MAKALAH
Tugas Mandiri
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
Aisyah Ramadhani
PINRANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kepemimpinan ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Kepemimpinan ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Kepemimpinan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
A. Pengertian Kepemimpinan.................................................................................3
B. Teori Kepemimpinan...........................................................................................5
D. Tugas Kepemimpinan.......................................................................................12
E. Fungsi Kepemimpinan......................................................................................13
F. Kepemimpinan Efektif......................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................21
B. Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
menjalani kehidupan ini, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan
lingkungannya. Manusia selalu hidup berkelompok baik dalam kelompok besar
maupun dalam kelompok kecil.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social
manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri.
1
2
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian Kepemimpinan?
b. Bagaimana Teori – teori Kepemimpinan?
c. Bagaimana Tipe – tipe Kepemimpinan?
d. Bagaimana fungsi dan tugas seorang pemimpin?
e. Bagaiamana Kategori – kategori Kepemimpinan yang efektif?
C. Tujuan Maslah
a. Menguraikan lebih jelas Pengertian Kepemimpinan!
b. Menganalisa teori-teori dan tipe kepemimpinan!
c. Memahami fungsi dan tugas seorang pemimpin!
d. Menerapkan kategori-kategori kepemimpinan yang efektif!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Fiedler berpendapat, “leader as the individual in the group given the task of
directing and coordinating task relevant group activities.” Dari pengertian tersebut
menunjukkan bahwa seseorang pemimpin adalah anggota kelompok yang
memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan kinerja dalam
rangka mencapai tujuan. Fiedler dalam hal ini lebih menekankan pada “directing
and coordinating”.
1
Pramudji, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), hlm. 5
3
4
seharusnya masa depan itu, mengarahkan kepada visi, dan memberikan inspirasi
untuk mewujudkannya.
Ing Ngarsa Sung Tuladha: Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang -
orang yang dipimpinnya.
B. Teori Kepemimpinan
memiliki sifat-sifat tepat, seksama, sesuai dengan prinsip, namun keras dan kaku.
Pemimpin tidak pernah akan mendelegasikan otoritasnya. Lembaga atau
organisasi yang dipimpinnya merupakan a one-man show. Dengan keras ia
menekankan prinsip-prinsip “business is busines”, “waktu adalah uang untuk bisa
makan, orang harus bekerja keras”, “yang kita kejar adalah kemenangan mutlak”.
Sikap dan prinsipnya sangat konservatif. Pemimpin hanya akan bersikap baik
terhadap orang-orang yang patuh serta loyal dan sebaliknya, dia akan bertindak
keras dan kejam terhadap mereka yang membangkang.
b. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan
dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk merangsang kesediaan
bekerja para pengikut dan anak buah. Pemimpin merangsang bawahan agar
mereka mau bekerja, guna mencapai sasaran - sasaran organisatoris dan untuk
memenuhi tujuan-tujuan pribadi. Oleh karena itu, pemimpin yang mampu
memotivasi orang lain akan sangat mementingkan aspek-aspek psikis manusia,
seperti pengakuan (recognizing), martabat, status sosial, kepastian emosional,
memperhatikan keinginan dan kebutuhan pegawai, kegairahan kerja, minat,
suasana, dan hati.
c. Teori Sosiologis
Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan antarelasi
dalam organisasi dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik
organisatoris antara para pengikutnya. Agar tercapai kerja sama yang baik,
pemimpin menetapkan tujuan-tujuan, dengan menyertakan para pengikut dalam
pengambilan keputusan terakhir. Selanjutnya juga mengidentifikasi tujuan, dan
kerap kali memberikan petunjuk yang diperlukan bagi para pengikut untuk
melakukan setiap tindakan yang berkaitan dengan kepentingan kelompoknya.
7
d. Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin dan bekerja
dengan penuh gairah, sedangkan pemimpin akan membimbing dengan sebaik-
baiknya melalui policy tertentu. Maksudnya pemimpin perlu menciptakan suatu
lingkungan kerja yang menyenangkan, dan bisa membantu mempertebal
keinginan setiap pengikutnya untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin,
sanggup bekerja sama dengan pihak lain, mau mengembangkan bakat dan
keterampilannya, dan menyadari benar keinginan untuk maju. Teori suportif ini
biasa dikenal dengan teori partisipatif atau teori kepemimpinan demokratis.
h. Teori Situasi
Teori situasi berpandangan bahwa munculnya seorang pemimpin bersamaan
masa pergolakan, kritis seperti revolusi, pemberontakan dan lain-lain. Pada saat
itulah akan muncul seorang pemimpin yang mampu mengatasi persoalan-
persoalan yang nyaris tidak dapat diselesaikan oleh orang-orang “biasa”.
Pemimpin semacam ini muncul sebagai penyelamat dan cocok untuk situasi
tertentu. Dalam bahasa lain biasa dikenal dengan “satrio peningit”, orang pilihan
atau “imam mahdi”.
i. Teori Humanistik/Populistik
Fungsi kepemimpinan menurut teori ini ialah merealisir kebebasan manusia
dan memenuhi setiap kebutuhan insani, yang dicapai melalui interaksi pemimpin
dengan rakyat. Untuk melakukan hal ini perlu adanya organisasi yang baik dan
pemimpin yang baik, yang mau memperhatikan kepentingan dan kebutuhan
rakyat. Organisasi tersebut juga berperan sebagai sarana untuk melakukan kontrol
sosial, agar pemerintah melakukan fungsinya dengan baik, serta memperhatikan
kemampuan dan potensi rakyat.
Terdapat beberapa gaya kepemimpinan atau sering juga disebut dengan tipe
kepemimpinan yaitu:
b. Tipe Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai
berikut:
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau
anak-anak sendiri yang perlu dikembangkan.
10
c. Tipe Militeristis
Tipe ini bersifat kemiliteran, namun hanya gaya luaran saja yang mencontoh
militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan ini berbeda sekali dengan
kepemimpinan organisasi militer. Sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara
lain ialah:
Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, terhadap
bawahannya sangat keras, otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana.
Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran berlebihan.
tidak menghendaki saran, usulan, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
Komunikasi hanya berlangsung searah.
d. Tipe Otokratis
Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak
dan harus dipenuhi. Pemimpin selalu mau berperan sebagai pemain tunggal. Pada
a one man show, dia sangat berambisi untuk merajai situasi. Setiap perintah dan
kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak
11
pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus
dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi pemimpin sendiri.
f. Tipe Populistis
Profesor Peter Worsley dalam bukunya the third world mendefiniskan
kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan
solidaritas rakyat misalnya Soekarno dengan ideologi marhaenismenya, yang
menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati
terhadap kolonialisme dan penindasan-penindasan serta penguasaan oleh
kekuatan-kekuatan asing (luar negeri).
sistem administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah, yaitu untuk
memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan usaha pembangunan pada
umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini diharapkan adanya
perkembangan teknis, yaitu teknologi, industri, manajemen modern dan
perkembangan sosial di tengah masyarakat.
h. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan
pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada
diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini
bukan terletak pada “person atau individu pemimpin”, tetapi kekuatan justru
terletak pada partisipasi aktif dari setiap kelompok.
D. Tugas Kepemimpinan
Tugas seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah membawa
anggota organisasi untuk bekerja bersama sesuai dengan tanggung jawabnya
masing-masing dan membawa organisasi ke arah pencapaian tujuan yang
diharapkan.
2
Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010),
hlm. 92
13
E. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam
kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi
kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam interaksi
antar individu di dalam situasi social suatu kelompok atau organisasi. Fungsi
kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu: pertama, dimensi yang berkenaan
dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau
aktivitas pemimpin. Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan
(support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-
tugas pokok kelompok atau organisasi.
14
a. Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yan menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah
itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan
yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang
lain agar mau melaksanakan perintah.
b. Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan
yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang
dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan
keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang
dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam
pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa
umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
c. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang
yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak
mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin
harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
15
d. Fungsi Delegasi
Fungsi delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang
membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.
Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin
yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.
e. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif)
mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.
F. Kepemimpinan Efektif
Sebuah sasaran utama dari program penelitian kepemimpinan adalah untuk
mengidentifikasi prilaku kepemimpinan yang efektif. Dari sejumlah penelitian
yang ada, telah mengajukan sebuah taksonomi yang terintegrasi yang didasarkan
atas suatu kombinasi dari pendekatan-pendekatan yang ada, termasuk factor
analysis, judgmental classification, serta theoretical deduction.3
3
Yukl Gary, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: Prenhallindo,
1998), hlm. 56
17
Versi Yukl tersebut mempunyai empat belas kategori perilaku dari jangka
menengah yang disebut praktik-praktik manajerial dan sejumlah komponen
prilaku spesifik yang lebih besar. Kategori-kategori tersebut cukup generik untuk
dapat diaplikasikan secara luas pada jenis manajer yang berbeda-beda, namun
cukup spesifik untuk dihubungkan dengan permintaan-permintaan dan hambatan
situasional yang dihadapi seorang pemimpin individual. Permintaan-permintaan
dan hambatan situasional yang dihadapi seorang pemimpin individual.
21
22
B. Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi,
disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah
dilampirkan pada daftar rujukan.
DAFTAR PUSTAKA