Anda di halaman 1dari 15

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

(Makalah Ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Manajemen
Pendidikan)

Dosen Pengampu: Dr. Yun Yun Yunadi.

Disusun oleh

Syarifah Ratu Siti Khalillah NIM 21.1.2273


Syaidina Ali Putra Akbar NIM 21.1.2272

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK
AL – KARIMIYAH TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kami kenikmatan, sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Shalawat serta salam, kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membebaskan umat darimasa kejahiliyahan.

Makalah ini penting untuk dibahas pada kali ini, mata kuliah Manajemen
Pendidikan, yang mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi
pemakalah. Pemakalah menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun dan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Semoga, makalah ini
memberikan manfaat, khususnya bagi pemakalah dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Depok, 4 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. .......................................................................................... 1
B. Rumusan .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II: PEMBAHASAN


A. Pengertian Kepemimpinan. ......................................................................... 3
B. Model Kepemimpinan Pendidikan. ............................................................. 4
C. Fungsi Kempemimpinan. ............................................................................ 8
D. Ciri-Ciri Kepemimpinan ............................................................................. 9

BAB III: PENUTUP


Kesimpulan ................................................................................................... 11
Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai suatu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya


seorang manajer untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih
banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif
lainnya, tetapi juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah
visi dan semua komponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan.
Pemimpin maupun manajer diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan.
Berbeda dengan organisasi lain, lembaga pendidikan merupakan bentuk
organisasi moral yang berbeda dengan bentuk organisasi lainnya. Sebagai suatu
organisasi, kesuksesan lembaga pendidikan,tidak hanya di tentukan oleh
kepemimpinan pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan
proses lembaga pendidikan itu sendiri. Kepemimpinan pendidikan berkewajiban
untuk mengkoordinasikan ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikan untuk
menjamin teraplikasinya peraturan pada lembaga pendidikan.

Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki


seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang
lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian
kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu
organisasi sangat tergantung pada pimpinannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah


yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa Pengertian Kepemimpinan Pendidikan?

1
2. Apa Model-model Kepemimpinan Pendidikan?

3. Apa Fungsi Kepemimpinan Pendidikan?

4. Apa Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Dengan berdasar poin-poin pertanyaan tersebut diatas, maka mempunyai


tujuan dalam makalah ini yaitu:

1. Untuk Mengetahui Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

2. Untuk Mengetahui Model-model Kepemimpinan Pendidikan

3. Untuk Mengetahui Fungsi Kepemimpinan Pendidikan

4. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Menurut D.E. McFarland mengemukakan bahwa kepemimpinan


adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau
pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam
memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
J.M. Pfiffner mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang di inginkan. 1
Oteng Sutisna mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk
dan proses baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat
begitu membangkitkan kerja sama ke arah tercapainya tujuan.
Dari beberapa definisi kepemimpinan tersebut dapat disimpulkan
bahwa Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau
kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah di tetapkan sebelumnya.Kepemimpinan adalah suatu kegiatan
memengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi
dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh
consensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan
organisasi tercapai.
Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga
satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpinan pendidikan, proses
pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepemimpinan
pendidikan adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih secara
langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah.

1
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius
IQ dan EQ, Etika, Perilaku Motivasional dan Mitos (Bandung: Alfabeta, 2010), 6.

3
B. Model Kepemimpinan Kependidikan
1. Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis – Demokratis)
Pemimpin memengaruhi pengikutnya melalui beberapacara, yaitu dari
cara yang menonjolkan sisi ekstrem yang disebut dengan perilaku otokratis
sampai dengan cara yang menonjolkan sisiek stremlainnya yang disebut
dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis pada umumnya bersifat negatif,
ketika sumber kuasa atau wewenang bersal dari adanya pengaruh pimpinan.
Jadi, otoritasberada di tangan pemimpin karena pemusatan kekuatan dan
pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggungjawab
penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman.
Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat, antara lain
pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan
serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi
utama dari perilaku otokratisini adalah pada tugas dan selalu memberikan
arahan kepada bawahannya.
Perilaku demokratis adalah perilaku kepemimpinan ini memperoleh
sumber kekuasaan atau wewenangan yang berawal dari bawahan. Hal ini
terjadi jika bawahan dimotivasi dengan tepat dan pimpinan dalam
melaksanakan kepemimpinan berusaha mengutamakan kerjasama dan team
work untuk mencapai tujuan, ketika si pemimpin senang menerima saran,
pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya. Kebijakan disini terbuka bagi
diskusi dan keputusan kelompok. Namun, kenyataannya, perilaku
kepemimpinan ini tidak mengacu pada dua model perilaku kepemimpinan yang
ekstrem di atas, tetapi memiliki kecenderungan yang terdapat diantara dua sisi
ektrem tersebut.

2. Model Kepemimpinan Ohio


Dalam penelitiannya, Universitas Ohio melahirkan teori dua faktor tentang
gaya kepemimpinan yaitu struktur inisiasi dankonsiderasi (Hersey dan
Blanchard, 1992). Struktur inisiasi mengacu kepadaperilaku pemimpin
dalam menggambarkan hubungan antara dirinya dengananggota kelompok
kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, salurankomunikasi, dan
metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik. Adapun konsiderasi
mengacu kepada perilaku yang menunjukkan persahabatan,kepercayaan

4
timbal-balik, rasa hormat dan kehangatan dalam hubungan
antarapemimpin dengan anggota stafnya (bawahan).
Adapun contoh dari faktor konsiderasi misalnya pemimpin
menyediakan waktu untuk menyimak anggotakelompok, pemimpin mau
mengadakan perubahan, dan pemimpin bersikapbersahabat dan dapat
didekati. Sedangkan contoh untuk faktor struktur inisiasimisalnya
pemimpin menugaskan tugas tertentu kepada anggota kelompok,pemimpin
meminta anggota kelompok mematuhi tata tertib dan peraturan standar,dan
pemimpin memberitahu anggota kelompok tentang hal-hal yang diharapkan
dari mereka.

Kedua faktor dalam model kepemimpinan Ohio tersebut dalam


implementasinyamengacu pada empat kuadran, yaitu :
a. model kepemimpinan yang rendahkonsiderasi maupun struktur
inisiasinya
b. model kepemimpinan yang tinggikonsiderasi maupun struktur
inisiasinya
c. model kepemimpinan yang tinggikonsiderasinya tetapi rendah
struktur inisiasinya
d. model kepemimpinanyang rendah konsiderasinya tetapi tinggi struktur
inisiasinya

3. .Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System)


Likert dalam Stoner (1978) menyatakan bahwa dalam model
kepemimpinan dapatdikelompokkan dalam empat sistem, yaitu sistem
otoriter, otoriter yang bijaksana,konsultatif, dan partisipatif.
Penjelasan dari keempat sistem tersebut adalah seperti yang disajikan pada
bagian berikut ini :
a. Sistem Otoriter (Sangat Otokratis). Dalam sistem ini,
pimpinan menentukansemua keputusan yang berkaitan dengan
pekerjaan, dan memerintahkan semua bawahan untuk
menjalankannya. Untuk itu, pemimpin juga menentukan

5
standarpekerjaan yang harus dijalankan oleh bawahan. Dalam
menjalankanpekerjaannya, pimpinan cenderung menerapkan
ancaman dan hukuman. Olehkarena itu, hubungan antara pimpinan
dan bawahan dalam sistem adalah salingcuriga satu dengan lainnya
b. Sistem otoriter bijak (otokratis paternalistik)
Perbedaan dengan system sebelumnya adalah terletak kepada adanya
fleksibilitas pimpinan dalam menetapkan standar yang ditandai dengan
meminta kepada bawahan
c. Sistem konsultatif

Kondisi lingkungan kerja pada sistem ini dicirikan adanya pola komunikasi dua
arah antara pemimpin dan bawahan.
d. Sistem partisipatif
Pada system ini, pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang lebih
menekankan pada kerja kelompok di tingkat bawah.

4. Model Kepemimpinan Managerial Great


Jika dalam model ohio, kepemimpinan ditinjau dari sisi struktur inisiasi dan
konsideransinya. Dalam model managerial grid yang disampaikan oleh Blake
dan Mouton, seperti yang dikutip oleh E. Mulayasa, memperkenalkan model
kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya terhadap produksi atau tugas
dan perhatian pada orang. Perhatian pada produksi (tugas) adalah sikap
pemimpin yang menekanka nmutu, keputusan, prosedur, mutu pelayanan staff,
efisiensi kerja, dan jumlah pengeluaran.Sedangkan, perhatian kepada orang
adalah sikap pemimpin yang memperhatikan anak buah dalam rangka
pencapaian tujuan.

5. Model Kontingensi Fiedler


Dalam teori kontingensi (kemungkinan) variabel – variabel yang berhubungan
dengan kepemimpinan dalam pencapaian tugas merupakan suatu hal yang
sangat menentukan pada gerakak selerasi pencapaian tujuan organisasi.Dalam
memunculkan teori ini perhatian Fiedler adalah pada perbedaan gaya dan
motivasional dari pemimpin.

6
6. Model Kepemimpinan Situasional
Teori ini menekankan pada ciri – ciri pribadi pemimpin dan situasi,
mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri – ciri
pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang
bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang
bersifat kepribadian dan situasional.

7. Model Kepemimpinan 3 Dimensi


Intisaridari model initerletak padapemikiran, bahwa kepemimpinan
dengan kombinasi perilaku hubungan dan perilaku tugas dapat saja sama,
namun hal tersebut tidak menjamin memiliki efektivitas yang sama pula.
Artinya, untuk setiap empat gaya utama perilaku kepemimpinan, pada masing
– masing gaya tesebut ada gaya yang lebih atau kurang efektif, hal ini terjadi
karena perbedaan kondisi lingkungan yang terjadi dan dihadapi oleh sosok
pemimpin dengan kombinasi perilaku hubungan dan tugas yang sama
tersebut memiliki perbedaan. Secara umum, dimensi efektivitas lingkungan
terdiri dari dua bagian, yaitu dimensi lingkungan yang tidak efektif dan
efektif.
8. Model Kepemimpinan Combat

Beberapa karakteristik dari model combat tersebut, sebagaimana yang di


deskripsikan oleh J. Salusu, sebagai berikut :

1.Seorang pemimpin harus bersedia menanggung resiko


2.Berusaha menjadi innovator dan untuk itu perlu secara terus menerus
belajar.
3.Segera bertindak karena tanpa bergerak seseorang tidak bisa memimpin.
4.Memiliki harapan yang tinggi karena dengan mengharap organisasi beroleh
lebih banyak, seorang pemimpin akan berhasil, paling tidak setengahnya.
Harapan itu tentu harus diiringi dengan kemauan keras dan tindakan-tindakan
yang penuh perhitungan.
5.Pertahankan sikap positif, selalu berfikir yang baik, angkatlah derajat setiap
orang yang bekerja disekitar organisasi karena masing – masing mempunyai
peranan yang berarti dalam kehidupan organisasi.

7
6.Selalu berada di depan dan tidak menyuruh orang lain untuk maju lebih
dulu.

C. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan


Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi
pokok, yaitu:

1. Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai


komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana,
dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara
efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk
menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

2. Fungsi Konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam
usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan
pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan
di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk
memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki
dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan.

3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil
keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas
melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa
kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.

8
Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan
bukan pelaksana.

4. Fungsi Delegasi
Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan
maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya
berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini
merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi,
dan aspirasi.

5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses
(efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. 2

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam


aktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban
menjabarkan program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas,
berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat,
mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu memecahkan maalah
dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-
masing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan
pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.

D. Ciri-Ciri Kepemimpinan
Keberhasilan suatu organisasi lebih banyak ditentukan dari prilaku
seseorang sehingga kita harus tahu kemampuan apa yang sebenarnya harus

2
Tatang S, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah (Bandung:
Pustaka Setia, 2015), 223- 224.

9
dimiliki oleh seseorang pemimpin. Hadari Nawawi menyebutkan ada
beberapa persyaratan yang umumnya harus dimiki oleh sesorang pemimpin
yaitu :

a) Memiliki kecerdasan intelegensi yang cukup baik


b) Percayadiri
c) Cakap, bergaul, dan ramah tamah

d) Kreator, penuh inisiatif, dan memiliki hasrat kemauan untuk maju dan
berkenbang menjadi lebih baik
e) Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa

f) Memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidangnya


g) Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara
konsekuensi dan bijaksana
h) Memiliki keimbangan / kestabilan emosional danbersifat sabar
i) Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi

j) Berani mengambil keputusan dan tanggung jawab


k) Jujur, rendah hati, sederhana, dan dapat dipercaya
l) Bijaksana dan berlaku adil

m) Disiplin
n) Berpengatahuan dan berpandangan luas
o) Sehat jasmani dan rohani

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga satuan


pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpinan pendidikan, proses pendidikan termasuk
pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepemimpinan pendidikan adalah
pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh
yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah.

Dengan mengetahui model-model , ciri- ciri dan fungsi dari kepemimpinan


pendidikan yang telah diuraikan, maka kita bisa merumuskan bagaimana cara
memanajemen kepemimpinan pendidikan. Selain itu, kepemimpinan pendidikan juga
sangat penting untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi para
pengemban profesi kependidikan, karena dalam sebuah lembaga pendidikan sosok
pemimpin itu sangat dibutuhkan sebagai organisator dalam mendukung kesuksesan
tercapainya sebuah tujuan lembaga pendidikan.

Oleh karena itu ciri-ciri kepemimpinan yang telah dipaparkan diatas


harapannya dapat diterapkan dalam diri setiap individu, sehingga dalam diri setiap
individu akan tertanam rasa kepemimpinan , sehingga menuntun setiap individu
untuk bertanggung jawab terhadap segala hal yang terjadi dalam kehidupannya.

B. Saran

Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang Komponen Pendidikan Agama


Islam Neo Konvensional ini dapat membuat kita Para Pembaca , memahami
bagaimana pentingnya mempelajari mata kuliah Metodologi Pendidikan Agama
Islam yang akan kita gunakan pada saat kita dimasyarakat kelak

11
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan, Kepemimpinan Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.

Hidayat, Ara, Machali, Imam, Pengelolaan Pendidikan,Bandung: Pustaka


Educa, 2010

Kurniadin, Didin, Machali, Imam, Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip


Pengelolaan Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012

Wahab, Abd, Umiarso,Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual,


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

www.slidesare,net/aminudinharahap/makalah-model-model-kepemimpinan

Prof. Dr. Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,


2010), hal. 6

Drs. H. Abd. Wahab H.S, Umiarso, M.Pd. I, Kepemimpinan Pendidikan dan


Kecerdasan Spiritual, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 114

Drs. H. Abd. Wahab H.S, Umiarso, M.Pd. I, Kepemimpinan Pendidikan dan


Kecerdasan Spiritual, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 97

Ibid, hal. 99-101

Ibid, hal. 106-111

DidinKurniadin, M.Pd, Dr. Imam Machali, M.Pd, Manajemen Pendidikan


Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), hal. 309

Drs. Ara Hidayat, M. Pd, Dr. Imam Machali, M.Pd,Pengelolaan Pendidikan,


(Bandung: Pustaka Educa, 2010), hal. 95

www.slidesare,net/aminudinharahap/makalah-model-model-kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai