KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga ini
dapenulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Status Kepemimpinan Dan
Organisasi” . Dari Makalah ini semoga dapat memberikan informasi untuk kita semua.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan tidak lupa kami mengucap terima kasih kepada
Ibu Dr. Bertha Mundung,MP selaku dosen Mata Kuliah yang bersangkutan. Kami menyadari
kekurangan kami dalam pembuata Makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar
bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar Makalah ini
selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikian akhir kata dari kami, semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan
pembelajaran ini khususnya segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu ini serta
menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………...
A. SARAN………………………………………………………………………………………….
B. KESIMPULAN………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
Semua orang memiliki tujuan dalam hidupnya. Namun keterbatasan yang mereka miliki antara
satu dengan yang lainnya adalah menjadi alasan mereka untuk membentuk suatu organisasi. Dimana
semua orang berkumpul dalam suatu wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah
mereka tetapkan.
Dalam setiap organisasi harus memiliki pemimpin agar berjalan dengan baik. Tanpa adanya
pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan semua element dan komponen yang
ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin tidak begitu saja dipilih dan di tentukan. Ada tertentu
yang harus dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam berpikir dan perbuat menjadi pertimbangan
yang sangat diperhatikan.
Beragam kepemimpinan yang dibuat oleh setiap pemimpin di dunia ini. Cara dan padangan
mengenai suatu permasalahan menjadi daya dari kepemimpinan seseorang. Maka tidak bisa di ledakkan
lagi kalau menjadiseorang pemimpin memiliki tanggung jawab dan pran sangat berat. Tetapi itu semua
bisa di atasi bila ia memiliki cara dan strategi yang baik dan sesusai dengan kondisinya. Maka penyusun
mencoba menguraikan materi kepemimpinan dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan Kepemimpinan adalah bakat dan
atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Maka kepemimpinan adalah kekuasaan untuk
mempengaruhi seseorang, baik dalam, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu.
1. Miftah Thoha, menjelaskan kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorang maupun kelompok.
2. Tanembaum dan Massarik, menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai
suatu peran yang memerintah.
3. Harold Kontz, menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh seni atau proses yang
mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha akan mencapai tujuan kelompok dengan kemauan
dan antusias.
B. FUNGSI KEPEMIMPINAN
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri
selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan
rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk
dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam
rencana .
C. PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN
Perinsip-perinsip kepemimpinan menyentuh seluruh aspek diri seorang pemimpin yang tergambar dari
prilaku keseharian pemimpin:
1. Mahir dalam soal teknis dan taktis
2. Intropeksi diri
3. Percaya diri
4. Memahami bawahan
5. Realisasi diri
6. Menjadi contoh yang baik
7. Tumbuhkan rasa tanggung jawab pada bawahan
8. Melatih anggota sebagai team yang solid
9. Membuat keputusan yang cepat dan tepat
10. Mengkomando bawahan
11. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan.
2). PENGERTIAN ORGANISASI
Pengertian organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Pada umumnya organisasi akan memanfaatkan berbagai sumber daya tertentu dalam rangka untuk
mencapai tujuan, seperti; uang, mesin, metode/ cara, lingkungan, sumber daya manusia, dan sumber
daya lainnya, yang dilakukan secara sistematis, rasional, dan terkendali.
1. Stoner
Menurut Stoner pengertian organisasi adalah sebuah pola hubungan-hubungan melalui mana orang-
orang di bawah pengarahan atasan untuk mencapai tujuan bersama
2. Stephen P. Robbins
Menurut Stephen P. Robbins pengertian organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
3. James D. Mooney
Menurut James D. Mooney pengertian organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mewujudkan tujuan bersama.
4. Chester I. Bernard
Menurut Chester I. Bernard definisi organisasi adalah suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih.
B. TUJUAN ORGANISASI
Mengacu pada pengertian organisasi, tujuan organisasi tidak hanya fokus pada tercapainya visi dan misi
perusahaan saja, namun juga peningkatan penghasilan yang melebihi biaya produksi. Ini yang
membedakan organisasi profit dan non-porift.
Periode waktu tujuan janka pendek ini disesuaikan dengan periode keuangan sebuah organisasi,
biasanya per enam bulan atau per tahun. Biasanya disebut dengan tujuan operasional.
Tujuan organisasi jangka menengah ini merupakan rangkaian pencapaian tujuan organisasi jangka
pendek. Biasa disebut dengan tujuan taktis.
Periode waktunya adalah 3 tahun hingga 5 tahun. Tujuan jangka panjang ini dapat diraih bila berhasil
mencapai tujuan jangka menengah. Biasanya disebut dengan tujuan strategis.
Contoh: Menjadi market leader di bisnis waralaba makanan dalam waktu 5 tahun.
1. AKAR KULTURASI ORGANISASI
3. Pembagian wewenang
Dengan kekuasaan yang jelas pada masing-masing orang/kelompok dalam suatu organisasi maka
dapat dihindarkan terjadinya benturan kepentingan dan tindakan. Hal ini dimungkinkan karena
setiap orang akan mengetahuia batas-batas wewenang untuk bertindak.
4. Kesatuan komando
Dalam sistem organisasi yang baik harus ada kesatuan komando/perintah agar tidak terjadi
kebingungan di tingkat pelaksana. Oleh karena itu, sistem organisasi perlu dihindarkan adanya
dualism pengaruh dan kekuasaan dalam berbagai tingkat manajerial, baik manjerial puncak,
manajerial menengah maupun manajerial lini.
5. Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu proses pengintegrasian tujuan pada satuan-satuan yang terpisah dalam
suatu lembaga untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Koordinasi ini sangat penting bagi
suatu lembaga untuk menyatukan langkah, mengurangi benturan tugas dan mengurangi timbulnya
konflik.
A. Kepemimpinan Individual
B. Kepemimpinan Kolektif
Kepemimpinan kolektif artinya bahwa kepemimpinan yang terdiri dari keberadaan manusia-
manusia cakap, cerdik serta yang memiliki kapabilitas melihat perubahan zaman. Pra-kemerdekaan
kepemimpinan kolektif ini bisa dilihat dengan lahirnya beberapa tokoh sebelum pra-kemerdekaan
sebut saja H.O.S Cokroaminoto sebagai pemimpin sarekat islam, KH. Ahmad Dahlan sebagai
pemimpin Muhammadiyah serta hadratusyeikh KH. Hasyim asy'ari sebagai pemimpin Nahdlatul
Ulama yang mampu melahirkan pemimpin sesudahnya di awal kemerdekaan dan pasca
kemerdekaan.
Sistem kepemimpinan kolektif ini juga dapat kita jumpai di awal kemerdekaan yang rata-rata yang
mengisi pemerintahan adalah mereka para pemikir, penggerak serta pejuang, sebut saja ir. Soekarno
dan mohammad hatta sebagai presiden dan wakil presiden, di kabinetnya di isi oleh orang-orang
seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Wahid hasyim, Sultan Sjahrir, Amir Sjarifuddin, dan lain-lainnya.
Tentu, kepemimpinan kolektif ini harus pula di topang dengan penguatan kaderisasi di tiap
organisasi maupun partai politik.
19 tahun sudah Reformasi bergulir di republik ini yang telah melahirkan era demokrasi. Demokrasi
di anggap sebagai angin segar akan terciptanya perubahan bangsa, salah satunya yakni kebebasan
dalam berpendapat, yang sebaliknya di era orde baru kebebasan berpendapat menjadi suatu hal yang
dilarang. Dalam, pandangan masyarakat, demokrasi dipandang akan menciptakan perubahan di
bidang ekonomi, sosial, serta perubahan dalam dunia politik itu sendiri, bukan hanya pergantian
tampuk kekuasaan melainkan ada harapan yang melebihi dari itu.
Maka, dalam masyarakat demokratis, akan mudah Melahirkan kepemimpinan kolektif tersebut,
karena demokrasi tidak hanya sebatas soal kebebasan, melainkan demokrasi juga mengatur tata
pemerintahan serta menjamin terpenuhinya aspirasi dan keinginan masyarakat. Dengan berjalannya
sistem demokrasi yang baik maka dengan sendirinya akan melahirkan sumber daya manusia yang
mempuni dan memiliki kapabilitas menjawab perubahan zaman, maka dengan adanya seperti itu,
maka di masa depan tidak menutup kemungkinan akan lahir pula kepemimpinan kolektif tersebut.
Hal ini juga seharusnya menjadi perbincangan serius di tiap organisasi ataupun partai politik, karena
keberadaan partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi, haruslah merubah sistem kaderisasi
yang ia miliki untuk menciptakan kepemimpinan yang tidak hanya sekedar memiliki kapital ataupun
modal kampanye melainkan memiliki kapabilitas sebagai seorang pemimpin, andai partai politik
hanya masih berjalan stagnasi dengan mendorong figur yang memiliki kapital minus kapabilitas,
maka yang terjadi tidak hanya melanggengkan sistem pengkultusan seorang figur serta yang terjadi
hanya dinasti politik, yang juga lambat laun masayarakat tidak akan lagi memilih figur dari partai
politik tersebut, karena pada dasarnya dalam demokrasi yang melahirkan masyarakat pintar, suasana
dan kondisi yang terjadi dimasyarakat juga dengan cepatnya berubah-berubah.
Kepemimpinan memegang peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya
untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual, kelompok, dan organisasi.
Dilansir dari buku Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (2018) karya Muhammad Busro,
kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut dengan
sukarela mau melaksanakan kegiatan bersama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola sebuah organisasi dan mampu
melaksanakan kepemimpinan secara efektif sehingga tujuan organisasi bisa dicapai.
Tanpa adanya bawahan atau anggota kelompok, semua sifat-sifat kepemimpinan seorang pemimpim
akan menjadi tidak relevan. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di
antara pemimpin dan anggota kelompok
Maksudnya adalah anggota kelompok tetap memiliki kuasa dalam sebuah organisasi. Mereka bisa
membentuk kegiatan kelompok dengan berbagai cara. Akan tetapi, kekuasaan pemimpin dalam
sebuah organisasi cenderung lebih tinggi daripada anggota kelompok.
Oleh sebab itu, para pemimpin diharapkan memiliki kewajiban khusus untuk mempertimbangkan
etika ketika akan mengambil keputusan.
BAB III PENUTUP
A. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makala ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, kami sebagai penulis makalah ini mengahrapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik dalam
pembuatan makalah ke depannya.
B. KESIMPULAN
Kultur organisasi ialah suatu kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat yang memiliki aturan-aturan atau susunan dan berbagai bagian
sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Kepemimpinan memegang peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya
untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual, kelompok, dan organisasi.
Perilaku individual consideration merupakan bentuk dari perilaku kepemimpinan transformasional
yang di mana ia merenung, berpikir, dan terus mengidentifikasi kebutuhan karyawannya, mengenali
kemampuan karyawannya, mendelegasikan wewenangnya, memberikan perhatian, membina,
membimbing, dan melatih para pengikut secara khusus dan pribadi agar mencapai sasaran
organisasi, memberikan dukungan, membesarkan hati dan memberikan pengalaman-pengalaman
tentang pengembangan kepada pengikut.
Kepemimpinan kolektif artinya bahwa kepemimpinan yang terdiri dari keberadaan manusia-
manusia cakap, cerdik serta yang memiliki kapabilitas melihat perubahan zaman.