MAKALAH KEPEMIMPINAN
Oleh Kelompok 5 :
1. Afdhal Syauqi (186110730)
2. Afifah Salsabila (186110731)
3. Athia Sry Meylanda (186110736)
4. Avriel Zanny Dilla (186110737)
5. Azimatul Amini (186110738)
6. Muhammad Taufik Akbar (186110752)
7. Natasya Putri Amanda (186110755)
8. Voni Novita (186110768)
Dosen pemimbing :
Yannurdin, SKM, M.Sc
Alhamdulillah rasa syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat beriring salam penulis sampaikan pula pada baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah kepada zaman
peradaban yang berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.
Makalah ini diajukan sebagai tugas perkuliahan pada mata kuliah Kepemimpinan
Program Studi Sarjana Terapan Promosi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Padang. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
pembuatan makalah lain di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
2.1 Perbedaan Manager dan Pemimpin..............................................................................
2.2 Konsep dan Struktur Kepemimpinan Organisasi.........................................................
2.3 Permasalahan Kepemimpinan Berbasis Data (Fakta dan Opini).................................
2.4 Gaya Kepemimpinan dalam Penyelesaian Masalah Organisasi...................................
2.5 Solusi Terhadap Permasalahan Internal dan Eksternal Organisasi .............................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencapaian tujuan organisasi merupakan fokus utama dibentuknya organisasi, baik
organisasi publik maupun publik maupun organisasi bisnis. Suatu organisasi akan berhasil
dalam mencapai tujuan dan programprogramnya bila orang yang bekerja dalam organisasi
itu dapat melakukan tugasnya yang baik sesuai dengan bidangnya dan tanggung jawabnya
masing-masing. Agar orang-orang bekerja dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, maka diperlukan seorang pemimpin yang dapat memberikan
pengaruhnya dan mengarahkan segala sumber daya yang ada ke arah pencapaian tujuan.
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh
seorang pemimpin. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang
mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting.
Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan
kelebihankelebihan tertentu pada manusia.
Kemampuan manusia berbeda-beda ada yang memiliki kelebihan dan ada yang terbatas
kemampuannya dalam memimpin. Di sini timbul kebutuhan akan pemimpin dan
kepemimpinan. Bass (1998) mengemukakan bahwa dalam situasi saat ini diperlukan para
pemimpin organisasi yang mampu menghadapi perubahan secara berkesinambungan.
Dengan demikian, organisasi dapat bersaing dalam situasi ekonomi yang berubah secara
cepat, kepemimpinan yang diperlukan saat ini adalah kepemimpinan yang dapat
meningkatkan kesadaran bawahan dengan memberikan dorongan cita-cita dan nilai moral
yang lebih tinggi serta pengembangan potensi dan kinerja bawahannya. Ackoff (1999) dan
Reddin mengemukakan bahwa selain pemimpin, karyawan juga menentukan keberhasilan
suatu perusahaan. Untuk itu dibutuhkan karyawan yang mempunyai sifat dan sikap aktif,
seperti daya tanggap yang tinggi, inisiatif dan kreatif serta kepekaan beradaptasi dengan
lingkungan. Kesemuanya ini akan dapat meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri. Tanpa
adanya dukungan antara pemimpin ditandai oleh pengaruh pemimpin untuk mengubah
perilaku karyawannya menjadi seorang yang merasa mampu dan bermotivasi tinggi.
Pemimpin mengubah bawahannya sehingga tujuan organisasi dapat dicapai bersama.
Siagian (1998) juga memperkuat pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa keberhasilan
atau kegagalan yang dialami sebagian besar organisasi ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang diserahi tugas memimpin organisasi
tersebut. Pfeffer dalam Herlina (1998) mengatakan bahwa pada sejumlah perusahaan untuk
mencapai keunggulan yang berkesinambungan, tidak lagi hanya bergantung pada teknologi,
hak paten, ataupun posisi strategis, tetapi lebih menekankan pada bagaimana persahaan
mengelola tenaga kerja (sumber daya manusia).
Sumber daya manusia di organisasi saat ini semakin diperhatikan disetiap kegiatan
terutama diarahkan untuk pencapaian tujuan. Robbins, (2006) mengatakan organisasi
merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang
reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan.
Tindakan-tindakan dari setiap kegiatan dalam organisasi ditentukan oleh sumber daya
manusia yang menjadi bagian dalam organisasi. Setiap organisasi membutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas baik pemimpin maupun anggota atau bawahan dalam
mengerjakan tugas dan tanggung jawab untuk tercapainya tujuan.
Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan manusia,
walaupun kehidupan masyarakat kelihatan sangat damai dan rukun belum tentu masyarakat
itu tidak mempunyai konflik. Konflik sering terjadi karena terdapat beraneka ragam
karakter, sifat, perilaku yang dimiliki individu yang berbeda satu sama lain.
Konflik terjadi apabila dalam hubungan antara dua orang atau kelompok, perbuatan
yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling
terganggu. Perbuatan dapat mengganggu karena tidak didukung, tidak memudahkan
kegiatan yang sedang berlangsungf atau dapat merugikan sehingga dengan adanya suatu
konflik yang terjadi merusak suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan manager dan pemimpin?
2. Apa saja konsep dan struktur kepemimpinan?
3. Bagaimana masalah dalam berbasis data?
4. Apa saja gaya-gaya kepemimpinan?
5. Apa solusi terhadap masalah internal dan eksternal dalam organisasi
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan manager dan pemimpin
2. Untuk mengetahui konsep dan struktur kepemimpinan
3. Bisa menjelaskan permasalah kepemimpinan dalam berbasis data
4. Mengetahui gaya-gaya kepemimpinan
5. Mengetahui solusi terhadap masalah internal dan eksternal dalam organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan Manager dan Pemimpin
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat
kepemimpinan personality atau authority (berwibawa). Ia disegani dan berwibawa
terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta didukung
perilakunnya yang baik. Pemimpin (leader) dapat memimpin organisasi formal maupun
informal, dan menjadi panutan bagi bawahan (pengikut)nya. Biasanya tipe
kepemimpinannya adalah “partisipatif leader” dan falsafah kepemimpinannya adalah
“pimpinan untuk bawahan”.
Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam praktek
kepemimpinannya hanya berdasarkan “kekuasaan atau authority formalnya”
saja. Bawahan atau karyawan atau staf menuruti perintah-perintahnya karena takut
dikenakan hukuman oleh manajer tersebut. Manajer biasanya hanya dapat memimpin
organisasi formal saja dan tipe kepemimpinannya ialah “autocratis leader” dengan
falsafahnya ialah bahwa “bawahan adalah untuk pemimpin”.
Ini adalah salah satu contoh yang terjadi dalam timbulnya permasalahan dalam organisasi itu
sendiri. Masalah etika selalu timbul dalam situasi yang melibatkan orang lain, tetapi
seringkali organisasi lebih banyak menyoroti masalah etika ini daripada pihak – pihak
lainnya. Pelanggaran terhadap etika yang telah diterima secara umum merupakan masalah
yang harus diwaspadai dalam organisasi. Charles Saxon, kartunis majalah The New Yorker,
menerbitkan serial kartun bisnis berjudul “ kejujuran adalah salah satu kebijakan yang lebih
baik”, yang menyinggung mengenai masalah etika dalam organisasi bisnis diperlukan, dan
mungkin bermanfaat bagi kita untuk mempelajari beberapa masalah etika dalam konteks
pembuatan keputusan mengenai pekerjaan dalam organisasi.
Masalah etika dalam organisasi dikelompokkan menjadi 2 bagian, seperti yang saya kutip
dari blog aaipoel.wordpress.com :
Mengenai praktik organisasi di tempat kerja
Ini akan terjadi apabila seseorang baik dari tingkat atasan atau bagian terpenting dalam
suatu organisasi mengambil suatu keputusan yang sepihak tanpa mendiskusikannya terlebih
dahulu. Permasalahan yang akan timbul diantaranya ketidakpercayaan antar anggota didalam
organisasi sehingga menimbulkan perpecahan dalam organisasi.
Permasalahan Dalam Koordinasi Antar Organisasi Baik Internal Maupun
Eksternal
Permasalahan ini bahkan terkadang muncul pada sebuah organisasi yang sudah mapan
dan memiliki pengalaman. jika tidak ada koordinasi antar anggota organisasi maka sering kali
menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya
sebuah program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui
batasan-batasan jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antar
penanggungjawab. Hal tersebut akan menimbulkan terjadinya ketidakseimbangan dalam
pelaksanaan tugas kerja karena disaat ada anggota yang mengerjakan tugas, yang lain
mengalami kekosongan pekerjaan. Hal tersebut tentunya yang tidak diinginkan terjadi dalam
sebuah organisasi, bahkan oleh yang sudah mapan sekalipun.
· Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula.
Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada
program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham.
Peranan Konflik
Seperti yang saya kutip dari tulisan Juanita, SE, M.Kes. ada berbagai pandangan
mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan tradisional mengatakan bahwa konflik
hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu
dilenyapkan. Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan ditiadakan.
- Konflik ditimbulka karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam
kepemimpinan.
- Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen
tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat berakibat baik
maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan
mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan
dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
- Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
- Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah.
Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di dalam suatu
organisasi.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat
mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka
atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk
sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita meliha konflik yang terjadi dari
semua sudut pandang.
Identifikasi sumber masalah
Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah
kepada sebab konflik.
Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang
tepat.
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan
konflik :
A. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas
kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu
membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan
kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win solution) akan
terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang
berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-bawahan, dimana
atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
B. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik
ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menag
kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak
mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang
baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika
salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan
persoalan tersebut.
C. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain
mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour.
Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin
tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan
pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
D. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama
–sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan
mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-
win solution)
E. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menag dengan saling bekerja sama
Cara pemecahan masalah itu sendiri tergantung seberapa kreatifkah kita menyikapi masalah,
dan bagaimana mengambil cara yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah. Sayangnya,
pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi terbaik. Secara tipikal, dalam
pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima atau
kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal (Whetten & Cameron,
2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan
masalah baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah awal.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P, Drs, H., Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi
Aksara, Edisi Revisi, 2007.
Nanus, B. alih bahasa oleh Frederick Ruma. 2001. Kepemimpinan Visioner. Jakarta :
Prenhallindo.
Krause, D. G. 2000. The Way of The Leader. Diterjemahkan oleh PT Gramedia Dengan
Judul Kiat Sang Pemimpin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Jurnal Elektornik Rekaman (Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi) Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo Putu Rani Susanthi