Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

KEPIMPINAN

Dr. Asmara Indah ingwati, S.t., S.P.d., M.M

Kelas 3 – SM 6
Nama Anggota dari kelompok 11 :
1.) Dhean Arfia Sabriana (1810211601)
2.) Titik Tri Lestari (1810211602)
3.) Nisa Elok Ayu Lestari (1810211603)
4.) Moch . Andhika (1810211604)

STIESIA Surabaya
2019/2020
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................. iii


BAB I.............................................................................................4
Pendahuluan ..........................................................................4
1.1 latar belakang.....................................................................4
1.2 rumusan masalah................................................................4
1.3 tujuan................................................................................4
BAB II..............................................................................................5
Pembahasan............................................................................5
2.1 pengertian kepimpinan.......................................................5
2.2 fungsi dan peran kepimpinan...............................................6
2.3 macam – macam peranan kepimpinan...................................7
2.4 pendekatan kepimpinan........................................................9
2.5 macam – macam gaya kepimpinan.........................................11
2.6 tugas – tugas kepimpinan dalam SDM...................................13
2.7 implikasi teori kepimpinan dalam SDM.................................14
BAB III.............................................................................................16
Penutup...................................................................................16
3.1 kesimpulan.........................................................................16
3.2 saran .................................................................................16
Daftar pustaka................................................................................17

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah manajemen sumber daya manusia yang
berjudul “kepimpinan” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian dan macam-macam
kepimpinan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

MOCH ANDHIKA TITIK TRI L


NISA ELOK AYU L DHEAN ARFIA S

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu
keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau
sebuah organisasi untuk "memimpin" atau membimbing orang lain,
tim, atau seluruh organisasi.
Kepimpinan menurut agama islam Pada hakikatnya setiap manusia
adalah seorang pemimpin dan setiap orang akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Manusia sebagai
pemimpin minimal harus mampu memimpin dirinya sendiri. Dalam
lingkungan organisasi harus ada pemimpin yang secara ideal dipatuhi
dan disegani oleh bawahannya. Kepemimpinan dapat terjadi melalui
dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership) dan
kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal
terjadi apabila dilingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam
organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih
melalui proses seleksi, sedang kepemimpinan informal terjadi, di mana
kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang
yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan
khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu
memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari
anggota organisasi yang bersangkutan.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa pengertian kepimpinan ?
b. Cara mengimplikasikan kepimpinan?
c. Bagaimana cara mengetahui kepimpinan didalam setiap individu?

1.3 Tujuan
Mengetahui arti dan menerapkan kepimpinan dalam kehidupan sehari-
hari.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kepimpinan

Pengertian Kepemimpinan (Leadership) – Kepemimpinan adalah


salah fungsi Manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi
dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah
direncanakan sehingga mencapai sasaran dan tujuan organisasinya.
Kemampuan kepemimpinan atau Leadership seorang Manajer akan sangat
mempengaruhi kinerja organisasi terutama dalam hal pencapaian tujuan
organisasinya.

Ada banyak ahli manajemen yang merumuskan definisi-definisi


tentang Kepemimpinan atau Leadership ini. Salah satu diantaranya adalah
definisi Kepemimpinan menurut Gareth Jones and Jennifer George
(2003:440). Menurutnya, Kepemimpinan adalah proses dimana seorang
individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami,
memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan
mereka guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasi.

Menurut Stephen P. Robbins (2003:40), Kepemimpinan adalah


Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya
tujuan. Sedangkan definisi Kepemimpinan menurut Richard L. Daft
(2003:50) adalah Kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah
kepada pencapaian tujuan. Dari beberapa definisi tersebut, sangat jelas
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah fungsi manajemen yang erat
keterkaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi.
Orang yang melakukan fungsi kepemimpinan ini biasanya disebut dengan
“pemimpin” atau dalam bahasa Inggris disebut dengan “Leader”.
Berdasarkan definisi dari Ricky W. Griffin (2003:68), Pemimpin adalah
individu yang mampun mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus
mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh
orang laim sebagai pemimpin.
Untuk menjalankan organisasinya dengan optimal, seorang manajer harus
memiliki sifat kepemimpinan. Pada dasarnya Kepemimpinan dan
Manajemen merupakan dua hal yang berbeda, namun kedua-duanya
memiliki juga persamaan dan keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan.
untuk mencapai tujuan organisasi yang direncanakan, Seorang Manajer
yang menjalankan Manajemen harus dapat bertindak sebagai Pemimpin
juga.
Pengertian peran itu sendiri adalah adalah perilaku yang diatur dan
diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di
atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat
perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya
sebagaiseorangpemimpin.

5
6

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat


berperan dengan baik, antara lain:
a. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan
pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain
terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
b. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk
tumbuh dan berkembang
c. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca”
situasi
d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui
pertumbuhan dan perkembangan.
e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila
setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk
mencapai tujuan organisasi.

2.2 Fungsi dan peran kepimpinan

Beberapa peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:


1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya
tujuan organisasi.

2. Fungsi memandang ke depan


Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan
mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses
pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab
seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di
dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-
hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk
para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk
mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi
teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari –
hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak
pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak
akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka
hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan
7

sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah


ditetapkan dalam rencana .

5. Fungsi mengambil keputusan


Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk
melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang
berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi,
referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

6. Fungsi memberi motivasi


Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi
yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah
yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat
diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih
payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

2.3 Macam-Macam Peranan Kepemimpinan


1. Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya
dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan
mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas
pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat
keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan
menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini
keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
a. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang
manajermemperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal
lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan
dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim,
mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya.
b. Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-
alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
2. Peran Kepemimpinan Dalam Membangun Tim
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan
pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas
sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa
mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan
akhir yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam sebagian hubungan
8

c. Mengilhami kerja tim


d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.
3. The Vision Role
Sebuah visi adalah pernyataan yang secara relatif mendeskripsikan aspirasi
atau arahan untuk masa depan organisasi. Dengan kata lain sebuah
pernyataan visi harus dapat menarik perhatian tetapi tidak menimbulkan
salah pemikiran.
Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para
pemimpin harus menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu
dan unit-unit kerja.
4. Peran Pembangkit Semangat
Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang
pemimpin adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat
dijalankan dengan cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat
diberikan dalam bentuk penghargaan dan insentif. Penghargaan adalah
bentuk pujian yang tidak berbentuk uang, sementara insentif adalah pujian
yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian
insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama
dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan semangat kerja
jika diberikan secara tepat, artinya sesuai dengan tingkat kebutuhan
karyawan yang diberi insentif, dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi
dalam organisasi , serta diberikan dalam suatu ‘event’ khusus.
Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan
dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak
langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat
diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja,
penambahan staf yag berkualitas, perbaikan lingkungan kerja, dan
semacamnya.
5. Peran Menyampaikan Informasi
Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya
walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi
jika komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan
itu tidak akan bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat dan
koordinasi kerja di dalamnya jelek. Penyampaian atau penyebaran
informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-
benar sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat
yang diharapkan.
Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar
diketahui dampak internal maupun eksternalnya. Monitoring tidak dapat
dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus betul-betul dirancang secara efektif
dan sistemik. Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan peran
9

consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar organisasi


secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai
orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang
lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu
memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang
mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.
2.3 Peranan Kepemimpin dalam Mengendalikan Konflik
Konflik dapat diibaratkan seperti api ysng dapat membakar dan menjalar
kemana- man dan memusnahkan jika tidak ditangani secara baik. Proses
pengendalian konflik itu bermula dari persepsi tentang konflik itu sendiri,
apa komponennya dan bersumber dari mana, kemudian menuju ke tahap
realisasi, penghindaran, intervensi, pemilihan strategidan implementasidan
evaluasi dampak yang ditimbulkan oleh konflik.

2.4 Pendekatan Kepemimpinan

1. Pendekatan Sifat
Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin iti
dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan
pemikiran “Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun
temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat
memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerima
warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun
dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan
kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang
termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.

Kemudian timbul teori baru yaitu “Physical Characteristic Theory”


(teori dari Fisik). Kemudian timbul lagibahwa pemimpin itu dapat
diciptakan melalui latihan sehingga setiap orang mempunyai potensi untuk
menjadi pemimpin. Para ahli umumnya memiliki pandangan perlunya
seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang baik. Pandangan semacam
ini dinamakan pendekatan sifat. Adapun sifat-sifat yang baik yang harus
dimiliki seorang pemimpin yaitu:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Cakap, cerdik dan jujur
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Tegas, berani, disiplin dan efisien
e. Bijaksana dan manusiawi
f. Berilmu
g. Bersemangat tinggi
h. Berjiwa matang dan berkemauan keras
i. mempunyai motivasi kerja tinggi
j. Mampu berbuat adil
k. Mampu membuat rencana dan keputusan
l. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar
m. Mendahulukan kepentingan orang lain.
10

2. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang
pemimpin itu dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang
bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara
memberi perintah, memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat
keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan
disiplin, cara pengawasan dan lain-lain.
Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak
yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung
dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter.

Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin


dengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapat
dan lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan
demokratis.
Pandangan kllasik menganggap sikap pegawai itu pasif dalam arti
enggan bekerja, malas, takut memikul tanggung jawab, bekerja
berdasarkan perintah. Sebaliknya pandangan modern pegawai itu manusia
yang memiliki perasaan, emosi, kehendak aktif dan tanggung jawab.
Pandangan klasik menimbulkan gaya kepemimpinan otoriter sedangkan
pandangan modern menimbulkan gaya kepemimpinan demokratis. Dari
dua pandangan di atas menimbulkan gaya kepemimpinan yang berbeda.
3. Pendekatan Kontingensi
Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way”
(Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat
dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal
kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri khusus bahkan organisasi
yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang
berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena
itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi.
Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang
berbeda.
Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
system yang terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan supra
system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam
organisasi adanya natar hubungan dalam sub system yang terdiri daari
sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi
berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat universal. Apabila
dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap
organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya
kepemimpinan tersendiri.

4. Pendekatan Terpadu
Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam
pendekatan kepemimpinan situasional dengan maksud menunjukkan
kesamaan dari pada perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori-teori
yang dipadukan adalah:
a. Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkat
11

kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.


b. Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan,
dengan pendekatan situasional.
c. Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan situasional
d. Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan
dengan kematangan situasional
e. Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
f. Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematangan
bawahan dengan kepemimpinan situasional
g. Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
h. Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
i. Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
j. Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahan
dengan pendekatan kepemikmpinan situasional.
k. Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkat
kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
l. Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatan
kepemimpinan situasional.
m. Perpaduan antara teori proses pertumbuhan organisasi, teori tingkat
kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
n. Perpaduan antara teori siklus perubahan, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
o. Perpaduan antara teori modivikasi perilaku, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
p. Perpaduan antara teori “Force field analysis”, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.

2.5 Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

Menurut Wahjosumidjo mengatakan bahwa perilaku pemimpin dalam


proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan
gaya
kepemimpinan seseorang. Gaya tersebut adalah sebagai berikut:
a. Gaya Kepemimpinan Direktif, dicirikan oleh:
1) Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berkaitan dengan
seluruh pekerjaan menjadi tanggung jawab pemimpin dan ia hanya
memberikan perintah kepada bawahannya untuk melaksanakannya.
2) Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan
menjalankan tugas.
3) Pemimpin melakukan pengawasan kerja dengan ketat.
4) Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang
tidak berhasil melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan.
12

5) Hubungan dengan bawahan rendah, tidak memberikan motivasi


kepada bawahannya untuk dapat mengembangkan dirinya secara
optimal, karena pemimpin kurang percaya dengan kemampuan
bawahannya.
b. Gaya Kepemimpinan Konsultatif, dicirikan oleh:
1) Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh
pemimpin setelah mendengarkan keluhan dari bawahan.
2) Pemimpin menentukan tujuan dan mengemukakan berbagai ketentuan
yang bersifat umum setelah melalui proses diskusi dan konsultasi
dengan para bawahan.
3) Penghargaan dan hukuman diberikan kepada bawahan dalam rangka
memberikan motivasi kepada bawahan.
4) Hubungan dengan bawahan baik.
c. Gaya Kepemimpinan Partisipatif, dicirikan oleh:
1) Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah atau dengan kata lain apabila
pemimpin akan mengambil keputusan, dilakukan setelah adanya saran
dan pendapat dari bawahan.
11
2) Pemimpin memberikan keleluasaan bawahan untuk melaksanakan
pekerjaan.
3) Hubungan dengan bawahan terjalin dengan baik dan dalam suasana
yang penuh persahabatan dan saling mempercayai.
4) Motivasi yang diberikan kepada bawahan tidak hanya didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan ekonomis, melainkan juga didasarkan
atas pentingnya peranan bawahan dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi.
d. Gaya Kepemimpinan Delegatif, dicirikan oleh:
1) Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan
bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah kepada bawahan.
2) Bawahan memiliki hak untuk menentukan langkah-langkah
bagaimana keputusan dilaksanakan dan hubungan bawahan rendah.4
Dari gaya kepemimpinan di atas, gaya kepemimpinan konsultatif
hampir seimbang dengan partisipatif, yaitu lebih tepat digunakan pada
kondisi lingkungan perusahaan atau lembaga yang menuntut kreatifitas,
dukungan dan motivasi kerja yang tinggi dari para pegawainya.
Disamping itu gaya kepemimpinan konsultatif ini cocok diterapkan bagi
pimpinan yang selalu mengharapkan saran atau konsultasi dari keputusan
dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan.
Gaya kepemimpinan konsultatif ini juga bersifat umum yang
sering memberi penghargaan untuk bawahannya guna memberikan
motivasi kepada bawahannya.
13

2.6 Tugas-tugas Kepemimpin dalam SDM


Beberapa tugas-tugas penting kepemimpinan, antara lain:
1. Sebagai Konselor
Konselor merupakan tugas seorang pemimpin dalam suatu unit kerja,
dengan membantu atau menolong SDM untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya. Dalam
pengertian ini, maka pekerjaan seorang konselor disebut dengan konseling.
Degan pemberian konseling kepada SDM, diharapkan karyawan yang
bersangkutan akan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk
menjadi konselor yang baik diperlukan keterampilan berkomunikasi yang
baik, disamping pengetahuan tentang teori konseling itu sendiri, agar
konseling yang diadakan menjadi efektif. Ada beberapa persyaratan yang
perlu dimiliki seorang konselor, yaitu:
a. Memiliki kesadaran dari yang tinggi
b. Menghormati orang lain
c. Bersikap jujur
Adapun rintangan dalam konseling adalah:
a. Perbedaan status antara konselor dan karyawan bermasalah
b. Pemimpin kurang mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan
konseling
c. Perbedaan budaya dan nilai hidup

2. Sebagai Instuktur
Instruktur adalah sorang pemimpin pada tingkat manapun ia berada.
Pada jabatannya itu melekat tugas sebagai insruktur, atau sebagai pengajar
yang baik terhadap SDM yang ada dibawahnya. Untuk menjadi seorang
insruktur yang baik tentu diperlukan adanya keterampilan berkomunikasi,
namun komunikasi yang berlangsung haruslah berjalan timbal balik.
Proses pemberian materi oleh seorang insruktur bukanlah merupakan
penyampaian perintah yang harus dilaksanakan, tetapi merupakan proses
belajar mengajar yang akan dijalankan dengan penuh kesabaran dan
ketekunan, sehingga apa yang dikehendaki dapat tercapai.

3. Memimpin Rapat
Dalam rapat, biasanya pemimpin mengikut sertakan seluruh potensi
yang terkait, termasuk juga potensi yang akan melaksanakan rencana dan
apa sasarannya, tentu pelaksanaan rencana itu tidak akan mengalami
hambatan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin rapat
adalah:
a. Berusaha mencegah salah pahan dan ketidakjelasan
b. Mengendalikan anggota yang selalu mendominasi pembicaran
c. Mengembangkan gagasan-gagasan yang masih kurang jelas kearah
sasaran yang ingin dicapai
d. Menyimpulkan isi rapat yang sesuai dengan sasaran yang di
inginkan dan dapat diterima oleh peserta

4. Mengambil Keputusan
14

Pengambilan keputusan ini merupakan satu-satunya hal yang


membedakan seorang pemimpin. Oleh sebab itu, keberhasilan seorang
pemimpin sangat ditentukan oleh keterampilan mengambil keputusan,
disaat-saat amat kritis. Seorang pemimpin mempunyai keberanian dalam
mengambil keputusan.

5. Mendelegasikan Wewenang
Seorang pemimpin yang bijaksana haruslah mendelegasikan sebagian
tugas dan wewenang sebagian bawahannya. Pendelegasian ini diperlukan
jalannya organisasi agar tidak mengalami kemacetan. Tujuan
pendelegasian dapat kita rinci sebagai berikut:
a. Agar pemimpin lebih dapat memusatkan pemikirannya pada tugas-
tugas pokok saja
b. Agar semua pekerjaan lancar, tanpa tergantung pada kehadiran
pimpinan
c. Untuk mendidik dan melatih para bawahan untuk mengemban
tugas dan tanggung jawab yang lebih besar
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan seorang pemimpin dalam
mendelegasikan wewenang, adalah:
a. Sebagian tugas dan wewenang
b. Tetapkan batas-batas tugas yang didelegasikan
c. Pendelegasian wewenang harus diikuti dengan pemberian motivasi

2.7 Implikasi teori kepemimpinan dalam SDM


Implikasi teori kepemimpinan terhadap karyawan perusahaan
maksudnya adalah seberapa jauh pimpinan perusahaan mampu
mentransformasi pendekatan teori-teori kepemimpinan sebagai pedoman
dalam melakukan tugasnya. Sehingga pimpinan perusahaan memiliki
kemampuan memengaruhi motivasi kepada karyawannya, yang
berdampak pada peningkatan kinerja. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )


Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. teori ini mendapat pengaruh dari aliran
perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat
fisik, mental, dan kepribadian. Keith Devis merumuskan 4 sifat umum
yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara
lain :
a. Kecerdasan
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


15

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang


mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal yaitu :
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan
seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan
bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela
bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang
pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh
yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan
hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan
dan terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat
mempengaruhi perilaku orang
lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik
dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.

5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada
pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.Dari adanya
berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi
kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepimpinan adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu
dengan ini maka kepimpinan yang berbentuk sifat yang harus di dorong
oleh lingkungan sekitar atau eksternal seperti dalam suatu organisasi
maupun dikehidupan sehari-hari.

3.2 Saran.
Dalam era globalisasi ini terutama di negara indonesia akan banyak
sekali seorang pemimpin yang mempunyai sifat kepimpinan berkarakter
dengan mempunyai ciri khas tertentu akan tetapi kelebihan tersebut
banyak sekali disalah gunakan dengan tidak menjaga amanah yang
diberikan maka dari itu kepimpinan harus dilandasi dengan suatu
kepercayaan yang dianut oleh agamnya masing-masing.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://midahha4.blogspot.com/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
(15/09/2019)09.00 WIB

http://leaderetik.blogspot.com/2016/12/kepemimpinan-dalam-manajemen-
sumber.html?m=1(15/09/2019)09.00 WIB

http://wwwjayaputra21.blogspot.com/2014/11/peran-kepemimpinan-dalam-
organisasi.html?m=1 (15/09/2019)07.30 WIB

http://amandapradita.blogspot.com/2015/12/peran-pemimpin-dalam-manajemen-
sumber.html?m=1 (15/09/2019) 07.30WIB

http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-
islam.html (15/09/2019) 10.00 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan (15/09/2019) 10.00 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai