Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“STATUS KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. FILIPPO D. LEGI / 19302166
2. AZRIEL KORUA / 19302069
3. LADI H.B. PERANGIN-ANGIN / 19302062
4. YOSUA B. RUMAGIT / 19302018
5. BRIGITHA R.P. PANELEWEN / 19302231

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga ini
dapenulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Status Kepemimpinan Dan
Organisasi” . Dari Makalah ini semoga dapat memberikan informasi untuk kita semua.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan tidak lupa kami mengucap terima kasih kepada
Ibu Dr. Bertha Mundung,MP selaku dosen Mata Kuliah yang bersangkutan. Kami menyadari
kekurangan kami dalam pembuata Makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar
bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar Makalah ini
selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.

Demikian akhir kata dari kami, semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan
pembelajaran ini khususnya segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu ini serta
menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………..

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………..

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………….

C. Tujuan…………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………...

A. SARAN………………………………………………………………………………………….

B. KESIMPULAN………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

A.. LATAR BELAKANG

Semua orang memiliki tujuan dalam hidupnya. Namun keterbatasan yang mereka miliki antara
satu dengan yang lainnya adalah menjadi alasan mereka untuk membentuk suatu organisasi. Dimana
semua orang berkumpul dalam suatu wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah
mereka tetapkan.

Dalam setiap organisasi harus memiliki pemimpin agar berjalan dengan baik. Tanpa adanya
pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan semua element dan komponen yang
ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin tidak begitu saja dipilih dan di tentukan. Ada tertentu
yang harus dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam berpikir dan perbuat menjadi pertimbangan
yang sangat diperhatikan.

Beragam kepemimpinan yang dibuat oleh setiap pemimpin di dunia ini. Cara dan padangan
mengenai suatu permasalahan menjadi daya dari kepemimpinan seseorang. Maka tidak bisa di ledakkan
lagi kalau menjadiseorang pemimpin memiliki tanggung jawab dan pran sangat berat. Tetapi itu semua
bisa di atasi bila ia memiliki cara dan strategi yang baik dan sesusai dengan kondisinya. Maka penyusun
mencoba menguraikan materi kepemimpinan dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Dari Kepemimpian dan Organisasi ?

2. Apa Fungsi Dari Kepemimpinan ?

3. Apa Saja Prinsip-prinsip Kepemimpinan ?

4. Apa Saja Dari Akar Kulturasi Organisasi ?

5. Apa Saja Kepemimpinan Individual Dan Kolektif


\

BAB II PEMBAHASAN

1). PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan Kepemimpinan adalah bakat dan
atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Maka kepemimpinan adalah kekuasaan untuk
mempengaruhi seseorang, baik dalam, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu.

MENURUT PARA AHLI :

1. Miftah Thoha, menjelaskan kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorang maupun kelompok.

2. Tanembaum dan Massarik, menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai
suatu peran yang memerintah.

3. Harold Kontz, menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh seni atau proses yang
mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha akan mencapai tujuan kelompok dengan kemauan
dan antusias.

B. FUNGSI KEPEMIMPINAN

Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1.      Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri
selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.

2.      Fungsi memandang ke depan


Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang
akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya
proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan
dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan
situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang
muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3.      Fungsi pengembangan loyalitas


Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat
rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus
memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas
segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4.      Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan
rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk
dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam
rencana .

5.      Fungsi mengambil keputusan


Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu
banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang
kurang berani mengambil keputusan.
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan –
perhitungan secara teknis agar diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil
keputusannya.

6.      Fungsi memberi motivasi


Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat
memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan
menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang
berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab
mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

C. PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN

Perinsip-perinsip kepemimpinan menyentuh seluruh aspek diri seorang pemimpin yang tergambar dari
prilaku keseharian pemimpin:
1.      Mahir dalam soal teknis dan taktis
2.      Intropeksi diri
3.      Percaya diri
4.      Memahami bawahan
5.      Realisasi diri
6.      Menjadi contoh yang baik
7.      Tumbuhkan rasa tanggung jawab pada bawahan
8.      Melatih anggota sebagai team yang solid
9.      Membuat keputusan yang cepat dan tepat
10.  Mengkomando bawahan
11.  Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan.
2). PENGERTIAN ORGANISASI

Pengertian organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Pada umumnya organisasi akan memanfaatkan berbagai sumber daya tertentu dalam rangka untuk
mencapai tujuan, seperti; uang, mesin, metode/ cara, lingkungan, sumber daya manusia, dan sumber
daya lainnya, yang dilakukan secara sistematis, rasional, dan terkendali.

Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa arti organisasi, maka kita perlu merujuk pada pendapat para ahli. Beberapa
ahli pernah menjelaskan definisi organisasi, diantaranya adalah:

1. Stoner
Menurut Stoner pengertian organisasi adalah sebuah pola hubungan-hubungan melalui mana orang-
orang di bawah pengarahan atasan untuk mencapai tujuan bersama

2. Stephen P. Robbins
Menurut Stephen P. Robbins pengertian organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

3. James D. Mooney
Menurut James D. Mooney pengertian organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mewujudkan tujuan bersama.

4. Chester I. Bernard
Menurut Chester I. Bernard definisi organisasi adalah suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih.

5. Drs. H. Malayu S,P, Hasibuan


Menurut Drs. H. Malayu S,P, Hasibuan pengertian organisasi adalah sebagai proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan
bersama.

B. TUJUAN ORGANISASI

Mengacu pada pengertian organisasi, tujuan organisasi tidak hanya fokus pada tercapainya visi dan misi
perusahaan saja, namun juga peningkatan penghasilan yang melebihi biaya produksi. Ini yang
membedakan organisasi profit dan non-porift.

Secara umum, beberapa tujuan organisasi adalah sebagai berikut ini:


 Sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
 Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.
 Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan, dan pembagian
kerja.
 Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.
 Organisasi berperan dalam pengelolaan lingkungan secara bersama-sama.
 Organisasi dapat membantun individu-individu untuk menambah pergaulan dan memanfaatkan
waktu luang dengan baik.
 Sebagai wadah untuk memiliki kekuasaan dan pengawasan.
Tujuan organisasi secara umum dibagi menjadi tiga, diantarnya:

1. Tujuan Organisasi Jangka Pendek


Ini merupakan tujuan organisasi yang harsu tercapai dalam waktu cepat dan berkala, biasanya dalam
enam bulan hingga satu tahun. Tujuan organisasi jangka pendek ini nantinya menjadi acuan untuk
mencapai tujuan jangka menengah dan jangka panjang.

Periode waktu tujuan janka pendek ini disesuaikan dengan periode keuangan sebuah organisasi,
biasanya per enam bulan atau per tahun. Biasanya disebut dengan tujuan operasional.

Contoh: Peningkatan omset sebesar 30% dalam waktu enam bulan.

2. Tujuan Organisasi Jangka Menengah


Ini merupakan tujuan organisasi yang harus tercapai dalam waktu menengah atau lebih lama dari
tujuang jangka pendek. Periode waktu pencapaian jangka menengah ini adalah satu tahun hingga tiga
tahun.

Tujuan organisasi jangka menengah ini merupakan rangkaian pencapaian tujuan organisasi jangka
pendek. Biasa disebut dengan tujuan taktis.

3. Tujuan Organisasi Jangka Panjang


Ini adalah tujuan atau hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi yang dapat terealisasi setelah
melakukan misi organisasi.

Periode waktunya adalah 3 tahun hingga 5 tahun. Tujuan jangka panjang ini dapat diraih bila berhasil
mencapai tujuan jangka menengah. Biasanya disebut dengan tujuan strategis.

Contoh: Menjadi market leader di bisnis waralaba makanan dalam waktu 5 tahun.
1. AKAR KULTURASI ORGANISASI

PENGERTIAN KULTUR ORGANISASI


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, budaya (culture) diartikan sebagai : pikiran, adat istiadat,
sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Dalam
pemakaian sehari-hari, orang biasanya mensinonimkan pengertian budaya dengan tradisi (tradition).
Dalam hal ini tradisi diartikan sebagai idea-idea umum, sikap dan kebiasaan dari masyarakat yang
nampak dalam perilaku sehari-hari yang menjadi kebiasaan dari kelompok dalam masyarakat
tertentu.
Edward B. Tylor mengatakan bahwa budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan
kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kata organisasi berasal dari bahasa inggris, organization yang berarti organisasi atau hal yang
mengatur. Dalam kamus bahasa Indonesia organisasi merupakan susunan atau aturan dan berbagai
bagian sehingga merupakan satu kesatuan yang teratur.
Istilah organisasi memiliki dua arti secara umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu
lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah
perkumpulan dan badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu
bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara apra anggota, sehingga tujuan organisasi itu
dapat tercapai secara efektif. Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja dalam tugas-tugas
yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya,
dan mengalokasikan sumber daya serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian
tujuan organisasi.

Sedangkan pengertian organisasi menurut para pakar ilmu adalah


1. Menurut Oliver Sheldon
Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok
harus melakukantugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang
efisien, sistematis, positif, dan terorganisasi dari usaha yang tersedia.
2. Menurut Schein
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa
tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.
3. Menurut Kohler
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi kultur organisasi ialah suatu kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat yang memiliki aturan-aturan atau susunan dan berbagai bagian
sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Dari sini dapat dipahami bahwa kultur organisasi terdapat 3 komponen yang harus da dalam suatu
lembaga atau organisasi agar organisasi menjadi lebih baik, yakni : kelompok orang, kerja sama
yang harmonis dan pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab. Adapaun Prinsip-prinsip Kultur
organisasi yang harus dimiliki dalam suatu lembaga atau kelompok adalah:
1. Perumusan tujuan
Tujuan organisasi harus jelas dan diketahui oleh seluruh elemen yang terkait dalam organisasi itu.
Dengan tujuan tertentu, aktivitas-aktivitas yang dilakukan dengan mengarah pada tujuan yang telah
dirumuskan.
2. Pembagian kerja
Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, perlu adanya pembagian tugas yang jelas. Tanpa
pembagian tugas yang jelas, akan terjadi tumpang tindih pekerjaan dan dari sini akan terjadi
pemborosan.

3. Pembagian wewenang
Dengan kekuasaan yang jelas pada masing-masing orang/kelompok dalam suatu organisasi maka
dapat dihindarkan terjadinya benturan kepentingan dan tindakan. Hal ini dimungkinkan karena
setiap orang akan mengetahuia batas-batas wewenang untuk bertindak.
4. Kesatuan komando
Dalam sistem organisasi yang baik harus ada kesatuan komando/perintah agar tidak terjadi
kebingungan di tingkat pelaksana. Oleh karena itu, sistem organisasi perlu dihindarkan adanya
dualism pengaruh dan kekuasaan dalam berbagai tingkat manajerial, baik manjerial puncak,
manajerial menengah maupun manajerial lini.
5. Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu proses pengintegrasian tujuan pada satuan-satuan yang terpisah dalam
suatu lembaga untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Koordinasi ini sangat penting bagi
suatu lembaga untuk menyatukan langkah, mengurangi benturan tugas dan mengurangi timbulnya
konflik.

PROSES PEMBENTUKAN KULTUR ORGANISASI


Munculnya gagasan-gagasan atau jalan keluar yang kemudian tertanam dalam suatu budaya dalam
organisasi bisa bermula dari mana pun, dari perorangan atau kelompok, dari tingkat bawah atau
puncak. Taliziduhu Ndraha (1997) menginventarisir sumber-sumber pembentuk budaya organisasi,
diantaranya :
(1) pendiri organisasi;
(2) pemilik organisasi;
(3) Sumber daya manusia asing;
(4) luar organisasi;
(5) orang yang berkepentingan dengan organisasi (stake holder);
(6) masyarakat
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa proses budaya dapat terjadi dengan cara: (1) kontak budaya;
(2) benturan budaya; dan (3) penggalian budaya. Pembentukan budaya tidak dapat dilakukan
dalam waktu yang sekejap, namun memerlukan waktu dan bahkan biaya yang tidak sedikit untuk
dapat menerima nilai-nilai baru dalam organisasi.
Dalam suatu organisasi sesungguhnya tidak ada budaya yang “baik” atau “buruk”, yang ada
hanyalah budaya yang “cocok” atau “tidak cocok” . Jika dalam suatu organisasi memiliki budaya
yang cocok, maka manajemennya lebih berfokus pada upaya pemeliharaan nilai-nilai- yang ada dan
perubahan tidak perlu dilakukan. Namun jika terjadi kesalahan dalam memberikan asumsi dasar
yang berdampak terhadap rendahnya kualitas kinerja, maka perubahan budaya mungkin diperlukan.
Karena budaya ini telah berevolusi selama bertahun-tahun melalui sejumlah proses belajar yang
telah berakar, maka mungkin saja sulit untuk diubah. Kebiasaan lama akan sulit dihilangkan
2. KEPEMIMPINAN INDIVIDUAL DAN KOLEKTIF

A. Kepemimpinan Individual

Perilaku individual consideration merupakan bentuk dari perilaku kepemimpinan transformasional


yang di mana ia merenung, berpikir, dan terus mengidentifikasi kebutuhan karyawannya, mengenali
kemampuan karyawannya, mendelegasikan wewenangnya, memberikan perhatian, membina,
membimbing, dan melatih para pengikut secara khusus dan pribadi agar mencapai sasaran
organisasi, memberikan dukungan, membesarkan hati dan memberikan pengalaman-pengalaman
tentang pengembangan kepada pengikut. Dalam hal individual consideration ini, pemimpin
transformasional dapat dicirikan sebagai pemimpin yang mampu memberikan perlindungan
(mengayomi) dan menciptakan rasa aman dan nyaman para pengikutnya, serta mampu menampung
dan menangkap, semua aspirasi dan kepentingan pengikutnya (Tunggal, 1993:315)
memperjuangkan kebutuhan pengikutnya, pemimpin yang menghargai potensi, kebutuhan dan
aspirasi pengikut (Wuradji, 2005:123) untuk kepentingan jangka panjang. Pola perilaku pemimpin
yang demikian bisa dikatakan sebagai pemimpin yang efektif dengan dasar dorongan perilakunya
digerakkan oleh tujuan-tujuan jangka panjang dan ia juga memiliki cita-cita yang tinggi
dibandingkan dengan orang-orang di sekitarnya (Anonim, 2005:123).

Dalam bentuk lainnya individual consideration merupakan perilaku kepemimpinan dengan


mendekatkan diri kepada karyawan secara emosi. Artinya, pada aspek ini ada hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan tingkat kematangan pengikut terutama pada kekuasaan hubungan
(connection) dengan bersumber pada hubungan yang dijalin pimpinan dengan orang penting dan
berpengaruh baik di luar atau dalam organisasi (Nasrudin, 2010:81). Beberapa hasil penelitian telah
membuktikan bahwa perilaku mendekatkan emosi seperti memberikan perhatian secara invidual
dapat memberikan daya Pengaruh yang besar serta kontributif terhadap timbulnya pola hubungan
antara pemimpin dan komponen organisasi pendidikan. Dengan demikian, dalam dimensi ini,
pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan
dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memerhatikan
kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karier dan juga peningkatan sumber daya
manusia komponen organisasi.

B. Kepemimpinan Kolektif

Kepemimpinan kolektif artinya bahwa kepemimpinan yang terdiri dari keberadaan manusia-
manusia cakap, cerdik serta yang memiliki kapabilitas melihat perubahan zaman. Pra-kemerdekaan
kepemimpinan kolektif ini bisa dilihat dengan lahirnya beberapa tokoh sebelum pra-kemerdekaan
sebut saja H.O.S Cokroaminoto sebagai pemimpin sarekat islam, KH. Ahmad Dahlan sebagai
pemimpin Muhammadiyah serta hadratusyeikh KH. Hasyim asy'ari sebagai pemimpin Nahdlatul
Ulama yang mampu melahirkan pemimpin sesudahnya di awal kemerdekaan dan pasca
kemerdekaan.

Sistem kepemimpinan kolektif ini juga dapat kita jumpai di awal kemerdekaan yang rata-rata yang
mengisi pemerintahan adalah mereka para pemikir, penggerak serta pejuang, sebut saja ir. Soekarno
dan mohammad hatta sebagai presiden dan wakil presiden, di kabinetnya di isi oleh orang-orang
seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Wahid hasyim, Sultan Sjahrir, Amir Sjarifuddin, dan lain-lainnya.
Tentu, kepemimpinan kolektif ini harus pula di topang dengan penguatan kaderisasi di tiap
organisasi maupun partai politik.

19 tahun sudah Reformasi bergulir di republik ini yang telah melahirkan era demokrasi. Demokrasi
di anggap sebagai angin segar akan terciptanya perubahan bangsa, salah satunya yakni kebebasan
dalam berpendapat, yang sebaliknya di era orde baru kebebasan berpendapat menjadi suatu hal yang
dilarang. Dalam, pandangan masyarakat, demokrasi dipandang akan menciptakan perubahan di
bidang ekonomi, sosial, serta perubahan dalam dunia politik itu sendiri, bukan hanya pergantian
tampuk kekuasaan melainkan ada harapan yang melebihi dari itu.

Maka, dalam masyarakat demokratis, akan mudah Melahirkan kepemimpinan kolektif tersebut,
karena demokrasi tidak hanya sebatas soal kebebasan, melainkan demokrasi juga mengatur tata
pemerintahan serta menjamin terpenuhinya aspirasi dan keinginan masyarakat. Dengan berjalannya
sistem demokrasi yang baik maka dengan sendirinya akan melahirkan sumber daya manusia yang
mempuni dan memiliki kapabilitas menjawab perubahan zaman, maka dengan adanya seperti itu,
maka di masa depan tidak menutup kemungkinan akan lahir pula kepemimpinan kolektif tersebut.

Hal ini juga seharusnya menjadi perbincangan serius di tiap organisasi ataupun partai politik, karena
keberadaan partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi, haruslah merubah sistem kaderisasi
yang ia miliki untuk menciptakan kepemimpinan yang tidak hanya sekedar memiliki kapital ataupun
modal kampanye melainkan memiliki kapabilitas sebagai seorang pemimpin, andai partai politik
hanya masih berjalan stagnasi dengan mendorong figur yang memiliki kapital minus kapabilitas,
maka yang terjadi tidak hanya melanggengkan sistem pengkultusan seorang figur serta yang terjadi
hanya dinasti politik, yang juga lambat laun masayarakat tidak akan lagi memilih figur dari partai
politik tersebut, karena pada dasarnya dalam demokrasi yang melahirkan masyarakat pintar, suasana
dan kondisi yang terjadi dimasyarakat juga dengan cepatnya berubah-berubah.

3. KONSEP MENGENAI STATUS, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI

Kepemimpinan memegang peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya
untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual, kelompok, dan organisasi.

Dilansir dari buku Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (2018) karya Muhammad Busro,
kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut dengan
sukarela mau melaksanakan kegiatan bersama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola sebuah organisasi dan mampu
melaksanakan kepemimpinan secara efektif sehingga tujuan organisasi bisa dicapai.

Aspek penting kepemimpinan


Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2009) karya Edy Sutrisno, dijelaskan bahwa dalam
kepemimpinan terdapat tiga aspek penting, yaitu: Pemimpin harus melibatkan orang lain
Orang lain di sini dapat diartikan sebagai bawahan, pengikut, atau anggota kelompok. Kesediaan
anggota kelompok dalam menerima arahan dari pemimpin membantu menegaskan status pemimpin
dan memungkinkan terjadinya proses kepemimpinan.

Tanpa adanya bawahan atau anggota kelompok, semua sifat-sifat kepemimpinan seorang pemimpim
akan menjadi tidak relevan. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di
antara pemimpin dan anggota kelompok
Maksudnya adalah anggota kelompok tetap memiliki kuasa dalam sebuah organisasi. Mereka bisa
membentuk kegiatan kelompok dengan berbagai cara. Akan tetapi, kekuasaan pemimpin dalam
sebuah organisasi cenderung lebih tinggi daripada anggota kelompok.

Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan


Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin biasanya digunakan untuk memengaruhi perilaku
anggota kelompok melalui sejumlah cara. Pada dasarnya, para pemimpin memengaruhi para
anggota kelompok untuk melakukan pengorbanan pribadi demi tujuan organisasi.

Oleh sebab itu, para pemimpin diharapkan memiliki kewajiban khusus untuk mempertimbangkan
etika ketika akan mengambil keputusan.
BAB III PENUTUP

A. SARAN

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makala ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, kami sebagai penulis makalah ini mengahrapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik dalam
pembuatan makalah ke depannya.

B. KESIMPULAN

Kultur organisasi ialah suatu kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat yang memiliki aturan-aturan atau susunan dan berbagai bagian
sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Kepemimpinan memegang peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya
untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual, kelompok, dan organisasi.
Perilaku individual consideration merupakan bentuk dari perilaku kepemimpinan transformasional
yang di mana ia merenung, berpikir, dan terus mengidentifikasi kebutuhan karyawannya, mengenali
kemampuan karyawannya, mendelegasikan wewenangnya, memberikan perhatian, membina,
membimbing, dan melatih para pengikut secara khusus dan pribadi agar mencapai sasaran
organisasi, memberikan dukungan, membesarkan hati dan memberikan pengalaman-pengalaman
tentang pengembangan kepada pengikut.
Kepemimpinan kolektif artinya bahwa kepemimpinan yang terdiri dari keberadaan manusia-
manusia cakap, cerdik serta yang memiliki kapabilitas melihat perubahan zaman.

Anda mungkin juga menyukai