Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Unsur-Unsur yang Menentukan Tingkah Laku Kepemimpinan......3
2.2 Syarat-Syarat Menjadi Pemimpin yang Baik...................................4
2.3 Prinsip-Prinsip Kepemimpinan........................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang menentukan tingkah laku
kepemimpinan?
2. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik?
3. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip kepemimpinan?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami tentang unsur-unsur yang menentukan
tingkah laku kepemimpinan.
2. Mahasiswa mampu memahami tentang syarat-syarat menjadi pemimpin
yang baik.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang prinsip-prinsip kepemimpinan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Unsur selanjutnya kepemimpinan adalah adanya sifat ataupun perilaku
tertentu yang dimiliki oleh seorang pimpinan yang dapat dimanfaatkan
untuk mendorong dan ataupun mempengaruhi seorang atau sekelompok
orang.
d. Adanya Situasi dan Kondisi Tertentu
Unsur terakhir adalah adanya situasi dan kondisi tertentu yang
memungkinkan terlaksananya kepemimpinan. Situasi dan kondisi yang
dimaksud dibedakan atas dua macam. Pertama situasi dan kondisi
internal organisasi, kedua situasi dan kondisi eksternal organisasi yakni
lingkungan secara keseluruhan.
4
d. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
e. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggi dan tenar.
Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2009:36) dalam
Saliman menuliskan kemampuan pemimpin dan syarat yang harus dimiliki
ialah:
a. Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individualism)
b. Besar rasa ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda
(curious)
c. Multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam
d. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan
e. Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna
f. Mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tinggi
g. Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” berhenti
h. Waspada, peka, jujur, optimistis, berani, gigih, ulet realistis
i. Komunikatif, serta pandai berbicara atau berpidato
j. Berjiwa wiraswasta
k. Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang
berat, serta berani mengambil resiko
l. Tajam firasatnya, tajam, dan adil pertimbangannya
m. Berpengatahuan luas, dan haus akan ilmu pengetahuan
n. Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya
yang ingin dicapai, dibimbing oleh idealism tinggi
o. Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi,dan daya inovasi
5
sudah menjadi dasar pedoman yang dianggap benar untuk menentukan
tindakan selanjutnya.
Sedangkan menurut Bernes dalam Maemonah (2016), dalam buku
Prilaku Dalam Keorganisasian mengatakan seorang pemimpin dalam tim
kaizen memfokuskan perhatiannya pertama kepada manusia baru kemudian
pada hasilnya, sehingga tanggung jawab pemimpin merupakan kebalikan
dari tugas supervisor. Prinsip kepemimpinan kaizen menurut Bernez
dikemukakan dengan mempertimbangkan bahwa kaizen mengandung
sembilan prinsip, yaitu:
a. Mengadakan peningkatan secara terus menerus.
Sudah menjadi sifat alamiah suatu tugas dapat dilaksanakan secara
sukses, maka kita pengalihan perhatian pada suatu yang baru.
Keberhasilan bukanlah suatu hasil akhir dari suatu tugas, keberhasilan
adalah suatu langkah maju berikutnya.
b. Mengakui masalah secara terbuka.
Keterbukaan sebagai kekuatan yang bisa mengendalikan dan mengatasi
berbagai masalah dengan cepat, dan juga sama secepatnya dapat
mewujudkan kemampuan
c. Mempromosikan keterbukaan, bagi organisasi tradisional, ilmu
pengetahuan adalah kekuasaan pribadi.
Tetapi bagi organisasi kaizen, ilmu adalah untuk saling dibagikan dan
hubungan komunikasi yang mendukungnya adalah sumber efisiensi yang
besar.
d. Menciptakan tim kerja.
Dalam organisasi Kaizen tim adalah bahan bangunan dasar yang
membentuk struktur organisasi. Masing-masing karyawan secara
individual memberikan sumbangan berupa reputasi akan efisiensi,
prestasi kerja dan peningkatannya.
e. Memberikan proses hubungan kerja yang benar.
Dalam organisasi kaizen tidak menyukai hubungan yang saling
bermusuhan dan penuh kontroversi yang terjadi dalam perusahaan secara
6
murni berpusat pada hal-hal yang memiliki kultur yang saling
menyalahkan.
f. Mengembangkan disiplin pribadi.
Disiplin di tempat kerja merupakan sifat alamiah dan menuntut
pengorbanan pribadi untuk menciptakan suasana harmonis dengan rekan
sekerja di dalam tim dan prinsipprinsip utama perusahaan, sehingga sifat-
sifat individual yang terpenting bisa tetap terjaga.
g. Memberikan informasi pada karyawan.
Informasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan kaizen. Para
pemimpin dan para manajer mengakui bahwa karyawan tidak dapat
diharapkan untuk berpartisipasi melebihi tugas sehari-hari mereka.
h. Sebagai contoh tugas mereka dalam sistem sasaran perusahaan, siklus
kaizen atau siklus kualitas tim-tim proyek.
i. Memberikan wewenang pada setiap karyawan.
Melalui pelatihan berbagai keahlian, dorongan semangat, tanggung
jawab, pengambilan keputusan, akses sumber-sumber data dan anggaran,
timbal balik reputasi perusahaan, dan penghargaan, maka para karyawan
kaizen memilih kekuatan untuk cara memengaruhi urusan diri mereka
sendiri dan urusan perusahaan.
prinsip-prinsip kepemimpinan secara umum yang berlaku
menurut Ridwan dalam Hamid 2016 yaitu:
a. Kapasitas Integratif
Prinsip kapasitas integratif adalah prinsip yang sangat penting bagi
seorang pemimpin, karena hanya dengan kapasitas yang demikianlah
administrasi dan organisasi dapat digerakkan sebagai suatu total sistem
ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
b. Kooperatif
Yaitu dalam proses kepemimpinannya kepala sekolah hendaknya
mementingkan kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya, karena
dalam prinsip kooperatif ini partisipasi harus ditingkatkan menjadi
kerjasama yang dinamis.
7
c. Rasionalitas dan Obyektivitas
Yaitu sebagai pemimpin tidak akan berhasil apabila menggerakkan
organisasinya dengan cara emosional. Artinya jika emosi merajai cara
berpikir seorang pemimpin, maka rasionalitas dan obyektivitas akan
berkurang dan yang pada gilirannya keputusan yang dibuat tidak akan
tepat.
d. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
Yaitu jika ada pendapat yang mengatakan bahwa satu-satunya hal yang
konstan di dunia ini adalah perubahan, maka sikap kaku dan apriori akan
merugikan seseorang dalam menjalankan peranannya selaku pemimpin.
e. Delegasi
Yaitu sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus menyadari
bahwa kemampuannya sebagai manusia adalah terbatas, sehingga perlu
mendelegasikan kekuasan, wewenang dan tanggung jawabnya kepada
anggoga stafnya menurut kemampuan masing-masing, supaya proses
kerja tersebut secara keseluruhan dapat berjalan lancar, efektif dan
efisien.
f. Pragmatisme
Yaitu pemimpin pendidikan harus dapat membuat keputusan yang akurat
sesuai dengan kemampuan dan sumber-sumber yang tersedia. Ini
merupakan salah satu ciri pemimpin yang baik.
g. Keteladanan
Yaitu dalam memimpin lembaga pendidikan, permimpin
pendidikan harus dapat menjadi contoh yang baik.
Pemimpin tidak hanya bisa memerintah dan menilai
kinerja bawahannya tetapi harus memberi contoh bekerja
yang baik.
8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10