Anda di halaman 1dari 3

1) PT TRI BAYAN TIRTA, Tbk

a. Market
Wilmar International Limited merupakan perusahaan besar yang memiliki daya saing
tinggi di pasar internasional. Untuk mencapai hal tersebut tentunya tidak mudah dan
diperlukan strategi bisnis yang baik dan terstruktur. Strategi bisnis Wilmar melibatkan
pembangunan sebuah model bisnis terintegrasi yang menangkap seluruh rantai nilai dari
bisnis pengolahan komoditas pertanian, originasi, pengolahan dan transportasi ke
merchandise, branding dan distribusi berbagai macam produk pertanian.
Inti dari strategi Wilmar adalah model agribisnis terpadu yang tangguh meliputi seluruh
rantai nilai dari bisnis pengolahan komoditas pertanian, dari originasi dan pengolahan
untuk branding, merchandising dan distribusi berbagai produk pertanian
Selain itu, dalam strategi pemasaran, Wilmar menargetkan pada segmen pasar yang
berbeda. Segmen pasar ditarik oleh wilayah geografis dan preferensi konsumen. Wilmar
telah mendirikan sebuah penjualan yang komprehensif dan jaringan distribusi yang
mencakup gerai ritel tradisional, hypermarket, supermarket dan toko-toko nasional.
Dengan adanya jaringan tersebut, maka diharapkan dapat meraup nilai yang semaksimal
mungkin.
Wilmar juga memiliki strategi yang lain, yaitu memanfaatkan para pemegang saham
Wilmar untuk akses ke teknis dan para ahli, intelijen pasar global pada minyak nabati,
minyak sayur, dan biji-bijian bioenergi, dan untuk memperluas pasar yang akan dicapai.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Wilmar International Limited pandai dalam
memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di setiap kesempatan. Sehingga peluang-
peluang tersebutlah yang dapat mengantar wilmar ke dalam perdagangan Internasional.
b. Keuangan
Kinerja PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) hingga kuartal III-2021 cukup
memuaskan. Torehan ini didorong oleh peningkatan penjualan perusahaan baik dari
segmen domestik maupun ekspor.
Melansir laporan keuangan perusahaan hingga kuartal III-2021, penjualan neto CEKA
tercatat mengalami peningkatan sebesar 46,92%, dari Rp 2,51 triliun pada akhir
September 2020 menjadi Rp 3,68 triliun di sembilan bulan pertama 2021. Penjualan
bersih CEKA hingga kuartal ketiga ini masih ditopang oleh penjualan domestik senilai
Rp 3,51 triliun. Jumlah itu terkerek 47,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu
senilai Rp 2,38 triliun. Kemudian, ada pula penjualan ekspor yang melonjak sebesar
35,01%, dari sebelumnya Rp 125,80 miliar menjadi Rp 169,85 miliar di periode Januari-
September 2021. Per September 2021, CEKA tercatat membukukan peningkatan beban
pokok penjualan sebesar 49,92% menjadi Rp 3,43 triliun. Sedangkan pada periode yang
sama tahun lalu, beban pokok penjualan CEKA hanya Rp 2,29 triliun. Di samping itu,
perusahaan ini masih terpantau mengalami kenaikan beban penjualan hingga 32,16%,
dari semula Rp 57,45 miliar menjadi Rp 75,93 miliar. Namun, beban umum dan
administrasi berhasil dipangkas sebanyak 1,76% menjadi Rp 36,37 miliar hingga kuartal
III-2021. Dengan demikian, CEKA berhasil meraup pertumbuhan laba periode berjalan
12,30% pada September lalu menjadi Rp 129,56 miliar. Padahal laba bersih CEKA
hanya sebesar Rp 115,36 miliar di akhir September 2020 silam.
c. Teknologi
Dalam proses pengembangan produknya, PT Wilmar menggunakan teknologi terbarukan
yang dapat menghasilkan berbagai macam produk berkelanjutan yang dapat memenuhi
permintaan global. Inovasi yang dilakukan PT Wilmar yang berhasil mengkonversi
minyak sawit menjadi bahan seperti hand sanitizer, deterjen. PT Wilmar juga mampu
memproduksi edible oil yakni minyak lemak untuk konsumsi berbasiskan minyak sawit.
Pelumas Pertamina Food Grade merupakan inovasi Pertamina Lubricants yang sejalan
dengan perkembangan teknologi pabrik atau pemrosesan makanan modern yang
berfungsi melindungi dan melumasi komponen bergerak dari permesinan dalam proses
produksi makanan dan minuman, dimana “incidental contact” antara pelumas dan produk
makanan kemungkinan terjadi.
d. Kinerja proses
Untuk proses produksi minyak nabati yang berjalan di pabrik Cikarang maupun proses
produksi minyak nabati spesialitas di pabrik Pontianak berjalan stabil sepanjang tahun
2020. Kegiatan operasional di pabrik Perusahaan tidak terkendala secara signifikan,
hanya terdapat catatan pada logistik, di mana ketersediaan kapal dan kontainer menjadi
lebih sedikit dan waktu tunggu kapal menjadi lebih lama. Namun demikian, melalui
komunikasi yang baik dengan pihak pelanggan, hal tersebut dapat diatasi dengan
melakukan penyesuaian pada pola pembelian dan pengiriman produk. Dengan penerapan
protokol kesehatan yang sangat ketat sesuai arahan pemerintah, maka penyebaran virus
COVID-19 di lingkungan pabrik dan kantor pusat dapat dikendalikan dengan baik,
sehingga kegiatan produksi dan operasional pabrik dan kantor berjalan dengan baik tanpa
kendala.
Untuk penjualan minyak nabati spesialitas diproyeksikan sudah akan mulai bergerak ke
arah kinerja yang positif pada kuartal II 2021. Pelaksanaan program vaksinasi COVID-
19 oleh pemerintah kepada masyarakat membuat Perusahaan senantiasa menyambut
tahun 2021 dengan lebih optimis. Sesuai dengan peraturan pemerintah terkait
pembatasan peredaran minyak goreng curah yang pada dasarnya dibuat untuk menjamin
mutu dan higienitas minyak goreng sawit yang dijual kepada konsumen, maka
Perusahaan telah mengambil langkah antisipatif dengan telah membangun fasilitas
kemasan dan melakukan edukasi produk dalam kemasan pillowpack ke pasar. Tahun
2021 Perusahaan menargetkan peningkatan penjualan sesuai dengan optimisme
pemulihan ekonomi nasional. Perusahaan tetap menjaga konsistensi kualitas produksi
dan optimis dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin kompetitif dan selalu
terbuka untuk prospek dan peluang baru di tahun yang akan datang. Didukung dengan
efisiensi produksi dan biaya operasional, kami yakin kinerja Perusahaan masih akan
dapat tumbuh dan berkembang di tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai