Anda di halaman 1dari 11

Manajemen Krisis PT.

Imedco Djaja dalam


Menangani Kasus Kebangkrutan
____________________________________

Witri Cahyati
Iwan Seppriadi

Witri Cahyati1 Abstrak


Iwan Seppriadi2
Penelitian ini membahas tentang manajemen krisis PT.
1 Imedco Djaja dalam menangani kasus perusahaan farmasi
Prodi Ilmu Komunikasi yang mengalami kebangkrutan di Tangerang. Penelitian ini
Fakultas Ilmu Komunikasi dan Administrasi dibuat oleh Iwan Seppriadi. Tujuan penelitian ini untuk
Universitas Sangga Buana mengetahui bagaimana pemahaman PT. Imedco Djaja
witri.cahyati@gmail.com mengenai krisis, langkah-langkah yang dilakukan dalam
2 upaya manajemen krisis, dan untuk mengetahui bagaimana
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi reputasi perusahaan pasca krisis. Penelitian ini menggunakan
Angkatan 2014 metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data pada
iwanseppriadi80@gmail.com penelitian ini dengan cara wawancara mendalam (indepth
interview), observasi, dan studi literatur.Hasil penelitian
diketahui bahwa PT. Imedco Djaja membagi pemahaman
krisis menjadi dua kategori yakni simple crisis dan damaging
crisis, serta mengkategorikan krisis yang tejadi pada PT.
Imedco ja sebagai damaging crisis atau krisis fatal.
Manajemen krisis/general plan belum sepenuhnya
melaksanakan konsep-konsep teoritis dalam melakukan
pengelolaan krisis, namun telah melaksanakan proses
Langkah-langkah manajemen krisis. Langkah-langkah
manajemen krisis yang telah sesuai adalah aktivitas persiapan
(preparation) yakni membuat rancangan press release (draft
a series of press release), mempersiapkan profil perusahaan
(prepare a company profile), memberikan informasi kepada
staf (informing staff), dan membuat website dan darksite
dalam upaya manajemen krisis. Reputasi PT. Imedco Djaja
pasca krisis sangat baik dilihat dari pandangan publik dan
output perusahaan. Dari hasil tersebut, direkomendasikan
kepada PT. Imedco Djaja untuk melakukan monitoring isu
meskipun krisis dinyatakan telah berakhir dan segera
membentuk divisi Public Relations untuk dapat melihat
potensi dan ancaman krisis.

Kata kunci : Krisis, manajemen krisis, PT. Imedco Djaja,


public relations, Reputasi

39
Pendahuluan tahun 2014, PT. Imedco Djaja melakukan
Latar Belakang perombakan manajemen dan dilakukan
Hubungan Masyarakat (Humas) atau manajemen krisis yang membuat
Public Relations (PR) sangatlah dibutuhkan perusahaan berangsur membaik dari tahun
perusahaan baik yang bersifat profit ke tahun. Tercatat lima tahun sudah PT.
maupun non-profit. Selain penyambung Imedco Djaja berdiri dengan reputasi
lidah antara public dan perusahaan, PR juga perusahaan yang terus membaik. Maka dari
dapat memposisikan diri sebagai fungsi itu melihat pentingnya sebuah manajemen
manajemen apabila perusahaan sedang krisis yang perlu dilakukan PT. Imedco
mengalami masalah. PR saat ini sudah Djaja dalam menangani isu negatif tentang
masuk ke dalam fungsi manajemen yang perusahaan farmasi yang mengalami
strategis dan memiliki kedudukan langsung kebangkrutan, maka peneliti bermaksud
di bawah garis perintah Direktur Utama untuk mengetahui bagaimana gambaran
agar dapat memberikan saran dalam manajemen krisis dari PT. Imedco Djaja
menangani masalah perusahaan seperti isu dalam menangani isu tersebut. PT. Imedco
dan krisis. PR memiliki landasan untuk Djaja dipilih sebagai subjek penelitian
membuat strategi PR yang terintegrasi dari karena melihat perkembangan PT. Imedco
fungsi dan peran PR yang dapat digunakan Djaja sejak tahun 2014 mulai mendapatkan
untuk membantu menyelesaikan masalah perhatian dari publik termasuk
yang sedang dihadapi oleh suatu organisasi mendapatkan beberapa Nomor Izin Edar
atau Lembaga. Baru-baru ini Indonesia (NIE) dari BPOM yang secara tidak
Corruption Watch (ICW) merilis lima langsung menggambarkan kondisi umum
sektor yang paling banyak dikorupsi selama yang stabil dan memiliki izin dalam
tahun 2018 dan menyebutkan bahwa sektor menjual produk (legal).
kesehatan termasuk farmasi di dalamnya
mejadi salah satu yang menyebabkan Rumusan Masalah
kerugian negara. Jika sektor kesehatan Dari latar belakang tersebut maka
termasuk farmasi di dalamnya tidak rumusan masalah yang diangkat adalah
melakukan tindakan manajemen isu dan bagaimana manajemen krisis PT. Imedco
krisis, maka integritas dan reputasi Djaja dalam menangani kasus perusahaan
perusahaan tersebut akan hancur dan tidak farmasi yang mengalami kebangkrutan?
memiliki kepercayaan publik.
Pemberitaan kurang baik juga pernah Tujuan dan Kegunaan Penelitian
dialami oleh PT. Imedco Djaja. Isu dan Dari rumusan masalah di atas, maka
krisis yang berkembang di masyarakat tujuan penelitian ini adalah untuk dapat
yakni sebagai perusahaan farmasi yang mengetahui pemahaman PT. Imedco Djaja
mengalami kebangkrutan. Sejak tahun 1960 mengenai krisis, langkah-langkah
PT. Imedco djaja sudah berdiri dengan manajemen krisis yang dilakukan dalam
berbagai produksi obat. Krisis muncul pada menangani isu kebangkrutan dan
tahun 2000an, perusahaan mulai tidak bisa mengetahui reputasi perusaan pasca
menyesuaikan diri dengan regulasi Badan dilakukan manajemen krisis. Adapun
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), kegunaan penelitian ini yaitu diharapkan
sehingga sertifikasi izin dalam pembuatan dapat memberikan kontribusi teoritis yang
obat tidak dapat diberikan. Namun di awal berkaitan dengan manajemen krisis, dapat

40
dijadikan sebagai landasan bagi penelitian Pada penelitian ini, peneliti memeilih
selanjutnya dan dapat diterapkan dalam tiga informan yang diwawancara
dunia praktis di bidang komunikasi. berdasarkan kepada pengalaman dan
kemampuan informan dalam menguasai
Metode Penelitian topik yang akan dibahas karena menangani
Pendekatan penelitian yang penulis secara langsung dan mengetahui hal-hal
gunakan pada penelitian ini adalah metode yang terjadi saat krisis.
pendekatan deskriptif-kualitiatif untuk (1) Audrey Clarissa (Informan 1) yang
dapat menjelaskan berbagai fenomena yang merupakan Managing Director PT. Imedco
terjadi dengan mengumpulkan data Djaja,
selengkap-lengkapnya. Metode deskriptif- (2) Drs. H. Purwadi, MBA. (Informan 2)
kualitatif sangat berguna untuk yang merupakan Plant Manager PT.
menghasilkan teori-teori tentatif. Metode Imedco Djaja
deskriptif-kualitatif mencari teori, bukan (3) Venni Carolina (Informan 3) yang
menguji teori. Ciri lain metode deskriptif- merupakan Business Development
kulaitatif adalah menitikberatkan pada Departement Head PT. Imedco Djaja
observasi dan suasana ilmiah (natural
setting) Pemahaman Mengenai Krisis
Pengambilalihan PT. Imedco Djaja pada
Hasil Penelitian Dan Pembahasan tahun 2014 (krisis) oleh pemilik saat ini
PT. Imedco Djaja adalah perusahaan memang mempertimbangkan beberapa hal.
farmasi yang terletak di Jalan Raya Serang Pengelola manajemen lama menyadari betul
KM 25 No. 8, Balaraja, Tangerang. PT. bahwa krisis yang terjadi tidak pernah
Imedco Djaja berkomitmen untuk kembali mendapatkan kepercayaan publik.
menerapkan ilmu kefarmasian untuk Sudah dilakukan beberapa kali perombakan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. manajemen ternyata tidak membuahkan
Sebagai perusahaan yang sedang hasil, sehingga diputuskan untuk menjual
berkembang, sabar adalah fokus utama PT. PT. Imedco Djaja ke pemilik perusahaan
Imedco Djaja saat ini. PT. Imedco Djaja saat ini. Manajemen PT. Imedco Djaja saat
terus berinovasi dengan mengembangkan ini mengetahui betul bahwa pada tahun
portofolio produk yang mendukung 2013 perusahaan mengalami sustained
kesehatan, pencegahan, dan pengobatan crisis, yakni krisis yang sudah bertahun-
yang dilakukan pasien melalui teknologi tahun menimpa PT. Imedco Djaja, namun
dan ide-ide baru untuk hasil yang lebih tidak pernah menghasilkan kepercayaan
baik. publik. Pertimbangan sederhana pemilik
PT. Imedco Djaja memiliki budaya dalam membeli PT. Imedco Djaja saat itu
perusahaan yang Solid, Berdedikasi, dan adalah tidak ingin membuang waktu dengan
Unggul dengan visi menjadi perusahaan membuat pabrik farmasi dari nol, dengan
farmasi yang terkemuka dalam melayani regulasi pembuatan pabrik farmasi yang
orang-orang dengan dukungan tim yang cukup sulit, sehingga dengan membeli
solid untuk memenuhi kebutuhan kesehatan perusahaan yang mengalami krisis dapat
masyarakat meuju peningkatan kualitas memotong waktu dalam pembuatan pabrik.
hidup masyarakat. Dari pemindahan kepemilikan tersebut
dibuatlah sebuah tim yang terdiri dari

41
Audrey Clarissa, Drs. Purwadi, dan Venni bertindak sebagai Managing Director di
Carolina dalam menanggulangi krisis yang PT. Imedco Djaja, sehingga pemahaman
menimpa PT. Imedco Djaja. yang baik mengenai krisis dapat menjadi
Menurut Audrey Clarissa, krisis adalah arahan yang membantu bagi tim
dimana kondisi tidak sesuai dengan standar manajemen krisis.
atau keadaan yang diinginkan. Keadaan-
keadaan yang tidak sesuai dengan standar Krisis yang Terjadi Pada PT. Imedco
yang dimaksud adalah keadaan-keadaan di Djaja
luar normal yang dapat mengancam Tim manajemen krisis merumuskan apa
perusahaan. Lebih jauh Audrey Clarissa yang menjadi penyebab krisis terlebih
menggambarkan bahwa krisis pada dahulu. Dari hasil analisis yang dilakukan
dasarnya dibagi menjadi dua kategori yakni manajemen beberapa permasalahan yang
Simple Crisis dan Damaging crisis. menyebabkan krisis semakin melebar dan
Audrey Clarissa menyatakan bahwa tak terkendali.
tidak semua krisis membahayakan (1) Pemilik PT. Imedco Djaja yang lama
perusahaan. Ada beberapa keadaan yang tidak memiliki dokumen dan sertifikasi
menurut beliau krisis dianggap tidak Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
membahayakan, tergantung sudah separah dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan
apa tingkat krisis. Pada simple crisis, dapat (BPOM), sehingga BPOM tidak
dengan mudah dikelola oleh manajemen. memberikan izin dalam memproduksi obat
Kemudian ada kategori fatal atau damaging yang mengakibatkan proses produksi tidak
crisis dan pada kategori ini setiap bisa berlanjut. Menurut Drs. Purwadi
perusahaan baik perusahaan farmasi permasalahan ini tidak bisa ditanggulangi
maupun bukan farmasi perlu mewaspadai oleh tim manajemen sebelumnya sehingga
dan menghindari ketegori krisis ini. produksi tidak bisa berlanjut dan krisis
Menurut Audrey Clarissa, kategori krisis terus meluas.
yang dialami oleh PT. Imedco Djaja adalah (2) Human Resources (HR) yang tidak
kategori fatal atau damaging crisis. Tim memiliki kompetensi yang baik membuat
manajemen krisis menyadari betul bahwa PT. Imedco Djaja tidak bisa beradaptasi
PT. Imedco Djaja sudah menghilang dari dengan regulasi baru yang ditetapkan oleh
hadapan publik (Dokter, Klinik, Rumah BPOM. Oleh karena itu, kompetensi yang
Sakit, dan Supplier) selama lebih dari 4 harus dimiliki oleh tim manajemen harus
tahun. Manajemen melihat publik sudah sangat baik. Namun, hal itu tidak dimiliki
lupa dengan PT. Imedco Djaja, bahkan oleh tim manajemen terdahulu, sehingga
berspekulasi bahwa PT. Imedco Djaja perusahaan tidak mampu memenuhi syarat
sudah bangkrut, sudah tidak ada, dan publik dalam pembuatan CPOB dan dokumen lain.
sudah tidak memiliki emotional dengan Tidak hanya HR yang mempersiapkan
perusahaan. Atas dasar itu Audrey Clarissa regulasi saja yang tidak memiliki
mengkategorikan PT. Imedco Djaja dalam kompetensi yang baik, namun menurut
kategori yang fatal atau damaging crisis. Audrey Clarissa tenaga marketing dan sales
Pemahaman Audrey Clarissa mengenai juga tidak memiliki kemampuan dalam
krisis sangat menentukan langkah yang menjual produk.
dilakukan dalam upaya melakukan
manajemen krisis. Audrey Clarissa

42
Pendekatan Manajemen Krisis telah bangkrut bahkan kemungkinan publik
Dalam proses manajemen krisis, sudah lupa dengan perusahaan. Selain itu,
terlebih dahulu Audrey Clarissa menurut Audrey Clarissa dalam proses
membentuk tim manajemen krisis setelah mendefinisikan problem atau peluang,
proses take over di tahun 2014. Walaupun publik saat itu sudah tidak memiliki
pada awalnya tim manajemen diisi oleh emotional dengan PT. Imedco Djaja.
orang-orang lama yang tidak memiliki Artinya peluangnya adalah adapun apabila
kapasitas dan kemampuan dalam publik memiliki kemarahan terhadap
manajemen krisis, lambat laun seluruh tim perusahaan pada saat itu, diharapkan saat
diisi oleh orang-orang profesional yang ini kemarahan sudah mereda.
memiliki komitmen dalam upaya
memperbaiki citra dan reputasi PT. Imedco Perencanaan dan Pemrograman
Djaja. Audrey Clarissa beranggapan bahwa
Setelah membentuk tim manajemen dalam perencanaan dan pemograman
krisis, tahapan selanjutnya adalah manajemen krisis tidak hanya harus fokus
menentukan root cause atau penyebab terhadap eksternal saja (publik eksternal)
utama. Penyebab utama krisis yang terjadi namun melihat hal apa yang menjadi faktor
saat itu adalah (1) tidak memiliki dokumen- penyebab krisis (publik internal). Hasil
dokumen yang diperlukan dan sertifikat wawancara disimpulkan bahwa faktor
CPOB dan (2) Human Resource (HR) atau penyebab krisis adalah tidak dipenuhinya
tenaga ahli/karyawan yang tidak memiliki dokumen CPOB dan human resource yang
kompetensi yang cukup baik dalam tidak memiliki kompetensi, maka dari itu
menyesuaikan diri dengan dunia farmasi informan beranggapan untuk fokus tidak
yang strict regulation (regulasi ketat) serta hanya pada eksternal perusahaan namun
beberapa kasus yang dilakukan oleh tim internal perusahaan juga perlu diperhatikan.
marketing yang membuat citra dan reputasi Fokus eksternal yang dimaksud adalah
PT. Imedco Djaja semakin memburuk. berupa pembangunan citra/image kepada
Setelah membentuk tim manajemen stakeholder atau pemangku kepentingan
krisis/general plant maka dilakukanlah seperti pembuatan News Release,
upaya untuk menentukan langkah apa saja pembuatan media sosial (@imedcohealth),
yang akan diambil oleh PT. Imedco Djaja. melakukan pers conference, membuat video
profil perusahaan, rebranding nama Imedco
Mendefinisikan Problem (atau Peluang) Djaja, mengganti logo, mengganti baju
Menurut Audrey Clarissa, sebelum produk, mengganti design produk, bantuan
melakukan tindakan berupa langkah- kemanusiaan, dan memberdayakan SDM
langkah dalam manajemen krisis, lingkar Industri.
perusahaan harus terlebih dahulu Sementara itu, fokus internal yang
menemukan akar permasalahan atau apa dibangun adalah berupa pemenuhan
yang menyebabkan perusahaan mengalami fasilitas standar farmasi, penggantian SDM
krisis. Saat ini citra perusahaan sudah yang professional, penggantian sistem dan
sangat berbeda dengan citra PT. Imedco business process, penggantian struktur
Djaja sebelumnya. Hilangnya PT. Imedco organisasi, serta family gathering.
Djaja dari peredaran membuat publik bukan
hanya menyatakan bahwa PT. Imedco Djaja

43
Mengambil Tindakan dan Ber- untuk memberitakan bahwa PT. Imedco
komunikasi Djaja sudah melakukan perubahan besar.
Menurut Audrey Clarissa, upaya Hal ini dilakukan agar ketika stakeholder
tindakan dalam berkomunikasi yang baik dokter atau pihak rumah sakit yang
dilakukan adalah PT. Imedco Djaja mencari PT. Imedco Djaja melalui internet,
melakukan klarifikasi secara langsung maka pemberitaan tersebut akan muncul
kepada stakeholder seperti Dokter, Rumah dan dilihat.
Sakit, Klinik, dan Supplier dalam upaya
meningkatkan kepercayaan. Saat ini fokus Manajemen Krisis
utama PT. Imedco Djaja adalah membuat Langkah manajemen krisis yang
obat ethical yaitu obat-obat yang hanya dilakukan PT. Imedco Djaja yaitu (1)
didapat dengan menggunakan resep dokter Mempersiapkan profil perusahaan dengan
dan dibeli di apotek. Maka dari itu, dalam membuat video tentang PT. Imedco Djaja,
hasil wawancara disimpulkan bahwa pembuatan media sosial (@imedcohealth),
kepercayaan stakeholder seperti Dokter, dan mengunggah News release melalui
Rumah Sakit, dan Klinik sangatlah penting. website. Identitas perusahaan sangatlah
Klarifikasi yang dilakukan tidak semata- penting. Masyarakat saat ini sangat
mata dapat langsung dipercayai oleh tergantung dengan internet. elihat peluang
stakeholder, maka dari itu klarifikasi tersebut, manajemen memutuskan untuk
dilakukan dengan beberapa kali membuat media sosial @imedcohealth
pendekatan. Stakeholder akan percaya dipilih untuk mendekatkan diri pada publik.
apabila disuguhkan bukti. Untuk itu Pendekatan seperti ini dilakukan sebagai
dibuatlah sebuah video singkat mengenai strategi perusahaan dalam menyampaikan
profil PT. Imedco Djaja dengan wajah baru sebuah pesan. (2) Membuat website dan
yang lebih profesional. Selain itu untuk darksite. Menurut Audrey Clarissa, segala
meningkatkan kepercayaan dan nilai bentuk kegiatan yang berkaitan dengan
profesionalisme pendekatan dan publik beberapa kali diangkat melalui news
komunikasi tim manajemen release yang terintegrasi melalui website
memperlihatkan apa dan siapa yang ada di resmi PT. Imedco Djaja (www.imedco-
belakang PT. Imedco Djaja saat ini. Dengan djaja.com/news).
begitu lambat laun publik akan percaya dan Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan
melepaskan citra negatif terhadap kepada publik bahwa PT. Imedco Djaja ini
perusahaan. ada dan memiliki kegiatan yang sangat
Tindakan perusahaan setelah terjadi jarang. News release ini menjadi opsi kedua
krisis dan upaya perencanaan manajemen setelah media sosial karena saat ini
krisis adalah perusahaan tidak tinggal diam. intensitas naiknya berita baru sangat
Hal pertama yang dilakukan setelah berkurang. Pengelola news release
melakukan perombakan besar-besaran pada dilakukan oleh Audrey Clarissa sendiri
tahun 2014 adalah melakukan Press karena dianggap memiliki kemampuan dan
Conference. PT. Imedco Djaja kewenangan dalam mengelola berita yang
menggunakan pihak ketiga (Konsultan PR) masuk melalui website. Sebagai contoh
untuk mempersiapkan Press Conference. kegiatan yang melibatkan publik atau
Menurut Audrey Clarissa, Press masyarakat adalah tim PT. Imedco Djaja
Conference sangatlah penting terutama berkunjung ke Jakarta Nanyang School

44
(JNY), yakni sekolah yang berbasis di Kota stakeholder bahwa saat ini PT. Imedco
Jakarta. Selain itu, kegiatan yang Djaja sudah memenuhi syarat fasilitas
bersangkutan dengan BPOM juga di release pembuatan obat, untuk lebih memperkuat
melalui website untuk memperlihatkan kepercayaan publik staf juga perlu
kepada stakeholder bahwa kegiatan- menjelaskan mengenai monitoring secara
kegiatan PT. Imedco Djaja didukung oleh reguler yang dilakukan oleh PT. Imedco
BPOM serta sudah tidak memiliki masalah Djaja seperti sampling, pemeriksaan kadar
dengan regulasi yang dimiliki oleh BPOM secara interval sebagai bukti bahwa fasilitas
seperti berita yang pernah beredar sebelum perusahaan di-maintenance dengan sangat
tahun 2014 lalu. (3) Memberikan informasi baik dan memenuhi persyaratan. (4)
kepada seluruh staf (informing staff). Membuat rancangan release dan press
Menurut Drs. Purwadi, hal yang dilakukan conference (Draft a series of press release).
untuk memberikan informasi yang Menurut Audrey Clarissa, saat ini fokus
terencana dalam manajemen krisis kepada perusahaan adalah terhadap penjualan
publik adalah melalui divisi marketing produk yang harus melalui resep dokter dan
sebagai kaki tangan perusahaan. Setiap staf dibeli di apotek (ethical) sehingga sasaran
dibekali dengan informasi mengenai utama untuk menunjukan bahwa PT.
strategi manajemen krisis dalam Imedco Djaja telah berganti muka adalah
berkomunikasi dengan stakeholder. Setiap dengan mengadakan Press Conference.
staf marketing baru harus melalui sebuah Dalam melakukan Press Conference PT.
event untuk mengunjungi serta melihat Imedco Djaja menggunakan pihak ke tiga
pabrik dan proses produksi untuk sebagai konsultan yang mempersiapkan
mendengarkan penjelasan Drs. Purwadi Press Conference. Dalam kegiatan tersebut
(Drs. H. Purwadi, MBA) dan diharapkan dihadiri oleh beberapa media dan dimuat di
apa yang dipaparkan oleh Drs. Purwadi Tempo, Bisnis Indonesia, Bisnis.com dan
dapat menjadi reference (acuan) agar staf beberapa media lain. Hal yang ditonjolkan
marketing bisa menjelaskan kepada saat dilakukan Press Conference pertama
stakeholder. Selain itu, oleh karena krisis kali di tahun 2016 saat itu adalah PT.
yang terjadi akibat tidak dipenuhinya Imedco Djaja dengan wajah baru,
fasilitas standar pembuatan obat, maka memberitakan pergantian manajemen serta
menurut Drs. Purwadi contoh komunikasi perombakan besar-besaran yang dilakukan
yang perlu diberikan kepada stakeholder oleh perusahaan, dan perombakan fasilitas
(dokter) adalah keunggulan fasilitas baru pabrik.
yang dimiliki oleh PT. Imedco Djaja seperti Selain itu, langkah manajemen krisis
teknologi water system. Staf diharapkan lainnya yang dilakukan perusahaan sebagai
dapat menjelaskan keunggulan apa yang upaya manajemen krisis yakni dengan
ditonjolkan dari water system yang dimiliki, melakukan (1) Rebranding nama Imedco
seperti memiliki standar internasional (USP Djaja. Audrey Clarissa menyatakan bahwa
standard) sehingga hal tersebut dapat ada 3 upaya rebranding yang dilakukan,
menjadi strength point bagi perusahaan yaitu dengan mengganti logo PT. Imedco
untuk menujukan PT. Imedco Djaja telah Djaja, mengganti baju produk, dan
memenuhi standar pembuatan obat yang mengganti design produk. (2) Kegiatan
baik secara nasional maupun internasional. CSR/ bantuan kemanusiaan. Menurut
Selain staf harus menjelaskan kepada Audrey Clarissa, meskipun saat ini PT.

45
Imedco Djaja tidak memiliki divisi dan one of the best yang dimiliki Indonesia,
Coorporate Social Responsibility (CSR), begitu juga pandangan dari industri farmasi
namun perusahaan sudah sangat aktif lain (nasional dan internasional) yang sudah
melakukan beberapa bantuan kemanusiaan. mulai mengajak kerjasama dalam produksi
Kegiatan kemanusiaan tersebut diantaranya obat (2) dan output atau hasil kerja
memberdayakan SDM level bawah dari perusahaan, dimana pendapatan perusahaan
lingkar industri/ masyarakat yang berada meningkat terutama pada tahun 2017 dan
dekat dengan industri dan memberikan 2018. Di tahun 2017 growth pendapatan
bantuan kemanusiaan yang dilakukan mencapai 300%, sedangkan di tahun 2018
berupa bantuan obat-obatan yang dikirim growth pendapatan mencapai 1.000%.
saat bencana terjadi seperti saat Tsunami di Selain itu, kepercayaan publik dapat dilihat
Palu dan Donggala. . Kegiatan bantuan dari sebaran produk yang menggunakan
kemanusiaan tersebut untuk menunjukan produk PT. Imedco Djaja per tahun 2018
rasa simpati perusahaan terhadap yaitu 347 unit rumah sakit, 35 unit klinik,
masyarakat yang terkena musibah. 698 unit apotek regular, dan 559 orang
dokter. Demikian juga dengan jumlah
Reputasi Perusahaan Pasca Krisis karyawan dari krisis hingga pasca krisis
Menurut Audrey Clarissa, Drs. Purwadi, terjadi peningkatan dari tahun 2014 hingga
dan Venni Carolina krisis yang menimpa tahun 2019. Sehingga, dari hal tersebut
PT. Imedco Djaja sebagai perusahaan dapat disimpulkan bahwa reputasi
farmasi yang mengalami kebangkrutan perusahaan sudah sangat baik.
telah berakhir. Audrey Clarissa menyatakan
saat ini dari 100 lebih dokter yang menjalin Kesimpulan
kerjasama dengan PT. Imedco Djaja kurang Setelah melakukan analisis dari hasil
dari 10 orang saja yang masih bertanya wawancara dan trianggulasi data yang
mengenai kebangkrutan PT. Imedco Djaja. peneliti lakukan maka peneliti
Sedangkan menurut Drs. Purwadi, menyimpulkan beberapa hal sesuai dengan
menyatakan bahwa dirinya sudah tidak permasalahan dan tujuan penelitian.
pernah mendengar isu PT. Imedco Djaja Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
bangkrut. Drs. Purwadi menyatakan isu ini adalah sebagi berikut :
tersebut telah selesai/berakhir dilihat dari (1) Krisis menurut PT. Imedco Djaja adalah
penjualan produk yang growing dan suatu kondisi dimana perusahaan tidak
dipercaya publik. Selian itu, berakhirnya sesuai dengan standar atau keadaan normal.
krisis dapat dilihat dari semakin aktifnya Kemudian PT. Imedco Djaja
perusahaan meregistrasikan produk ke mengkategorikan krisis menjadi dua. Dua
Badan Pengawasan Obat dan Makanan ketegori krisis tersebut yakni simple crisis
(BPOM). Dilihat dari hasil tersebut (krisis yang sederhana) dan damaging crisis
menurut Audrey Clarissa, Drs. Purwadi, (krisis yang fatal). Dari kedua kategori
dan Venni Carolina reputasi PT. Imedco menurut PT. Imedco Djaja, tim manajemen
Djaja saat ini sudah sangat baik dari (1) krisis/general plan mengkategorikan krisis
Pandangan publik terhadap perusahaan yang pernah terjadi di PT. Imedco Djaja
seperti kesan baik dari BPOM yang adalah damaging crisis (krisis yang fatal)
beranggapan bahwa PT. Imedco Djaja yang bertahun-tahun terjadi dan sulit
adalah good company (perusahaan baik) diselesaikan (sustained crisis). Pemahaman

46
tersebut sesuai dengan pernyataan Kathleen and press conference), (b) mempersiapkan
Fearm-Bank dimana krisis dapat profil perusahaan (prepare a company
mempengaruhi perusahaan, organisasi dan profile), (c) memberikan informasi kepada
khalayaknya. seluruh staff mengenai manajemen krisis
(2) Dalam melakukan upaya manajemen (informing staff), dan (d) menciptakan
krisis PT. Imedco Djaja telah melakukan website dan darksite (create website and
sebagian kegiatan pendekatan kepiaran darksite). (3) Reputasi pasca krisis PT.
walaupun tidak membentuk divisi Public Imedco Djaja sangat baik. Hal ini merajuk
Relations namun kegiatan-kegiatan yang pada pemahaman Davies et al yang
dilakukan sangat erat kaitannya dengan menekankan pada pandangan-pandangan
kegiatan kepiaran. Seperti proses strategi public perusahaan. PT. Imedco Djaja
PR empat langkah oleh Cutlip et al yaitu (a) mempunyai pandangan baik dari Badan
mendefinisikan problem (atau peluang) Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan
yakni melakukan pendalaman fakta sering kali menjadi industri farmasi
mengenai isu PT. Imedco Djaja di mata percontohan. Selain itu, pandangan baik
public, tidak hanya sebagai perushaan yang dari public juga dibuktikan dari growth
mengalami kebangkrutan, namun juga penjualan produk perusahaan yang selalu
public telah lupa dengan PT. Imedco Djaja meningkat tiap tahunnya, begitu juga
dan sudah tidak memiliki emotional dengan dengan sebaran produk melalui dokter,
perusahaan; (b) perencanaan dan rumah sakit, klinik, dan apotek yang terus
pemrograman dengan cara membuat sebuah bertambah dan meningkat.
perencanaan terhadap eksternal meliputi
rebranding perusahaan, mengganti logo, Daftar Pustaka
membuat media sosial, dan mengganti Ardianto, Elvinaro. (2011). Metodologi
Penelitian Untuk Public Relations.
desain produk, serta internal perushaan
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
meliputi pemenuhan fasilitas standar
farmasi dan pergantian sumber daya Ardianto, Elvinaro. (2016). Handbook Of
manusia, (c) mengambil tindakan dan Public Relations Pengantar
berkomunikasi dengan melakukan press Komprehensif. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
conference dan melakukan pembuatan press
release. Sedangkan langkah-langkah dlam Ardianto, Elvinaro. (2016). Metodologi
mengelola krisis belum sepenuhnya Penelitian Untuk Public Relations.
dilakukan oleh PT. Imedco djaja jika Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
merujuk pada konsep dari langkah-langkah Aristyavani, Inadia,. Siko Dian Sigit, dan
yang dikemukakan oleh Murray (2001). Hal Dio Herman Saputo. (2018). PR dan
ini dikarenakan tidak dilakukannya issue Disrupsi: Apa yang Harus Dilakukan
monitoring untuk dapat mengidentifikasi Praktisi PR Menghadapi Perubahan
akan ancaman yang akan terjadi di Era Digital. Jakarta: Media Piar
kemudian hari. Langkah-langkah yang telah Indonesia.
sesuai dengan pengelolaan krisis menurut Cutlip, Scott M,. Allen H. Center, dan Glen
Murray (2001), yaitu: Aktivitas persiapan M. Broom. (2007). Effective Public
(preparation) dengan cara : (a) membuat Relations. Alih Bahasa: Tri Wibowo.
rancangan press release dan press Jakarta: Kencana, Prenada Media
conference (draft a series of press release Group

47
Daryanto. (2015). Teori Komunikasi. Juwita, Vici. (2013). Manajemen Krisis
Yogyakarta: Gava Media. melalui strategi Community Relations
Perusahaan. Skripsi Strata 1
Mulyana, Deddy. (2017). Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Malang: tidak dipublikasikan.
Rosda Karya.
Putri, Eva. (2018). Strategi Komunikasi
Muray, A. (2001). Public Relations. Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Barkshire: Hodder & Stoughton Ltd. Pelatihan Kota Bandung Pada
Sosialisasi Elektronik Remunerasi
Seitel, F.P. (2016). The Practice of Public
Kinerja (E-RK) Dalam Memberikan
Relations. Alih Bahasa: Shinta
Motivasi Kerja Dikalangan PNS
Puspita Sari. Bandung: Penerbit
Balai Kota Bandung. Skripsi Strata 1
Erlangga
Universitas Komputer Indonesia.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Bandung: tidak dipublikasikan.
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Windriati, S. Fika. (2011). Analisa
Tabroni, Roni. (2014). Komunikasi Politik Manajemen Krisis PT Pelabuhan
Pada Era Multimedia. Bandung: Indonesia II (Persero) Cabang
Simbiosa Rekatama Media Pontianak Dalam Peristiwa
Tenggelamnya Kapal DI Alur
Yulianita, Neni. (2012). Dasar-Dasar Pelayaran Pelabuhan. Skripsi Strata
Public Relations. Bandung: Penerbit 1 Universitas Pembangunan Nasional
Universitas (P2U) Lembaga “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta:
Penelitian Dan Pengabdian Kepada tidak dipublikasikan.
Masyarakat Universitas Islam
Bandung (LPPM UNISBA). Witnesteka, Ocha. (2012). Menejemen
Krisis PT Lion Mentari Airlines
Alinie, Nur. (2009). Manajemen krisis Dalam Menangani Berita-Berita
Public Relations PT Pertamina Negatif Di Media Massa. Skripsi
(PERSERO) Unit Pengolahan IV Strata 1 pada Universitas Indonesia
Cilacap. Skripsi Strata 1 Universitas Depok: tidak dipublikasikan.
Airlangga Surabaya. Surabaya: tidak
dipublikasikan. Aldila, Nindya. (2016, Desember 20).
Imedco Bangun Pabrik Baru, Bidik
Dari, Antonius. (2008). Manajemen Pasar Obat Ibu dan Anak. Diperoleh
Komunikasi Krisis Divisi Komunikasi tanggal 12 Februari 2019 dari
PT Pertamina (Persero) Jakarta https://ekonomi.bisnis.com/read/2016
Pada Kasus Kelangkaan BBM 1220/257/613441/imedco-bangun-
Nasional Periode Mei-Juli 2005. pabrik-baru-bidik-pasar-obat-ibu-
Skripsi Strata 1 Universitas Atma anak
Jaya Yogyakarta. Yogyakarta: tidak
dipublikasikan. Duta, Deka. (2016, Februari 09).
Gelombang PHK Mulai Sasar
Dewi, Kania. (2016). Media Relations Industri Farmasi. CNN Indonesia.
Humas Daop 2 Bandung PT Kereta Diperoleh tanggal 12 Februari 2019
Api Indonesia (Persero) untuk dari
Meningkatkan Citra Perusahaan. https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/
Skripsi Strata 1 Universitas Sangga 20160208235508-92-
Buana. Bandung: tidak 109621/gelombang-phk-mulai-sasar-
dipublikasikan. industri-farmasi

48
Mubarok MF. (2017, Juni 14). Wawancara
Dengan Ketua GP Farmasi Mengenai
Kondisi Industri Farmasi. Farmasi
Industri. Diperoleh tanggal 12
Februari 2019 dari
https://farmasiindustri.com/industri-
farmasi-2/wawancara-dengan-ketua-
gp-farmasi-mengenai-kondisi-
industri-farmasi.html

49

Anda mungkin juga menyukai