Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPEMIMPINAN

TEORI KEPEMIMPINAN

Dosen :
I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa S.E., M.M.

Oleh :
Made Gede Giri Sadhu Mahardika (121113834)
Ni Putu Natalie Widiyastari (121113828)
Isyarel Moandy Lasakar (121113827)
Deby Yulia Kirani (121113840)
Ni Kadek Dwi Kariani Putri (121113824)
I Gusti Ngurah Putu Raharja (121113850)
William Wijaya Karnalim (121113846)

Universitas Pendidikan Nasional Denpasar


2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
makalah Kepemimpinan dengan judul Teori Kepemimpinan. Karna bantuannya kami dapat
mengerjakan makalah ini tanpa halangan

Dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih
kepada yang terhormat I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa S.E., M.M., selaku Dosen mata kuliah
Kepemimpinan. Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan,
untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata semoga tugas makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Sepenuhnya penulis sadari bahwa hasil makalah yang penulis suguhkan ini belumlah
menjadi suatu hasil makalah yangsempurna karena permasalahannya terletak pada keterbatasan
penulis sebagai seorang peneliti. Namun rasa syukur dan rasa bangga tetap ada dalam hati karena
hasil penelitian ini telah dapat terselesaikan dengan baik.

Demikian sepatah kata pengantar yang bisa penulis sampaikan, bila ada sesuatu yang
kurang berkenan baik sengaja maupun tidak sengaja, penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Atas
perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkankan terima kasih.

Denpasar, 27 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam tulisan ini mengkaji beberapa hal penting dari berbagai definisi dan teori
yang berkenaan dengan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses untuk
mempengaruhi orang lain baik dalam organisasi maupun diluar organisasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Hal ini sering
melibatkan berbagai kekuasaaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas maupun
bujukan.
Dari aspek teoritis dapat ditemukan beberapa kategori teori kepemimpinan yaitu
kepemimpinan sifat, perilaku, dan situasional. Teori kepemimpinan sifat berusaha
mengidentifikasikan karakteristik khas baik fisik, mental, dan kepribadian yang
diasosiasikan dengan keberhasilan kepemimpinan. Mengandalkan pada penelitian yang
menghubungkan berbagai sifat dengan kriteria sukses tertentu.
Teori kepemimpinan perulaku mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana
seseorang berperilaku menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Daripada
berusaha menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan
kepuasan dari pengikut-pengikutnya.
Teori kepemimpinan kemungkinan atau situasional adalah suatu pendekatan
terhadap kepemimpinan yang memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya dan
situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa itu Kepemimpinan?
1.2.2. Apa tujuan dan fungsi dari Kepemimpinan?
1.2.3. Apa saja teori dan model kepemimpinan?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui definisi dari kepemimpinan
1.3.2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari adanya kepemimpinan
1.3.3. Untuk mengetahui apa saja teori dan model kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kepemimpinan
Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba
mendefinisikan konsep kepemimpinan. Dalam definisi secara luas kepemimpinan adalah
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa kepada para
pengikut atau bawahannya, pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas untuk mencapai
sasaran tersebut, memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan
dukungan dan kerjasama dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk
menggerakan orang dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan hanyalah sebuah alat,
sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/sukacita. Ada bermacam-macam factor yang dapat menggerakkan orang yaitu
karena ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan dari sebuah organisasi.
Kepemimpinan juga merupakan sebuah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang
dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerjasama yang bersemangat
dalam mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan melibatkan tiga hal yaitu pemimpin,
pengikut dan situasi tertentu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pengertian pemimpin yang efektif dalam
hubungannya dengan bawahan adalah pemimpin yang mampu meyakinkan mereka
bahwa kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin, serta mampu
meyakinkan bahwa mereka mempunyai andil dalam mengimplementasikannya.
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaaan.
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya. Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan,
legitimasi, keahlian, penghargaan, referensi, informasi dan hubungan
Dengan demikian dapat diidentifikasi adanya beberapa komponen dalam
kepemimpinan yaitu :
1. Adanya pemimpin dan orang lain yang dipimpin ataupun pengikutnya
2. Adanya upaya atau proses mempengaruhi dari pemimpin kepada orang lain
melalui berbagai kekuatan
3. Adanya tujuan akhir yang ingin dicapai Bersama dengan adanya
kepemimpinan itu
4. Kepemimpinan bisa timbul dalam suatu organisasi atau tanpa adanya
organisasi tertentu
5. Pemimpin dapat diangkat secara formal atau dipilih oleh pengikutnya
6. Kepemimpinan berdada dalam situasi tertentu baik situasi pengikut maupun
lingkungan eksternal
2.2 Tujuan dan Fungsi Kepemipinan
Kepemimpinan adalah sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam
membuat rencana, berpikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta
memberikan arahan kepada orang lain.
Fungsi utama seorang pemimpin adalah membantu suatu kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja lebih efisien. Tapi, ada pula beberapa peranan atau tujuan
kepemimpinan, antara lain:
1. Membantu terciptanya suatu iklim sosial yang baik
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi bertujuan untuk membantu
terbentuknya suatu iklim sosial yang baik. Karena, iklim sosial ini akan
mempengaruhi kinerja dan kenyamanan setiap anggota di dalam kelompok.
Iklim sosial adalah suatu konsep yang abstrak di dalam organisasi. Meskipun
abstrak, konsep ini bisa dirasakan pengaruhnya oleh setiap anggota organisasi.
Persepsi individu dan interpretasi kognitifnya terhadap kondisi organisasi secara
menyeluruh akan mempengaruhi sikap, perasaan, dorongan dan tingkah lakunya.
Pada akhirnya, iklim sosial ini akan menentukan kesejahteraan psikologis dari
orang yang bersangkutan dan tercapai atau tidaknya tujuan organisasi. Sehingga iklim
sosial perlu dibangun untuk membawa pengaruh yang optimal terhadap pertumbuhan
dan perkembangan personal setiap individu yang diinginkan dalam suatu organisasi.
2. Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga bertujuan membantu menetapkan
prosedur-prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh setiap anggotanya. Prosedur kerja
adalah tahapan yang berurutan dengan tujuan, supaya suatu aktivitas yang dikerjakan
bisa berjalan lancar. Adanya tahapan-tahapan kerja ini, setiap anggota dalam
organisasi tidak akan kebingungan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya
sesuai dengan tugasnya. Karena, setiap tahapan kerja ini sudah dilengkapi aturan-
aturan dan cara pengerjaan yang bisa membantu mereka lebih mudah memahami
pekerjaannya agar selesai lebih cepat dan tepat.
3. Membantu kelompok untuk mengorganisasi diri
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga berfungsi membantu mengkoordinir
setiap anggotanya atau kelompoknya untuk mengorganisasikan diri. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengorganisasi adalah mengatur dan menyusun
setiap bagian dalam organisasi, baik orangnya maupun lainnya sehingga menjadi satu
kesatuan.
Mengkoordinir berasal dari kata koordinasi yang artinya suatu bagian integral dari
seluruh fungsi manajerial dan menjadi inti dari ilmu manajemen. Secara etimologis,
koordinasi memiliki arti kegiatan penertiban mengatur atau menciptakan segala
sesuatu agar berjalan lancar secara bersamaan.
Maka, pengertian koordinasi adalah suatu tindakan pengaturan elemen-elemen
yang sangat kompleks supaya semuanya bisa terintegrasi dan bekerjasama secara
efektif serta harmonis.
Dalam ilmu manajemen, pengertian koordinasi adalah berbagai aktivitas yang
dikerjakan dengan tujuan untuk mengintegrasikan tujuan dan rencana kerja yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
4. Mengambil keputusan sama dengan kelompok
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga akan membantu mengambil
setiap keputusan bersama untuk keberlangsungan organisasi tersebut. Pembuatan
keputusan ini merupakan bagian kunci dalam kepemimpinan yang berperan penting,
terutama ketika pemimpin melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan yang
menyangkut keputusan-keputusan penting dan berlangsung jangka Panjang.
Hal ini tentu tidak jauh dari pengambilan keputusan yang bisa dianggap sebagai
suatu hasil atau keluaran dari proses mental maupun kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap
proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan akhir. Lalu,
keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan maupun tindakan.
5. Memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi, kelompok atau perusahaan juga
bertujuan memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
Kesempatan adalah waktu yang berkaitan dengan keleluasaan, peluang dan
sebagainya. Dalam hal ini, kesempatan memiliki makna berupa waktu yang diberikan
suatu kelompok untuk memperbaiki sesuatu yang salah atau gagal sebelumnya.
Sehingga, mereka bisa belajar dari pengalaman dengan menghindari kesalahan-
kesalahan sebelumnya agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

Hamdani Nawawi melalui bukunya yang berjudul ‘Kepemimpinan yang Efektif’


memaparkan beberapa fungsi kepemimpinan, antara lain :
1. Fungsi Instruktif
Kepemimpinan memiliki fungsi instruktif, yang berasal dari kata dasar instrukti
sehingga bersifat perintah. Maksudnya, duatu perintah kepada seseorang atau anggota
kelpok dengan jelas sehingga orang yang diperintah melaksanakan tugasnya dengan
baik.
Fungsi instruktif ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan
pemberi tugas kepada anggotanya. Sementara, para anggotanya bertugas untuk
menjalankan semua instruksi yang dikatakan pemimpinnya.
2. Fungsi Konsultatif
Kepemimpinan juga memiliki fungsi konsultatif yang sifatnya dua arah.
Maksudnya, gaya kepemimpinan yang menganut kebiasaan mendengarkan pendapat
atau pertimbangan bawahannya sebelum mengambil keputusan.
Fungsi kepemimpinan ini menempatkan para anggota organisasi atau bawahan
bisa melakukan konsultasi dengan pemimpinnya untuk mencari solusi terbaik dalam
mencapai tujuan bersama.
Dalam situasi ini, pemimpin haruslah sosok yang bijak dan memiliki pengetahuan
di bidang terkait atau sedang dikerjakan oleh organisasi maupun perusahaannya.
Sehingga, ia mampu memberikan solusi dan mengarahkan bawahannya dengan baik.
Selain itu, pemimpin konsultatif adalah tipe pemimpin yang suka berdiskusi dengan
bawahannya sebelum membuat keputusan.
3. Fungsi Partisipasi
Kepemimpinan pun memiliki fungsi partisipasi, yang merupakan pengambilan
bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi ada suatu keterlibatan
mental dan emosi seseorang dalam mencapai sebuah tujuan bersama dan turut
bertanggung jawab di dalamnya.
Sebenarnya partisipasi adalah suatu bentuk demokrasi, di mana orang-orang
diikutsertakan dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan, serta memikul tanggung
jawab sesuai dengan kompetensi dan kewajibannya.
Fungsi partisipasi ini menempatkan seorang pemimpin yang mampu mendorong
semua anggota atau pengikutnya untuk berpartisipasi dan berinisiatif dalam suatu
proyek bersama.
Jadi, fungsi partisipasi dalam kepemimpinan ini membuat anggota organisasi atau
bawahan di suatu perusahaan tidak hanya sekedar mendengarkan dan menjalankan
perintah pemimpin. Tetapi, mereka juga turut mengambil andil dalam setiap proses
pencapaian tujuan.
4. Fungsi Delegasi
Kepemimpinan juga memiliki fungsi delegasi, yakni memiliki arti perwakilan
atau utusan dengan proses penunjukkan secara langsung maupun musyawarah.
Penunjukkan ini bertujuan untuk mengutus seseorang menjadi salah satu perwakilan
suatu kelompok atau lembaga. Dalam kepemimpinan yang memiliki fungsi delegasi
ini, pemimpin untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada orang lain atau
anggotanya yang memang sesuai dengan tugas tersebut.
Jadi, pemimpin tak hanya mampu memerintah anggotanya, tetapi juga harus bisa
mengetahui dan memahami tugas-tugas yang cocok untuk diberikan kepada
bawahannya. Apalagi, setiap orang pasti memiliki kompetensi yang berbeda-beda.
5. Fungsi Pengendalian
Kepemimpinan juga memiliki fungsi pengendalian pada anggotanya, yang
maerupakan suatu proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Supaya, pelaksanaannya sesuai dengan perencanaannya.
Fungsi pengendalian dalam kepemimpinan ini artinya pemimpin mampu untuk
mengendalikan semua aktivitas atau pekerjaan anggotanya. Supaya, mereka
mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya secara efektif guna mencapai tujuan dan
tidak keluar dari aturan yang ditetapkan sebelumnya.
Karena itu, suatu organisasi maupun perusahaan membutuhkan pemimpin yang
tegas dan teliti dalam mengamati anggotanya untuk menjalan fungsi pengendalian
tersebut.
2.3 Teori dan Model Kepemimpinan
1. Teori sifat (Trait Theory)
Teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas yang
diasosiasikan dengan keberhasilan kepemimpinan. Mengandalkan pada penelitian
yang menghubungkan berbagai sifat dengan kriteria sukses tertentu
Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Teori ini
berdasar dari asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah dan
dianugerahi beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain seperti energi yang tiada
habis-habisnya, intuisi yang mendalam, pandangan masa depan yang luar biasa dan
kekuatan persuasife yang tidak tertahankan. Teori kepemimpinan ini menyatakan
bahwa keberhasilan manajerial disebabkan oleh dimilikinya kemampuan-kemampuan
luar biasa dari seorang pemimpin
2. Teori Pribadi-Perilaku
Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa
bagaimana seseorang berperilaku menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang
daripada berusaha menemukan sifat-sifat mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi
dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya.
3. Teori kepemimpinan situasional (Contingency Theory)
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin
memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya dan situasi sebelum mengggunakan
suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini mensyaratkan pemimpin untuk
memiliki keterampilan diagnostic dalam perilaku manusia.
4. Teori orang hebat (Great Men Theory)
Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi,
bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang
semenjak orang tersebut dilahirkan. Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu
kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat
dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu
orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang
hebat.
5. Teori perilaku (Behavioral Theory)
Teori perilaku atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang baru
mengenai kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para
pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial pemimpin
tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku
tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini menganggap bahwa
kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan pada perilaku
yang dapat dipelajari.
6. Teori servant
Teori kepemimpinan servant meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara
kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini
cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan membantu mereka
menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.
Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat
meredakan kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya. Maka itu, fungsi
kepemimpinan diberikan pada seseorang yang pada dasarnya memiliki jiwa pelayan
atau melayani. Teori ini menunjukkan bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk
berkontribusi pada kesejahteraan orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban
sosial.
7. Teori transaksional
Teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada
perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini,
tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya
Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan
atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan staf.
8. Teori transformasional
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori
kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada istilah
memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin
terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun
semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan
bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap
anggotanya. Gaya pemimpin transformasional selalu ingin mengelola lembaga atau
organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.

2.4 Contoh Teori Kepemimpinan


A. Teori Transformasional
Contoh kepemimpinan transformasional di dalam organisasi perusahaan
adalah ketika seorang manajer yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk
anggotanya agar mampu mengeluarkan kreasi terbaiknya. Selain itu, manajer ini
juga akan sering mendorong anggotanya untuk meningkatkan semangat serta
antusiasme anggota dalam bekerja serta membangun hubungan yang dekat secara
emosional.
Contoh kepemimpinan transformasional yang dimiliki pemimpin dunia
salah satunya adalah Mahatma Gandhi. Gandhi menggunakan pendekatan yang
lembut dan humanis sehingga dia dicintai oleh banyak sekali orang hingga saat
ini.
Dalam kepemimpinan modern, Ignasius Jonan yang sempat memimpin PT
Kereta Api Indonesia juga merupakan contoh pemimpin transformasional.
Kepemimpinannya berhasil mentransformasi PT KAI dengan melakukan
pembenahan di sisi internal yaitu dengan mengubah mindset karyawan dari
product oriented menjadi customer oriented.
B. Teori Situasional
Contoh pemimpin dunia yang memiliki trait teori atau teori sifat
kepribadian yaitu Barack Obama. Seorang pebisnis memang tidak hanya dituntut
memiliki kecerdasan intelektual tapi juga dituntut untuk mempunyai kecerdasan
emosional. Kecerdasan emosional inilah yang kemudian dimiliki oleh seorang
tokoh besar bernama Barack Obama. Mantan presiden Amerika Serikat ini
memang sangat fenomenal. Tentu besarnya nama Barack Obama tidak muncul
dengan sendirinya. Salah satu hal yang sangat mencolok dari pria kelahiran 4
Agustus 1961 ini adalah dari segi kepemimpinannya. Dengan skill kecerdasan
intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) yang dimilikinya, Barack Obama
pun mampu melakukan hal-hal yang memukau seperti membuat keputusan yang
cerdas, berinteraksi dengan rekan-rekannya hingga mengajak orang lain untuk
ikut dalam visinya.
2.5 Beberapa Model Kepemimpinan Situasional
A. Model kepemimpinan Kontingensi
Dikembangkan oleh fiedler, model kontingensi dari efektifitas
kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi
antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung. Kepemimpinan dilihat
sebagai sesuatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh. Fedler
memberikan perhatian mengenai pengukuran orientasi kepemimpinan dari
seorang individu. Ia mengembangkan Least-Preferred Co-Worker (LPC) Scale
untuk mengukut dua gaya kepemimpinan :
1) Gaya berorientasi tugas, yang mementingkan tugas atau otoritatif
2) Gaya berorientasi hubungan yang mementingkan hubungan kemanusiaan.

Sedangkan kondisi situasui terdiri dari tiga factor utama, yaitu :

1) Hubungan pemimpin-anggota, yaitu derajat baik/buruknya hubungan antara


pemimpin dan bawahan.
2) Struktur tugas, yaitu derajat tinggi/rendahnya strukturisasi, standarisasi dan
rincian tugas pekerjaan.
3) Kekuasaaan posisi yaitu derajat kuat/lemahnya kewenangan dan pengaruh
pemimpin atas variable-variabel kekuasaan, seperti memberikan penghargaan
dan mengenakan sanksi
B. Model Partisipasi Pemimpin oleh Vroom dan Yetton
Suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk
menentukan ragam dan banyaknya pengambilan kepeutusan partisipatif dalam
situasi-situasi yang berlainan. Kebalikan dari fiedler, vroom dan Yetton berasumsi
bahwa pemimpin harus lebih luwes untuk mengubah gaya kepemimpinan agar
sesuai dengan situasi.
C. Model Jalur Tujuan ( Path Goal Model )
Seperti pendekatan kepemimpinan situasional atau kontingensi lainnya,
model kepemimpinan jalur tujuan berusaha meramalkan efektifitas kepemimpinan
dalam berbagai situasi, menurut Robert J. House pemimpin menjadi efektif karena
pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan
kepuasan pengikutnya. Teorinya disebut sebagai jalur tujuan karena
memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi pengikutnya
pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk mencapai tujuan
D. Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard
Hersey dan Blanchard telah mengembangkan suatu model kepemimpinan
yang telah memperoleh pengikut yang kuat di kalangan spesialis pengembangan
manajemen. Model ini disebut teori kepemimpinan situasional.
Penekanan teori kepemimpinan situasional adalah pada pengikut-pengikut
dan tingkat kematangan mereka. Para pemimpin harus menilai secara benar atau
secara intuitif mengetahui tingkat kematangan pengikut-pengikutnya dan
kemudian menggunakan suatu gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkatan
tersebut. Kesiapan didefinisikan sebagai kemampuan dan kemauan dari orang (
(Ahmad)pengikut) untuk mengambil tanggung jawab bagi pengarahan perilaku
mereka sendiri.
E. Pendekatan hubungan berpadangan Vertika
Suatu pandangan bahwa tidak ada hal seperti perilaku pemimpin yang
konsisten terhadap seluruh bawahan . tiap hubungan satu-satu memiliki keunikan
sendiri-sendiri.
Pendekatan ini mengusulkan bahwa pemimpin mengklasifikasikan
bawahan ke dalam anggota dalam-kelompok dan anggota luar-kelompok.
Anggota dalam-kelompok memiliki rasa keterikatan dan system nilai yang sama,
dan berinteraksi dengan pemimpinnya. Anggota luar-kelompok memiliki
kesamaan yang lebih sedikit dengan pemimpinnya dan tidak membagi banyak
dengannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain baik di dalam
organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu
situasi dan kondisi tertentu. Proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan berbagai
kekuasaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas maupun bujukan.
Transisi dalam teori kepemimpinan berkembang dari waktu-ke waktu berdasarkan
keingintahuan para ilmuan dan peneliti. Mula-mula kepemimpinan itu dilihat dari sudut
pandang sifat, ciri atau bakat yang dibawa sejak lahir. Ketidakpuasan akan hasil clari
pendekatan ciri tersebut melahirkan pendekatan kepemimpinan berdasarkan perilaku.
Kedua pendekatan tersebut belum memuaskan para peneliti sehingga menggunakan
pendekatan lain yaitu keberhasilan seseorang tergantung pada situasinya. Bahkan
perkembangan terakhir pendekatan kembali ke ciri-ciri seorang pemimpin.
Teori kepemimpinan kemungkinan atau situasional, aclalah suatu pendekatan
terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya,
sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan
tertentu. Model-model yang berkembang adalah kepemimpinan kontingensi Fiedler,
model partisipasi pemimpin oleh Vroom dan Yetton, model jalur-tujuan, teori
kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard dan pendekatan hubungan berpasangan
vertikal. Pendekatan terbaru dalam kepemimpinan yaitu teori atribusi kepemimpinan,
kepemimpinan karismatik, kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan
transformasional.
DAFTAR PUSTAKA

Abdhul, Y. (2021). Teori Kepemimpinan: Pengertian, Tujuan, dan Fungsi. Retrieved Oktober
17, 2022, from deepublishstore.com: https://deepublishstore.com/materi/teori-
kepemimpinan/amp/
Ahmad. (n.d.). Pengertian dan Macam-macam Teori Kepemimpinan. Retrieved Oktober 18,
2022, from gramedia.com: https://www.gramedia.com/literasi/teori-kepemimpinan/
Syarifudin, E. (2004, Desember). Teori Kepemimpinan. AQ QALAM.

Anda mungkin juga menyukai