Pengantar
Saat sedang sakit, pasti diantara kita jadi kurang bersemangat dalam menjalankan setiap aktivitas
sehingga menyebabkan kegiatan sehari-hari menjadi terganggu. Supaya tidak mudah sakit kita harus
selalu menjaga kesehatan dan bila terlanjur sakit harus segera diobati agar tidak semakin memburuk.
Layaknya sebuah tubuh manusia, setiap perusahaan juga bisa mengalami hal serupa yang sering disebut
dengan krisis. Saat terjadi krisis kegiatan perusahaan pun bisa terganggu atau bahkan terhenti total.
Untuk mengantisipasi krisis, perusahaan harus memiliki prosedur manajemen krisis yang memadai. Dan
bila terlanjur terjadi, krisis juga harus segera ditangani dan juga dikomunikasikan supaya tidak semakin
berlarut dan berkepanjangan. Dalam hal ini, peran Juru Bicara Perusahaan menjadi sangat krusial untuk
mengantisipasi kemungkinan terburuk dari krisis yang terjadi dalam Perusahaan.
Apa dan Bagaimana peran Juru Bicara Perusahaan dalam menghadapi Masa Krisis yang terjadi dalam
sebuah Perusahaan, mari kita simak materi ini.
A. Pengertian Krisis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, krisis adalah keadaan yang berbahaya (dalam menderita sakit)
parah sekali, keadaan yang genting/kemelut, keadaan suram (tentang ekonomi, moral, dan sebagainya).
Krisis diterjemahkan sebagai sesuatu yang datang secara mengejutkan serta menghadirkan ancaman bagi
organisasi, perusahaan, atau industri, begitu juga terhadap publik mereka, produk, layanan, ataupun nama
baik yang sudah dimiliki (Putra, 1999).
Coombs (2014) mendefinisikan krisis sebagai persepsi tentang peristiwa yang tidak dapat diprediksi,
mengancam harapan para pemangku kepentingan terkait dengan masalah kesehatan, keselamatan,
1
lingkungan dan ekonomi, dan secara serius dapat berdampak pada kinerja organisasi serta menghasilkan
hasil negatif.
Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa krisis merupakan suatu kejadian besar dan tidak terduga yang
memiliki potensi untuk berdampak negatif.
1. Victim Crisis
2. Accident Crisis
3. Preventable Crisis
1. Bad Reputation
2. Abnormality
2
b) Mengancam hidup dan keberadaan perusahaan seperti kerugian dan penutupan perusahaan itu
sendiri
3. Loss
a) Hasil negatif meliputi kematian, luka, perusakan properti, publisitas negatif, kerugian finansial
dan kerusakan lingkungan
Adapun 4 penyebab dasar terjadinya krisis dalam sebuah perusahaan antara lain
1. Teknologi
2. Manusia
3. Manajemen
4. Bencana Alam
Krisis yang melanda sebuah perusahaan dapat menimbulkan berbagai macam resiko seperti :
1. Intensitas masalah menjadi meningkat dan begitu pula dengan ketegangan di dalam perusahaan
tersebut
5. Merusak sistem kerja, etos kerja dan sendi sendi organisasi dalam perusahaan
Menjadi sebuah tanggung jawab perusahaan untuk bisa memastikan hal hal dibawah ini dimiliki setiap
Perusahaan agar siap dalam menghadapi krisis, antara lain:
1. Memiliki rencana manajemen krisis yang diperbarui setidaknya satu tahun sekali
3
4. Menyiapkan beberapa pesan manajemen krisis yang telah disetujui oleh bagian Legal
Manajemen Krisis
Manajemen Krisis adalah seperangkat faktor yang dirancang untuk memerangi krisis dan untuk
mengurangi kerusakan aktual yang ditimbulkan (Coombs, 2007)
Tujuan umumnya adalah untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif dari sebuah krisis
Manajemen krisis berfungsi untuk melindungi penyusun, organisasi, industri dan lingkungan dari bahaya
2. Crisis - Response
c) Berkomunikasi secara cepat, akurat dan konsisten melalui semua media komunikasi
3. Post-Crisis -Actions
a) Memberikan informasi kepada stakeholder tentang tindakan yang dilakukan untuk memulihkan
keadaan
c) Bekerja sama dengan Public Relation untuk memulihkan nama baik organisasi
Dengan demikian, langkah langkah yang harus dilakukan Perusahaan dalam menanggulangi krisis adalah
sebagai berikut :
4
2. Dalam memberikan respon, tim manajemen krisis harus menjaga akurasi dengan mengecek semua
fakta
3. Manfaatkan semua saluran komunikasi dan jangan lupa konsistensi harus tetap dijaga
4. Setiap ada perkembangan, Juru Bicara harus terinfo supaya selalu siap kapanpun dibutuhkan
5. Jadikan keselamatan publik sebagai prioritas utama, bila ada korban tunjukkan perhatian atau
simpati. Sediakan juga fasilitas konsultasi stress dan trauma bila diperlukan
Komunikasi Krisis merupakan kegiatan pemberi informasi untuk menjelaskan tentang terjadinya krisis,
baik yang disebabkan oleh bencana alam, gangguan teknis, kesalahan manusia maupun karena krisis
komunikasi.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Tim Juru Bicara Perusahaan dalam menghadapi
Krisis dengan menerapkan komunikasi krisis.
Merupakan hal utama yang harus dilakukan dalam menanggulangi krisis, model komunikasi krisis adalah
sebagai berikut.
1. Membentuk pengetahuan tentang krisis (lebih bersifat internal) menyamakan persepsi diantara
anggota perusahaan
2. Mempengaruhi persepsi publik tentang krisis, persepsi tentang organisasi dan segala upaya
organisasi mengatasi krisis (initial response dan corrective & reaction)
3. Memulihkan reputasi dan mengembalikan reputasi yang sempat hilang akibat krisis
2. Perusahaan membutuhkan media secara mutual dan perlu memperkuat kerja sama positif dengan
pihak media
5
Pemulihan Citra
Teori Pemulihan CItra dengan memperhatikan dua komponen yang perlu diperhatikan ketika terjadi
krisis yang terkait dengan pencitraan
2. Tindakan yang dibangun tersebut harus berkaitan dengan mempertimbangkan efek yang akan
muncul dan diharuskan efek yang ditimbulkan tersebut memunculkan reaksi positif
Dengan demikian, Juru Bicara Perusahaan perlu menyiapkan informasi yang benar beserta penjelasan
secukupnya untuk masing-masing tahapan yang akan dilaluinya.
Dalam Strategy Insight Public Relations (2020) dikatakan bahwa sebaiknya yang menyampaikan
informasi atau menjadi juru bicara saat krisis adalah:
1. CEO.
Dalam krisis tingkat parah atau melibatkan cedera/kematian, CEO harus menjadi wakil organisasi untuk
segera bertindak dan mengklarifikasi, serta menyatakan tanggung jawabnya untuk korban;
PR adalah pilihan yang sangat baik sebagai wakil organisasi di jam-jam pertama saat krisis terjadi dan
wartawan mulai berdatangan. Namun, PR tidak harus menjadi suara tunggal seluruh krisis. Sebaiknya
orang dalam divisi PR menjadi anggota dari tim manajemen krisis, terutama saat krisis komunikasi
sangat diperlukan;
3. Jajaran manajemen.
Jika orang PR diperlukan untuk memberikan informasi pada jam-jam pertama saat krisis, jajaran
manajemen dapat mengambil alih di jam-jam berikutnya. Jika diperlukan, jajaran manajemen dapat
menjadi juru bicara saat krisis sedang berlangsung. Baru pada saat jumpa pers, CEO dapat tampil sebagai
juru bicara
6
D. Tahapan dalam Manajemen AIM dalam Proses Perencanaan Komunikasi
Krisis
Dalam melakukan komunikasi krisis, seorang Juru Bicara Perusahaan harus berkomunikasi secara
singkat dan seksama. Selain itu sebagai bagian dari fungsi Kehumasan dalam menumbuhkan citra
Perusahaan, Juru Bicara harus memahami metode AIM dalam proses perencanaan komunikasi krisis.
a) Tim komunikasi krisis menentukan dan menghubungi stakeholder yang paling terimbas
dampaknya
b) Fokus pada informasi yang harus diberikan dan cara menunjukkan empati
a) Cepat mengumpulkan fakta, bertanggung jawab terhadap informasi yang diberikan dan
memposisikan diri sebagai stakeholder
c) Menyediakan arahan
d) Memberi alasan/pembenaran
Penutup
Krisis adalah suatu turning point yang dapat membawa permasalahan ke arah yang lebih baik atau lebih
buruk. Krisis yang tidak ditangani dengan baik umumnya akan berakibat buruk. Sebaliknya , krisis yang
dapat dipecahkan dengan baik justru akan membawa ke arah yang lebih baik. Oleh karenanya,
Perusahaan yang terkena krisis harus segera bertindak sebelum krisis itu melumpuhkan sendi-sendi
organisasi dalam Perusahaan dan menimbulkan krisis kepercayaan yang membuat penanganan krisis
menjadi suatu kemustahilan
Kumpulkan semua fakta yang ada, putuskan fakta mana yang dapat disiarkan dan kapan waktu yang
tepat untuk menyiarkan, siarkan fakta secara proaktif , berikan jawaban /tanggapan secara terus terang
7
dan terbuka dengan informasi yang aktual, tunjukkan keprihatinan/perhatian dan berkomunikasi secara
terus menerus (membuka saluran komunikasi 24 jam) merupakan langkah-langkah komunikasi krisis
yang perlu dilakukan setiap organisasi.
Melalui strategi komunikasi yang tepat diharapkan dapat menetralisir intervensi pihak ketiga yang
mungkin dapat memperparah krisis, mengurangi ketidakpastian, karena publik memperoleh informasi
yang cepat dan akurat , bahkan dukungan pihak ketiga untuk menyelesaikan krisis
SUMBER MATERI
Barton, L. 1993. Crisis in Organizations: Managing and Communications in the Heat of Chaos.
Cincinnati: South- Western Publishing
Puspitasari (2016) Komunikasi Krisis: Strategi Mengelola dan Memenangkan Citra di Mata Publik.
Jakarta: Penerbit Libri
Wiwoho,L.H. Memahami Peran Public Relations di Masa Krisis, 24 Agustus 2020 (Online). Available at
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/24/070356465/memahami-peran-public-relations-di-masa-
krisis?page=all#page2 (Accessed : 8 Juli 2021)