(Studi kasus pada PT. Kalbe Farma, Tbk, PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk,
Dosen Pengampu:
Dicky Chandra, S.E., M.M.
Oleh:
Kiki Irfanzah Maolana 1702025291
Farida Nuraini 1702025204
PENDAHULUAN
1
Philip Kotler dan Gary Amstrong Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1993) hlm.3.
2
Geraldi Sihombing, “Bauran pemasaran Pengaruhnya Terhadap Penjualan Sepeda Motor Yamaha
di PT. Sarana Niaga Megah Karta Manado”, Jurnal EMBA, No.3, Vol,1, (September,2013), hlm.1293.
umum digolongkan menjadi 4 (empat), yaitu: geografi, demografi, psikografi,
dan tingkah laku.
Pesatnya bisnis Sari Roti tidak terlepas ditopang oleh industri makanan
yang terus tumbuh karena pasar kelas menengah Indonesia yang menghendaki
kepraktisan dalam mengkonsumsi produk termasuk roti. Kinerja yang positif ini
membuat mereka terus memperluas pabrik mereka. Sari Roti telah memiliki 10
pabrik yang berlokasi di Cikarang, Pasuruan, Semarang, Medan, Palembang,
Makassar, Cikande dan Purwakarta. Hingga triwulan I (satu) 2016, kapasitas
produksi Sari Roti mencapai 4,2 juta potong roti per hari. Sari Roti sedang
mengkaji untuk memperluas pangsa pasar di luar negeri. (https://tirto.id/laba-
sari-roti-dan-buntut-aksi-212-b76o)
KAJIAN PUSTAKA
3
Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), hal. 199
4
Philip Kotler dan Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997), edisi 2, jilid 1,
hal. 3
Menurut Tjiptono (2010), kemampuan strategi pemasaran suatu
perusahaan untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor
biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor Lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan
peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang
ditimbulkannya pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti
perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh
diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus
dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.
2. Faktor Pasar
Setiap perusahaan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-
faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan,
trend dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan
musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan
lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.
3. Persaingan
Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami
siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk atau pasar pesaing tersebut,
strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing,
dan kapasitas produksi para pesaing.
4. Analisis Kemampuan Internal
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya
dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada
faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kekuatan
pemasaran.
5. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga,
pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis
perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik
melalui observasi maupun metode survei.
6. Analisis Ekonomi
Dalam analisis ekonomi perusahaan dapat memperkirakan pengaruh
setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba.
Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan,
analisis BEP (Break Even Point), penilaian risiko/laba, dan analisis faktor
ekonomi pesaing.
2.2.2 Segmenting
5
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, 2006, hal 59.
homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama. Segmentasi pasar adalah
membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut
kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan
produk yang berbeda (Lupiyoai, 2001). Dasar-dasar untuk membuat
segmentasi pasar konsumen dikelompokkan menjadi empat yaitu:6
6
Siti Khotijah, Smart Strategy of Marketing, ALFABETA, Bandung, 2004, hal 17
7
Nembah F. Hartimbul Ginting, Manajemen Pemasaran, Yrama Widya, Bandung, 2011, hal 293
perusahaan memilih pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan
mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh
pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat
berpencar dan tersebar serta bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan
keinginannya.
1. Single-Segmen Concetration
Perusahaan memilih satu segmen pasar tunggal, dengan sejumlah
pertimbangan, misalnya keterbatasan dana yang dimiliki perusahan,
adanya peluang pasar dalam segmen bersangkutan yang belum banyak
digarap atau bahkan diabaikan pesaing atau perusahaan menganggap
segmen tersebut merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan
untuk ekspansi ke segmen lainnya.
2. Selective Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang
atraktif dan sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki.
3. Market Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan berspesialisasi pada upaya melayani
berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.
4. Product Specialization
Dalam spesialisasi produk, perusahaan memusatkan diri pada produk atau
jasa tertentu yang akan di jual kepada berbagai segmen pasar.
5. Full Market Coverage
Dalam strategi ini, perusahan berusaha melayani semua kelompok
pelanggan dengan semua produk yang mungkin mereka butuhkan.
Umumnya hanya perusahaan besar yang sanggup menerapkan strategi ini,
karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.
2.2.4 Positioning
1. Customer
Positioning harus dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan
menjadi reason to buy. Ini akan terjadi bila pebisnis mendeskripsikan value
yang diberikan kepada pelanggan, dan bila value benar-benar merupakan
aset penting, yang dapat menjadi value yang unggul sehingga menjadi suatu
penentu pada saat memutuskan untuk membeli.
2. Company
Positioning seharusnya mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif
perusahaan, jangan sesekali merumuskan positioning namun ternyata tidak
mampu melaksanakannya, ini akan menyebabkan over promise under
deliver.
3. Competitor
Positioning haruslah bersifat unik, dapat dengan mudah mendiferensiasikan
diri dari pesaingnya, tidak mudah ditiru oleh pesaing, dan bersifat
sustainable dalam jangka panjang.
4. Change
Didasarkan pada kajian atas perubahan yang terjadi dalam lingkungan
bisnis, apakah itu perubahan persaingan, perilaku pelanggan, perubahan
sosial budaya dan sebagainya, artinya apabila sudah tidak relevan lagi maka
segera harus dilakukan positioning.
Menurut Kotler (2006), terdapat beberapa bentuk atau cara yang dapat
dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan strategi positioning dalam
memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, yaitu:
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58).
Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan didasarkan pada
data yang diperoleh, dengan mengacu pada konsep Miles dan Huberman dalam
Sugiyono (2009:337) yang membagi proses analisis data menjadi tiga bagian,
yaitu:
Pada pertengahan tahun 1997, PT. Kalbe Farma berpindah lokasi di kawasan
Industri Delta Silikon, Jl. M.H Thamrin Blok A3-1 Lippo Cikarang, Bekasi. Pabrik
baru PT. Kalbe Farma Tbk. Memiliki luas area 105.130 m2 dengan luas bangunan
sekitar 41.027 m2 dibagi menjadi sarana produksi yang terdiri dari gedung kantor,
gedung produksi dan teknik, gudang dan sarana pendukung lain seperti tempat
pengolahan limbah, lapangan parkir, koperasi, kantin dan city water. Sampai saat ini,
PT Kalbe Farma selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari
produk yang memenuhi persyaratan peraturan untuk industri farmasi dari
Departemen Kesehatan RI sehingga PT. Kalbe Farma dinyatakan telah memenuhi
persyaratan pemerintah sejak tahun 1974.
Visi:
Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala
internasional yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang
prima.
Misi:
Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk
senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta
kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara
optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung
jawaban kepada pemegang saham.
4.1.1.3 Analisis STP
8
Di akses dari https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ pada
tanggal 18 Juli 2020, pukul 16.02
2. Segmentasi berdasarkan demografis
Segmentasi ini membagi pasar menjadi beberapa kelompok berdasarkan umur,
jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, ras dan lain-lain. Kalbe Farma
membidik semua variabel yang ada pada segmentasi demografis ini. Produk yang
bisa dipakai dari segala umur, jenis kelamin, dan segala jenis kulit.
3. Segmentasi berdasarkan psikografis
Segmentasi ini membagi pembeli kelompok yang berbeda-beda berdasarkan pada
karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Segmentasi ini PT.
Proderma membidik semua kelas sosial dari bawah menegah keatas, sehingga
semua kelas sosial dapat menggunakan dan mengkonsumsi produk demi terjalin
kesehatan secara menyeluruh.
Sari Roti dimulai sejak tahun 1995 silam. Pada saat itu didirikan sebuah
perusahaan penanaman modal asing yang bernama PT Nippon Indosari Corporation.
Selanjutnya pada tahun 1996 perusahaan mulai beroperasi secara komersil dengan
membuat roti bermerek Sari Roti. Pada tahun ini pula perusahaan mulai
mengoperasikan pabrik pertamanya yang berada di Cikarang, Jawa Barat.
9
Di akses dari http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/155198 pada tanggal 18 Juli
2020, pukul 16.07
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan semakin banyaknya
permintaan akan roti Sari Roti, pada tahun 2001 PT Nippon Indosari Corporation
mulai meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambahkan lagi 2 buah lini
mesin yaitu mesin untuk roti tawar, dan juga mesin roti manis. Barulah pada tahun
2003 PT Nippon Indosari Corporation mengubah namanya menjadi PT Nippon
Indosari Corpindo.
Setelah menambah unit baru, pada tahun 2013 pun Sari Roti kembali memiliki
pabrik baru di Makassar dan juga Palembang. Tentu saja tujuan utama dari
pembukaan pabrik baru tersebut untuk memenuhi permintaan pasar di wilayah
Sulawesi dan juga Sumatera. Masih berselang 1 tahun, atau pada tahun 2011, pembuat
roti terbesar ini juga kembali mengoperasikan 2 buah pabrik dengan kapasitas ganda
di Purwakarta dan juga di Cikande.
Berikut ini visi dan misi yang diterapkan oleh PT Nippon Indosari Corpindo,
Tbk yaitu:
Visi:
Senantiasa tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan roti terbesar
di Indonesia melalui penetrasi pasar yang luas dan dalam dengan menggunakan
jaringan distribusi yang luas untuk menjangkau konsumen di seluruh Indonesia.
Misi:
Memproduksi dan mendistribusikan beragam produk yang halal, berkualitas
tinggi, higienis dan terjangkau bagi seluruh konsumen Indonesia.
1. Segmenting
Segmentasi Produk Sari Roti memberikan segmentasi pasarnya pada semua
kalangan masyarakat, sehingga semua dapat mengkonsumsi produknya.
2. Targeting
Target pendistribusian roti terdiri atas tiga segmen, yaitu pasar modern, keagenan,
dan penyedian untuk beberapa perusahaan. Perusahaan ini berencana melebarkan
sayapnya ke Asia Tenggara dalam lima tahun ke depan. Negara sasarannya yaitu,
Filipina dan Malaysia.
10
Di akses dari https://www.merdeka.com/nippon-indosari-corpindo/profil/ pada 21 Juni, pukul
19.24
3. Positoning
Posisi pasar sari roti berorientasi pada bidang makanan Produk sari roti
digolongkan ke beberapa kategori produk, tergantung pada jenis varian produk
serta kelas produk. Produk sari roti sama sekali tidak terpengaruh oleh harga yang
di tetapkan oleh competitor roti lainnya di pasaran. Harga yang diberikan oleh
sari roti tetap stabil dan tidak pernah diturunkan. Memiliki komitmen 3 H, yaitu
Halal, Healthy dan Hygiene.11
4.1.3 PT Estika Tata Tiara, Tbk
4.1.3.1 Profil Perusahaan
PT. Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) bergerak di bidang distribusi dan penjualan
sapi hidup, distribusi dan penjualan karkas sapi, daging, jeroan, kulit, dan produk
turunan sapi lainnya, distribusi dan penjualan produk makanan olahan baik dalam
kondisi segar dingin (chilled) maupun beku (frozen). Pada saat ini, Perusahaan
bergerak dalam bidang distributor makanan. Perusahaan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 2008.12
Saat ini, KIBIF telah berkembang dan mengambil langkah besar dari
perusahaan daging sapi ke dalam kategori makanan olahan yang lebih luas. KIBIF
telah mengembangkan produkproduk baru yang disukai banyak konsumen saat ini,
seperti bockwurst, smoked beef, burger slice, dan bakso. KIBIF telah menjadi
distributor makanan beku yang dapat diandalkan oleh karena itu yang memungkinkan
perusahaan untuk menjelajah ke produk-produk lain, seperti Kipao, yang
11
Di akses dari https://www.slideshare.net/sofiasudani25/analisis-bauran-pemasaran-sari-roti
pada 18 Juli 2020, pukul 17.25
12
Di akses dari https://www.idnfinancials.com/id/beef/pt-estika-tata-tiara-tbk pada 21 Juni 2020,
pukul 18.52
keberhasilannya dapat memberikan kontribusi kepada kualitas makanan dan sinergi
perusahaan bersama dengan penawaran produk lainnya.
Pentingnya visi dan misi untuk dimiliki oleh sebuah perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan, adapun visi dan misi PT Estika Tata Tiara, Tbk adalah
sebagai berikut:
Visi:
Sebagai produsen daging sapi kebanggaan nasional dengan standar kualitas
internasional yang memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen
Misi:
1. Berpartisipasi dalam program pemerintah untuk pengembangan budidaya
peternakan sapi potong untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat
Indonesia
2. Memposisikan KIBIF sebagai produk daging sapi berkualitas tinggi, halal,
sehat, dan higienis
3. Membangun industri pengolahan daging nasional dan mensuplai produk
olahan yang berkualitas tinggi untuk konsumsi masyarakat
4. Membangun jaringan pendistribusian dengan harga terjangkau ke seluruh
wilayah Indonesia
5. Menjadikan KIBIF sebagai aset nasional dan mitra usaha bagi petani,
peternak, masyarakat, dan pemerintah
4.1.3.3 Analisis STP
Untuk pencapaian pemasaran PT Estika Tata Tiara, Tbk maka ada variabel
yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
1. Segementing
Segmen pasar yang dimasuki BEEF saat ini masih di kelas sosial menengah dan
atas. Karena melihat harga bahan baku yang fluktuatif dan inovasi produk yang
saat ini sedang gencar dilakukan.
2. Targeting
Hingga saat ini distribusi BEEF memang masih belum optimal. Buktinya dari
13.000 outlet minimarket, produk BEEF baru dijual di 250 outlet. Di tahun depan,
Yustinus menargetkan bisa menambah 1.000 outlet minimarket untuk
meningkatkan penjualan baik daging sapi maupun olahan. Penempatan produk
BEEF juga mempertimbangkan lokasi dan daya belinya. Tentunya BEEF akan
memilih minimarket yang dekat dengan residensial dan apartemen.
3. Positioning
Dengan meningkatnya UMKM yang mengolah makanan daging, produk BEEF
saat ini sangat cocok dan banyak dicari karena efisiensi dan praktis. Terlebih
untuk competitor untuk olahan daging sapi masih jarang di Indonesia.
Adapun kekuatan PT Estika Tata Tiara, Tbk berada di kualitas produk dan
mangsa pasar yang sangat luas, serta masih sedikit kompetitor. Kepraktisan produk
untuk dikonsumsi masyarakat menjadi alternatif dan pilihan yang sangat praktis.
Disamping itu kendala yang dihadapi belum terdistribusi secara menyeluruh di
Indonesia, sehingga laba yang didapat belum mencapai angka maksimal. Hal lai yaitu
inovasi produk yang masih sedikit dan harga yang tinggi sehingga belum semua kelas
sosial dapat merasakan manfaat produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo, IG. (2008), “Pengantar Bisnis Edisi 9.” Yogyakarta:BPFE. Hlm. 66.