial, budaya
dan lingkungan. Kerusakan yang terjadi pada masa sekarang, tidak hanya dirasakan
oleh kita sekarang ini, namun juga akan dirasakan pula oleh generasi yang akan
datang. Pembangunan yang dilakukan harus merupakan pembangunan membumi
yang selalu selaras dengan keseimbangan alam.Pembangunan membumi dapat
dikatakan identik dengan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Etika Produksi adalah seperangkat prinsip- prinsip dan nilai-nilai yang


menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses produksi
atau dalam proses penambahan nilai guna barang. Seharusnya produsen memberi
perhatian dan menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli barang
atau menggunakan jasa yang mereka tawarkan. Seperti banyaknya kasus kasus yang
akhirnya mengancam keselamatan konsumen karena dalam memproduksi, produsen
tidak memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen.perusahaan
berkewajiban untuk memberikan produk sesuai dengan karakteristik yang dimaksud
dan konsumen memiliki hak korelatif untuk memperoleh produk dengan karateristik
yang dimaksud. pihak penjual berkewajiban memenuhi klaim yang dibuatnya tentang
produk yang dijual.

Prinsip Etika Lingkungan Hidup Prinsip ini menjadi pegangan dan tuntutan bagi
perilaku kita dalam berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara
langsung maupun perilaku terhadap sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap
alam.Prinsip-prinsip etika lingkungan perlu diupayakan dan diimplemen-tasikan
dalam kehidupan manusia karena krisis, persoalan ekologi dan bencana alam yang
terjadi pada dasamya diakibatkan oleh pemahaman yang salah.Yaitu bahwa alam
adalah obyek yang boleh diberlakukan dan dieksploitasi sekehendak kita.Pola
pembangunan yang berlangsung saat ini perlu diubah dan diimplementasikan secara
jelas.Aspek pembangunan tidak semata- mata hanya pemenuhan kebutuhan aspek
ekonomi namun juga perlu memberikan bobot yang setara pada aspek-aspek sosial,
budaya dan lingkungan.

17
B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di


atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari parapembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.solusibisnis.co.id/konsep-etika-bisnis-produksi-dan-lingkungan-hidup

https://id.scribd.com/document/450814437/Handout-10-Norma-dan-Etika-dalam-
Bauran-Produksi

19

Anda mungkin juga menyukai