Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL

MANAJEMEN RANTAI POKOK, PRODUKTIVITAS,


PERUSAHAAN INTERNASIONAL, PENGENDALIAN
INFORMASI

NAMA KELOMPOK 8 :

MIRA RIATI NIM : 1602110455

MITA PUSPITA SARI NIM : 1602110316

SRI HAYANI NIM : 1602122852

YULIZA NIM : 1602110352

DOSEN PENGAMPU :
RIKA PROMALESSY, S.E., M.Si.

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca.Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 26 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Rantai Pasok dan Integrasi Vertikal 3


2.2 Mengelola Produktivitas dalam Bisnis Internasional 16
2.3 Mengelola Kualitas dalam Bisnis Internasional 19
2.4 Mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional 21

BAB III PENUTUP

Kesimpulan 24

Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan
kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen
menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk
yangberkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam mencapai strategi
pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya perusahaan dapat
melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran pemasaran
merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang
dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan
kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang
ditawarkan akan sia-sia.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang,
dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu
diperlukan strategi pemasaran yang dapat memberikan pengaruh untuk menentukan
berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya. Apabila strategi pemasaran
yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu memasarkan produknya dengan baik,
hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan. Manajemen operasi (MO)
mulai berkembang pesat sejak tahun 1910-an. Pada saat itu Frederick W Taylor
mengembangkan konsep yang terkait dengan efisiensi di bidang produksi dengan
menggunakan pendekatan ilmiah untuk menghitung produktivitas, menggunakan
fungsi manajemen untuk menemukan dan menggunakan aturan dan prosedur dalam
operasi system produksi.
Ruang lingkup Manajemen Operasi mencakup tiga aspek utama yaitu:

1
a. Perencanaan Sistem Produksi. Perencanaan Sistem Produksi ini meliputi
Perencanaan Produk, Perencanaan Lokasi Pabrik, Perencanaan Layout Pabrik,
Perencanaan Lingkungan Kerja, Perencanaan Standar Produksi.
b. Sistem Pengendalian Produksi. Meliputi pengendalian proses produksi, bahan,
tenaga kerja, biaya, kualitas dan pemeliharaan.
c. Sistem Informasi Produksi. Aspek ini meliputi struktur organisasi, Produksi atas
dasar pesanan, Mass Production. Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut
agar dapat berjalan dengan baik perlu planning, organizing, directing, coordinating,
controlling (Management Process).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Manajemen Operasi Internasional ?
2. Apakah Manajemen Rantai Pasok dan Integrasi Vertikal ?
3. Apakah Mengelola Produktivitas dan Kualitas dalam Bisnis Internasional ?
4. Apakah Mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Operasi Internasional.
2. Untuk mengetahui Manajemen Rantai Pasok dan Integrasi Vertikal.
3. Untuk mengetahui Mengelola Produktivitas dan Kualitas dalam Bisnis
Internasional.
4. Untuk mengetahui Mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Rantai Pokok dan Integrasi Vertikal


Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management
merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para
supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada
konsumen . Stevenson mendefinisikan supply chain management sebagai suatu
koordinasi strategis dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan
manajemen penawaran dan permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan bahwa
supply chain management adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di
seluruh jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok . Sedangkan definisi
Supply Chain Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk
menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan,
dan jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Dengan
demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana telah
disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa supply chain management adalah semua
kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply
chain. Lebih jauh cakupan supply chain management akan meliputi hal-hal berikut:

Bagian Cakupan kegiatan antara lain

Pengembangan Melakukan riset pasar, merancang produk baru,


produk melibatkan supplier dalam perancangan produk baru

Pengadaan Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier, melakukan


pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk,
membina dan memelihara hubungan dengan supplier

Perencanaan & Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas,


Pengendalian perancanaan produksi dan persediaan

3
Operasi / Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Produksi

Pengiriman / Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari


Distribusi dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman,
memonitor service level di tiap pusat distribusi

Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus
pada pengurangan kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang
berkaitan. Dengan demikian Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain
Management dapat didefinisikan sebagai pengelolaan berbagai kegiatan dalam
rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga
menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan
pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting
lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain
Management meliputi penetapan: pengangkutan, pembayaran secara tunai atau kredit
(proses transfer), supplier, distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti
Bank, hutang maupun piutang, pergudangan, pemenuhan pesananInformasi mengenai
ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian persediaan.

2.1.1 Strategi Rantai Pasokan

Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan


pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut:

1) Banyak Pemasok (Many Supplier)

Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang
lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para
pemasok saling bersaing secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang

4
digunakan dalam strategi ini, tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan.
Dalam pendekatan ini, tanggung jawab dibebankan pada pemasok untuk
mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan, biaya, kualitas dan
pengiriman.

2) Sedikit Pemasok (Few Supplier)

Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang


dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih
memahami sasaran-sasaran luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan
hanya beberapa pemasok dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok
mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan
biaya produksi yang lebih rendah. Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti
partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan menjadi
tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko
yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia
dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama.

3) Vertical Integration

Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang


sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor.
Integrasi vertical dapat berupa:

Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada


sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik Baja.

Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan


kepada konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer
yang semula sebagai distributornya.

5
4) Kairetsu Network

Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara


membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya
mendukung secara financial pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok
kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu.
Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab itu diharapkan dapat
berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabil
kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai
subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.

5) Perusahaan Maya (Virtual Company)

Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk


memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan
organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehingga memungkinkan terciptanya
perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung
berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa diantaranya
meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya.
Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau
kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan
akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa
diperoleh diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi
modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah
efisiensi.

2.1.2 Tujuan Strategis Supply Chain Management

Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena


menghubungkan pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat
penting untuk penciptaan dan pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai

6
pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen rantai pasokan adalah
dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin.
Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan adalah :

1. Menentukan tingkat outsourcing yang tepat.


2. Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang.
3. Mengelola pemasok.
4. Mengelola hubungan terhadap pelanggan.
5. Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat.
6. Mengelola risiko.

2.1.3 Keterkaitan Manajemen Rantai Pasokan dengan Strategi Bisnis

Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi


akan ditunjukkan pada table berikut:

Strategi biaya rendah Strategi respon Strategi diferensiasi

Tujuan Penuhi permintaan Tanggapi perubahan Penelitian pangsa


pemasok dengan biaya serendah kebutuhan/permintaaan pasar, bersama-sama
mungkin dengan cepat untuk mengembangkan
memin terjadinya produk dan pilihan
persedian habis

Kriteria Pilih terutama karena Pilih terutama karena Pilih trtm krn
pemilihan biaya kapasitas, kecepatan dan ketrampilan
utama fleksibilitas pengembangan
produk

Karakteritik Mempertahankan Menanam modal pada Proses moduler yang


proses utilitas rata-rata yang kapasitas berlebih dan menuju mass
tinggi proses yang fleksibel customization

Karakteristik Meminimalkan Kembangkan sistem Mmin persediaan

7
Persediaan persedian di seluruh yang cept tanggap, dalam rantai untuk
rantai untuk menekan dengan persedian menghindari produk
biaya cadangan untuk menjadi usang
memastikan pasokan

Karakteristik Memendekkan lead Menanamkan investasi Menanamkan


Lead Time time sepanjang tidak secara agresif untuk investasi secara
meningkatkn biaya mngurangi lead time agresif untuk
produksi mengurangi lead time
pengembangan

Karakteristik Maksimalkan kinerja Menggunakan desain Menggunakan desain


desain dan minimisasi biaya produk yang mendorong modular untuk
produk waktu set up yang menunda differensiasi
rendah dan produksi produk selama
massal mungkin.

1) Supply Chain Economics

Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi
tidak demikian halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang
diperlukan perusahaan untuk menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional
berjalan secara efektif dan efisien maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk
membuat atau membeli serta konsep Outsourching.

1. Keputusan Membuat atau Membeli


Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan
tersebut diantaranya dijabarkan pada tabel berikut:

Alasan Membuat Alasan Membeli

1 Biaya produksi yang lebih rendah Biaya perolehan lebih rendah

2 Pemasok kurang cocok. Menjaga komitmen pemasok

8
3 Memastikan pemasok yang Mendapatkan keahlian tehnis
memadai dan manajemen

4 Pemanfaatan tenaga kerja berlebih Kapasitas tidak memadai

5 Memperoleh kualitas yang diinginkan Mengurangi biaya persediaan

6 Menghilangkan kolusi pemasok Memastikan ada sumber daya


alternatif

7 Memperoleh item yang unik Kapasitas di perusahaan tidak


mendukung

8 Mempertahankan bakat yang ada Pertukaran informasi

9 Menjaga rancangan dan kualitas yang Item terlindungi karena hak paten
memadai

10 Mempertahankan dan meningkatkan Membebaskan manajemen


ukuran perusahaan menangani bisnis utama

Sumber : Heizer (2004; 417)

Hal-hal tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang


dikemukakan oleh Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap pertimbangan kualitatif
dalam pengambilan keputusan taktis.

2. Outsourcing

Adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep


tradisional kepada supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu
yang mengarah pada efisiensi melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat
berkonsentrasi pada core competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada
tangible product dan transfer. Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber

9
daya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer
ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat
sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai keperluan diantaranya:
teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga produk-produk
perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi
informasi maupun Prosesing data menyediakan outsourcing bagi berbagai jenis
perusahaan yang memerlukannya.

3. Integrasi Rantai Pasokan

Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, integrasi rantai
pasokan yaitu:

a. Local Optimization

Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi


keuntungan local atau minimisasai biaya yang didasarkan pada pengetahuan yang
terbatas.

b. Incentives

Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan


yang sebelumnya tidak terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya
menjadikan kemahalan bagi semua anggota. Wujud insentif berupa insentif
penjualan, potongan kuantitas, kuota dan promosi.

c. Large lots

Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena
cenderung mengurangi biaya per unit. Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang
banyak misalnya ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak
merefleksikan nilai penjualan sebenarnya.

10
Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi munculnya distorsi
informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam rantai pasokan. Oleh karena itu
diperlukan sistem yang didasarkan pada informasi yang akurat tentang berapa banyak
produk yang benar-benar ditarik melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi
bukan kesengajaan, tetapi menimbulkan distorsi dan fluktuasi dalam rantai pasokan
dan menyebabkan apa yang diketahui sebagai bullwish effect. Bullwish effect adalah
fluktuasi kenaikan dalam order yang sering terjadi sebagai order yang bergerak
melalui rantai pasokan yang mengakibatkan kenaikan biaya seperti inventory,
transportasi, pengiriman dan penerimaan.

Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai pasokan, efisiensi


menjadi suatu substansi yang memungkinkan. Siklus material yang berasal dari
pemasok, ke produksi, ke pergudangan, ke distribusi, ke konsumen, merupakan
penempatan yang berbeda-beda dan seringkali berhubungan dengan organisasi yang
independen. Oleh karena itu agar semuanya dapat berhasil dimulai dengan
memperhatikan tiga hal yaitu:

1. Mutual Aggrement on Goal

Suatu integrasi rantai pasokan mensyaratkan lebih dari kesepakatan dalam


kontrak hubungan jual beli, tetapi patner harus diapresiasikan tidak hanya dalam uang
tetapi pada rantai pasokan sampai dengan konsumen akhir. Hal ini dapat terwujud
apabila adanya pengertian tentang misi, strategi, dan tujuan dari organisasi yang
berpartisipasi. Integrasi rantai pasokan adalah sesuatu yang menambah nilai tambah
ekonomi dan memaksimalkan total konten produk.

2. Trust

Merupakan hal kritis bagi efektifitas dan efisiensi rantai pasokan.


Anggota dari rantai pasokan harus masuk kedalam hubungan yang membagi
informasi dalam rangka membangun kepercayaan. Hubungan diantara pemasok akan
lebih sekses jika resiko dan penghematan biaya dibagi dan aktifitas seperti riset

11
konsumen, analisa penjualan, peramalan, perencanaan produksi merupakan aktifitas
bersama.
3. Compatible Organizational Cultures

Budaya organisasi yang setara akan menjadikan hubungan yang


positif diantara pembelian dan penawaran apabila hal tersebut terjadi, dan akan
menjadi keunggulan riel dalam pembuatan rantai pasokan.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai


pasokan secara efektif yaitu:

a. Accurate data

Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan


adalah dengan melalui sharing: 1) POS (Point Of Sales) informasi, sehingga tiap
anggota rantai dapat menjadwalkan secara efektif. 2) CAO (Computer-Assisted
Ordering). Dengan menggunakan keduanya maka pengumpulan data dan kemudian
menyesuaikan dengan: factor pasar, persediaan, order yang ada, serta
mengirimkannya kepada supplier yang bertanggung jawab menjaga persediaan
barang akhir.

b. Lot Size Reduction

Ini dilakukan oleh manajemen yang agresif dengan cara: 1)


Mengembangkan pengiriman yang ekonomis . 2) Memberikan diskon yang
didasarkan total volume tahunan daripada ukuran pengiriman individual. 3)
Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk pembelian
elektronik.

c. Singe Stage Control of Replenishment

Supervisor bertanggung jawab secara tetap untuk memonitor dan


mengelola inventory untuk pengecer. Pendekatan ini mengarah pada distorsi
informasi dan peramalan multiple yang menciptakan bullwhip effect.

12
d. Vendor Managed Inventory

Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier menjaga material bagi


pembeli, seringkali mengirimkan langsung ke pembeli menggunakan departemen.

e. Postponement

Yaitu menunda modifikasi atau customization produk selama mungkin


dalam proses produksi.

f. Channel Assembly

Yaitu menunda perakitan akhir suatu produk sehingga jalur distribusi


dapat dipasang.

g. Drop Shipping and Special Packaging

Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari supplier ke konsumen


akhir berarti hemat waktu dan biaya pengiriman kembali. Selain itu biasanya disertai
pengemasan yang khusus sesuai kebutuhan konsumen.

h. Blanket Order

Merupakan komitmen pembelian jangka panjang kepada supplier untuk


item yang dapat dikirim dalam jangka pendek, artinya ordernya kosong, diisi sesuai
kebutuhan saja.

i. Standardization

Yaitu pengurangan jumlah variasi material dan komponen sebagai


bantuan mengurangi biaya.

j. EDI (Electronic Data Interchange)

Merupakan standardisasi format transmisi data untuk komunikasi


komputerisasi diantara organisasi. Perluasan EDI adalah ASN (Advanced Shipping
Notice) yang mana notis pengiriman dikirim secara langsung dari vendor ke pembeli.

13
k. Pemilihan Vendor

Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua bidang


manajemen, walaupun demikian fungsi operasi memerlukan adanya hubungan
dengan vendor yang sempurna. Agar hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan
tiga proses yaitu:

1. Evaluasi Penjual

Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan


kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang baik. Penilaian dilakukan
dengan mempertimbangkan berbagai variabel atau factor yang dipertimbangakan
untuk memilih penjual, yang mana tiap variabel diberi bobot tergantung pada
kebutuhan organisasi. Kemudian menentukan beberapa alternative untuk diberi
penilaian , setelah dianalisa maka bisa menentukan mana yang dipilih.

2. Pengembangan Penjual

Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual


tertentu, maka cara agar pemasok dapat diintegrasikan ke dalam system yang berlaku
adalah dengan memastikan bahwa penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan
kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai
membantu rekayasa dan produksi juga format transfer informasi elektronik.

3. Negosiasi

Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga berdasarkan
biaya (Cost Based price model), yang mengharuskan pemasok terbuka kepada
pembeli. 2) Model berdasarkan harga pasar (market Based price model), harga
didasarkan pada publikasi atau indeks. 3) Perebutan tender (competitive
bidding),terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia membahas biaya dan
tidak ada pasar yang mendekati sempurna.

4. Internet Purchasing

14
Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan
melalui komunikasi atau menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet
untuk digunakan oleh karyawan dari perusahaan di bagian pembelian.

l. Pembelian – Purchasing

Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam


konsep Supply Chain Management, bagaimanapun pembelian memberikan peluang
besar pengurangan biaya dan peningkatan marjin kontribusi, karena porsi terbesar
dari pendapatan digunakan untuk melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi
pembelian dan penerapan strategi itu mengarah pada pembentukan fungsi pembelian.

1. Tujuan Fungsi Pembelian

Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian


adalah: Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa yang
dapat diperoleh secara eksternal. Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan
supplier, harga dan pengiriman yang terbaik bagi produk barang dan jasa tersebut.

2. Fokus Pembelian

Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa.

Dalam lingkungan operasi produk barang :

Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara


formal memegang wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di
perusahaan besar, agen pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga pembeli
dan ekspenditur. Pembeli mewakili perusahaan yang bersangkutan, menjalankan
semua kegiatan departemen pembelian kecuali penanda tanganan kontrak.
Ekspenditur membantu pembeli dalam menindaklanjuti pembelian agar dapat
dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu. Di perusahaan manufaktur, Fungsi
pembelian didukung engineering drawing dan spesifikasi dari produk- produk yang

15
dibuat, dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan-kegiatan pengujian
yang mengevaluasi ietm yang dibeli.

Dalam lingkungan jasa :

Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya


merupakan produk intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di
organisasi hukum maupun kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas
kantor, perabotan dan peralatan, mobil serta perlengkapan.

Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global, maka perluasan
rantai pasokan yang dimiliki menjadi suatu tantangan strategis. Agar supaya rencana
strategi tentang manajemen rantai pasokan menjadi sukses, maka beberapa
karakteristik kapabilitas yang harus dimiliki antara lain: 1) Fleksibel dalam arti cukup
reaktif terhadap perubahan yang ada baik dari ketrersediaan komponen, distribusi,
jalur pengiriman, aturan impor dan nilai tukar. 2) Dapat menggunakan teknologi
mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman komponen dan produk
akhir. 3) Menetapkan staff yang mempunyai keahlian secara local mengenai cara
menyikapi peraturan, perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen dan isu
politik.

2.2 Mengelola Produktivitas Dalam Bisnis Internasional

Menurut Dewan Produktivitas Nasional (dalam Husein, 2002:9)


menjelaskan bahwa produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua dimensi. Dimensi pertama
adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan
upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Pendapat yang demikian itu menunjukkan bahwa

16
produktivitas mencakup sejumlah persoalan yang terkait dengan kegiatan manajemen
dan teknis operasional.

Produktivitas adalah ukuran kinerja ekonomi: perbandingan antara jumlah


hasil produksi dan jumlah sumber daya yang dipakai untuk produksi tersebut.
Semakin sedikit sumber daya yang diperlukan dalam produksi, semakin tinggi
produktivitas dan semua pihak beruntung. Produktivitas juga mengacu pada kuantitas
dan kualitas hasil produksi. Pemakaian sumber daya secara lebih efisien akan
menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak. Namun, tanpa kualitas yang
memuaskan, produk tersebut akan ditolak oleh konsumen. Memproduksi kualitas
berarti menghasilkan kecocokan kegunaan (menyediakan fitur-fitur yang diinginkan
oleh konsumen).

Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan,


produktivitas mengandung pengertian berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis.
produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan
barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan
masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung
pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu
kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini yang memberi dorongan
untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan
pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau
keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.

2.2.1 Menanggapi Tantangan Produktifitas situasi internasional maupun


domestic selalu mempengaruhi produktifitas.

Negara yang lebih produktif daripada Negara lain, pastinya Negara


produktif tersebut menjadi semakin makmur. Begitu pula sebaliknya, bila suatu

17
Negara tidak bisa mengimbangi peningkatan dalam produktifitas, maka standar
kehidupan Negara tersebut akan tertinggal jauh dengan Negara-negara lainnya.

Kondisi nyata bagi keberlangsungan hidup dunia usaha produk amerika


serikat selama dawarsa ini telah mendominasi pasar dunia dengan bisnis-bisnis nya
yang begitu sukses dalam memproduksi barang dan mendistribusikan nya ke pasar
domestic maupun pasar luar negeri. Naming pada tahun 1970-an hingga tahun 1980-
an, produktifitas amerika serikat mulai menurun drastic. Hal ini yang menyebabkan
amerika serikat merubah haluannya dalam memproduksi. Ketika kalangan bisnis
amerika serikat memperoleh kembali pangsa pasar yang cukup signifikan, amerika
serikat sekali lagi menjadi pemimpin eksportir dunia dalam beberapa industry utama.
Begitu menyadari bahwa kualitas harus di tetapkan dalam bentuk nilai terhadap
konsumen , kalangan bisnis merancang kembali organisasi dan usaha-usaha
pemasaran mereka sehinga lebih di fokuskan pada orientasi terhadap konsumen.
Praktik perbaikan juga di terapkan di berbagai perusahaan.

Dimana terdapat empat (4) kunci dalam keberhasilan ini, yaitu:

1). Konsumen

2) Kualitas

3) Produktifitas

4) Laba

Mengukur produktifitas sebagian Negara menggunakan produktifitas


tenaga kerja untuk mengukur produktifitas nasional. Produktifitas tenaga kerja sendiri
merupakan rasio produktifitas yang diukur dengan cara membagi total output dengan
total input tenaga kerja.

Produktifitas diantara pesaing global banyak factor yang memberikan


perbedaan antar Negara, diantaranya teknologi, keterampilan manusia, kebijakan
ekonomi, sumber daya alam, bahkan tradisi.

18
2.3 Mengelola Kualitas Dalam Bisnis Internasional
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat
sesuatu [1]. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa,
dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki
kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, seperti Six Sigma, TQM, Kaizen, dll.
Pengertian Kualitas Menurut Para Pakar, sebagai berikut :
Menurut Feigenbaum, Pengertian Kualitas adalah keseluruhan
karakteristik produk dan jasa yang
meliputimarketing, engineering, manufature dan maintenance, di mana produk dan
jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Pengertian Kualitas menurut Juran adalah kesesuaian antara tujuan dan
manfaatnya.
Menurut Elliot, Pengertian Kualitas ialah sesuatu yang berbeda untuk
orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai
dengan tujuan.
Menurut Crosby, Pengertian Kualitas adalah kesesuaian dengan
kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability dan cost
effectiveness.
Pengertian Kualitas menurut Goetch dan Davis, Kualitas adalah suatu
kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.
Dalam ISO 8402 dan SNI (Standar Nasional Indonesia), Pengertian
Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang
kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas
maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum
dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu.
Total quality management (TQM) mencakup semua aktivitas yang
menyediakan produk berkualitas ke pasaran. TQM mempertimbangkan semua bagian
dari bisnis (konsumen, supplier, dan karyawan). Pendekatan strategis dari TQM

19
berawal dari fokus konsumen, mencakup metode-metode menentukan keinginan
konsumen untuk kemudian mengarahkan semua sumber daya perusahaan dalam
rangka memenuhi keinginan tersebut. TQM mencakup empat aktivitas manajerial
dasar:
a) Merencanakan kualitas
b) Mengorganisasikan kualitas
c) Mengarahkan kualitas
d) Mengendalikan kualitas
Alat bantu TQM meliputi:
a) Analisis value-added mengevaluasi semua aktivitas kerja, alur material, dan kertas
kerja dalam rangka menilai kegunaan yang diterima oleh konsumen.
b) Statistical process control (SPC) adalah metode di mana data dikumpulkan dan
variasi aktivitas produksi dianalisis dalam rangka menentukan perlunya perbaikan
aturan, contohnya adalah studi variasi proses dan bagan kendali.
c) Studi kualitas/biaya mengidentifikasikan biaya lancar dari perusahaan dan
menyingkapkan area di mana perbaikan bisa menghasilkan potensi penghematan
biaya terbesar, terkait dengan menemukan, memperbaiki, atau mencegah barang dan
jasa yang tidak baik (yang bisa muncul dari kegagalan internal yang terjadi selama
produksi dan barang masih berada di dalam dan kegagalan eksternal yang terjadi
setelah barang berada di luar/pasaran).
d) Tim quality improvement (QI) adalah kelompok kerja-sama dari pekerja yang
berasal dari berbagai area kerja yang bertemu secara rutin dalam rangka
mendefinisikan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah produksi umum, dengan
tujuan meningkatkan metode kerja mereka sendiri dan juga produk yang mereka
hasilkan.
e) Benchmarking meningkatkan hasil produksi atau prosedur bisnis perusahaan
dengan cara membandingkannya terhadap kinerja masa lalunya atau praktik terbaik
dari perusahaan lain.SNIS INTERNASIONAL

20
f) Lebih dekat kepada konsumen adalah proses menjaga kontak erat dengan
konsumen dan mencari cara untuk menjamin bahwa perusahaan menyediakan nilai
dan kualitas yang diinginkan pada produk-produk yang dipakai oleh konsumen.

2.4 Mengelola Sistem Informasi Internasional

Era globalisasi merupakan era pertukaran informasi menjadi sangat


mudah dan cepat. Didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih,
komunikasi lintas negara menjadi suatu hal yang biasa. Kerjasama internasional
semakin mudah dilakukan. Teknologi informasi global merupakan komponen yang
penting dalam kerberhasilan berjalannya suatu bidang organisasi. Teknologi
informasi global adalah pemanfaatan berbagai bentuk TI untuk mendukung operasi
dan manajemen dari bisnis global. Contoh Bisnis Global adalah IBM, Microsoft, dll

2.4.1 Strategi Global dan organisasi Bisnis

Empat strategi global utama menjadi basis struktur organisasional


perusahaan global, yaitu eksportir domestic, multinasional, pewaralaba, dan lintas
Negara.

Strategi eksportir domestik dicirikan dengan terpusatnya aktivitas


perusahaan dinegara asal perusahaan tersebut. Hampir semua perusahaan
internasional dimulai dengan cara ini, kemudian beberapa berubah ke bentuk lainnya.
Produksi, keuangan/ akuntansi, penjualan/ pemasaran, SDM, dan manajemen
strategis diatur untuk mengoptimalkan sumber daya dinegara asal. Penjualan
internasional terkadang dilangsungkan menggunakan perjanjian agensi atau anak
perusahaan, tapi pemasaran luar negeri ini lebih bergantung pada dasar dan strategi
pemasaran dinegara asal.

Strategi multinasional memusatkan manajemen keuangan dan


pengendalian diluar Negara asal sementara melakukan desentralisasi dalam operasi
produksi, penjualan, dan pemasaran kepada unit – unit di Negara – Negara lain.

21
Produk dan layanan penjualan diberbagai Negara disesuaikan dengan kondisi pasar
setempat. Organisasi menjadi suatu kumpulan dari fasilitas produksi dan pemasaran
dinegara – Negara jauh. Banyak perusahaan layanan keuangan dan juga perusahaan
manufaktur besar.

Pewaralaba merupakan penggabungan yang menarik dari hal yang baru


dan yang lama. Disatu sisi, produk diciptakan, dirancang, dibiayai, dan di produksi
pertama kalinya dinegara asal, tetapi untuk alas an – alas an khusus terhadap produk
tertentu harus disesuaikan dengan personel luar negeri untuk memperluas proses
produksi, pemasaran, dan sumber daya manusianya.

Perusahaan lintas Negara tidak memiliki Negara asal dan benar – benar
diatur secara global dan akan menjadi bagian yang besar dari bisnis internasional
dimasa yang akan datang. Perusahaan lintas Negara tidak memiliki kator pusat
tunggal, tetapi memiliki banyak kantor pusat dan mungkin juga sebuah kantor pusat
dunia. Dalam strategi lintas Negara, hampir semua aktivitas yang dapat memberikan
nilai tambah diatur dari persepektif global tanpa memandang batas – batas nasional,
mengoptimalkan sumber dari pasokan dan permintaan diamana pun keduanya mereka
muncul memanfaatkan kesempatan dari keunggulan kompetithif lokal.

2.4.2 Faktor pendorong aplikasi bisnis global

1. Pelanggan global: TI global dapat membantu menyediakan layanan cepat dan


nyaman kepada orang-orang atau perusahaan yang bepergian kemana saja
dengan operasi global.
2. Produk global: produk sama diseluruh dunia atau dirakit oleh anak perusahaan
di seluruh dunia. TI global dapat membantu mengelola pemasaran dan
pengendalian kualitas di seluruh dunia
3. Operasi global: bagian-bagian dari proses produksi atau perakitan ditugaskan
ke anak perusahaan berdasarkan pada perubahan ekonomi atau kondisi
lainnya

22
4. Sumber daya global: penggunaan dan biaya dari perlengkapan, fasilitas, dan
orang-orang di seluruh dunia dibagi bersama anak-anak perusahaan dari
sebuah perusahaan global. TI global dapat menelusuri sumber daya yang
dibagi semacam itu
5. Kerjasama global: pengetahuan dan keahlian para mitra kerja dalam
perusahaan global dapat dengan cepat diakses, dibagi dan diatur untuk
mendukung usaha perorangan atau kelompok. Hanya Ti global yang dapat
membantu kerjasama tersebut.

2.4.3 Strategi mengelola sistem informasi internasional

1. Memilih aplikasi terbaik dari semua subsidiari untuk digunakan sebagai aplikasi
global.

2. Membentuk tim pengembang multinasional yang mewakili berbagai subsidiary.

3. Pengembangan paralel, dimana masing-masing subsidiari mengerjakan bagian


interface-nya masing-masing.

4. Menunjuk center of excellence, dimana subsidiari tertentu yang lebih


berpengalaman ditunjuk untuk mengembangkan sistem.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen operasi (operation management) adalah serangkaian kegiatan
organisasi menggunakan untuk mengubah jenis input ke akhir dari barang dan jasa.
Manajemen operasi internasional (internastional operation management) melakukan
transformasi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan internasional.
Kompleksitas dalam manajemen operasi internasional meliputi: sumber daya
(resources), lokasi (location), dan logistik (logistics).
Manajemen rantai pasokan (supply-chain management) adalah
pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi
barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Tujuannya
adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk
memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
Produktivitas adalah ukuran kinerja ekonomi: perbandingan antara jumlah
hasil produksi dan jumlah sumber daya yang dipakai untuk produksi tersebut.
Total quality management (TQM) mencakup semua aktivitas yang
menyediakan produk berkualitas ke pasaran. TQM mempertimbangkan semua bagian
dari bisnis (konsumen, supplier, dan karyawan). Alat bantu TQM meliputi: analisis
value-added, statistical process control, studi kualitas/biaya, tim quality
improvement, benchmarking, dan lebih dekat kepada konsumen.
Strategi mengelola sistem informasi internasional: memilih aplikasi
terbaik dari semua subsidiari untuk digunakan sebagai aplikasi global, membentuk
tim pengembang multinasional yang mewakili berbagai subsidiary, pengembangan
paralel, dimana masing-masing subsidiari mengerjakan bagian interface-nya
masingmasing, dan menunjuk center of excellence, dimana subsidiari tertentu yang
lebih berpengalaman ditunjuk untuk mengembangkan sistem.

24
3.2 Saran
Penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Kartawinata, Budi Rustandi dan Syahputra, Aditya Wardhana. 2014. Bisnis


Internasional. Bandung : PT. Karya Manunggal Lithomas.

Ricky, Griffin dan Pustay, W. Michael. 2015. International Business Managerial


Perspective. Pearson.

26

Anda mungkin juga menyukai