Anda di halaman 1dari 13

KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU : Dr. Kustoro Budiarta,ME

OLEH :
KELOMPOK 8

Reginawati Sitompul : 7222610001


Nitasari Lasma Uhur Sidebang : 7223210022
Syafika : 7225010001
Yogi samuel simanullang : 7223510009
Richard Josua Simanullang : 7223210028

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

0
Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan pertolongan-Nya sehingga makalah ini boleh terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.
Makalah yang berjudul “Kepemimpinan Strategis” ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Makalah ini disusun berdasarkan hasil
referensi melalui internet. Penulis berharap semoga makalah ini dapat membantu
para mahasiswa untuk dapat lebih memahami tentang kepemimpinan strategis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
“kesempurnaan”. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat berguna
demi penyempurnaan makalah ini.

Medan, 21 November 2022

PENULIS

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar…………………………………………………….1

1
2. Daftar Isi…………………………………………………………..2
3. Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……...………………………………………....3-4
B. Rumusan Masalah……………………………………..………4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………4
4. Bab II Pembahasan
A. Kepemimpinan Strategis .………...……………..……………5
B. Teori Kepemimpinan…...….………………………………….6-9
C. Indikator Pemimpin Strategis……….…………………….…..9-10
D. Karasteristik dan Peran Pemimpin Strategis……………….....10
5. Bab III Penutup
A. Kesimpulan………………………………..…….………….....11
B. Saran……………………………………..…………………....11
6. Daftar Pustaka……………………………………….……………12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan
hidupnya dengan manusia lain. Manusia selalu berinteraksi dengan sesama
serta dengan lingkungannya. Oleh karena itu segala bentuk kebudayaan,
tatanan hidup, dan system kemasyarakatan terbentuk dari hasil interaksi
dan benturan kepentingan antara manusia yang satu dengan manusia
lainnya.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran
manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta
bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi
kehidupan manusia yang harmonis antar anggota kelompok haruslah
saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia
Secara naluriah, pada setiap kelompok akan selalu ada pemimpinnya, yang
muncul secara alamiah maupun melalui proses pengisian yang modelnya
disepakati bersama oleh para anggota kelompok. Untuk itulah dibutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa
pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Kepemimpinan dalam suatu perusahaan menjadi penting dibicarakan sejak
munculnya teori manajemen perusahaan. Karena itu kepemimpinan selalu
menjadi tema yang selalu berkembang seiring dengan dianamika atau
perubahan yang terjadi di organisasi , baik dalam organisasi laba maupun
organisasi non laba.
Masalah kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia.
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana seorang pemimpin dapat

3
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Untuk memilih seorang
pemimpin yang baik dan efektif tentu ada kriteria-kriteria tertentu.
Perkembangan model-model kepemimpinan di masyarakat juga beragam.
Setiap model kepemimpinan memiliki karakteristik yang berbeda.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan strategis ?
2. Apa jenis-jenis teori kepemimpinan ?
3. Apa saja indikator yang digunakan untuk mengukur apakah seorang
individu bisa dikatakan seorang pemimpin strategis ?
4. Bagaimana karasteristik pemimpin strategis ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui defenisi kepemimpinan strategis.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis teori kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui indikator yang digunakan untuk mengukur apakah
seorang individu bisa dikatakan seorang pemimpin strategis.
4. Untuk mengetahui karasteristik pemimpin strategis.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEPEMIMPINAN STRATEGIS
Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi, atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah
laku orang. Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik
orang maupun kelompok bergerak ke arah tujuan tertentu (Nawawi. 1997).
Kepemimpinan merupakan hubungan di mana satu orang yakni pemimpin
mempengaruhi pihak lain untuk dapat bekerja sama dalam upaya mencapai
tujuan (Marno. 2007).
Kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang bertanggung jawab
untuk menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan ekstrenal organisasi
dengan visi, misi, strategi dan implementasi organisasi. Selain itu
kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang diperlukan pada
kondisi yang kompleks dalam suatu organisasi. Kepemimpinan strategis
mempunyai dua peran yaitu sebagai manager dan sekaligus sebagai leader.
Inti dari kepemimpinan strategis adalah mengelola sumberdaya manusia dan
modal sosial (Hitt & Ireland, 2002). Tugas paling penting bagi para pemimpin
strategis pada dasarnya adalah mengelola portofolio organisasi dari berbagai
sumberdaya perusahaan. Pemimpin strategis mengelolanya berdasarkan
kemampuan, penataan organisasi untuk mendayagunakan kemampuan, dan
mengembangkan serta menerapkan strategi untuk meningkatkan sumberdaya
dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif.
Secara garis besar, kepemimpinan strategis dibutuhkan mengingat tantangan
mengenai fokus organisasi kini telah berubah.Tantangan organisasi dewasa ini
begitu kompleks, maka diperlukan pemimpin yang memiliki pola berpikir
yang baik dan bertindak strategis, sehingga setiap keputusan yang dikeluarkan
tepat.

5
B. TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Great Man
Evolusi historis dari studi pemimpin dan kepemimpinan berasal dari Teori Great
Man Galton (KE Clark & Clark, 1990). Kehormatan, pertempuran pahlawan di
medan perang , orang-orang kaya dan sukses lainnya dianggap memiliki bakat
yang melekat dan kemampuan yang membedakan mereka dari populasi pada
umumnya dan hal inilah yang memungkinkan mereka untuk mencapai sukses
besar. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa para pemimpin pasti
memiliki beberapa karakteristik universal yang membuat mereka menjadi
pemimpin. Pada umunya , dalam teori ini sifat kepemimpinan dipandang sebagai
suatu "kodrat"- sesuatu yang sudah ada pada saat pemimpin tersebut dilahirkan,
tetap, dan berlaku untuk, dan dalam, keadaan apapun. Kekurangan teori ini salah
satunya tidak memperhitungkan banyaknya keadaan yang berbeda yang dihadapi
oleh pemimpin pada saat itu dan perbedaan besar pada individu yang dipimpin.
Demikian juga, tidak ada upaya yang dilakukan untuk benar-benar mengukur
kinerja pemimpin (Hollander & Offermann, 1990). Selanjutnya para peneliti di
lapangan kemudian memfokuskan kembali upaya mereka lebih jauh terhadap
teori kepemimpinan yaitu dari seorang pemimpin ke apa yang para pemimpin
lakukan, dan berusaha untuk mengidentifikasi perilaku pemimpin yang mereka
amati (Sashkin & Burke, 1990).
2. Teori Perilaku Kepemimpinan
Pendekatan teori perilaku berupaya untuk mengidentifikasi prestasi baik
apa yang telah pemimpin lakukan pada pekerjaannya, kemudian menarik
korelasi antara perilaku tertentu dan efektivitas kepemimpinan mereka
(Yukl, 2002). Penelitian ini pada dasarnya mengidentifikasi dua dimensi
yang berbeda dari perilaku kepemimpinan (meskipun memiliki perbedaan
namun tergantung pada studi) -satu berfokus pada tugas dan yang lainnya
paa orangnya atau dimensi interpersonal (Yukl, Gordon, & Taber, 2002;
Yukl & Van Armada, 1982). Ranah teori perilaku kepemimpinan berfokus
pada prestasi kerja atau pencapaian tujuan.

6
Teori Perilaku Kepemimpinan ini merujuk kepada produksi, kemampuan
pemimpin dalam mengarahkan, kemampuan dalam membangun struktur
dan melakukan supervisi atau pengawasan. Fokus pemimpin atau perilaku
hubungan akan ditunjukkan oleh kepedulian terhadap orang, menawarkan
kepemimpinan yang mendukung , Fokus terhadap perasaan individu,
kenyamanan mereka, menunjukkan apresiasi yang tepat dan berupaya
untuk mengurangi stres. Pemimpin menunjukkan perilaku ini dalam upaya
untuk memberikan kepuasan antara anggota kelompok, memfasilitasi
pengembangan dan pemeliharaan hubungan yang harmonis di tempat
kerja, dan mempertahankan hubungan sosial yang stabil.
3. Kepemimpinan Situasional
Dengan berkembangnya teori perilaku kepemimpinan, maka muncullah
suatu alasan bahwa penting meninjau situasi atau konteks di mana
kepemimpinan dilaksanakan . Karya Stogdill (1948; 1974) dan Mann
(1959) menghasilkan reorientasi secara umum dari pengamatan yang
dilakukannya di lapangan pada tahun 1950-an yang disebut
Kepemimpinan Situasional. Stogdill (1948), dalam hal ini, telah mereview
dan melakukan studi selama 25 tahun pada obyek kepemimpinan. Hasil
penelitiannya terhadap beberapa literatur , yang akhirnya dia mengatakan
bahwa ia tidak bisa menemukan sifat-sifat tertentu atau karakteristik
pribadi yang jelas dan dapat diidentifikasi sebagai indikasi sifat
kepemimpinan yang absolut. Namun demikian , baik Stogdill dan Mann
keduanya tidak mengidentifikasi beberapa karakteristik pribadi yang
spesifik yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam studi yang mereka
lakukan - extraver, dominasi, dan lain-lain. Sebagai hasil dari penelitian
yang dilakukan keduanya, mereka berpendapat bahwa pada situasi yang
beragam, pemimpin akan menerima beban kerja yang berbeda .
4. Model Kepemimpinan Kontingensi dan Transaksional
Pada pertengahan 1960-an, dua pendekatan baru teori kepemimpinan yang
dikembangkan dari pendekatan situasional yaitu model kepemimpinan
kontingensi dan transaksional . Fiedler (1961) mengidentifikasi apa ciri-

7
ciri efektivitas kepemimpinan yang terkait dengan kualitas-kualitas
individu dalam peran kepemimpinan yang harus dilakukan serta
mengidentifikasi setiap sifat-sifat tertentu yang berlawanan . Unsur –
unsur situasional seperti karakteristik dari pemimpin dan pengikut ,
keduanya sangat berdampak pada proses kepemimpinan. Hal – hal spesifik
termasuk sifat kegiatan atau Tugas, riwayat organisasi , ketersediaan
sumber daya dan sifat hubungan antara pemimpin dan pengikut. Penelitian
Fiedler terus dilanjutkan di lapangan dan berkembang lebih lanjut pada
penekanan pada atribut-atribut pemimpin yang mengakibatkan respon
yang lebih positif dqr pengikutnya. Model Kontingensi dan transaksional
memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang kompleksitas
kepemimpinan yang berpindah dari pendekatan sifat atau situasional
kepemimpinan (Hollander & Offermann, 1990).
5. Kepemimpinan Transformatif
Kepemimpinan transformatif berkembang sebagai tren pada akhir tahun
1970 dan awal 1980-an (Bass, 1990a; Hickman, 1990). Konsep ini
Pertama kali diperkenalkan oleh Burns dalam buku Kepemimpinan
(1978), dan kemudian diperluas dalam penelitian barunya pada
Transformasi Kepemimpinan (Burns, 2003), Burns memulai proses
merumuskan kembali, bagaimana mengamati dan memahami
kepemimpinan (Kellerman, 1999). Upaya Burns banyak memberikan
kerangka kerja untuk memamhami paradigma kepemimpinan
transaksional dan transformasional. Dia melakukan penelitian dengan
melihat , perbedaan antara para pemimpin yang melakukan perubahan
pengikutnya lewat mode transaksional dan mereka yang berinteraksi
dengan pengikutnya secara transformasional (Burns, 1978; Kellerman,
1999). Burns (1978) mereview bahwa tipe kepemimpinan
transformasional lebih berpotensi kuat diabnding dua pendekatan teori
yang ada, pada saat satu atau lebih orang terlibat dengan orang lain
sedemikian rupa sehingga pemimpin dan pengikut meningkatkan motivasi
dan moralias yang lebih tinggi . Sementara para pemimpin transaksional

8
berfokus pada hirarki antara pemimpin dan pengikut, pemimpin
transformasional, menyadari kebutuhan pengikutnya, dan berharap dapat
meningkatkan kebutuhan yang lebih tinggi, seperti yang diidentifikasi
pada Tingkatan kebutuhan Maslow (Maslow, 1970), Hal ini akan
melibatkan pengikut di setiap Dimensi (Burns, 1978).

C. INDIKATOR PEMIMPIN STRATEGIS


Untuk menjelaskan apakah seseorang dikatakan pemimpin strategis, ada 6
indikator kategori besar yang sekaligus disertakan item yang bisa digunakan
untuk mengukur hal tersebut.
1. Pemimpin strategis memiliki visi
o Mampu membuat dan mengarahkan perbedaan
o Merancang dan mengkomunikasikan visi
o Berpikir dan menyusun perencanaan strategis
2. Pemimpin strategis memiliki kemandirian dalam memimpin
o Menunjukkan sifat kepemimpinan mandiri
o Memperbaiki praktek kepemimpinannya
o Berani mengambil risiko
o Memiliki daya tahan dalam menghadapi masalah
o Menentang segala bentuk pelanggaran dan diskriminasi
3. Pemimpin strategis memiliki kemampuan memotivasi dan menginspirasi
orang lain
o Menginspirasi orang lain melalui tindakan yang dilakukan
o Menghargai kontribusi orang lain
o Mendorong terbentuknya budaya berprestai dan belajar
4. Pemimpin strategis memiliki kemampuan untuk memberdayakan tim dan
orang lain
o Mendorong orang lain agar bersikap sebagai pemimpin untuk bagian
masing-masing
o Mendorong terbentuknya budaya manajemen pengetahuan

9
o Memberikan kebebasan profesional dalam menjalankan pekerjaan
o Melibatkan orang dalam pengembangan dan perbaikan perusahaan
5. Pemimpin strategis memiliki kemampuan untuk bisa mempengaruhi orang
lain sekaligus menjalin kolaborasi
o Memimpin langkah kemitraan
o Mempengaruhi orang
o Memahami dan menghargai sudut pandang orang lain
6. Pemimpin strategis memiliki kreativitas dan semangat inovasi
o Senantiasa melihat peluang untuk melakukan sesuatu yang berbeda
o Mendorong adanya inovasi dan kreativitas
o Memimpin dan mengarahkan perubahan

D. KARASTERISTIK DAN PERAN PEMIMPIN STRATEGIS


Pemimpin yang banyak melakukan tindakan strategis, tetapi tidak mempunyai
visi yang jelas, sering dikatakan sebagai pemimpin pekerja yang harus mampu
mengerjakan hal-hal yang rutin. Dengan demikian pemimpin yang unggul
adalah pemimpin yang memiliki visi ke depan serta dibarengi dengan tindakan
strategis yang tinggi. Hal ini akan melahirkan pemimpin yang visioner dan
efektif. Pemimpin jenis ini memiliki ambisi, impian, dan cita-cita yang tinggi
untuk dicapai oleh suatu organisasi.
Karakteristik pemimpin stretegis diantaranya adalah:
1) Visioner (memiliki visi yang jelas)
2) Memiliki animo yang besar
3) Memiliki integritas
4) Dapat dipercaya dan jujur
5) Terbuka dan menghargai orang lain
6) Berani mengambil resiko
7) Inovatif dan kreatif
8) Belajar dari pengalaman dan kekeliruan

10
Sedangkan peran seorang pemimpin strategis antara lain sebagai motivator,
fasilitator, dinamisator, konselor, dan evaluator.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang bertanggung
jawab untuk menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan ekstrenal
organisasi dengan visi, misi, strategi dan implementasi organisasi. Selain
itu kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang diperlukan
pada kondisi yang kompleks dalam suatu organisasi.
Ada beberapa teori kepemimpinan yaitu Teori Great Man, Teori Perilaku
Kepemimpinan, Kepemimpinan Situsional, Teori Kepemimpian
Kontingensi dan Transaksional, dan Kepemimpinan Transpormatif.
Ada enam indiktator seorang dikatakan pemimpin strategis, yaitu memiliki
visi, memiliki kemandirian dalam memimpin, memiliki kemampuan
memotivasi dan menginspirasi orang lain, memiliki kemampuan untuk
memberdayakan tim dan orang lain, memiliki kemampuan untuk bisa
mempengaruhi orang lain sekaligus menjalin kolaborasi, dan memiliki
kreativitas dan semangat inovasi .

B. SARAN
Setiap orang memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Akan sangat
menguntungkan jika kita mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan
dalam diri kita sehingga kita mampu menjadi pemimpin yang strategis.

11
12

Anda mungkin juga menyukai