Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERILAKU KEORGANISASIAN

“Kepemimpinan”

DOSEN PEMBIMBING:

Dr.Meilaty Finthariasari

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

Andhes Tiani Puteri (2161201095)


Ghina Maisa Zahirah (2161201097)
Wira Oktania (2161201176)

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH BENGKULU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke pada Allah SWT, yang telah melimpahkan
segala karunianya kepada kami semua. Sehingga dalam kesempatan ini kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah tentang “Kepemimpinan”.
Sholawat serta salam tidak lupa pula kami sampaikan ke pada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua ke pada alam yang penuh
dengan pengetahuan, sehingga pada saat ini kami dapat mengerti dan memahami
dalam penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun di sini mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya atas penyusunan makalah ini, apabila terdapat kesalan dalam penulisan
kata maupun penyampaian materi yang kurang pas atau kurang tepat. Karena
kami juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Kami sebagai penyusun berharap agar makalah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya dan bisa bermanfaat bagi kita semua yang membaca dan
mengamalkan pengetahuan yang ada di dalamnya.

Bengkulu, April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Definisi Kepemimpinan................................................................ 3
B. Teori Kepemimpinan.................................................................... 4
C. Tipe Kepemimpinan..................................................................... 7
D. Masalah Dalam Kepemimpinan................................................... 10

BAB III PENUTUP........................................................................................... 13


A. Kesimpulan................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.
Pada dasarnya Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar
maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.
Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok
haruslah saling menghormati dan menghargai.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk
Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir,
kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk.
Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan
dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik,
kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan
berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relatif pelik & sulit.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar
perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan
dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas
pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat
keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Bagaimana teori-teori kepemimpinan?
3. Bagaimana tipe-tipe kepemimpinan?
4. Bagaimana masalah dalam kepemimpinan?

C. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetaui apa yag dimaksud dengan kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui masalah dalam kepemimpinan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya
dengan menggunakan kekuasaan.  Dalam kegiatannya bahwa pemimpin
memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya
sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap
pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan
yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah
dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang
tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan
pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah
bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu
hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan,
yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik.
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut :
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan
2. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok
mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama
dari tiap-tiap individu.

3
3. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain
untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk
dikerjakannya.
4. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong
memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-
tujuannya.

B. Teori Kepemimpinan
Beberapa literature yanag membahas tenang teori kepemimpinan pada
prinsipnya sama, yakni: ada empat asumsi dasar dalam teori tersebut yang
berusaha menenrangkan factor yang memungkinkan munculnya
kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Pertama, ada teori yang
berasumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, Kedua, ada teori
yang berasumsi bahwa pemimpin ada (timbul) karena situasinya
memungkinkan ia ada. Ketiga, ada teori yang berasumsi bahwa
kepemimpinan itu terjadi karena adanya kelompok orang-orang, dania
melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Keempat, ada pula teori yang
berasumsi bahwa kepemimpinan itu dapat dilihat lewat perilaku organisasi.
          Untuk memberikan gambaran secara rinci tentang teori-teori
kepemimpinan, berikut dikutipkan beberapa pendapat sebagai berikut:
1. Teori Sifat (Traits Theory)
          Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu memerlukan
serangkaian sifat-sifat, cirri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin
keberhasilan pada setiap situasi. Seorang pemimpin akan berhasil apabila
memiliki sifat-sifat, cirri-ciri perangai tersebut. Teori ini berkesimpulan
bahwa kepemimpinan “orang besar” didasarkan ada sifat-sifat yang
dibawa sejak lahir, jadi merupakan suatu yang diwariskan. Itulah sebabnya
teori ini dikenal sebagai “teori genetis”. Artinya, pemimpin-pemimpin
adalah dilahirkan dan dibentuk.

4
2. Teori Lingkungan (Environmental Theory)
          Teori ini berasumsi bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu
merupakan hasil dari waktu, tempat, dan keadaan atau situasi dan kondisi.
Situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan-tantangan tertentu. Dan
dengan sendirinya diperlikan orang-orang yang memiliki sifat-sifat atau
cirri-ciri tertentu yang cocok. Kebangkitan dan kejatuhan seorang
pemimpin dixebabkan oleh situasi dan kondisi.
          Sejalan dengan teori ini adalah teori social, yang menyatakan bahwa
pemimpin-pemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are made not
born).. seseorang akan muncul sebagai pemimpin jika ia berada dalam
lingkungan social, yaitu sustu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan
situasi dan kondisi social untuk bertindak dan berkarya mengatasi
masalah-masalah social yang timbul.
3. Teori Pribadi dan Situasi (Personal situation Theory)
         Teori ini berasumsi bahwa kepemimpinan merupakan produk dari
terrkaitnya tiga factor yaitu:
a. Perangai (sifat-sifat) pribadi dari pemimpin.
b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya.
c. Kejadian-kejadian (atau masalah-masalah) yang dihadapi oleh
kelompok.
Penganut teori ini ada yang menyatakan bahwa: studi tentang
kepemimpinan harus berkenaan dengan status, interaksi, persepsi dan
perilaku individu-individu dalam hubungan dengan anggota-anggotanya
lain dari kelompok yang terorganisasi. Pemimpin harus mengenal dirinya
(dalam arti sifat-sifatnya, mengenal kelompok yang dipimpin, mengenla
situasi dan kondisi) untuk selanjutnya mengembangkan sifat-sifatnya
sendiri kea rah yang sesuai dengan kelompok yang dipimpinnya dan sesuai
pula dengan situasi dan kondisi dimana ia memimpin.
4. Teori Interaksi dan Harapan
            Teori ini berasumsi bahwa semakin terjadi interkasi dan partisipasi
dalam kegiatan bersama semakin meningkat perasaan saling menyukai

5
atau menyayangi astu sama lain dan semakin memperjelas pengertian atas
norma-norma kelompok. Demikian pula semakin tinggi seseorang dalam
kelompok,semakin mendekati kesesuaian kegiatannya denagn norma-
norma, semakin luas jangkauan interaksinya dan semakin besar pula
jumlah anggota kelompok yang tergerak. Yang penting harus dijaga agar
aksi-aksi pemimpin tidak menegecewakan.
5. Teori Humanistik (Humanistik Theory)
            Teori ini berasumsi bahawa seorang pemimpin bisa dikatakan
berahsil dalam mengolah sesuatu organisasi jika ia mampu
memberdayakan orang-orang yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, ia
mampu membuat organisasi sedemikian rupa sehingga member kebebasan
dan kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri
yang potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan pada saaat yang
bersamaan member sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.
6. Teori Tukar-menukar (Exchange Theory)
            Teori ini berasumsi bahwa interaksi social menggambarkan suatu
bentuk tukar-menukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan
konstribusi dengan pengorbanan-pengorbanan kempok anggota-anggota
yang lain. Proses ini sesungguhnya menekankan adanya “give and take”
antara pemimpin dan yang dipimpin. Itulah sebabnya teori ini juga
dinamai sebagai teori beri-memberi.
7. Teori Kepemimpinan Psikonalisis
            Seseorang berperilaku tertentu barangkali bukan karena untuk
memenuhi kepentingan bawahanya, tetapi barangkali untuk
mengkompensasi kepribadiannya yang frustasi. Teori ini mengatakan
bahwa manusia sangat kompleks. Penampilan luar tidak dapat dijadikan
pegangan. Analis perlu kembali pada teori alam/manusia yang paling dasar
untuk  memahami perilaku manusia atau oemimpin yang sangat kompleks.
8. Teori Kepemimpinan Romantis
            Teori ini mengatakan bahwa pemimpin ada karena pengikutnya.
Para pengikut ini mengembangkan pandangan “romantic” (ideal)

6
mengenai adanya pemimpin yang dapat membantu mereka mencapai
tujuannya atau memperbaiki hidup mereka. Pemimpin dibutuhkan untuk
membantu menyedrhanakan permasalahan dunia yang sangat kompleks.
Jika bawahan sudah tidak mempercayai pwmimpinnya, efektifitas
kepemimpinan akan hilang, tidak peduli denag tindakan pemimpin
tersebut. Jika bawahan sudah mampu mengorganisir mereka sendiri, maka
pemimpin tidak akan diperlukan lagi.
9. Kepemimpinan Transformal Kharismatik
            Pemimpin transaksional adalah sesorang yang menentukan apa
yang harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan
mereka sendiri atau organisasi, dan membantu karyawan agar memperoleh
kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut. Sebalikny apemimpin
transformational seseorang yang memotivasi bawahan untuk mengerjakan
lebih dari yang diharapkan semula dan meningkatkan rasa pentingnya
bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan.

C. Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya) kepemimpinan
seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal adalah sebagai
berikut :
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan
ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya.
Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok.
Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-
undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan
hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah
atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin
secara mutlak.

7
Kelebihan:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah
atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol,
apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan
dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-
orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-
orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya,
orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan
anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik
dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak
ada pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis : “biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk
melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan
diambil oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada
bawahannya dalam membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka

8
sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara memberikan
informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a. Keputusan berdasarkan keputusan anggota
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap
pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada
bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan
demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan
karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan
karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan
tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan
pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi
lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan
usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan
kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka
mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam
menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara
memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga

9
memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai
kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian
kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic.
Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap
demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia
mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga
Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan
dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa
sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran
tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi
semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam
bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa
disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang
khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu
dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.
Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku
serta gaya dari si pemimpin.

D. Masalah Dalam Kepemimpinan


1. Kurangnya Koordinasi
a. Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun,
atau dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program

10
kerja yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka
sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat
menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab
tidak mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat
diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab
b. Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada
komunikasi yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan
tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada program-program
selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham
diantaranya. Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam
pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika
terjalin komunikasi yang baik diantaranya.
2. Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1)
perwira atau bintara dl ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan
memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal
ini kita ambil definisi kedua, maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan
sebagai : sebuah proses yang menghasilkan orang yg diharapkan akan
memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb.
a. Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam
organisasi masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh
karena tingkat animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya.
( Animo artinya hasrat dan keinginan yg kuat untuk berbuat,
melakukan, atau mengikuti sesuatu). Namun pernyataan “kesuksesan
suatu periode adalah bukan sekedar sukses ketika masa jabatanya
namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih
sukses”. Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika
dalam suatu periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan.

11
b. Mempertahankan kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi.
Ketika suatu organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar,
memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang
luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa
diremehkan. Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar,
jika tidak dapat memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-
kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan mengalami seleksi
alam.
3. Praktik – praktik Organisasi
a. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. 
Masalah ini berhubungan dengan cara organisasi memperlakukan
anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota oraganisasi,
kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan
yang paling akhir.
b. Kebijakan dan praktik personel. 
Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian gaji,
kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan masalah pensiun anggota
organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada
anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka.
Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama.
Sedangkan sifat dan konsep kepemimpinan itu ada lima tipe pokok
kepemimpinan yaitu: tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi,
Pseudo-demokratis dan Kharismatik. Adapun faktor yang mempengaruhi
perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya,
jenis pekerjaan atau lembaga yang dipimpinnya, sifat-sifat dan
kepribadiannya, sifat-sifat dan kepribadian pengikutnya, serta kekuatan-
kekuatan yang dimilikinya. Secara internal, seorang pemimpin dapat
melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuannya

B. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi
manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan.
Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

MM, T. Y. (2010). Perilaku organisasi


http://libraez.blogspot.com/2012/12/makalah-kepemimpinan_842.html
https://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2014/04/makalah-kepemimpinan-
pendidikan_4.html
http://sandi-prambanan.blogspot.com/2011/11/makalah-kepemimpinan.html

Anda mungkin juga menyukai