Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPEMIMPINAN

“Makalah ini disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pengantar Manajemen”


Dosen Pengampu : SEMUEL BATLAJERY, S.E.,M.Si

Kelompok 12

Lury Prasasca Chandra 202062201008


Monica Dwi Retnani Ugo 202062201016
Putri Fitria Ardani 202062201021

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya
kani kelompok 12 dapat menyelesaikan tugas makalah “KEPEMIMPINAN” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk pemenuhan tugas PENGANTAR MANAJEMEN yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dua sumber buku dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan, untuk itu kami
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Samuel Batlajery, S.E.,M.Si selaku dosen mata kuliah pengantar manajemen di
Universitas Musamus Merauke.
2. Anggota kelompok 12 yang ikut bekerja sama dalam menyusun makalah ini.
3. Pihak-pihak yang telah mendukung kami.

Semoga makalah ini dapat memberi wawasan lebih luas kepada pembaca. Kami
menyadari ada kekurangan, baik dalam penyusunan kalimat maupun tanda baca. Untuk itu
kami menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah
sempurna. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Senin, 14 November 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................2

A. Latar Belakang..............................................................................................................2

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Pengertian Kepemimpinan...........................................................................................3

B. Teori Kontigensi Fiedler...............................................................................................5

C. Teori Kepemimpinan Jalan-Tujuan............................................................................7

D. Ohio State Leadership Studies.....................................................................................8

E. Teori Kepemimpinan Situasional................................................................................9

F. Kepemimpinan Dalam Praktik....................................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

A. Kesimpulan..................................................................................................................13

B. Saran.............................................................................................................................13

3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan
dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh,
daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang
tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah
jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri
seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian
dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan
dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika
keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir
menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Bagaimana fungsi dan sifat kepemimpinan, serta teori apa saja yang terdapat
dalam kepemimpinan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian kepemimpinan
2. Mengetahui fungsi dan sifat kepemimpinan
3. Mengetahui teori apa saja yang ada di dalam kepemimpinan

4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisai tentunya
membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas atau fungsi manajemen.
Kepemimpinan adalah suatu faktor kemanusiaan, mengikat suatu kelompok bersama, dan
memberi motivasi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan organisasi sebelumya.
Tanps kepemimpinan yang efektif (baik formal maupun informal) individu maupun
kelompok cenderung tidak memiliki arah, tidak puas, dan kurang termotivasi.

1. Definisi
Dalam membahas masalah kepemimpinan, kita menggunakan definisi
kepemimpinan yang diberikan oleh beberapa ahli antara lain oleh :

a. Fiedler (1967) mendefinisikan pemimpin dengan perngertian “seseorang yang


berada dalam kelompok, sebagau pemberi tugas atau sebagai pengarah
mengkoordinasikan kegiatan kelompok yang relevan,serta sebagai penanggung
jawab utama”.
b. Davis (1981) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk
membujuk orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
amtusias.
c. Terry dan Frankin (1982) mendefinisikan kepemimpinan sebagai hubungan
dimana seorang (pemimpin) mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama
melaksanakan tugas-tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang
diinginkan pemimpin atau kelompok.

2. Fungsi dan Sifat


Salah satu kriteria dalam menilai efektivitas kepemimpinan adalah kemampuan
dalam mengambil keputusan dan kemampuan seorang pemimpin menjalankan
berbagai fungsi kepemimpinan. Sondang P. Siagian (1999) mengemukakan bahwa
terdapat 5 fungsi kepemimpinan yang hakiki, yaitu :

5
a. Fungsi Penentu Arah
Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah, ataupun kecil , semuanya
pasti dibentuk dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Fungsi Juru Bicara
Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan sebagai penghubung
antara organisasi dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan seperti pemilik
saham, pemasok, penyalur, lembaga keuangan, dan instansi pemerintah yang
terkait.
c. Fungsi Komunikator
Berkomunikasi pada hakikatnya adalah mengalihkan suatu pesan dari satu pihak
kepada pihak lain. Suatu komunikasi dikatakan efektik apabila pesan yang ingin
disampaikan oleh sumber pesan tersebut diterima dan diartikan oleh sasaran
komunikasi (penerima pesan).
d. Fungsi Mediator
Konflik-konflik yang terjadi atau adanya perbedaan-perbedaan kepentingan dalam
berorganisasi menuntut kehadiran seorang pemimpin dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada.
e. Fungsi Integrator
Diperlukan integrator terutama pada hirearki puncak organisasi. Setiap pimpinan,
terlepas dari hirearki jabatannya dalam organisasi, sesungguhnya adalah
integrator, hanya saja cakupannya berbeda-beda. Semakin tinggi kedudukan
seseorang dalam hirearki kepemimpinan dalam organisasi, semakin penting pula
makna peranan tersebut.

Beberapa fungsi pemimpin selain yang disebutkan di ata. Fungsi itu adalah:

a. Pengambilan keputusan.
b. Mengembangkan informasi.
c. Memelihara dan mengembangkan kesetiaan anggota organisasi.
d. Memberi dorongan dan semangat kerja kepadaa bawahan.
e. Mempertanggungjawabkam seluruh aktivitas organisasi kepada pemilik dan
masyarakat.
f. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugas yang didelegasikan.

6
g. Memberi penghargaan.

Sifat-sifat dan ciri-ciri kepemimpinan yang sukses itu dapat dijelaskan sebagai
Berikut:

a. Watak dan kepribadian yang terpuji.


b. Keinginan melayani bawahan.
c. Memahami kondisi lingkungan.
d. Intelegensi yang tinggi.
e. Berorientasi ke depan.
f. Sikap terbuka dan lugas.

Seorang pemimpin harus mempunyai sifat-sifat kepemimpinan. Menurut


Sukarna, Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah sebagai berikut:

a. Adil f. Pemurah
b. Jujur g. Alim
c. Benar h. Merendah
d. Ikhlas i. Ramah
e. Tegas

B. Teori Kontigensi Fiedler


Teori kontingensi kepemimpinan pertama yang terkenal dikemukakan oleh Fiedler
(1967). Model kontingensi yang dihasilkan menyatakan bahwa keefektifan seorang
pemimpin tergantung dari tiga variable, yaitu:

a. Struktur kebutughan pemimpin tersebut. Apakah ia mempunyai motivasi untuk


mencari pencapaian tugas atau penugasan kebutuhan antar pribadi.
b. Kendali situasi pemimpin tersebut. Yaitu keyakinan pemimpin bahwa tugas tersebut
dapat diselesaikan. Kendali situasi adalah fungsi dari (1) posisi kekuasaan pemimpin
tersebut (sejauh mana ia dapat memberikan penghargaan atau hukuman); (2)
hubungan pemimpin – anggota (derajat dukungan bawahan pada pemimpin); (3)
struktur tugas (kejelasan dan rincian pekerjaan).

7
c. Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dan kendali situasi. Pemimpin yang
mempunyai motivasi tugas cenderung mempunyai unjuk kerja yang terbaik dalam
situasi di tempat ia memiliki baik kendali yang tinggi maupun rendah.

Salah satu usulan penting dari Fiedler adalah kunci bahwa kunci utama dari
keberhasilan kepemimpinan terletak pada gaya dasar kepemimpinannya. Gaya dasar
kepemimpinan itu bisa dipilih dari dua tipe, yaitu gaya kepemimpinannya yang
berorientasi pada hubungan pimpinan dan bawahan. Fiedler menggunakan kuesioner
LPC (least preferred coworker atau teman kerja yang paling tidak disukai) di dalam
mengukur gaya seseorang pemimpin.

Model yang dikembangkan Fiedler mengetengahkan pendapat bahwa jika


seorang pimpinan yang berorientasi pada hubungan, sedangkan situasi menuntut
pendekatan kepada tugas, ada dua kemungkinan yang dipilih. Pertama, mengubah
situasi agar sesuai dengan gaya dasar pemimpin yang bersngkutan. Kedua, pemimpin
itu diganti dengan pemimpin yang memiliki gaya sesuai dengan situasi yang ada.

Demikian pula apabila gaya dasar seseorang berorientasi kepada tugas


sementara situasi menuntut orientasi kepada hubungan.

Riset Fielder mengungkapkan tiga dimensi kontingensi yang menetapkan


faktor-faktor situasional utama untuk menentukan efektivitas pemimpin, yaitu:
a. Hubungan pemimpin dan bawahan (leader member relation), merupakan
tingkat sejauh mana kelompok tersebut memberi dukungan pada
pemimpinnya.
b. Struktur tugas dalam arti sampai sejauh mana tugas-tugas yang harus
dilaksanakan ini terstruktur atau tidak dan apakah disertai oleh prosedur
yang tegas dan jelas atau tidak.
c. Posisi kewenangan seseorang dalam arti tingkat dari pengaruh seorang
pemimpin pada faktor-faktor wewenang seperti dalam pengangkatan dan
pemberhentian pegawai, penegakan disiplin, promosi, dan kenaikan gaji.

8
Skala “baik” atau “buruk” dipergunakan untuk menganalisis hubungan
pimpinan dan bawahan, sedangkan untuk dimensi struktur tugas diberi skala “kuat”
atau “lemah”. Seorang pemimpin akan menjadi pemimpin yang efektif apabila hasil
analisis itu menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian Fiedler adalah seorang


pemimpin dengan orientasi tugas cenderung lebih berhasil dibandingkan dengan
pimpinan yang berorientasi hubungan. Fiedler juga menyimpulkan bahwa efektivitas
kepemimpinan seseorang cenderung meningkat apabila dihadapkan pada situasi yang
paling menguntungkan atau situasi yang paling tidak menguntungkan.

C. Teori Kepemimpinan Jalan-Tujuan


Teori kepemimpinan jalan – tujuan (path-goal leadership theory)
menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan
prestasi kerja bawahannya, dalam situasi kerja yang berbeda-beda. Teori ini
dinamakan jalan-tujuan, karena memusatkan perhatian pad acara pemimpin
mempengaruhi prestasi kerja bawahan tentang tujuan pekerjaan, tujuan
pengembangan diri, dan jalan untuk mencapai tujuan. Teori ini dirumuskan oleh
Martin G. Evans dan Robert J. House.

Pokok-pokok penting dalam teori path-goal menyebutkan bahwa perilaku


seorang pemimpin akan meningkatkan prestasi bawahan apabila:
a. Pemimpin memenuhi kebutuhan bawahan yang berkenaan dengan efektivitas
pekerjaan.
b. Pemimpin memberikan latihan, bimbingan, dan dukungan yang dibutuhkan oleh
bawahannya.

Dalam teori path-goal disebutkan ada empat pola perilaku kepemimpinan,


antara lain:
a. Pemimpin yang direktif. Bawahan sudah mengetahui secara pasti apa yang
diinginkan pemimpin terhadap dirinya dan pengarahan yang di berikan.
b. Pemimpin yang suportif. Adalah pemimpin yang ramah, mudah ditemui dan
menunjukkan sikap perhatian terhadap bawahan.

9
c. Pemimpin yang partisipasif. Pemimpin yang selalu mengharapkan saran-saran
atau pendapat bawahannya.
d. Pemimpin yang berorientasi prestasi. Yaitu pemimpin yang memberikan
kepercayaan pada bawahan untuk mencapai tujuan atau hasil dan prestasi.

D. Ohio State Leadership Studies


Penelitian mengenai kepemimpina dimulai pada tahun 1945, yang diprakarsai
oleh Biro Urusan dan Penelitian pada Ohio State University. Diketemukannya dua
dimensi utama dari perilaku pemimpin yang kemudian dikenal sebagai Consideration
(pertimbangan) dan Initiating Structurre.

Consideration menggambarkan derajat dan corak hubungan seorang pemimpin


dengan bawahannya, yang ditandai adanya saling percaya, penghargaan terhadap gagasan
bawahannya dan penenggangan terhadap perasaan bawahan. Sedangkan yang disebut
initiatingstructure (orientasi tugas) menggambarkan sejauh mana seorang pemimpin
memberi batasan dan memberi struktur terhadap perannya dan peran bawahannya
tercapainya tujuan kelompok. Dengan dua dimensi consideration dan initiating structure
dapat dibedakan adanya empat gaya kepemimpinan, yaitu:
a. Pertimbangan rendah, struktur rendah.
b. Pertimbangan tinggi, struktur rendah.
c. Pertimbangan tinggi, struktur tinggi.
d. Pertimbangan rendah, struktur tinggi.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Robert R. Blake dan Jane S.
Mouton. Mereka juga menggunakan dimensi, yaitu garis tegak untuk dimensi
pertimbangan (perhatian terhadap manusia), dan garis mendatar untuk dimensi struktur
(perhatian terhadap tugas atau produksi). Mereka membedakan adanya lima gaya
manajemen yang tidak diberuikan nama, tetapi dengan diberi tanda kombinasi angka.

10
E. Teori Kepemimpinan Situasional
Kemampuan mengendalikan sumber daya dan dana serta faktor lain untuk mencapai
tujuan organisasi merupakan usaha yang harus dilakukan dalam setiap organisasi.
Keberhasilan untuk mecapai tujuan organisasi adalah merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh setiap pemimpin.

Teori kepemimpinan ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang


tergantung pada dua hal, yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk
menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa (kedewasaan) dan para
bawahan yang dipimpin. Kematangan dalam hubungan ini berkaitan dengan derajat
pengalaman, kemampuan dan kemauan para bawahan untuk menerima tanggung jawab
atas tugas tertentu. Dua dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam teori ini adalah
perilaku seseorang pemimpin yang berkatian dengan tugas kepemimpinannya dan
hubungan atasan-bawahan.

F. Kepemimpinan Dalam Praktik


Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahanagar
mereka mampu bekerja sama, sehingga membentuk jalinan kerja sama yang harmonis
dengan pertimbangan aspek efisiensi dan efektifitas untuk mencapai angka produktivitas
kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.

1. Pemimpin Efektif
Pemimpin dikatakan efektik manakala bawahan merespon karena ingin melakukan
tugas dan menemukan kompensasinya, lalu bawahan menghormati, patuh, dan taat
kepada pemimpin, dan senang hati bekerja sama dengannya. Kepemimpinan yang efektif
banyak bergantung pada beberapa variable, seperti budaya organisasi, sifat dari tugas dan
aktivitas kerja, dan nilai serta pengalaman kepemimpinan. Sementara itu, batasan yang
mempengaruhi efektivitas kepemimpinan itu mencakup kepribadian, pengalaman masa
lampau, dan harapan dari pemimpin yang bersangkutan; harapan dan perilaku atasan;
karakteristik, harapan dan perilaku bawahan; persyaratan tugas; kultur dan kebijakan
organisasi; dan harapan serta perilaku rekan kerja. Seorang pemimpin harus dipilih
nerdasarkan tipe kepribadian yang dipersyaratkan, dan pengalaman masa lampau, baik
organisasi formal maupun informal sehingga dapat mencapai hasil yang lebih efektif.

11
Karakteristik bawahan juga mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang
pemimpin, dan pengaruh ini dapat temukan dalam beebrapa cara. Pertama, keterampilan
dan pelatihan bawahan mempengaruhi pilihan gaya pemimpin efektif. Kedua, sikap
bawahan juga akan menjadi determinasi yang mempengaruhi. Kultur organisasi, baik
langsung maupun tidak langsung, akan membentuk perilaku pemimpin maupun harapan
bawahan. Kebijakan organisasi yang telah ditentukan juga mempengaruhi gaya
kepemimpinan seorang pemimpin.

2. Indikator Pemimpin Efektif

Seorang pemimpin (leader) adalah seorang manager yang efektif. Salah satu
pendekatan yang dianggap tepat dalam melihat indicator pemimpin yang efektif adalah
dengan melihat peran-peran yang di mainkan oleh seorang pemimpin.

Adapun peran-peran dari seorang pemimpin yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Sebagai figure (figurehead)


Seorang pemimpin dituntut untuk dapat berperahn sebagai symbol bagi
organisasi yang dipimpinnya.
b. Sebagai pemimpin (leader)
Tugas sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab untuk memotivasi dan
mengaktifkan bawahan; bertanggung jawab untuk mengisi posisi yang kosong
(staffing), melatih, dan tugas-tugas yang terkait.
c. Sebagai Penghubung
Keberadaan pemimpin sebagai penghubung, baik dengan pihak intern
organisasi maupun dengan pihak diluar organisasi dan bawahan. Tugas utama yang
dilakukan pemimpin sebagai Penghubung adalah memelihara suatu jaringan yang
berkembang sendiri yang memberikan dukungan dan informasi.
d. Sebagai pengamat (monitoring)
Peran sebagai monitor menuntut seorang pemimpin untuk selalu aktif mencari
informasi yang dapat bermanfaat untuk organisasi.
e. Sebagai pembagi informasi (disseminator)

12
Pemimpin perlu meneruskan infromasi yang diterima dari pihak luar atau dari
bawahan kepada anggota organisasi. Informasi yang diperoleh tersebut dapat
diteruskan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan untuk maksud informasi
atau percakapan singkat.
f. Sebagai juru bicara (spokesperson)
Peran juru bicara memposisikan pemimpin sebagai wakil organisasi dalam
menyampaikan informasi ke pihak luar. Pemimpin dalam hal ini berfungsi sebagai
pakar berkenaan dengan organisasi yang di pimpinnya.
g. Sebagai wirausaha (interpreneur)
Pemimpin perlu bertindak sebagai wirausaha. Yaitu mencari kesempatan-
kesempatan dalam organisasi dan lingkungannya serta memprakasai proyek-
proyek perbaikan untuk menimbulkan perubahan-perubahan.

Beberapa peran penting lainnya yang dapat dijadikan ukuran keefektifan seorang
pemimpin adalah pengendalian gangguan (disturbance handler), pengelokasian sumber
daya (resource allocator), dan perunding (negotiator).

3. Menjadi pemimpin Yang Efektif

Untuk menjadi pemimpin yang sukses, mungkin sulit bagi kita menemukan formulasi
yang paling tepat. Thomas Gordon (1997) memberikan beberapa panduann bagi
pemimpin untuk dapat mencapai tingkat keefektifan yang diharapkan. Beberapa panduan
tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mendengarkan sampai memahami; bersedia membahas;terbuka terhadap gagasan


orang lain;menyediakan waktu untuk mendengarkan.
b. Mau mendukung dan membantu; mau menyokong; mau berpihak kepada bawahan
dan mau mengingat masalah bawahan.
c. Menggunakan pendekatan kelompok; membantu kelompok mencapai keputusan
yang lebih baik; memudahkan kerja sama.
d. Menghindari supervise terlalu dekat; tidak terlalu ngebos; tidak mendikte atau
mengikuti petunjuk secara kaku.
e. Mendelegasikan wewenang; mempercayai kelompok; tidak menolak dinilai oleh
kelompok; memperbolehkan kelompok mengambil keputusan; mempercayai
kreativitas orang lain.

13
f. Berkomunikasi secara terbuka dan jujur; tidak merahasiakan pendapatnya;
perkataannya dapat dipercaya.
g. Mengusahakan yang terbaik buat bawahannya; dan mau solider terhadap
bawahannya.

Beberapa panduan yang mungkin berguna bagi para pemimpin ketika mulai
membentuk kelompok mereka menjadi sebuah tim manajemen yang efektif adalah
sebagai berikut:

a. Makin bergantung sebuah kelompok kepada pemimpinnya, makin besar


kemungkinan sumbangnya sarannya menghambat peran serta anggota lainnya.
b. Makin besar perbedaan status atau prestige antara pemimpin dan anggota (menurut
pandangan anggota).
c. Begitu seorang pemimpin menjadi seperti “sesame anggota:
d. Kesadarana seorang pemimpin atas kuatnya efek menghambat
e. Menemukan keseimbangan yang tepat antara mendengarkan orang lain dan
menyampaikan gagasan sendiri dalam diskusi.
f. Begitu dipandang sebagai sesame anggota kelompok, sumbang saran seorang
pemimpin akan lebih mudah diterima atau ditolak berdasarkan sumbang saran itu
sendiri.

Menurut George R. Terry, ada delapan ciri yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin yang ideal, yakni:

a. Mempunyai kekuatan mental dan fisik yang energik


b. Mempunyai emosi yang stabil;tidak cepat marah dan percaya pada diri sendiri.
c. Mempunyai pengetahuan human relation yang baik.
d. Mempunyai personal motivasi yang cukup untuk diri sendiri demi kemajuan
kepemimpinannya.
e. Mempunyai kecakapan berkomunikasi.
f. Mempunyai kecakapan untuk mengajar, mendidik, dan mengembangkan anggota.
g. Mempunyai skill supaya anggota setia dan mendukung kepemimpinannya.
h. Mempunyai kecakapan pengetahuan yang luas dalam teknikal dan manajerial.

14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk memengaruhi para bawahan agar
mereka mampu bekerja sama sehingga membentuk jalinan kerja sama yang harmonis agar
tercapai efisiensi dan efektivitas guna mencapai tingkat produksi yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan merupakan seseorang yang memiliki kewenangan untuk memberi tugas,
mempunyai kemampuan untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain (bawahan) melalui
pola hubungan yang baik guna mencapai suatu tujuan organisasi atau kelompok yang telag
ditentukan. Seorang pemimpin yang baik dan benar harus memiliki integritas (kepribadian),
intelektual (pengetahuan), skill (kemampuan) dan pengalaman di masa lampau. Seorang
pemimpin yang baik juga harus memiliki power atau mempengaruhi orang lain, mau belajar,
mendengar dan siap di kritik. Apabila seorang pemimpin memiliki kriteria=kriteria tersebut,
maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.

Banyak sekali tipe, kualifikasi mengenai pemimpin maupun pengertiannya dari para
ahli dan pakar. Kesimpulan yang dapat diambil ialah kita sebagai mahasiswa perlu sekali
belajar menjadi pemimpin agar kelak bisa memimpin dalam skala kecil maupun besar. Dalam
era globalisasi saat ini atau industri 4.0, di indonesia masih banyak membutuhkan para
pemuda atau mahasiswa/i yang terampil bisa memimpin yang terutama dan berkarya. Semoga
makalah ini bisa menjadikan referensi ataupun materi tambahan mengenai kepemimpinan.

B. Saran
Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkordinasi,melakukan percobaan dan memimpin perkerjaan untuk mencapai tujuan
bersama. Maka untuk menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa
pemimpin. Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan paling tidak untuk memimpin diri
sendiri.

Seharusnya Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada


dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya
menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan.

15

Anda mungkin juga menyukai