Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Teori Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan, Serta Sifat dan Gaya Kepemimpinan”

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Kewirausahaan

Disusun oleh Kelompok 7 (Tujuh) :

1. AFENTRI PORNOMO
2. BEALI WIDIAWATI
3. DWI JAYANTI
4. SUNARTI
5. YETA MARYANI
6. NOVIYANTO
7. MERISKA PUTRIYANTI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya
yangbertakwa. Atas berkat rahmat serta hidayah Allah jugalah penulis telah dapat menyelesai
kanmakalah yang berjudul :

“TEORI KEPEMIMPINAN, DEFINISI KEPEMIMPINAN SERTA SIFAT DAN


GAYA KEPEMIMPINAN”.

Adapun penyusunan makalah iniadalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak
menutupkemungkinan apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan.Dengan lapangdada
penulis menerima saran dan kritiknya demi untuk menambahwawasan.Semoga Makalah ini
mendatangkan manfaat bagi penulis khususnyadan bagi rekan-rekan semua pada
umumnya.Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penyusun,

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
I.I Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Definisi Kepemimpinan.................................................................................... 3
2.2 Gaya Kepemimpinan ........................................................................................ 4
2.3 Sifat Kepemimpinan ......................................................................................... 8
2.4 Teori-teori Kepemimpinan ............................................................................... 11

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat
menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu
organisasi.Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban.Masalah
kepemimpinan masihsangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di
sepanjang peradaban umatmanusia.Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin
buruk saja moral dan mentalnya.Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik
(good leader).Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai
sasarannya.Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk
melakukan pekerjaannyasesuai dengan sasaran yang diharapkan . Kepemimpinan
adalah sebuah alat/sarana atau suatuproses dalam organisasi untuk membujuk orang
lain agar bersedia melakukan sesuatu secarasukarela/sukacita dalam mencapai sasaran
organisasi.

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk


menggerakkandan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang yaituancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan adanya
ancaman, maka bawahan akantakut dan mematuhi semua perintah atasan.
Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luasdaripada kekuasaan karena kepemimpinan
adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedarmelakukan apa yang atasan inginkan
tapi juga untuk mencapai tujuan / sasaran organisasi. Kalau ditelusuri lebih lanjut,
betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan dalamsuatu kelompok
organisasi.Contohnya bila terjadi suatu konflik atau perselisihan antaraorang-orang
dalam kelompok tersebut, maka pemimpin organisasi mencari alternatif pemecahannya
supaya terjadi kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati bersama.Pendidikan memiliki
posisi penting dalam kehidupan manusia.Mengingat pentingnyapendidikan bagi
kehidupan manusia, maka Is- lam sebagai agama yang rahmatan lil alamin,memberikan
perhatian serius terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidupmanusia.

1
Pendidikan merupakan ladang investasi terbesar dalam membangun dan
membentukmanusia seutuhnya (insanul kamil).Sentuhan pendidikan di- yakini
mampumembentuksumberdaya manusia (human resources) yang beradab dan
berkualitas.Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak,
memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan cita-cita Keluarga tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa Definisi Kepemimpinan?
2) Apa Saja Gaya Kepemimpinan?
3) Apa saja Sifat Kepemimpinan
4) Apa saja Teori Kepemimpinan?

1.3 Tujuan
1) Mengetahui Definisi Kepemimpinan
2) Mengetahui Gaya Kepemimpinan
3) Mengetahui Sifat Kepemimpinan
4) Mengetahui apa saja Teori Kepemimpinan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi kepemimpinan


Berikut beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli.yaitu :
1. Menurut Wahjosumidjo (1987:11)
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri
seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian
(personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan
juga sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan
dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin,
pengikut, dan situasi.`
2. Menurut Moejiono (2002)
Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh
satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya.Para ahli teori sukarela (compliance
induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
3. Menurut Fiedler (1967)
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-
individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok
orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
4. Menurut Ott (1996)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi
yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya
perilaku orang lain.

Nah itulah pengertian kepemimpinan menurut para ahli, Gramedians.Secara umum


Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana
seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi,
misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang baik dengan itu membawa organisasi

3
menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan
mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika,
perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran yang dimilikinya.

2.2 Gaya Kepemimpinan


Setiap pemimpin dalam memimpin dan mengelola organisasinya memiki gaya
kepemimpinan yang berbeda satu sama lain. Gaya kepemimpinan itu terkait dengan
kepribadian yang dimiliki pemimpin dan tidak selalu gaya kepemimpinan itu lebih baik atau
lebih buruk antara satu dengan yang lainya. Istilah gaya itu sendiri sama dengan cara yang
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pengikut atau bawahanya.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang di gunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan (Thoha, 2010).
Sedangkan menurut Kartini Kartono (2008), gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan,
tempramen, watak, dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi
dengan orang lain.

2.2.1 Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan


1) Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Kharismatik adalah kata dalam bahasa Yunani yang berarti “berkat yang
terinspirasi secara agung,” seperti kemampuan untuk melakukan keajaiban atau
memprediksi peristiwa masa depan. Weber (1947) menggunakan istilah itu untuk
menjelaskan bentuk dan pengaruh yang bukan didasarkan pada tradisi atau
wewenang formal tetapi lebih atas persepsi pengikut bahwa pemimpin itu
diberkati dengan kualitas yang luar biasa (Yukl, 2015).
Menurut penelitian Howell dan Frost, (1989); Lowe et al., (1996)
kepemimpinan karismatik telah menunjukkan hubungan yang signifikan dengan
pengikut kepercayaan, usaha, dan komitmen (dalam Barbuto, 2005).
Menurut Robbins (2013), ada empat karakteristik kepemimpinan
kharismatik, yaitu:
1. isi dan Artikulasi Memiliki visi yang diekspresikan sebagai sebuah tujuan
ideal yang lebih baik ke depannya dari mempertahankan keadaan sekarang
dan dapat menjelaskan pentingnya visi yang dipahami oleh orang lain.

4
2. Resiko Personal Pemimpin mengambil suatu resiko yang tinggi,
menciptakan biaya yang tinggi, dan butuh pengorbanan untuk mencapai visi
tersebut.
3. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut Tanggap terhadap kemampuan
orang lain dan merespon kebutuhan mereka.
4. Perilaku Inkonvensional terlibat dalam perilaku yang melebihi ekspetasi
biasa.
2) Gaya Kepemimpinan Transformasional
Seorang pemimpin harus mengerti kebutuhan dari masing-masing
karyawan. Dengan kebutuhan- kebutuhan yang diperoleh maka karyawan akan
termotivasi untuk bekerja. Para ahli telah banyak mendefinisikan tentang
Transformatinal Leadership. Hal ini didukung oleh Avolio and Bass (2002) yang
menjelaskan untuk pencapaian hasil yang lebih unggul yaitu dengan menekankan
satu atau lebih dari empat dimensi Transformational Leadership. Nemanich dan
Keller (2007) membuktikan bahwa perilaku Transformational Leadership sangat
efektif untuk meningkatkan kinerja organisasi dan mencapai keunggulan
kompetitif. Piccolo & Colquitt (2006) menyatakan melalui keunggulan kompetitif
dapat mendorong karyawan melakukan inovasi, yang dapat meningkatkan
kemajuan dan perkembangan dari perusahaan. Hall et al. (2009) menyatakan
perilaku Transformational Leadership dengan memperlakukan karyawan dalam
mode paternalistik, membimbing dalam semua situasi, membantu, memberikan
pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan karyawan.
Pemimpin transformational menurut Robbin & Judge (2008) memiliki
karakteristik yang membedakan dengan gaya kepemimpinan yang lainnya,
diantaranya.
a) Kharisma / Pengaruh yang ideal
Adanya pemberian wawasan serta penyadaran akan visi dan misi,
membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan
kepercayaan pada para bawahannya.
b) Inspirasi
Adanya proses menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanfaatan
simbolsimbol untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasi kan tujuan-
tujuan penting dengan cara yang sederhana.

5
c) Rangsangan intelektual
Adanya usaha meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan
masalah secara seksama.
d) Perhatian individual
Pemimpin memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih
setiap orang secara khusus dan pribadi.

3) Gaya Kepemimpinan Transaksional


Transaksional Leadership lebih menekankan dalam bentuk reward. Bass
(1999), memotivasi karyawan dengan contigent reward agar dapat memberikan
kinerja yang baik bagi perusahaan. Penn (2015) mengemukakan bahwa
Transaksaksional Leadership didefinisikan sebagai kepemimpinan yang
didasarkan pada kontrak perjanjian antara pemimpin dan karyawan, dimana
masing-masing pihak mengharapkan pemenuhan perjanjian yang telah disepakati.
Kuhnert & Lewis (1987) menyatakan bahwa sebagai ganti dari usaha karyawan
maka perusahaan memberikan reward. Bass (1990) Transakstional Leadership
berfokus pada pertukaran yang terjadi antara pemimpin dankaryawan. Pertukaran
ini memungkinkan para pemimpin untuk mencapai tujuan kinerjanya,
menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan, mempertahankan situasi organisasi
saat ini, memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan, menekankan imbalan
ekstrinsik, menghindari risiko, dan fokus pada peningkatan efisiensi organisasi.
Bass (2003) menjelaskan keberhasilan suatu perusahaan sepenuhnya di mediasi/
karena adanya pemimpin yang mampu mengatur karyawannya dengan baik,dan
adanya karyawan yang taat terhadap pemimpin.
Menurut Soejipto (2012), kepemimpinan transaksional memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Laissez Faire
Kepemimpinan Laissez Faire memiliki perilaku pemimpin yang kurang
perduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Berbagai permasalahan yang
dihadapi biasanya baru terdeteksi pada waktu ada orang lain yang
mengingatkannya.

6
2. Manajemen dengan Eksepsi (Pasif)
Kepemimpinan ini menunjukkan aktivitas yang lebih intensif dari yang
ditunjukkan oleh kepemimpinan Laissez Faire. Aktivitas ini menunjukkan
peningkatan kualitas pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya.
3. Manajemen dengan Eksepsi (Aktif)
Kepemimpinan ini ditujukan untuk membangkitkan keinginan anggota
perusahaan untuk mencari atau merumuskan secara arif permasalahan yang
dihadapi perusahaan dan mengambil tindakan korektif dengan cepat
sebelum persoalan membesar.
4. Imbalan Kontinjen (Contingent)
Kepemimpinan ini mendorong anggota perusahaan untuk bekerja sesuai
aturan, bekerja secara berencana, mencapai sasaran yang telah ditetapkan,
dan menghasilkan produk dan jasa yang memenuhi standar.

4) Gaya Kepemimpinan Partisipatif


Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan norma perilaku yang digunakan
oleh seorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
atau bawahan. Dalam hal ini menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan
mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi
menjadi sangat penting kedudukannya (Thoha, 2007).
Ciri-ciri kepemimpinan partisipatif menurut Runtuwene (2013), sebagai
berikut :
1. Pemimpin memberikan dukungan tinggi dan rendah pengarahan.
2. Posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
dipegang secara bergantian antara pemimpin dan bawahan
3. Komunikasi dua arah ditingkatkan.
4. Pemimpin mendengarkan bawahan secara aktif.
5. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sebagian
besar pada bawahan.
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif ada empat prosedur pengambilan
keputusan, yaitu sebagai berikut (Yukl, 2015) :

7
1. Keputusan yang Otokratis
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa meminta pendapat atau saran
dari orang lain, dan orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung
terhadap keputusan.
2. Konsultasi
Manajer menanyakan pendapat dan gagasan, kemudian mengambil
keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan saran dan perhatian
mereka dengan serius
3. Keputusan Bersama
Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah
keputusan tersebut dan mengambil keputusan bersama. Manajer tidak
mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir.
4. Pendelegasian
Manajer memberikan otoritas dan tanggung jawab untuk membuat
keputusan kepada seseorang atau grup. Manajer biasanya menyebutkan
batasan dimana pilihan akhir itu harus berada, dan persetujuan awal
mungkin ya atau mungkin tidak perlu diminta sebelum keputusan itu dapat
diimplementasikan.

2.3 Sifat – sifat Kepemimpinan


Sifat merupakan bawaan yang mempengaruhi segala tingkahlaku, perbuatan serta
tindakan dalam mengambil suatu keputusan. Dengan didasarkan pada pandangan Traits
Theory atau Teori Sifat Kepemimpinan, yang memandang pentingnya sifat manusia
dalam kepemimpinan, maka sifat-sifat kepemimpinan yang harus diimplementasikan
menurut para ahli sebagai berikut:
Edwin Ghiselli mengemukakan teori mereka tentang teori kesifatan atau sifat
kepemimpinan (Handoko, 1995, p.297). Edwin Ghiselli mengemukakan 6 (enam) sifat
kepemimpinan, yaitu :
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau
pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen.
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab
dan keinginan sukses.
3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.

8
4. Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan
memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan diri, atau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi
masalah.
6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan
serangkaian kegiatan dan menentukan cara-cara baru atau inovasi.
Berbagai teori kesifatan juga dikemukakan oleh Ordway Tead dan George R.
Terry (Kartono, 1995, p.37). Teori kesifatan menurut George R. Terry adalah sebagai
berikut:
1. Kekuatan
Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat yang pokok bagi pemimpin
sehingga ia mempunyai daya tahan untuk menghadapi berbagai rintangan.
2. Stabilitas emosi
Pemimpin dengan emosi yang stabil akan menunjang pencapaian lingkungan
sosial yang rukun, damai, dan harmonis.
3. Pengetahuan tentang relasi insani
Pemimpin memiliki pengetahuan tentang sifat, watak, dan perilaku bawahan agar
bisa menilai kelebihan/kelemahan bawahan sesuai dengan tugas yang diberikan.
4. Kejujuran
Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri
sendiri maupun kepada bawahan.
5. Obyektif
Pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan sebab musabab
dari suatu kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.
6. Dorongan pribadi
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin harus muncul dari dalam hati
agar ikhlas memberikan pelayanan dan pengabdian kepada kepentingan umum.
7. Keterampilan berkomunikasi
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud
orang lain, mahir mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbedabeda
untuk mencapai krukunan dan keseimbangan.
8. Kemampuan mengajar

9
Pemimpin diharapkan juga menjadi guru yang baik, yang membawa orang belajar
pada sasaran-sasaran tertentu untuk menambah pengetahuan, keterampilan agar
bawahannya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.
9. Keterampilan social
Dia bersikap ramah, terbuka, mau menghargai pendapat orang lain, sehingga ia
bisa memupuk kerjasama yang baik.
10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial
Penguasaan kecakapan teknis agar tercapai efektifitas kerja dan kesejahteraan.
Teori kesifatan menurut Ordway Tead adalah sebagai berikut:
1. Energi jasmaniah dan mental
Yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani maupun mental
untuk mengatasi semua permasalahan.
2. Kesadaran akan tujuan dan arah
Mengetahui arah dan tujuan organisasi, serta yakin akan manfaatnya.
3. Antusiasme
Pekerjaan mempunyai tujuan yang bernilai, menyenangkan, memberikan sukses,
dan dapat membangkitkan antusiasme bagi pimpinan maupun bawahan.
4. Keramahan dan kecintaan
Dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk melakukan perbuatan yang
menyenangkan semua pihak, sehingga dapat diarahkan untuk mencapai tujuan.
5. Integritas
Pemimpin harus bersikap terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa dan seperasaan
dengan anak buah sehingga bawahan menjadi lebih percaya dan hormat.
6. Penguasaan teknis
Setiap pemimpin harus menguasai satu atau beberapa kemahiran teknis agar ia
mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin.
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan
Pemimpin yang berhasil pasti dapat mengambil keputusan secara cepat, tegas dan
tepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.
8. Kecerdasan
Orang yang cerdas akan mampu mengatasi masalah dalam waktu yang lebih
cepat dan cara yang lebih efektif.
9. Keterampilan mengajar

10
Pemimpin yang baik adalah yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan,
mendorong, dan menggerakkan anak buahnya untuk berbuat sesuatu.
10. Kepercayaan
Keberhasilan kepemimpinan didukung oleh kepercayaan anak buahnya, yaitu
percaya bahwa pemimpin dengan anggota berjuang untuk mencapai tujuan.

2.4 Teori – teori Kepemimpinan

Adapun teori-teori kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Teori Sifat
Seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan
olehseorang pemimpin. Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan olehsifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan
pemimpinditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja
bersumber daribakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.Tahun 1940-an
kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat.
Teori sifat adalah teori yang mencari sifat sifat kepribadian, sosial, fisik,
atauintelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin.Berdasarkanteori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau
merupakan bakat bawaan.Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang
membedakan antara pemimpindan bukan pemimpin yaitu ambisi dan energi,
keinginan untuk memimpin, kejujurandan integritas, rasa percaya diri, inteligensi,
dan pengetahuan yang relevan denganpekerjaan.Namun demikian teori sifat ini
tidak memberikan bukti dan adanyaindikasi kesuksesan seorang pemimpin.
2. Teori Great Man
Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir.Bennis
&Nanus menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan
diciptakan.Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses
pewarisanmemiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki
bakat untukmenempati posisi sebagai pemimpin. “Asal Raja Menjadi Raja” Anak
raja pastimemiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin rakyatnya.

11
3. Teori Big Bang
Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi
pemimpin.Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut. Situasi merupakan
peristiwa besar
seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi. Pengikut
adalahorang yang mengokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
4. Teori Tingkah Laku
Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya
dalammelaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku
kepemimpinantampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara
memerintah (instruksi),cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara
mendorong semangat bawahan,cara membimbing dan mengarahkan, cara
menegakkan disiplin, cara memimpinrapat, cara menegur dan memberikan
sanksi.
Antara tahun 1940-an hingga 1960-an muncul teori kepemimpinan tingkah
laku.Teori kepemimpinan tingkah laku ini mengacu pada tingkah laku tertentu
yangmembedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.Berdasarkan teori ini
kepemimpinan itu dapat diajarkan, maka untuk melahirkan pemimpin yang
efektif bisa dengan mendesain sebuah program khusus.

5. Teori Personal Situasional


Kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat
kepribadianpemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang
diharapkankepada kelompok.Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah
diuraikansebelumnya memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Hal
ini tidakmungkin setiap organisasi hanya dipimpin dengan gaya kepemimpinan
tunggal untuksegala situasi terutama apabila organisasi terus berkembang atau
jumlah anggotanyasemakin besar. Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada
pendapat bahwa dalammenghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya
kepemimpin yg berbeda-beda pula.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada kekuasaan karena
kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedar melakukan apa yang
atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi. Kalau
ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu
kelompok organisasi.Contohnya bila terjadi suatu konflik atau perselisihan antara
orang-orang dalam kelompok tersebut, maka pemimpin organisasi mencari alternatif
pemecahannya supaya terjadi kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati
bersama.Pendidikan memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia..
Definisi kepemimpinan menurut para ahli yaitu: 1). Wahjosumidjo (1987:11), 2).
Moejiono (2002), 3).Fiedler (1967), 4). Ott (1996)
Adapun sifat-sifat Kepemimpinan yaitu menurut Edwin Ghiselli mengemukakan
teori mereka tentang teori kesifatan atau sifat kepemimpinan (Handoko, 1995, p.297).
Edwin Ghiselli mengemukakan 6 (enam) sifat kepemimpinan, teori kesifatan juga
dikemukakan oleh Ordway Tead dan George R. Terry (Kartono, 1995, p.37) Teori
kesifatan menurut George R. Terry mengemukan 10 sifat kepemimpinan, dan Teori
kesifatan menurut Ordway Tead mengemukan 10 sifat kepemimpinan.
Adapun Gaya Kepemimpinan yaitu, Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Gaya
Kepemimpinan Transformasional, Gaya Kepemimpinan Transaksional, dan Gaya
Kepemimpinan Partisipatif.
Adapun teori-teori kepemimpinan yaitu Teori Sifat, Teori Great Man, Teori Big
Bang, Teori Tingkah Laku dan Teori Personal Situasional

3.2 Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-
saran sebagai berikut :
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan
dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhipara
bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.

13
2. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknyapara
pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh
parabawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai
dengankemampuannya masing-masing.
3. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorangpemimpin.
4. Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang
dipimpinmenjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk
tercapainyatujuan organisasi atau instnasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, (bandung : Alfabeta, 2010).

T.Hani Handoko , Manajemen edisi 2 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam


Pendidikan, (Yogyakarta : PustakaPelajar, 2004).

Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi Aksara,


1994).

Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung,1983).

I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung,1983).

M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih


Kecerdasan, 1981).

Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986).Maman Ukas,


Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo,1999).

Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir,(Surabaya :


1982).

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,(Bandung


: Angkasa, 1983).

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik danPermasalahannya,


(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995).

Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : OssaPromo, 1999) h.
253

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya,1996) h. 88.[3]


Maman Ukas, Op. cit., h. 261-262.[4] Ibid, h. 262-263.[5] Nanag Fattah, Op. cit., h. 102..[6]
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih
Kecerdasan, 1981) h.[7] Ibid, h. 38-39[ ] Ibid, hal. 468-469

http://terasmakalah.blogspot.com/2011/02/kepemimpinan-dalam-manajemen-
pendidikan.html

iii

Anda mungkin juga menyukai