(Makalah Ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Manajemen
Pendidikan)
Disusun oleh
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK
AL – KARIMIYAH TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kami kenikmatan, sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Shalawat serta salam, kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membebaskan umat darimasa kejahiliyahan.
Makalah ini penting untuk dibahas pada kali ini, mata kuliah Manajemen
Pendidikan, yang mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi
pemakalah. Pemakalah menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun dan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Semoga, makalah ini
memberikan manfaat, khususnya bagi pemakalah dan pembaca pada umumnya. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. .......................................................................................... 1
B. Rumusan .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
2. Apa Model-model Kepemimpinan Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
1
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius
IQ dan EQ, Etika, Perilaku Motivasional dan Mitos (Bandung: Alfabeta, 2010), 6.
3
B. Model Kepemimpinan Kependidikan
1. Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis – Demokratis)
Pemimpin memengaruhi pengikutnya melalui beberapacara, yaitu dari
cara yang menonjolkan sisi ekstrem yang disebut dengan perilaku otokratis
sampai dengan cara yang menonjolkan sisiek stremlainnya yang disebut
dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis pada umumnya bersifat negatif,
ketika sumber kuasa atau wewenang bersal dari adanya pengaruh pimpinan.
Jadi, otoritasberada di tangan pemimpin karena pemusatan kekuatan dan
pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggungjawab
penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman.
Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat, antara lain
pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan
serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi
utama dari perilaku otokratisini adalah pada tugas dan selalu memberikan
arahan kepada bawahannya.
Perilaku demokratis adalah perilaku kepemimpinan ini memperoleh
sumber kekuasaan atau wewenangan yang berawal dari bawahan. Hal ini
terjadi jika bawahan dimotivasi dengan tepat dan pimpinan dalam
melaksanakan kepemimpinan berusaha mengutamakan kerjasama dan team
work untuk mencapai tujuan, ketika si pemimpin senang menerima saran,
pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya. Kebijakan disini terbuka bagi
diskusi dan keputusan kelompok. Namun, kenyataannya, perilaku
kepemimpinan ini tidak mengacu pada dua model perilaku kepemimpinan yang
ekstrem di atas, tetapi memiliki kecenderungan yang terdapat diantara dua sisi
ektrem tersebut.
4
timbal-balik, rasa hormat dan kehangatan dalam hubungan
antarapemimpin dengan anggota stafnya (bawahan).
Adapun contoh dari faktor konsiderasi misalnya pemimpin
menyediakan waktu untuk menyimak anggotakelompok, pemimpin mau
mengadakan perubahan, dan pemimpin bersikapbersahabat dan dapat
didekati. Sedangkan contoh untuk faktor struktur inisiasimisalnya
pemimpin menugaskan tugas tertentu kepada anggota kelompok,pemimpin
meminta anggota kelompok mematuhi tata tertib dan peraturan standar,dan
pemimpin memberitahu anggota kelompok tentang hal-hal yang diharapkan
dari mereka.
5
standarpekerjaan yang harus dijalankan oleh bawahan. Dalam
menjalankanpekerjaannya, pimpinan cenderung menerapkan
ancaman dan hukuman. Olehkarena itu, hubungan antara pimpinan
dan bawahan dalam sistem adalah salingcuriga satu dengan lainnya
b. Sistem otoriter bijak (otokratis paternalistik)
Perbedaan dengan system sebelumnya adalah terletak kepada adanya
fleksibilitas pimpinan dalam menetapkan standar yang ditandai dengan
meminta kepada bawahan
c. Sistem konsultatif
Kondisi lingkungan kerja pada sistem ini dicirikan adanya pola komunikasi dua
arah antara pemimpin dan bawahan.
d. Sistem partisipatif
Pada system ini, pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang lebih
menekankan pada kerja kelompok di tingkat bawah.
6
6. Model Kepemimpinan Situasional
Teori ini menekankan pada ciri – ciri pribadi pemimpin dan situasi,
mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri – ciri
pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang
bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang
bersifat kepribadian dan situasional.
7
6.Selalu berada di depan dan tidak menyuruh orang lain untuk maju lebih
dulu.
1. Fungsi Instruksi
2. Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam
usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan
pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan
di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk
memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki
dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil
keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas
melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa
kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
8
Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan
bukan pelaksana.
4. Fungsi Delegasi
Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan
maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya
berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini
merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi,
dan aspirasi.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses
(efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. 2
D. Ciri-Ciri Kepemimpinan
Keberhasilan suatu organisasi lebih banyak ditentukan dari prilaku
seseorang sehingga kita harus tahu kemampuan apa yang sebenarnya harus
2
Tatang S, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah (Bandung:
Pustaka Setia, 2015), 223- 224.
9
dimiliki oleh seseorang pemimpin. Hadari Nawawi menyebutkan ada
beberapa persyaratan yang umumnya harus dimiki oleh sesorang pemimpin
yaitu :
d) Kreator, penuh inisiatif, dan memiliki hasrat kemauan untuk maju dan
berkenbang menjadi lebih baik
e) Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa
m) Disiplin
n) Berpengatahuan dan berpandangan luas
o) Sehat jasmani dan rohani
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
www.slidesare,net/aminudinharahap/makalah-model-model-kepemimpinan
www.slidesare,net/aminudinharahap/makalah-model-model-kepemimpinan