Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai produsen pupuk terlengkap dan terbesar di Indonesia, PT Petrokimia Gresik yang
berdiri secara resmi tanggal 10 Juli 1972 dan menempati area lebih dari 450 hektar, saat ini
telah memiliki 26 pabrik yang terdiri dari 17 pabrik pupuk dan 9 pabrik non pupuk dengan
total 7.707.600 juta ton per tahun.
Perkembangan perusahaan yang sangat pesat di lahan yang terbatas, menjdikan perusahaan
yang semula berdiri jauh dari pemukiman masyarakat, kini berada di tengah kota atau
pemukiman masyarakatkota Gresik. Kondisi ini tentu dapat menimbulkan persepsi yang tidak
tepat atau salah bagi mereka yang tidak mengetahui dengan baik sejarah berdirinya PT
Petrokimia Gresik dengan mengatakan ada kesalahan kebijakan atas pembanguna pabrik di
tengah kota.
Kondisi tersebut membawa konsekuensi logis bahwa Perusahaan harus dikelola dengan
baik dengan menerapkan standar-standar operasional yang berlaku baik secara nasional
maupun internasional, memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, menjalankan
usaha secaraetis, menghormati dan mempertimbangkan serta merespon kepentingan
stakeholder perusahaan secara seimbang sesuai kemampuan perusahaan.
Sebagai entitas bisnis yang berdiri di suatu daerah yang menghasilakan produk yang dijual
dan didistribusikan ke seluruh pelosok negeri, maka PT Petrokimia Gresik harus mewujudkan
Corporate Social Responsibility (CSR) di wilayah yang terdampak oleh produk, layanan dan
operasional perusahaan.
Sejauh ini perusahaan telah melaksanakan CSR melalui Program Kemitraan Bina
Lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan oleh Departemen PKBL. Sejak April 2016,
perusahaan mengubah nama Departemen PKBL menjadi Departemen CSR dengan tugas dan
tanggungjawab yang lebih luas yakni menjalankan program CSR berbasis ISO 26000 dengan
prinsip Triple Bottom Line (TBL).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi CSR di PT Petrokimia Gresik ?
2. Apasaja Program CSR yang dilaksanakan oleh PT Petrokimia Gresik ?
BAB II

HASIL OBSERVASI CSR DI PT. PETROKIMIA GRESIK

A. Profil Perusahaan
PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang pada
awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya. Kontrak pembangunannya
ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember
1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 Juli 1972,
yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik.
Perubahan status perusahaan :
1. Perusahaan Umum (Perum)
PP No. 55/1971
2. Persero
PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975
3. Anggota Holding PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)
PP No. 28/1997
4. Anggota Holding PT Pupuk Indonesia (Persero)
SK Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia, nomor : AHU-17695.AH.01.02
Tahun 2012

PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 hektar berlokasi di Kabupaten


Gresik, Propinsi Jawa Timur. Bermula dari produksi pupuk berbasis Nitrogen, PT
Petrokimia Gresik mengembangkan kemam[uannya untuk memproduksi pupuk majemuk.
Dari berbagai langkah Inovasi dan pengembangan pabrik yang dilakukan, PT Petrokimia
Gresik telah bermetamorfosis dari sekedar pabrik pupuk menjadi sebuah industry pupuk
terlengkap dan terbesar di Indonesia.

Menempati areal seluas lebih dari 450 hektar, PT Petrokimia Gresik mengelola
kawasan industry secara terpadu, serta menghasilkan produk pupuk dan non pupuk yang
berdaya saing tinggi. PT Petrokimia Gresik mengoperasikan lebih dari 21 pabrik yang
terdiri dari pabrik pupuk dan pabrik yang memproduksi non-pupuk, dengan kuantum
produksi diatas 6 juta ton/tahun.
Melalui kegiatan riset dan inovasi yang terus dilakukan PT Petrokimia Gresik
berhasil menemukan dan mengembangkan produk-produk baru, antara lain pupuk NPK
spesifik lokasi dan komoditi, pupuk hayati, biokomposer, probiotik, benih unggul, dan
beras berindeks glikemik rendah. PT Petrokimia Gresik juga mampu mengolah sisa
produksi pupuk menjadi produk yang bermanfaat seperti Kapur Pertanian.

PT Petrokimia Gresik adalah industri yang berbasis tekhnologi. Di tengah pesatnya


kemajuan tekhnologi dan persaingan yang semakin tajam dalam pupuk dan produk kimia,
PT Petrokimia Gresik mampu membangun keunggulan kompetitif melalui pengembangan
produk-produk yang mampu bersaing di pasar global. Di kombinasikan dengan
profesionalisme yang terus ditempa, keunggulan kompetitif ini menjadikan PT Petrokimia
Gresik sebagai pemimpin dalam industri yang ditekuninya.

a. Sarana Prasarana
Dalam menunjang kelancaran aktivitas produksi maupun pemasaran, PT
Petrokimia Gresik memiliki berbagai saana dan prasarana penunjang yang memadai
yang menjadi penompang keberhasilan PT Petrokimia, antara lain:
1. Dermaga
Dermaga bongkar muat berbentuk huruf T dengan panjang 819m dan lebar
36m, mampu disandari sekaligus tiga buah kapal berbobot 40.000-60.000 DWT
pada sisi laut dan tiga buah kapal berbobot 10.000 DWT pada sisi darat. Total
kapasitas bongkar muat bias mencapai 7 juta ton/tahun.
Dermaga ini dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat yang meliputi
Continuous Ship Unloader (CSU) untuk membongkar bahan curah berkapasitas
2.000 ton/jam, Multiple Loading Crane yang dapat memuat hasil produksi ke
kapal dalam bentuk curah dengan kapasitas 300 ton/jam. Fasilitas lainnya
adalah dua buah Cangaroo Crane yang merupakan alat bongkar curah dengan
kapasitas masing-masing 350 ton/jam, serta belt convenyor dengan panjang
keseluruhan mencapai 22 km. dermaga PT Petrokimia Gresik juga dilengkapi
fasilitas untuk bongkar muat bahan kimia cair berkapasitas 60 ton/jam untuk
Amoniak dan 90 ton/jam untuk Asam Sulfat.
PT Petrokimia Gresik juga memiliki dermaga khusu batubara dengan kapasitas
bongkar muat mencapai 480.000 ton/tahun.
2. Pembangkit Tenaga Listrik
Untuk memenuhi dan menjamin kontinyuitas pasokan daya listrik bagi seluruh
fasilitas produksi dan sarana penunjang lainnya, PT Petrokimia Gresik
mengoperasikan Gas Turbine Generator (GTG) dan Steam Turbine Generator
yang secara keseluruhan menghasilkan daya listrik sebesar 53 MW.
3. Unit Utilitas Batubara
Untuk mengantisipasi kesulitan pasokan gas dan kenaikam harga energi yang
susah diprediksi serta melihat kekayaan bahan baku tambang batubara di
Indonesia, maka PT Petrokimia Gresik membangun Proyek Konversi Energi
Batubara untuk Utilitas yang berkapasitas 25 MW. Unit Utilitas Batubara ini
memiliki dua boiler dengan kapasitas masing-masing 150 ton/jam yang bisa
menggantikan boiler-boiler di pabrik yang saat ini masih menggunakan BBM.
Selain untuk mensuplai kebutuhan listrik ke pabrik II, pengoprasian Unit
Utilitas Batubara juga mampu menghemat penggunaan gas sebesar 6,3
MMSCFD.
4. Laboratorium
Sebagai industri yang selalu mengutamakan kualitas, PT Petrokimia Gresik
memiliki laboratorium produksi yang berfungsi untuk melakukan pengendalian
terhadap kualitas bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Sedangkan
laboratorium uji kimia untuk hal-hal yang berkaitan dengan sertifikasi produk.
5. Rancang Bangun dan Perekayasaan
Keahlian dan pengalaman yang dimiliki dalam pembangunan beberapa pabrik
membuat PT Petrokimia Gresik mempunyai kemampuan untuk menangani
kegiatan jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan dan jasa perbengkelan, seperti
kemampuan membuat basic design pabrik NPK, pabrik Asam Fosfat dan Asam
Sulfat, steam turbin generator, dll. Selain digunakan untuk menunjang kegiatan
pabrik juga dimanfaatkan untuk melayani permintaan jasa dari perusahaan lain.
6. Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Sebagai sebuah industri dengan tingkat konsumsi air yang sangat tinggi, PT
Petrokimia Gresik memiliki dua instalasi penjernihan air, yaitu IPA Gunungsari
di Surabaya memanfaatkan bahan baku air dari sungai Bengawan Solo yang
dialirkan melalui pipa sepanjang 60km. total kapasitas duan Instalasi
Penjernihan Air ini sebesar 3.200 m3/jam.
7. Pengolahan Limbah
Sebagai perusahaan berwawasan lingkungan, PT Petrokimia Gresik terus
berupaya meminimalisir adaya limbah sebagai akibat dari proses produksi,
sehingga tidak membahayakan lingkungan sekitarnya. PT Petrokimia Gresik
melakukan pengolahan limbah dengan menggunakan system reuse, recycle dan
recovery (3R) dengan dukungan : unit pengolahan limbah cair berkapasistas
240 m3/Jjam, fasilitas pengendali emisi gas di setiap unit produksi, di antaranya
bag filter, cyclonic separator, dust collector, electric precipitator (EP),
dustscrubber, dll.
8. Pusat Riset
Pusat Riset meliputi : Laboratorium tanah dan tanaman, laboratorium
mikrobiologidan bioproses, laboratorium benih dan pemuliaan tanaman,
laboratorium kultur invitro, rumah kaca dan screen house, lahan uji coba skala
lapang, kandang ternak ungags dan kolam ikan, unit percontohan pengolahan
sampah kota.
9. Sarana Distribusi
Untuk memperlancar distribusi pupuk ke petani, PT Petrokimia Gresik telah
membangun jaringan pemasaran yang kuat, didukung oleh ratusan distributor,
ribuan kios resmi, dan sales supervisor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu juga didukung oleh armada darat dan laut, gudang-gudang
penyangga, serta distribution center di beberapa lokasi strategis Indonesia.
b. Anak Perusahaan dan Usaha Patungan
1. PT. Petrosida Gresik
Indutri ini memproduksi formula pupuk cair pestisida, dalam industry ini saham
PT. Petrokimia Gresik sebesar 99,99% dan 00,01% oleh K3PG.
2. PT. Petrokimia Kakayu
Industry memproduksi formulasi pupuk insektisida, herbisida, dan fungisida.
Dalam Industri ini saham PT. Petrokimia Gresik berjumlah 60%, 20% dari Nippon
Kakayu Co. Ltd, dan 20% dari Mitsubisi Corporation.
3. PT. Kawasan Indusri Gresik (KIG)
Bisnis Utama : Menyiapkan lahan, sarana, prasarana dan berbagai fasilitas yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan aneka industri, termasuk di dalamnya
Kawasan Berikat (Export Processing Zone).
Saham PT Petrokimia Gresik : 35%
4. PT. Petronika
Bisnis Utama : Produsen bahan platicizer Diocthyl Phthalate (DOP)
Saham PT Petrokimia Gresik : 20%
5. PT Petrocental
Bisnis Utama : Produsen Sodium Tripoly Phosphate (STPP)
Saham PT Petrokimia Gresik : 9,8%
6. PT Petro Jordan Abadi
Bisnis Utama : Produsen Asam Fosfat (Phosphoric Acid)
Saham PT Petrokimia Gresik : 50%
7. PT Pupuk Indonesia Energi
Saham PT Petrokimia Gresik :10%.
c. Info Produk
Pupuk Non Pupuk
- Pupuk Urea & ZA - Cement Retarder
- SP-36 & ZK - Bahan Kimia
- Phonska & NPK - Kapur Pertanian
- Pupuk Spesifikasi & Komoditi - Petro-cas
- Petroganik - Petro Seed
- Petro Biofertil - Petro Hi-Corn
- KCL & Rock Phospate - Petro Chili
- Petro Biofeed
- Petro Chick
- Fit Rice
- Jasa

B. Sumber Data
Dalam observasi ini kelompok kami melakukan wawancara dengan dua narasumber yaitu:
1. Sugioto
Manager CSR PT Petrokimia Gresik
2. Dwi Asmoko, S,T
Kabag Bina Lingkungan
Dept. CSR PT. Petrokimia Gresik

C. Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Petrokimia Gresik


Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Petrokimia Gresik merupakan
wujud komitmen perusahaan untuk peningkatan kualitas lingkungan, pengembangan
ekonomi dan kehidupan masyarakat, sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi bisnis
perusahaan. Implementasi kebijakan Program Corporate Social Responsibility
dilaksanakan dalam kerangka pencapaian keseimbangan antara kepentingan bisnis
perusahaan dan kpentingan masyarakat serta lingkungan dalam jangka panjang dengan
memastikan bahwa :
1. Kegiatan bisnis perusahaan mampu memberikan kontribusi untuk
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
2. Perusahaan bertanggungjawab (accountable) terhadap dampak yang
ditimbulkan oleh produk, layanan dan operasional perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungan.
3. Perusahaan transparan dalam pengambilan keputusan dan operasionalnya yang
berdampak terhadap masyarakat dan lingkungan.
4. Perusahaan selalu mengedepankan etika bisnis dalam melaksanakan kegiatan
etika bisnis perusahaan untuk menjaga lingkungan bisnis yang sehat dan
berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
5. Perusahaan menghormati, mempertimbangkan dan merespon kepentingan
stakeholder perusahaan secara seimbang sesuai kemampuan perusahaan.
6. Perusahaan mematuhi norma, ketentuan, standart, dan peraturan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
7. Perusahaan menghormati hak-hak asasi manusia.
a. Kebijakan Program Corporate Sosial Responsibility (CSR)
Direksi PT Petrokimia Gresik menimbang :
1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program corporate social responsibility
(CSR) sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan, maka perusahaan telah
mengubah nama Departemen Kemitraan dan Bina Lingkungan menjadi
Departemen Corporate Sosisal Responsibility
2. Bahwa untuk menunjang komitmen perusahaan terhadap tanggungjawab sosial
perusahaan, maka diperlukan program CSR untuk memastikan isu-isu
masyarakat (publik) dan lingkungan yang berhubungan dengan operasional
perusahaan dikelola secara konsisten, efektif dan tanggung jawab oleh
Departemen Corporate Social Responsibility sehingga pengelolaan program
CSR harus mampu memberikan nilai lebih bagi pembangunan reputasi dan citra
perusahaan, serta memberikan kontribusi positif bagi pembangunan masyarakat
3. Bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dalm Surat Keputusan Direksi
PT Petrokimia Gresik

D. Implementasi Program CSR PT Petrokimia Gresik


Perusahaan berkomitmen untuk mengimplementasikan CSR berbasis ISO 26000
dengan pendekatan Triple Bottom Line. Implementasi ini lebih luas dibandingkan kegiatan
PKBL yang selama ini telah dilaksanakan perusahaanPKBL yang selama ini telah
dilaksanakan perusahaandasarkan permen BUMN Nomor : PER-09/MBU/07/2015.
Selain yang didefinisikan dalm Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, CSR juga didefinisikan dalam ISO 26000 sebagai tanggungjawab
suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan tindakan organisasi terhadap masyarakat
dan lingkungan melalui perilaku transparan dan etis, yang memberikan kontribusipada
pembangunan berkelanjutan termasuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
menginternalisasikan harapan/ekspetasi stakeholder memetuhi hokum yang berlaku serta
konsisten dengan norma perilaku internasional terintegrasi di dalam organisasi dan
dijalankan dalam seluruh interaksi organisasi.
Implementasi CSR dalam ISO 26000 mencakup 7 aspek utama yaitu :
1. Tata kelola organisasi (organizational governance)
2. Hak asasi manusia (human right)
3. Praktek-praktek ketenagakerjaan (labor practices)
4. Praktek-praktek operasional yang adil (fair operating practices)
5. Isu-isu konsumen/pelanggan (customer issues)
6. Lingkungan (environment)
7. Keterlibatan dan pengembangan komunitas/masyarakat (community
involvement and development).

Implementasi integrative ke tujuh aspek CSR dengan prinsip Triple Bottom Line yaitu
digambarkan sebagai berikut :

TRIPLE BOTTOM 7 ASPEK CSR UU & SISMAN PENDUKUNG


LINE
PEOPLE - Hak Asasi Manusia - UU No. 13 tahun 2003
- Praktek ketenagakerjaan tentang ketenagakerjaan
- Pelibatan dan pengembangan - Permen BUMN NO PER-
komunitas/masyarakat 09/BUMN/072015
- ISO 26000
- PKB Perusahaan
PLANET Lingkungan (environment) - UU NO. 32 tahun 2009
tentang Perlindungan &
Pengelolaan Lingkungan
- ISO 14001
PROFIT - Tata Kelola Organisasi - Permen BUMN No PER-
- Praktek Operasional yang adil 01/MBU/2011 Penerapan
- Isu Konsumen/Pelanggan GCG di BUMN
- ISO 9001
- UU No. 8 tahun 1999
tentang Perlindungan
Konsumen

Sedangkan rencana CSR yang di lakukan setahun sekali oleh PT Petrokimia yaitu antara
lain :

1. Bantuan korban bencana alam


Dalam hal ini PT Petrokimia Gresik mengadakan survey tempat terdahulu bersama
stakeholder Departemen CSR apakah benar ada bencana alam di tempat tersebut, jika
benar-benar ada PT Petrokimia akan memberikan bantuan sosial dan materi
2. Bantuan pendidikan latihan
Bantuan pendidikan latihan ini meliputi :
 Beasiswa anak yatim, dan anak kurang mampu.
 Pelatihan ke Pondok Pesantren
 Pelatihan Bunda PAUD, merupakan pelatihan kepada guru-guru PAUD yang
belum mengetahui tatacara mengajar, PT Petrokimia Gresik mendatangkan
seorang ahli atau sarjana PAUD untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru
PAUD.
 Kejar Paket C, PT Petrokimia mengadakan Kejar paket C setiap tahun, ini
diperuntukkan untuk masyarakat yang putus sekolah dan ingin melanjutkann
sekolah ke perguruhan tinggi atau untuk masyarakat yang membutuhkan ijazah.
 Perpustakaan Digital Sekolah, memberikan fasilitas perpustakaan digital
disekolah-sekolah.
3. Peningkatan Kesehatan
PT Petrokimia Gresik memberikan peningkatan kesehatan kepada masyarakat yang
meliputi :
 Program kampong sehat
 Operasi katarak
 Foging
4. Sarana Prasarana Umum
 Pembangunan sumur bor, yang ada di desa Tlogo pojok, dan di desa Sukomulyo
 Pembanguna gedung PAUD di desa Rumo
 Perbaikan jalan yang rusak
 Penerangan
5. Sarana Ibadah
 Semarak Ibadah Ramadhan
 Do’a seribu anak yatim
 Pembangunan dan renovasi masjid
Dalam hal ini biasanya masyarakat atau warga mengajukan proposal terlebih
dahulu agar mendapatkan sumbangan dana darp PT Petrokimia Gresik
6. Bantuan Pelestarian Alam
 Bibit pohon untuk di tanam
 Program keanegaragaman hayati
 Program energy terbarukan ; biogas
 Sumur serapan
7. Bantuan Sosial Kemasyarakatan dalam rangka Pengentasan Kemiskinan
Dalam hal ini PT Petrokimia bekerjasama bersama KOMDEV
 Membina koprasi karangtaruna, saat ini sudah ada 4 koperasi karangtaruna
yang sudah sukses binaan dari PT Petrokimia
 Usaha tani terintegrasi

Agenda Implementasi CSR tersebut biasanya di buat dan di rapatkan oleh


perusahaan beserta department CSR yang bersangkutan setiap bulan ke-6 selanjutnya di
finalisasikan di bulang 12 sehingga awal tahun bisa dilaksanakan. Implementasi CSR PT
Petrokimia Gresik bersifat sustainable atau berkelanjutan, namun ada yang terputus. Target
yang paling diutamakan untuk pelasanaan CSR PT Petrokimia Gresik yaitu di 3 Kecamatan
yaitu, Kecamatan Gresik, Kecamatan Kebomas, Kecamatan Manyar. Dan di 8 Kelurahan
yaitu, Kelurahan Ngipik, Karangpo, Karang turi, Lumpur, Tlogopojok, Rumo, Sukorame,
dan Kroman.

Selain implementasi CSR yang disebutkan diatas tersebut, PT Petrokimia juga


mengadakan kemitraan yang mereka sebutkan sebagai bentuk CSR, bentuk kemitraan
tersebut berupa pinjaman modal/dana yang diajukan oleh masyarakat berupa proposal
kepada PT Petrokimia. Syarat-syarat untuk mendapatkan kemitraan berupa pinjaman dan
dan modal tersebut yaitu : Mempunyai usaha yang sudah berdiri, dengan pembukuan
keuangan yang sudah dilakukan, mau ditingkatkan dan mau di bina, selanjutnya survey
ketempat. kemitraan yang berupa pinjaman modal biasanya ditukan ke beberapa sektor
yang sudah dilaksanakan yaitu:

1. Sektor Industri, yaitu usaha kue, batik dan UKM


2. Sektor Perdagangan, seperti kios, warung
3. Sektor Pertanian, seperti padi
4. Sektor Peternakan, seperti sapi potong, kambing
5. Sektor Perkebunan, seperti tebu dan bakau
6. Sektor Perikanan, seperti ikan tawar dan ikan air asin
7. Sektor Jasa, seperti service dan travel

Kemitraan yang dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik semata-mata tidak hanya sebuah
pinjaman modal namun PT Petrokimia Gresik juga memberikan pembinaan dana revolving
seperti, pelatihan manajemen perusahaan untuk masyarakat yang membutuhkan modal
dalam wirausahanya dalam hal ini PT Petrokimia berkoordinasi bersama dinas
perdagangan, pinjaman dana untuk peternak sapi potong PT Petrokimia bekerjasama
dengan dinas kesehatan kota, selanjutnya mengikutkan pameran untuk wirausahawan.
Setelah memberikan pembinaan sampai seorang wirausaha bisa berjalan sendiri
selanjutnya PT Petrokimia Gresik memberikan pinjaman dana dengan perjanjian pelunasan
yang sudah di sepakati sebelumnya. Pinjaman modal biasanya bisa sampe 200 juta per
individu/kelompok.

Agar program CSR dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan keterlibatan
stakeholder perusahaan. Perusahaan harus menggali masukan dari stakeholder untuk
merumuskan strategi CSR dan program CSR yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
stakeholder. Pelibatan stakeholder ini penting untuk mewujudkan kepedulian perusahaan
terhadap isu sosial dan lingkungan yang berkembang di masyarakat. Selain keterlibatan
stakeholder juga perlunya keterlibatan karyawan, karyawan merupakan asset terpenting
yang dimiliki oleh perusahaan. Mengingat CSR harus dilaksanakan dalam setiap interaksi
organisasi, maka peran dan keterlibatan karyawan diseluruh jajaran organisasi memiliki
peras penting dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan program CSR perusahaan.
Perusahaan harus secara terus menerus melibatkan dan memotivasi karyawan untuk oeduli
terhadap masalah-masalah sosial dan lingkungan.

Selanjtnya yaitu keterlibatan Kemitraan dengan eksternal, perusahaan perlu


membangun kemitraan dengan pihak eksternal yang terkait dalam implementasi CSR
perusahaan. Sebagi warga mayarakat, perusahaan tidak mungkin bisa beroperasi sendiri
tanpa kemitraan yang harmonis dengan para pihak di eksternal perusahaan. Perusahaan
biasanya berkejasama dengan ITS, UB, UGM, UNAIR, Praktisi akademis, Non akademis,
dan LSM. Komunikasi dan koordinasi yang insentif dengan pihak eksternal menjadi kunci
keberterimaan pelaksanaan CSR perusahaan di masyarakat sekaligus mengurasi atau
menghindari tumpang tinndih program CSR Perusahaan dengan instansi Pemerintah
setempat.

E. Analisa CSR PT Petrokimia Gresik


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai