Disusun:
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS
EKONOMI S1
MANAJEMEN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses
penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan
kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen
strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan
bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif
untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus
memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana
strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali
dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan
karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi
baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis portofolio ?
C. Manfaat
Mahasiswa dapat mengerti pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis
portofolio.
Mahasiswa dapat mengerti apa saja alat –alat analisis yang digunakan dalam
menganalisis strategi level korporasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Korporasi
Jika strategi bisnis diterapkan pada level produk atau unit bisnis dengan
tujuan untuk meningkatkan posisi bersaingnya, maka strategi korporasi adalah
strategi yang diterapkan pada level perusahaan secara keseluruhan. Tujuan utama
dari strategi ini adalah menjaga keberlangsungan hidup perusahaan secara
keseluruhan. Strategi ini dilakukan dengan mengarahkan perusahaan ke arah yang
tepat, membuat portofolio produk dan unit bisnis yang paling optimal, dan
membentuk sinergi di antara berbagai produk dan unit bisnis yang dimiliki dengan
memanfaatkan sumber daya perusahaan secara keseluruhan. Strategi direksional,
analisis portofolio dan strategi parenting adalah perwujudan strategi korporasi.
Telah diuraikan pada Bab 5 bahwa lini produk dan unit bisnis individual
dapat memiliki keunggulan bersaing dalam pasar dengan menggunakan strategi
bersaing (competitive strategy) dan strategi kerja sama (cooperative strategy).
Sementara itu, perusahaan dengan multi lini produk atau multi unit bisnis harus
menentukan bagaimana berbagai variasi produk dan unit bisnis tersebut dikelola
untuk mendorong kinerja perusahaan secara menyeluruh.
1. Matriks BCG
Lini produk atau unit bisnis individual diidentifikasi dengan sebuah huruf
dan diplot sebagai suatu lingkaran pada matriks. Area setiap lingkaran mewakili
nilai penjualan dalam industri. Area potongan pai pada lingkaran (berwarna lebih
gelap) menggambarkan pangsa pasar produk atau unit bisnis.
Untuk mem-plot lini produk atau unit bisnis, dilakukan empat tahap sebagai
berikut:
(1) Pilih kriteria untuk tingkat industri bagi setiap lini produk atau unit bisnis.
Nilai daya tarik industri secara menyeluruh untuk setiap lini produk atau
unit bisnis pada skala mulai dari 1 (sangat tidak menarik) sampai 5 (sangat
menarik).
(2) Pilih faktor utama yang dibutuhkan untuk berhasil pada setiap lini produk
atau unit bisnis. Nilai posisi kekuatan bisnis dalam persaingan untuk setiap
lini produk atau unit bisnis pada skala mulai dari 1 (sangat lemah) sampai 5
( sangat kuat).
(3) Plot setiap lini produk atau unit bisnis posisi saat ini pada matriks.
(4) Plot portofolio perusahaan pada masa yang akan datang dengan asumsi
bahwa strategi bisnis dan strategi korporasi saat ini tidak diubah. Apakah
terdapat kesenjangan kinerja antara portofolio yang diproyeksi dengan
portofolio yang diinginkan? Jika demikian, kesenjangan ini harus diberikan
suatu stimulus dengan sungguh-sungguh meninjau kembali misi, tujuan,
strategi, dan kebijakan perusahaan saat ini.
Secara keseluruhan, matrik GE merupakan peningkatan dari matrik BCG.
Metode GE melibatkan variabel yang lebih banyak dan tidak mengarah kepada
kesimpulan yang sederhana. Sebagai contoh, matrik tersebut mengenali banyak
cara berbeda yang dapat digunakan untuk menilai daya tarik sebuah industri, dan
karena itu, memungkinkan pengguna untuk memilih kriteria yang mereka yakini
paling tepat untuk situasi yang ada. Meskipun demikian, matrik portfolio ini
memiliki beberapa kelemahan :
Matrik tersebut terlalu rumit dan dan terlalu banyak beban.
Estimasi numerikal daya tarik industri dan posisi kompetitif
menghasilkan objektivitas, tetapi pada kenyataannya, penilaian subyektiflah
yang bervariasi pada setiap orang.
Matrik tersebut tidak secara efisien menunjukkan posisi produk
baru atau unit bisnis baru dalam industri berkembang.
3. Matriks Internal Eksternal (Matriks IE)
Matriks internal eksternal dikembangkan dari model matriks GE namun
menggunakan parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal
yang dihadapi. Tujuan penggunaan matriks IE ini adalah untuk memperoleh
strategi bisnis di tingkat korporasi yang lebih detail. menurut Rangkuti (2001,
p42) pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga
strategi utama, yaitu:
1. Growth strategy: merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2,
dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
2. Stability strategy: yaitu strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi
yang telah diterapkan.
3. Retrencment strategy: yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang
dilakukan perusahaan. Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail
mengenai kesembilan strategi yang terdapat pada sembilan sel matrik IE, maka
dapat dijelaskan sebagai berikut Rangkuti (2001, pp42-46):
1. Strategi pertumbuhan (Growth strategy)
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset atau profit,
atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan
harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau
meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah
dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan
profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut
dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk
melakukan perang harga dalam usaha untuk meningkatkan pangsa pasar. Dengan
demikian, perusahaan yang belum mencapai critical mass (mendapat profit dari
large-scale production) akan mengalami kekalahan, kecuali jika perusahaan ini
dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan.
- Strategi pertumbuhan melalui konsentrasi dan diversifikasi
Jika perusahaan memilih staregi konsentrasi, perusahaan dapat tumbuh melalui
integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara internal melalui sumber daya
sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari luar.
Jika perusahaan memilih strategi diversifikasi, perusahaan dapat tumbuh melalui
konsentrasi atau diversifikasi konglomerat baik secara internal melaui
pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi.
- Konsentrasi melalui integrasi vertikal
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan
cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara
forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi
utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market
share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi.
- Konsentrasi melalui integrasi horizontal
Strategi pertumbuhan melalui strategi horizontal adalah suatu kegiatan untuk
memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan
jenis produk serta jasa.
- Diversifikasi konsentris
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh perusahaan
yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat tetapi nilai daya tarik
industrinya sangat rendah. Perusahaan berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk
membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan
manufaktur dan pemasaran yang baik.
- Diversifikasi konglomerat
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat
dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat dan
nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan
itu melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain.
Analisis dan pilihan strategi melibatkan pembuatan keputusan subjektif berdasarkan
informasi objektif. Manajemen strategi menunjukan bahwa manajemen merupakan suatu sistem
yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi , komponen strategi melakukan pencarian untuk menentukan tindakan alternatif
yang paling memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan tujuan dan misinya. Dalam keadaan
mendesak dihadapi oleh perusahaan, strategi alternatif akan mempresentasikan tahapan langkah
untuk menggerakan perusahaan dari posisi saat ini ke posisi masa depan. Tahap yang harus
dilakukan.
1. Tahap input
Matriks ini memberikan input dasar atau informasi dasar untuk matriks tahap pencocokan dan
pembuatan keputusan. Alat ini mensyaratkan penyusun strategi untuk mengkuantifikasi secara
subjektif selama tahap-tahap awal proses formulasi strategi.
Matriks EFE.
Matriks yang mengevaluasi faktor eksternal memungkin para penyusun strategi untuk
meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial budaya, demografi, lingkungan,
pilitik, pemerintah, hukum, teknologi dan pesaing. Tahap 1 dari formulasi kerangka kerja
terdiri atas Matriks EFE, Matriks IFE, dan Competitive Profile Matrix (CPM). Disebut
dengan tahap input (input stage), tahap 1 meringkas informasi input mendasar yang
dibutuhkan untuk memformulasikan strategi. Tahap 2 yang disebut tahap pencocokan
(matching stage), berfokus pada pembuatan strategi alternatif yang layak dengan
menyelaraskan faktor internal dan eksternal kunci. Teknik tahap 2 termasuk Matriks
SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks Internal-External (IE), dan Matriks Grand
Strategy. Tahap 3 yang disebut tahap keputusan (decision stage), melibatkan teknik
tunggal, Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM menggunakan informasi
input dari tahap 1 secara objektif mengevaluasi strategi alternatif yang diidentifikasi dalam
tahap 2. QSPM mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi alternatif dan memberikan
dasar yang objektif dalam memilih strategi tertentu.
Kesembilan strategi yang termasuk dalam kerangka kerja formulasi strategi
membutuhkan integrasi intuisi dan analisis. Divisi yang otonom dalam organisasi
umumnya menggunakan teknik formulasi strategi untuk mengembangkan strategi dan
tujuan. Analisis divisional memberikan dasar untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
memilih diantara strategi alternatif di tingkat korporasi.
Informasi yang diturunkan dari matriks-matriks ini memberikan input informasi dasar
untuk matriks tahap pencocokan dan pembuatan keputusan, alat input mensyaratkan
penyusun strategi untuk mengkuantitatif secara subjektif selama tahap-tahap awal proses
formulasi strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input terkait kepentingan
relatif faktor internal dan eksternal memungkinkan penyusun strategi membuat dan
mengevaluasi strategi alternatif secara lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik selalu
dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang sesuai.
2. Analisis Industri: Matrik Evaluasi Faktor Eksternal
Matrik evaluasi faktor eksternal memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas
dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan , politik,
pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Matrik EFE dapat dikembangkan dalam lima
langkah :
1. Buatlah daftar fakto-faktor eksternal kunci sebagaimana diidentifikasi dalam proses
audit internal terdiri dari 20 faktor,meliputi kesempatan dan ancaman yang
memengaruhi perusahaan dan industri. Buatlah sespesifik mungkin, menggunakan
persentase, rasio, dan angka komparatif kapanpun dimungkinkan.
2. Berilah bobot untuk setiap faktor, dengan ki saran dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(sangat penting). Kesempatan biasanya menerima bobot yang lebih tinggi dari ancaman,
namun ancaman dapat memperoleh bobot yang lebih tinggi jika sangat parah. Bobot
yang sesuai dapat ditentukan dengan memperbandingkan pesaing yang sukses dan tidak
sukses atau dengan mendiskusikan faktor dan memperoleh konsensus kelompok.
3. Berikanlah peringkat 1 hingga 4 bagi setiap faktor eksternal kunci untuk
mengindikasikan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini merespons terhadap faktor
itu, di mana 4 = responsnya superior, 3 = responsnya diatas rata-rata, 2 = responsnya
rata-rata, dan 1 = responsnya buruk. Peringkat didasarkan pada efektivitas strategi
perusahaan. Penting untuk dicatat bahwa baik ancaman maupun kesempatan dapat
diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4
4. Setiap bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor tertimbang.
5. Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan skor total
terimbang bagi organisasi itu.
Matrik EFE, skor total rata-rata terimbang tertinggi untuk organisasi adalah 4,0 dan total
skor terimbang terendah adalah 1,0,skor total rata-rata terimbang adalah 2,5. Skor total
terimbang mengindikasikan bahwa organisasi merespons dengan baik terhadap kesempatan
dan ancaman yang ada di industrinya.
Contoh matrik EFE, untuk bioskop. Bahwa faktor yang paling penting adalah “Tren makanan
sehat mengurangi penjualan makanan yang ada” seperti yang diindikasikan dengan bobot
0,12. Perhatikan pula bahwa perusahaan bioskop lokal melakukan hal yang baik menangani
dua faktor,”TDB University berekspansi 6% setiap tahun” dan “Trend makanan sehat
mengurangi keseluruhan penjualan makanan”
Kesempatan
Matriks IFE.
Matriks mengevaluasi faktor internal perangkat formulasi strategi ini meringkas serta
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam fungsi – fungsi perusahaan . Matrik
IFE memberikan informasi yang penting untuk formulasi strategi.sebagai contoh,toko
rintel komputer tersebut mungkin ingin memperkerjakan tenaga check out lainnya dan
memperbaiki karpet,cat,dan kamar mandinya,toko tersebut ingin meningkatkan iklan agar
berhasil dalam bisnis.
Fresenius menyediakan produk dan layanan kesehatan disekitar 100 negara. Fresenius
memiliki dan mengoperasikan 2.800 klinik dialisis dan banyak fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.di perusahaan multidivisi,setiap divisi otonom atau unit strategi bisnis
sebaiknya membangun matrik IFE.
Kekuatan
Kekuatan
Kuncinya menjadi rasio keuangan karena rasio keuangan secara umum menghasilkan
banyak faktor lain,sehingga sulit untuk mengetahui apa strategi khusus yang sebaliknya
dipertimbangkan berdasarkan rasio keuangan. Sebagai contoh,suatu perusahaan tidak memiliki
wawasan apakah akan menjual di Brasil atau Afrika Selatan untuk memanfaatkan ROI
perusahaan yang tinggi
Matriks CPM
Matriks ini mengevaluasi profil pesaing mengidentifikasi pesaing utama perusahaan
serta kekuatan dan kelemahan pesaing tertentu terkait posisi strategis perusahaan. Matrik
Profil Persaingan (Competitive Profile Matrix - CPM) mengidentifikasi pesaing untuk
perusahaan serta kekuatan dan kelemahan pesaing tertentu terkait posisi strategis
perusahaan. Bobot dan total skor rata-rata tertimbang pada CPM dan EFE memiliki makna
yang sama,namun critical success factors dalam CPM mencakup isu internal dan
eksternal,oleh karena itu,peringkat mengacu pada kekuatan dan kelemahan dimana 4=
kekutan utama, 3= kekuatan kecil, 2= kelemahan kecil, 1= kelemahan utama. Dalam
CPM,peringkat dan total rata-rata terimbang untuk perusahaan rival dapat dibandingkan
dengan perusahaan sampel,dengan perbandingan ini memberikan informasi strategi
internal yang penting.
Sampel CPM. Dalam contoh,dua faktor yang paling penting dalam menjadi sukses di
industri adalah “iklan” dan “ekspansi global”,seperti yang diindikasikan dengan bobot
0,20. Jika tidak ada kolom bobot,catatlah bahwa setiap faktor kemudian akan memiliki
tingkat kepentingan yang sama. Memiliki kolom bobot menjadikan analisis lebih
menyakinkan karena memungkinkan analisis untuk memberikan angka lebih besar atau
lebih kecil untuk mencatat level yang dipersepsikan atau level aktual kepentingannya.
Faktor yang sering kali termasuk dalam analisis ini mencakup luasnya lini
produk,efektivitas distribusi penjualan.