Anda di halaman 1dari 7

.

1 Manajemen Krisis
Pada hakekatnya praktik PR adalah kegiatan mengantisipasi,
berusaha melihat kejadian apa yang akan terjadi di masa mendatang. Juga
untuk melihat kecenderungan dan isu yang bisa berkembang sehingga
merusak hubungan yang penting. Krisis menciptakan perusahaan dalam
posisi menjadi perhatian masyarakat sehingga mempertanyakan
kompetensi manajemen perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus
berkomunikasi dengan cepat, akurat dan terampil dengan beberapa
kelompok penting seperti karyawan, media dan pemegang saham.
Definisi lain tentang krisis juga dikemukakan oleh Robert P. Powell
dalam bukunya Crisis A Leadership Opportunity (2005) yang menyatakan
bahwa: “krisis adalah kejadian yang tidak diharapkan, berdampak
dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong
organisasi kepada suatu kekacauan (chaos) dan dapat menghancurkan
organisasi tersebut tanpa adanya tindakan nyata. Sementara Steven Fink
dalam Crisis Management Planning for The Inevitable, mendefinisikan
krisis sebagai berikut: " Krisis adalah keadaan yang tidak stabil dimana
perubahan yang cukup signifikan mengancam, baik perubahan yang tidak
diharapkan ataupun perubahan yang diharapkan akan memberikan hasil
yang lebih baik. Ini biasanya merupakan proposisi 50-50, namun anda
dapat meningkatkan peluangnya". Maka dapat ditarik benang merah
bahwa krisis adalah suatu kejadian yang berdampak buruk yang dapat
mengacaukan stabilitas perusahaan atau organisasi.

.2 Tahapan Krisis
Dalam menangani krisis, suatu perusahaan atau organisasi
membutuhkan strategi?strategi yang ampuh. Krisis yang melanda suatu
perusahaan juga datang secara bertahap.
Menurut Steven Fink (Kasali, 1994), seorang konsultan krisis dari
Amerikamengembangkan konsep anatomi krisis yang dibagi atas empat
tahap. Tahap-tahap tersebut saling berhubungan dan membentuk siklus.
Lamanya masing-masing tahap tersebut tergantung pada sejumlah
variabel. Terkadang keempat tahap berlangsung singkat, tetapi ada
kalanya membutuhkan waktu berbulan-bulan. Menurut Steven Fink
(Kasali, 1994: 227-230), anatomi krisis itu berdasarkan tahapan-tahapan.
Ada empat tahapan krisis sebagai berikut :

1. Tahap Prodromal
Tahap prodromal adalah tahap ketika konflik mulai muncul
menjadi krisis. Tahap ini biasa disebut dengan warning stage yang
merupakan peringatan terhadap bahaya yang harus segera diatasi.
Namun, pada tahap prodromal, krisis belum terlihat jelas meskipun
terdapat isu-isu yang menyebar. Jarang adanya instansi yang
menyadari krisis pada tahap prodromal tetapi ada pula yang
menyadarinya hingga diketahui oleh pihak internal instansi kemudian
berhasil ditangani. (Handayani & Anom, 2010).
2. Tahap Akut
Tahap akut adalah tahap ketika krisis sudah terlihat dan disadari
oleh pihak internal maupun eksternal instansi. Isu pada tahap ini pun
telah banyak beredar di berbagai daerah dan juga di media. Semakin
kompleks isu yang beredar, maka semakin besar pula intensitas krisis
pada tahap akut. (Handayani & Anom, 2010).
Tahap akut merupakan pola krisis dimana persoalan mulai
muncul ke permukaan. Tahap ini terjadi biasanya karena kelengahan
manajemen untuk menanggapi tahap prodromal. Tidak jarang, pihak-
pihak yang memiliki kepentingan berbeda memanfaatkan krisis ini
secara maksimal. Tahapan ini terjadi ketika krisis telah muncul ke
permukaan atau ke publik sehingga para konsumen telah mengetahui
krisis yang terjadi pada produk tersebut. Pada tahap ini krisis sudah
kelihatan dan orang menyadari krisis sudah terjadi.
Salah satu kesulitan besar dalam menghadapi krisis pada tahap
akut ini adalah intensitas dan kecepatan serangan yang datang dari
berbagai pihak menyertai tahap ini. Kecepatan ditentukan oleh jenis
krisis yang menimpa perusahaan, sedangkan intensitasnya ditentukan
oleh kompleksnya permasalahan. Tahap akut merupakan antara krisis
berikutnya, yakni tahap kronis.
3. Tahap Kronis
Pada tahap ini krisis telah berlalu dan yang tinggal hanyalah
puing-puing masalah akibat krisis. Korban juga sudah banyak yang
berjatuhan akibat krisis ini. Jadi tahap ini lebih mempersoalkan
bagaimana membersihkan kerusakan-kerusakan akibat krisis.
Ini merupakan tahap untuk melakukan pemulihan dan analisa
diri. Ada langkah-langkah yang dilakukan, seperti pergantian
manajemen, perusahaan struktur perusahaan atau perubahan nama
perusahaan. Tahap kronis adalah tahap terenyuh. Kadang-kadang
dengan bantuan seorang krisis manager yang handal, perusahaan
akan memasuki keadaan yang lebih baik, sehingga pujian-pujian
berdatangan dan penyembuhan (resolusi) mulai berlangsung.
4. Tahap Resolusi (penyembuhan)
Tahap penyembuhan atau tahap resolusi, manajemen harus
memulihkan kekuatan agar kembali seperti sediakala hingga dapat
melanjutkan aktivitas sebelumnya dengan normal kembali. Tahap ini
adalah tahap penyembuhan (pulih kembali) dan tahap terakhir dari 4
tahap krisis. Meski bencana besar dianggap sudah berlalu, kkrisis
manager tetap perlu berhati-hati, karena riset dalam kasus-kasus
krisis menunjukan bahwa krisis tidak akan berhenti begitu saja pada
tahap ini. Krisis umumnya berbentuk siklus yang akan membawa
kembali keadaan semula (tahap prodromal). Bila pasien yang sedang
dalam proses penyembuhan (tahap resolusi) tidak dapat menahan diri,
dan bila penyembuhannya tidak tuntas benar, ia akan kembali lagi ke
tahap prodromal.

.3 Strategi Penanganan Krisis


Strategi yang digunakan praktisi Public Relations dalam merespon
krisis menunjukkan bagaimana sikap yang diambil oleh organisasi pada
saat krisis sedang berlangsung, sehingga posisi Public Relations dalam
manajemen krisis bisa diibaratkan sebagai ujung tombak. Agar fungsi
strategis ini dapat dijalankan dengan baik, posisi bidang Public Relations
harus langsung dibawah pimpinan puncak. Menurut Cultip & Center,
dalam bukunya Effective Public Speaking mengatakan bahwa idealnya
bagian Humas dimasukkan dalam staf inti, langsung berada dibawah
pimpinan (decision making) atau top managers, agar lebih mampu dalam
menjalankan tugasnya. Dengan posisi tersebut Praktisi PR/Humas dapat
mengetahui secara langsung latar belakang dari suatu keputusan yang
diambil oleh pimpinan lembaga, sehingga langsung mendapat bahan
informasi untuk disampaikan kepada public yang bersangkutan. Dengan
demikian insan public relations mempunyai kewenangan yang
memungkinkanfungsi tersebut dapat dijalankan secara efektif. Dalam
kaitannya dengan penanganan krisis, public relations memiliki tanggung
jawab besar, mengingat dampak negatif dan kerugian besar, bahkan citra
organisasi atau perusahaan akan terancam dengan adanya krisis.
Praktisi Public Relations sebagai yang ikut berkepentingan
menangani krisis, dapat menggunakan strategi 3P, sebagai berikut :
(Ruslan, 1994 : 104-106)
a. Strategi pencegahan
Adalah tindakan preventif melalui antisipasi terhadap situasi
krisis. Dalam hal ini Public Relations dituntut memiliki kepekaan
terhadap gejala-gejala yang timbul diawal sebelum krisis terjadi,
dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir strategis dalam
menganalisa dan sekaligus memposisikan masalah krisis agar
nantinya dapat dicegah secara dini.
b. Strategi persiapan
Bila krisis tidak dapat dicegah sejak dini, maka diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
 membentuk tim krisis harus selalu mengadakan komunikasi
agar suasana krisis dapat terpantau
 tim krisis harus dapat informasi yang jelas dan akurat tentang
perkembangan krisis, sehingga informasi yang diberikan
kepada pers tidak menyimpang dengan situasi yang
sebenarnya.
c. Strategi penanggulangan
Yaitu apabila strategi pencegahan dan persiapan tidak
sempat dilaksanakan, langkah terakhir yang diambil strategi
penaggulanganyaitu masa kuratif. Dalam strategi
penanggulangan terdapat langkah-langkah yang harus diambil
sesuai dengan situasi dan kondisi. Penanggulangan krisis harus
segera diatasi, sebab hal tersebut dilakukan agar krisis tidak
menyebar dan berkembang ke sektor lain. Selain itu agar
operasional organisasi tidak terganggu dan berjalan efektif.
Dengan mengevaluasi krisis yang terjadi bertujuan untuk
melihat sejauh mana perkembangan krisis di masyarakat, serta
untuk mengetahui dimana kelemahan dan kelebihan dalam
pelaksanaan program manajemen krisis.
Dalam menangani krisis perlu diambil langkah–langkah yang tepat
agar penanganan dapat berjalan secara baik dan kondisi perusahaan atau
organisasi dapat berjalan kondusif kembali. Berikut langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam mengelola krisis, menurut Iriantara (2004:
124):
1. Identifikasi krisis
Dalam mengidentifikasi krisis, praktisi public relations
melakukan penelitian, yang penelitiannya bisa saja bersifat informal
dan kilat, bila krisisnya terjadi sedemikian cepat. Katakanlah di sini
praktisi public relations mendiagnosis krisis tersebut. Diagnosis itu
merupakan langkah awal yang penting untuk mendapatkan data dan
informasi yang akan digunakan untuk melakukan tindakan.
2. Analisis krisis
Data dan informasi yang dikumpulkan tersebut untuk selanjutnya
diurai, baik bagian per bagian, artinya melakukan analisis parsial atau
analisis menyeluruh. Analisis ini dilakukan sebagai dasar untuk
menentukan pengambilan tindakan yang tepat.
3. Isolasi krisis
Krisis adalah penyakit. Kadang bisa juga berarti lebih dari
sekadar penyakit biasa, ia adalah penyakit menular. Untuk mencegah
krisis menyebar luas ia harus diisolasi, dikarantinakan sebelum
tindakan serius dilakukan.
4. Pilihan Strategi
Sebelum langkah berkomunikasi dilakukan, setelah melakukan
analisis dan mengisolasi krisis, penting untuk menentukan strategi
mana yang akan dipergunakan. Strategi generik dalam menangani
krisis ini ada tiga bentuk, menurut Iriantara (2004: 124):
a. Strategi Defensif, langkah-langkah yang diambil untuk strategi ini
adalah :
 Mengulur waktu
 Tidak melakukan apa-apa
 Membentengi diri sekuat-kuatnya
b. Strategi Adaptif langkah yang diambil untuk strategi ini mencakup
hal-hal yang lebih luas, yakni :
 Mengubah kebijakan
 Memodifikasi operasional
 Kompromi
 Meluruskan citra
c. Strategi Dinamis langkah yang diambil untuk strategi ini bersifat
makro dan dapat mengubah karakter organisasi. Pilihan dalam
strategi ini mencakup :
 Merger dan akuisisi
 Investasi baru
 Menjual saham
 Meluncurkan produk baru/menarik peredaran produk lama
 Menggandeng kekuasaan
 Melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian
5. Program Pengendalian
Program pengendalian adalah langkah penerapan yang dilakukan
menuju strategi generik yang dirumuskan. Umumnya strategi generik
dapat dirumuskan jauh-jauh hari sebelum krisis timbul, yakni sebagai
pedoman agar para eksekutif bisa mengambil langkah yang pasti.
Berbeda dari strategi generik, program pengendalian biasanya
disusun di lapangan ketika krisis muncul.

Anda mungkin juga menyukai