Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMAN SUMBER DAYA MANUSIA II


“KEPEMIMPINAN ”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
📍AYU MAHARANI
📍MARDIANI MANULANG
📍MELA FEBRIANA
📍MELAN WULANDARI
📍SITI NURLAILIN
📍TRI YOHANITA

VI SDM C

DOSEN PENGAMPU :
SRY WINDARTINI, SE. MM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDRAGIRI (STIE-I)


INDRAGIRI HULU
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat


rahmat dan karunianya penyusunan makalah yang berjudul “Kepemimpinan”
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Banyak kendala yang kami
jumpai dalam penyususnan makalah ini, namun berkat dukungan dan
masukan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari segala keterbatasan, dengan kelebihan dan


kekurangan dalam penyusunannya, kami berharap bisa dimaklumi. Demikian
makalah ini kami buat dengan sebaik mungkin. Mudah-mudahan bisa menjadi
bahan wacana dan menambah informasi bagi pembaca sekalian. Amin

Rengat, Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kepemimpinan..........................................................................3
2.2 Teori Kepemimpinan..............................................................................4
2.3 Peranan Kepemimpinan........................................................................7
2.4 Tipe-Tipe Kepemimpinan....................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................14
3.2 Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan
kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati
& menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah
impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah
tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk
Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok
& lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Kepemimpinan merupakan satu bidang interdisipliner yang baru,
meskipun sejak tahun 1960-an telah muncul teori Douglas McGregor dalam
bukunya “The human side of Enterprise” yang menulis tentang teori perilaku
dalam pengelolaan SDM. Selama satu abad terakhir, hanya sedikit artikel terkait
dengan kepemimpinan yang telah diterbitkan dan hanya sedikit yang fokus kepada
tujuan dan manfaat pengembangan kepemimpinan. Program pengembangan
kepemimpinan (Leadership Development Programs) menjadi sesuatu yang banyak
dibahas dalam dua dekade terakhir sebagai respon atas kebutuhan mendesak untuk
mempersiapkan pemimpin, baik di sektor publik maupun bisnis yang kompeten

1
dalam menghadapi tantangan dan kondisi ketidakpastian. Meskipun demikian
ternyata hanya sedikit yang fokus untuk melakukan evaluasi program tersebut
(Ely et al., 2010).

.
1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan pembahasan latar belakang di atas maka


rumusan masalah yang dapat di ambil yaitu :

a. Menjelaskan Definisi Kepemimpinan

b. Menjelaskan Teori-Teori Kepemimpinan

c. Menjelaskan Peranan Kepemimpinan

d. Menjelaskan Tipe-tipe Kepemimpinan


1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui Definisi Kepemimpinan
b. Memahami Teori-Teori Kepemimpinan
c. Mengetahui Peranan Kepemimpinan
d. Memahami Tipe-tipe Kepemimpinan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan
untuk menggerakkan orang clan mempengaruhi orang. Kepemimpinan hanyalah
sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan
sesuatu secara sukarela/ sukacita. Ada bermacam-macam faktor yang dapat
menggerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas clan bujukan.
Menurut Keating, kepemimpinan adalah merupakan suatu proses atau
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Stoner, kepemimpinan adalah
proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan
anggota kelompok.[ ] Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut.
Kesediaan meruntuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota
kelompok membantu menentukan status kedudukan pemimpin dan membuat
proses dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua
kualitas kepemimpinan sesorang akan menjadi tidak relevan.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekusaan yang tidak
seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin
mempunyai wewenang untuk mengaragkan berbagai kegiatan para anggota
kelompok, tetapi para anggota kelompol tidak dapat mengarahkan
kegiatankegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalu
sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut, pemimpin juga dapat mempergunkan pengaruh. Dengan kata lain, para
pemimpin tidak hanya dapat memrinttah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi
juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Sebagai contoh, seorang manajer daoat mengarahkan seorang bawahan untuk
melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi di juga dapat mempengarui bawahan
dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilakasanakan dengan tepat.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
untuk mencapai tujuan. Sumber pengaruh dapat secara formal atau tidak formal.

3
Pengaruh formal ada bila seorang pemimpin memiliki posisi manajerial di dalam
sebuah organisasi.10 Sedangkan sumber pengaruh tidak formal muncul di luar
stuktur organisasi formal. Dengan demikian seorang pemimpin dapat muncul dari
dalam organisasi atau karena ditunjuk secara formal. Kepemimpinan merupakan
suatu konsep relasi (relational concepl). Kepemimpinan hanya ada dalam proses
relasi dengan orang lain (para pengikut). Apabila tidak ada pengikut, maka tidak
ada pemimpin. Tersirat dalam definisi ini adalah premis bahwa para pemimpin
yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi clan berelasi
dengan para pengikut mereka.
2.2. Teori- Teori Kepemimpinan
1. Great Man Theory
Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi,
bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang
semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19.
Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai
karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai
pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu orang
diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang
hebat.
2. Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini
meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian
tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan.
Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti
keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi,
fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat
membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan
sosial guna mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan tentang
karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum di antara para
pemimpin.
3. Contingency Theory

4
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata  Contingency
Theory menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin
dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada
situasi dan kondisi tertentu.
Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan
memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat
tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut dipindahkan ke situasi dan
kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah pula.Teori
kontingensi atau Contingency Theory juga sering disebut dengan teori
kepemimpinan situasional.
4. Teori gaya dan perilaku
Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai
kebalikan dari The Great Man Theory. Teori berdasar gaya dan perilaku
menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan
ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau
sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut.
Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk
menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik.
Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif merupakan hasil
dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh individu yaitu keterampilan
yang berupa keterampilan teknis, manusiawi, dan konseptual.
5. Behavioral Theories
Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku
atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai
kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para
pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial pemimpin
tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang
didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.

5
6. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant  atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai
pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini
meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik serta
mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini cenderung fokus
untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi untuk
lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.
Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat
meredakan kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya. Maka itu, fungsi
kepemimpinan diberikan pada seseorang yang pada dasarnya memiliki jiwa
pelayan atau melayani. Teori ini menunjukkan bahwa tugas seorang pemimpin
adalah untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang lain sebagai bentuk
pertanggungjawaban sosial.
7. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya
kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat
seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana
adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan
tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling
menguntungkan antara pemimpin dengan staf.
Seorang staf yang dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin dengan
baik, merupakan nilai lebih bagi staf dan juga bagi pimpinan yang
memberikan tugas. Ketika tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik,
seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa tunjangan, bonus, kenaikan
gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya. Pemberian apresiasi berupa uang
atau tanda mata yang lain, merupakan bentuk penghargaan atas kinerja
seseorang, yang membuat seseorang tersebut merasa kerja kerasnya dihargai.
Penghargaan ini pula merupakan suatu bentuk hal yang telah disepakati
bersama sebelumnya
8. Teori transformasional

6
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori
kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada
istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal
pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka
membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi
mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan
mampu memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional
selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan kepadanya
dengan lebih efektif dan efisien.
2.3 Peranan Kepemimpinan
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari
pada manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam
menggerakan bawahan, maka timbul pemikiran di antara para ahli untuk bisa jauh
lebih mengungkapakan peranan apa saja yang menjadi beban dan tanggung jawab
pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya. Pengertian peran itu sendiri adalah
adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu.
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan
adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai
kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Peranan Kepemimpinan akan diuraikan sebagai berikut :
1. Peran Mencari dan Memberi Informasi
Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya
walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika
komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak
akan bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat dan koordinasi kerja
di dalamnya jelek. Pencarian serta penyampaian atau penyebaran informasi
harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai
kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan.
Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar
diketahui dampak internal maupun eksternalnya.
Monitoring tidak dapat dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus betul-betul
dirancang secara efektif dan sistemik. Selain itu, seorang pemimpin juga harus

7
menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun
ke luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik
pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki
pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin
juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada
bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Peran Mempengaruhi Orang Lain
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi
sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang
pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi
seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepemimpinan
transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan
mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya,
yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta
penghargaan terhadap para bawahan Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan
merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau
kelompok dengan cara-cara yang spesifik.
Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi
perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang
terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin. Merujuk kepada kamus besar
bahasa Indonesia (Balai Pustaka ;1988), pengaruh adalah daya yang timbul
dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.
Menurut Bass (1998) dalam Swandari (2003) mendefinisikan bahwa
kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan
untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan
kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai,
loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan
termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan.
Menurut Bass dan Avolio (1990) dalam Muchji dan Priyono (2004 ), ada 4
unsur yang mendasari kepemimpinan transformasional yaitu:

8
a) Charisma
Kharismatik pada pemimpin transformasional didapatkan dari
pandangan pengikut, sehingga seorang pemimpin yang berkharisma
akan mempunyai banyak pengaruh dan dapat menggerakkan serta
dapat mengilhami bawahannya dengan suatu visi yang dapat
diselesaikan melalui usaha keras.
b) Inspiration
Pemimpin yang inspirasional dapat mengartikulasikan tujuan bersama
serta dapat menentukan suatu pengertian mengenai apa yang dirasa
penting serta apa yang dirasakan benar, sehingga pemimpin dapat
mempertinggi arti serta meningkatkan harapan yang positif mengenai
apa yang perlu dilakukan.
c) Intellectual stimulation
Para pemimpin membantu bawahannya untuk dapat memikirkan
mengenai masalah masalah lama dengan cara baru.
d) Individualized consideration
Seorang pemimpin harus mampu untuk memperlakukan bawahannya
secara berbeda beda namun adil, yaitu mampu memperhatikan satu
persatu bawahannya dan tidak hanya mengenali kebutuhannya serta
meningkatkan perspektif bawahan, namun juga memberikan prasarana
dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif serta memberi
pekerjaan yang memberikan tantangan yang lebih. Pada kepemimpinan
transformasional, bawahan akan melakukan pekerjaan yang melebihi
apa yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari
pimpinan.
3. Peran Membangun Hubungan
Peran pemimpin dalam membangun hubungan contohnya adalah seperti
hubungan dalam tim. Peranan kepemimpinan dalam tim Kepemimpinan
didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh
pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya.
Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan
kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.

9
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
h. Mengakui prestasi anggota tim
i. Berusaha mempertahankan komitmen
j. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim Pemimpin juga harus
membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan
semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan
keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi
positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat
dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak
ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan
energi yang positif, seperti, Percaya pada orang lain ,Keseimbangan dalam
kehidupan , Melihat kehidupan sebagai tantangan , Sinergi ,Latihan
mengembangkan diri sendiri
4. Peran Membuat Keputusan
Pemimpin memainkan peran utama dalam proses pembuatan keputusan.
Karena wewenang dan kedudukan formalnya sebagai pusat syaraf organisasi,
hanya dialah yang bisa mengambil keputusan yang bersifat strategis. Peran
pemimpin dalam membuat keputusan adalah :
a) Peran selaku wiraswastawan (entrepreneur): pemimpin
bertanggungjawab untuk memajukan dan menyesuaikan organisasinya
dengan perkembangan lingkungan. Peranannya selaku pengumpul
informasi, suatu ketika mungkin menemukan gagasan-gagasan baru.
b) Peran selaku penghalau gangguan: tidak ada suatu organisasi pun yang

10
selalu berjalan mulus. Suatu saat pasti akan mengalami gangguan
tertentu yang disebabkan perkembangan situasi/keadaan.
c) Peran selaku pembagi sumberdaya; peran ini adalah tanggungjawab
pemimpin untuk menentukan “siapa akan dapat apa” dalam organisasi
yang dipimpinnya. Sumberdaya yang paling penting untuk diatur
pembagiannya adalah waktu yang dimilikinya. Selanjutnya pemimpin
dibebani tugas untuk mengatur pola hubungan formal yang mengatur
bagaimana pekerjaan dibagi dan dikoordinasikan.
d) Peran selaku perunding; penelitian membuktikan bahwa pemimpin
menggunakan waktunya yang tidak sedikit untuk mengadakann
perjanjian demi perjanjian. Penutupan perjanjian ini nampaknya telah
merupakan tugasnya yang rutin, yang mengalir dari kedudukannya
sebagai pusat syaraf organisasi dan kewenangan yang dimilikinya
dalam organisasi.
2.4 Tipe-Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu
dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman
Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1) Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system
kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan
kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan
secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2) Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non
pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3) TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter
biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut
peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus
ditaati.
4) Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang
demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan

11
bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang
terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab,
maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan,
penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap
sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5) Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan
pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk
memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6) Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul
dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih
dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari
kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang
mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut
bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas
mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh,
teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat
dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
b. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai
bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya
berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap
anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan,
penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap
sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang
diinginkan.
c. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan
diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para
bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya
dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil

12
inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari
para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat
memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa
kekangan.

Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe


kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan
oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya
adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di
bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan
harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih
tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai
oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar
mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki
kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan
dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan
pribadi, Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe
kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan
menurut bakat. Disamping tipe-tipe kepemimpinan tersebut juga ada pendapat
yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis, Demokratis, dan
Laisezfaire.
3.2 Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai kekurangan olehnya itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, (bandung : Alfabeta, 2010)
Ahmad, 2021. Pengertian dan Macam-macam Teori Kepemimpinan.
https://www.gramedia.com/literasi/teori-kepemimpinan/ Diakses pada 19
Mei 2022
Syarifudin,Encep. 2018. Teori Kepemimpinan
https://media.neliti.com/media/publications/282861-teori-kepemimpinan-
fd9d688e.pdf Diakses pada 19 Mei 2022
Rizky,Denizia. Renardy, Kartiko H. Permana, Rendy Agung. Apriliani,Mila Rosa.
2015. Peranan Kepemimpinan. Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas Brawijaya Malang

15

Anda mungkin juga menyukai