tidak dapat diprediksi sebelumnya, antara lain mengenai isu negatif yang beredar
secara luas sehingga menjadi krisis komunikasi. Oleh sebab itu, Humas
seperti Human Resources dan humas yang dilakukan Perusahaan X yaitu pada
reputation and enhancing the company's image. This study uses a qualitative
approach, the data collection method uses interviews with related parties such as
Relations, Covid-19
BAB I
PENDAHULUAN
eksternal. Jika tidak ada penanganan yang baik maka permasalahan tersebut dapat
menyebabkan krisis hal ini akan berdampak bagi perusahaan. Maka peranan
pada saat krisis, tetapi juga untuk perusahaan melakukan inovasi dan perbaikan.
Salah satu upaya dari langkah – langkah strategi yang ada dengan membentuk tim
manajemen krisis yaitu public relations. Karena seperti yang diketahui public
relations sebagai jembatan komunikasi dari semua pihak yang berada di internal
perindustrian yang berdiri pada tahun 1990, Perusahaan X, saat ini merupakan
SP. Keramik itu sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu keramik untuk lantai dan
dinding. Perusahaan yang bergerak di bidang produsen keramik ini memiliki plant
produksi yang terbagi menjadi dua bagian yaitu Wall Tile dan Floor Tile. Untuk
plant Floor Tile memiliki 4 plant, plant itu sendiri memiliki nama diantaranya
Floor Tile 1 (FT1), Floor Tile 2 (FT2), Floor Tile 3 (FT3), Floor Tile 4 (FT4)
namun pada 2019 Floor Tile 4 (FT4) berubah nama menjadi Floor Tile 5 (FT5).
Kemudian untuk Wall Tile memiliki 2 plant, diantaranya: Wall Tile 1 (WT1), dan
Pada tahun 1998 adalah awal mula Perusahaan X mengalami krisis, saat itu
Indonesia dan berdampak pada perekonomian negara, hal ini berakibat perusahaan
pabrik, Perusahaan X juga turut mengalami krisis, namun belum ada penanganan
dari krisis yang dialami tersebut. Pada tahun 2018 Perusahaan X kembali
Jakarta terdapat keramik yang tidak layak untuk 119 sekolah, sehingga hal ini
sangat merusak citra perusahaan, namun belum ada penanganan dari Perusahaan.
Pada tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19 yang dirasakan seluruh dunia
dampak pada perusahaan. Beberapa isu – isu beredar di internal dan eksternal, isu
internal seperti diantaranya kurangnya respons Perusahaan X terhadap
transparan terhadap karyawan yang terpapar virus Covid-19 hal ini menyebabkan
isu beredar diterima para karyawan yang belum tentu benar adanya, kemudian
untuk isu eksternal seperti pemberitaan media dan publik bahwa karyawan
tersebut oleh karena itu perusahaan mendapatkan citra yang tidak baik dari publik
dan juga dari para karyawan. Perusahaan X perlu membuat tim respons krisis atau
manajemen krisis komunikasi, tugas utama tim respons krisis adalah bekerja
dengan fokus dengan internal dan eksternal perusahaan. Internal terkait dengan
Dengan adanya manajemen krisis komunikasi ini sangat penting dan akan
penanganan komunikasi yang baik maka tidak akan adanya krisis yang
menyebabkan kerugian – kerugian yang bersifat material dan non material. Dari
Perusahaan X dan menganalisa apa saja proses serta yang menjadi permasalahan
dan hambatan dalam penanganan krisis yang sudah dilakukan dan apa saja
langkah atau strategi selanjutnya yang akan diterapkan. Dengan adanya penelitian
jelas dan juga dapat menangani manajemen krisis komunikasi pada saat
penelitian yang akan menjadi fokus pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu
peneliti telah merumuskan tujuan dari penelitian ini, yaitu “Untuk mengetahui
pada manajemen krisis komunikasi public relations pada penelitian ini. Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
yang berbahaya (dalam menderita sakit) parah sekali, keadaan yang genting atau
serius dapat berdampak pada kinerja organisasi serta menghasilkan hasil negatif.
Menurut Zamzami dan Wili Sahana 2021 komunikasi adalah suatu proses
orang atau lebih dengan menggunakan cara berkomunikasi yang dilakukan secara
lisan, tulisan dan non verbal. Tujuan komunikasi agar pesan yang disampaikan
informasi yang diperlukan untuk menangani situasi krisis. Menurut Cutlip yang
dikutip oleh Dani M. Akhyar (2019) ada beberapa tipe – tipe krisis diantaranya
Immediate crisis atau krisis yang bersifat segera yaitu krisis yang terjadi secara
tiba – tiba tanpa adanya peringatan, Emerging crisis atau krisis yang baru muncul
dibutuhkan yang dapat meneliti krisis sebelumnya agar masalah krisis tidak
mengalami kerusakan, Sustained crisis atau krisis bertahan, krisis yang sudah
Salah satu contoh krisis komunikasi yang sangat jelas adalah hubungan
dan pelanggan mereka. Pemantauan harus ada dari pihak internal pada media dan
membuat penilaian terhadap usaha apa yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini
akan menjadi penilaian para pemegang saham saat perusahaan menghadapi dan
adanya peringatan dini. Setiap organisasi atau perusahaan tentunya harus belajar
menjadi sarana untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang lebih
baik. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi tersebut dapat belajar dari kesalahan
dan memperbaiki krisis pada saat terjadi krisis dan krisis di masa yang akan
datang. Tidak jarang krisis menimbulkan persepsi publik. Perlu adanya persiapan
yang matang untuk menyebarluaskan informasi oleh pihak internal. Adanya bahan
pertimbangan tentang permasalahan yang ada karena hal ini berkaitan dengan
opini publik.
2.3 Manajemen Krisis Komunikasi
Kata krisis berasal dari bahasa Yunani yang berarti keputusan. Krisis
Seperti yang kita ketahui krisis merupakan situasi yang terjadi secara tiba – tiba
dan tidak terduga yang dapat mengancam perusahaan dan juga stakeholder.
jika krisis tidak ditangani dengan cepat dan baik maka akan berdampak buruk
Menurut buku “Crisis Public Relations” karya Firsan Nova (2011: 68)
tanpa adanya tindakan nyata. Menurut Stefen Fink dalam Rachmat Kriyantono
sebagai waktu atau keadaan yang tidak stabil di mana perubahan yang
menentukan akan datang - baik dengan kemungkinan berbeda dari hasil yang
sangat diinginkan dan sangat positif, atau yang dengan kemungkinan berbeda
dari hasil yang sangat tidak diinginkan. Biasanya proposisi 50-50, tetapi Anda
Dari kacamata bisnis, krisis akan menimbulkan hal – hal sebagai berikut :
2. Masalah akan menjadi sorotan publik baik melalui media massa atau
keseluruhan.
Dengan adanya manajemen krisis hal ini dirancang untuk melawan dan
memerangi krisis dan tentu saja untuk mempelajari dan mengatasi masalah
untuk mengatasi segala macam keadaan saat darurat pada perusahaan atau
organisasi.
2015:199 – 204) :
Suatu organisasi bisa saja mengalami banyak krisis muncul karena dalam
suatu krisis dapat mengandung banyak isu dan isu ini yang dapat berubah menjadi
krisis, atau setidaknya membuat krisis semakin meluas jika tidak dikelola dengan
baik.
Pada awal krisis, biasanya muncul rumor. Rumor adalah sebuah informasi
atau pesan yang keberadaannya tidak jelas, siapa yang membawa dan
kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Rumor terjadi karena setiap
orang mempunyai kesempatan untuk menganalisa sendiri tentang apa yang terjadi.
kepada publik.
karyawan yang keluar, mengancam reputasi dan nama organisasi perubahan yang
Kepanikan ini akan semakin besar akibat munculnya banyak stakeholder yang
menjadi sangat memperhatikan dan terus mengejar organisasi, seperti media. Pada
stakeholder.
sehingga tidak seorang dalam organisasi yang mengharapkan krisis terjadi. Krisis
krisis biasanya menjadi perbincangan publik dan semakin tersebar ketika media
sering memberitakannya.
yaitu :
dan juga pelatihan dari tim manajemen krisis dengan membuat portofolio
adanya suatu krisis. Dari persiapan ini harus diuji secara teratur dan
dari media mudah sangat untuk di kritik oleh media jika tanggapan yang
dampak – dampak negatif dari krisis itu sendiri. Dengan adanya perbaikan
hal ini dapat membuat reputasi yang baik untuk organisasi atau
menentukan apa yang harus dilakukan dengan baik dan benar dan juga apa
saja yang salah saat kinerja pada saat krisis berlangsung. Organisasi
yaitu:
termasuk mencari cara untuk mengurangi resiko yang dapat berujung pada
rencana manajemen krisis, memilih anggota tim krisis manajemen, dan juga
melatih anggota tim jika menemukan dan mengalami krisis dapat beradaptasi.
menerangkan dengan lengkap apa saja yang harus dilakukan sebuah bentuk
manajemen krisis.
krisis yang terjadi. Respon krisis merupakan apa yang dilakukan dan dikatakan
oleh manajemen saat krisis terjadi hal ini harus dilakukan dengan tepat maka
yang penting dalam merespon krisis tersebut. Salah satunya dengan membantu
dan juga mendampingi proses pengembangan pesan yang dikirim atau yang
menjalankan bisnisnya seperti semula. Meski saat itu krisis bukan menjadi hal
utama dalam perhatian manajemen, namun perhatian lebih lanjut pasca krisis
dibuat jika saat krisis terjadi. Yang dilakukan pada saat ini dengan melakukan
masyarakat atau pihak terkait. Selain itu perusahaan diharapkan dapat membuat
dan juga mencari cara untuk persiapan yang jauh lebih baik jika akan terjadi
Nilai – nilai yang ada dalam manajemen krisis sebuah perusahaan dalam
1. Cepat
2. Akurat
3. Konsisten
Saat terjadinya krisis publik atau masyarakat ingin mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi. Pada saat perusahaan saat terjadi krisis tidak merespon dan
berbicara kepada media maka yang terjadi akan adanya pendapat atau opini
kepada media. Hal ini tentu saja perlu dihindari karena oknum atau pihak
tersebut akan memberikan informasi yang tidak akurat dan juga tidak sesuai
dengan kepentingan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut
Tidak hanya merespon dengan cepat namun pesan yang ingin atau
atau tim pada perusahaan yang memberikan informasi yang berbeda – beda
antara satu dengan yang lainnya. Jika informasi yang diberikan tidak sama atau
berbeda – beda hal ini akan menggiring opini publik atau masyarakat bahwa
informasi yang diberikan tidak akurat. Oleh karena itu, dibutuhkan kesepakatan
bersama dalam menyampaikan respon atau isi informasi yang berkaitan dengan
krisis tersebut. Usaha untuk membentuk pesan kunci yang konsisten juga
bahwa perusahaan atau organisasi harus membangun jejaring online yang kuat
bicara tersebut dipersiapkan saat menghadapi krisis dan juga bertindak untuk
jawab dengan menyampaikan pesan secara cepat dan juga akurat kepada internal
perusahaan dan pihak eksternal yaitu publik atau masyarakat. Adapun juru
bicara ini merupakan figur penting yang diharapkan bisa memperbaiki krisis
yang terjadi. Biasanya juru bicara melakukan pelatihan untuk menangani krisis.
terjadinya kesalahan saat menangani krisis yang terjadi. Pada umumnya ada
CEO adalah salah satu yang memegang peranan penting pada saat satu jam
pertama berawalnya masa krisis. CEO harus berhati – hati saat membuat
penyataan apabila pernyataan atau respon awal mengalami kesalahan maka akan
berakibat fatal dan memperburuk kondisi krisis menjadi semakin parah maka
Broom and Bey-Ling Sha (2013) dalam bukunya Cutlip & Center’s Effective
saling menguntungkan antara organisasi dan publik yang menjadi sandaran untuk
sebuah keberhasilan atau juga sebaliknya yaitu sebuah kegagalan. (Broom and
Sha, 2013).
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Public Relations terdapat suatu usaha
akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi badan atau organisasi
tersebut.
citra positif atau kehilangan citra tersebut. Masa ini organisasi berupaya untuk
memperbaiki segala sesuatu yang disebabkan oleh krisis. Berbagai upaya yang
manajemen dapat mengendalikan krisis maka fase ini juga dapat digunakan untuk
refleksi diri agar situasi yang sama tidak terulang. Tetapi perusahaan atau
hilang karena sebagian publik masih menyimpan dalam ingatan mereka. Karena
Komunikasi
bisnisnya.
manajemen (krisis).
manajemen.
perusahaan, yaitu :
manajemen
opini publik.
informasi dasar untuk menangani krisis yang ada. Perwakilan ini harus
melakukan pelatihan guna dapat memberikan informasi yang tepat dan juga
akurat. Pada jam pertama krisis publik atau masyarakat mengetahui informasi
etis, berpikir secara etis, berperilaku etis dan kepemimpinan yang etis.
Perilaku dapat dikatakan etis apabila memiliki moral yang baik dan good
manner perilaku, sikap, etika moral, dan tata krama yang baik dalam
antara lain :
1. Menjaga citra dan nama baik perusahaan. Seorang Public Relations harus
selalu bicara mengenai hal – hal positif tentang perusahaan. Jangan sampai
Relations dituntut untuk selalu berhubungan dengan publik. Oleh sebab itu
publik karena hal ini akan mengakibatkan penilaian yang negatif dari
tugasnya harus memiliki aturan tingkah laku yang diatur dalam peraturan
kode etik profesi Public Relations. Kode etik ini merupakan pedoman
untuk bersikap dan bersikap dan berperilaku dalam rangka menjaga citra
organisasi atau perusahaan. Oleh sebab itu, seorang Public Relations yang
METODOLOGI
semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi
kata tersebut. Menurut Pujileksono (2015) Paradigma adalah salah suatu asumsi,
konsep nilai – nilai, praktek dan cara pandang realitas dalam disiplin ilmu.
upaya untuk mencari penjelasan tentang peristiwa – peristiwa sosial atau budaya
yang didasarkan pada pengalaman orang yang diteliti. Paradigma ini lebih
itu tidak dapat digeneralisasikan dan peneliti harus menjadi orang dalam (to be
satu jenis penelitian yang telah mengutamakan sebagai ungkapan deskripsi atau
sebuah penekanan pada fenomena pada saat melakukan analisis yang bersumber
dikarenakan peneliti ingin penelitian ini lebih menggali informasi yang lebih
atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu. Metode yang diterapkan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif (Mukhtar, 2013: 10).
ada bersamaan dengan situasi yang sedang terjadi. Penelitian ini juga
kondisi apa adanya, tanpa memberi perlakuan atau manipulasi pada variabel yang
hanya berfokus pada satu fenomena yang terjadi dalam sebuah organisasi atau
kemudian hasilnya akan diolah dan akan menghasilkan suatu tujuan yang akan
yang mendalam mengenai individu yang diteliti, berikut masalah yang dihadapi
supaya dapat terselesaikan dan membuat diri individu tersebut berkembang lebih
baik.
3.4.1 Setting
eksperimen dengan berbagai responden pada suatu seminar, diskusi dan lain –
lain.
3.4.2 Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
dilakukan secara langsung dimana peneliti bertatap muka dengan informan (orang
tanpa adanya tekanan dari orang lain atau rasa malu dalam mengeluarkan
pendapatnya.
lapangan.
2.4.2 Observasi
Menurut Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik (2015 : 77) observasi menggunakan
tingkah laku yang akan terjadi, peranan yang paling penting dalam menggunakan
observasi adalah pengamat, pengamat harus teliti dalam mengamati kejadian atau
proses.
2.4.3 Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
catatan harian, laporan, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tidak terbatas
pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk
mengetahui hal – hal yang pernah terjadi di waktu lampau. Secara detail bahan
dokumen terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat – surat pribadi, buku
atau catatan harian, dokumen pemerintah atau swasta, data di server, data
Selanjutnya, uji kredibilitas data dapat diperiksa dengan teknik – teknik berikut,
adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Terdapat tiga triangulasi dalam keabsahan data, yakni triangulasi sumber,
Triangulasi Sumber
dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga
sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut.
Triangulasi Teknik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
beda.
Triangulasi Waktu
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data, maka data akan dianalisis
sehingga dapat
Ditemukan deskripsi berkenaan tentang strategi manajemen krisis komunikasi
Perusahaan X. Menurut Sugiyono (2012: 89) analisis data adalah proses mencari
dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dalam analisis data terdapat tiga langkah dalam analisis data, yaitu reduksi data,
penting, dicari tema dan polanya. Sehingga data yang telah direduksi akan
diperlukan.
analisis data ini adalah display data atau penyajian data. Miles and
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan display data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah bersifat sementara dan
berdasarkan hasil pengumpulan data dan wawancara, yang peneliti peroleh dari
Perusahaan X telah mengalami beberapa krisis pada kasus yang baru dialami
adalah saat terjadinya pandemi Covid-19 hal ini sangat berdampak pada
itu karena Covid-19, kasus awal pandemi di bulan Maret tahun lalu
perusahaan kami awalnya masih stabil ya, tapi saat itu ada kebijakan
kemudian juga ada kebijakan kantor – kantor untuk WFH (Work From
sekali berita hoax yang beredar dan kurangnya edukasi mengenai Covid-19
dalam menangani isu tersebut dilakukan dengan berusaha cukup cepat tanggap.
langsung tapi dengan keadaan WFH kita hanya bisa komunikasi by chat,
karyawan kurang aware terhadap pandemi ini kita tidak bisa memonitor
kami yang terkena Covid-19 menjadikan isu – isu yang simpang siur yang
Covid-19
meningkatkan reputasi dan citra perusahaan baik dimata internal perusahaan dan
juga di eksternal perusahaan. Dan tentu saja selain citra dan reputasi diharapkan
adanya awareness dari karyawan dan publik terhadap perusahaan X hal ini sangat
dibutuhkan.
“Tujuan manajemen krisis komunikasi ini paling utama kami adalah untuk
dilakukan tentu
saja dilakukan untuk internal dan eksternal perusahaan, kami juga ingin
pemerintah di saat
manajemen krisis
komunikasi yang memang pada saat ini berfokus pada pandemi Covid-
19.”
adanya kerja sama dari pihak – pihak yang sangat berperan dan faktor pendukung
penting dalam penanganan krisis pandemi yang terjadi. Pada sesi wawancara
narasumber 2 menjelaskan bahwa kegiatan atau program yang dibuat oleh tim
manajemen krisis dan manajemen perusahaan X ini berjalan baik dari seluruh
karyawan semua golongan ya dan juga pihak luar seperti vendor dan
kami dengan baik kalau mereka tidak support dan partisipasi tentunya
area yang dipakai bersama dengan memberikan tulisan seperti gambar dibawah ini
:
Seperti gambar diatas sosialisasi diterapkan di area seperti di toilet dan juga di
dari terkena virus Covid-19, Kegiatan test Covid-19 yang dilakukan secara
“Perusahaan kami tentu saja juga tidak bisa menghindari kalau ada
karyawan yang positif Covid dan karna kasus positif di perusahaan kami
khusus untuk para karyawan dengan mengundang tenaga ahli untuk membahas
“Tentu saja ada beberapa dampak baik yang kami terima di pihak
Covid-19
hanya para karyawan tetapi pihak eksternal masih belum bisa menyesuaikan
dengan peraturan yang ada maka dari itu dibuatkan sanksi bagi pihak yang
Selain adanya new normal di tengah masyarakat juga adanya perbedaan tujuan
publik :
“Memang kami memiliki tujuan yang berbeda dengan tim sales dan
marketing hal ini lah yang menjadi hambatan apalagi di masa krisis
mementingkan penjualan produk maka dari itu kami sampai saat ini
masih belum menemukan program maupun kegiatan apa yang
manajemen Perusahaan X tentu saja membantu tim marketing dan sales membuat
program diskon ini sangat membantu pihak marketing dan sales agar
terus bersemangat menjual produk kami, isu – isu yang beredar di tengah
masyarakat ini kami masih belum menemukan program apa yang akan
Kegiatan yang dilakukan perusahaan tentu saja tidak berjalan dengan baik dengan
atau SP 1 ya, diharapkan dari sanksi yang diberikan memberikan efek jera
kebaikan bersama.”
Covid-19
Dalam melakukan kegiatan yang dilakukan Perusahaan X adanya penanggulangan
serta upaya pencegahan yang dilakukan seperti melakukan survei, review dan juga
program kamu apakah berjalan baik atau tidak. Kalau berjalan dengan
baik kami terus menjalankan program tersebut kalau kurang tepat kami
program yang kami buat secara berkala setiap satu sampai dua bulan
kami lakukan, program – program yang dibuat apakah tepat jika tidak
berikut :
3.2 Pembahasan
Dari mengetahui penyebab krisis pada perusahaan X adalah masa pandemi Covid-
19 yang melanda dunia terutama di Indonesia tepatnya pada tahun Maret 2020.
krisis karena bencana alam, krisis karena kecelakaan industri, krisis produk
kurang sempurna. krisis karena persepsi publik, krisis karena hubungan kerja yang
buruk, krisis karena kesalahan strategi bisnis, krisis karena terkait masalah
atau humas untuk membantu perusahaan mengatasi permasalahan yang ada seperti
Kegiatan public relations ada dua jenis bentuk publik yaitu internal dan eksternal.
eksternal diperlukan untuk memelihara ruang lingkup publik yang berada di luar
lain :
pimpinan dan
dengan cara
formal dan informal hal tersebut guna untuk mengetahui kritik dan
saran sehingga
berdampak
harus membuat
menjembatani
mengkomunikasikan yang
agar dapat
untuk
memperkenalkan
mengurangi biaya
menyesuaikan
Kegiatan yang dilakukan yang dilakukan dengan cara sosialisasi terhadap social
Covid-19
manajemen krisis komunikasi pada masa pandemi Covid-19. Krisis yang terjadi
kejadian yang sangat berdampak besar yang mengarah ke arah negatif dan dapat
krisis adalah untuk menghentikan dampak negatif dari suatu peristiwa melalui
upaya persiapan dan penerapan beberapa strategi dan taktik. Dengan turut serta
yang telah terjadi karena pandemi Covid-19. Beberapa kegiatan dan program yang
karyawan, dengan mengirimkan email blast seputar Covid-19 hal ini diharapkan
secara tidak langsung mengedukasi karyawan terhadap penanganan dan isu yang
physical distancing hal ini juga membuat suatu kebiasaan baru yaitu new normal
ditengah karyawan, salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan adalah program
test Covid-19 yang dilakukan secara berkala ini diharapkan membuat karyawan
merasa nyaman, aman dan meningkatkan rasa loyal terhadap perusahaan karena
program yang dilakukan hal ini amat sangat membantu perusahaan namun juga
positif Covid-19.
3.2.4 Hambatan Manajemen Krisis Komunikasi Perusahaan X saat Pandemi
Covid-19
dilakukan tidak selamanya berjalan dengan baik dengan adanya new normal pasca
juga pada internal perusahaan banyak yang melanggar kebijakan dan peraturan
langsung citra perusahaan hanya baik di internal namun tidak baik di eksternal
perusahaan.
Covid-19
untuk tetap mengajukan beberapa kegiatan dan program yang baik untuk
berdampak positif bagi perusahaan, jika muncul awareness pada internal dan
eksternal maka perusahaan akan segera melewati masa – masa krisis pandemic
Covid-19.
4.1 Kesimpulan
X memiliki krisis pandemi Covid-19 ini yang ditangani oleh manajemen krisis
perusahaan yaitu Humas perusahaan dan juga dibantu oleh Human Resources,
menentukan tujuan manajemen krisis ini dibuat, proses dan kegiatan dalam
penanganan krisis, hambatan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan dan program
yang telah dilaksanakan dan evaluasi dari kegiatan dan program yang dilakukan
Dapat diketahui dari pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 merupakan
penyebab Perusahaan X mengalami krisis yang terjadi baik pada internal dan
menangani krisis yang terjadi serta membangun reputasi serta citra Perusahaan X,
dalam membangun reputasi serta citra juga sangat sulit dilakukan dengan ini
terjadi.
informasi di email serta pada fasilitas atau tempat yang dilakukan secara
test Covid-19 yang dilakukan secara berkala hal ini diharapkan adalah dapat
Namun ada beberapa hambatan yang dirasakan setelah melakukan kegiatan yaitu
perusahaan kemudian dibuatlah sanksi untuk setiap yang melanggar peraturan dan
terus melaukan review, evaluasi dan juga merevisi dari kegiatan yang dilakukan
bila dirasa kurang efektif hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti menetapkan rekomendasi sebagai berikut :
komunikasi dengan segala hal yang kurang pada penelitian ini dapat
perusahaan dan juga kepada Public Relations dalam menangani krisis sesuai
dengan kebijakan dan kegiatan yang dilakukan dapat dirasakan manfaat dari
pelaksanaan tersebut.
Daftar Pustaka
Ruslan, Rosady. 2014. Buku Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi
Glen, M. B, Bey-Ling, Sha. 2013. Cutlip & Center’s Effective Public Relations.
Nova, Firsan. 2011. Buku Crisis Public Relations. Jakarta : PT. Grafindo Persada.
Kriyantono, Rachmat. 2015. Buku Public Relations, Issue & Crisis Management
Pendekatan Critical Public Relation, Etnografi Kritis & Kualitatif. Jakarta : PT.
Media.
Parera, Elizabeth, Waldetrudis. 2019. Manajemen Krisis PT. PLN (Persero) Tbk
Press Group.
Silviani, Irene. 2020. Buku Public Relations Sebagai Solusi Komunikasi Krisis.