Kepemimpinan pun memegang peranan yang penting, dominan, krusial dam kritikal dalam
keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual maupun
organisasi.
Secara umum, kepemimpinan adalah sebuah kemampuan dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi orang lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Teori
kepemimpinan juga bisa didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengelola dan
mengarahkan sebuah kelompok dengan efektif dan efisien agar mencapai tujuan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seorang pemimpin adalah orang
yang harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi atau memandu sekelompok orang
atau pihak.
Sedangkan, Warren Bennis dan Burt Nanus, penulis buku Leaders: The Strategies for Taking
Charge berpendapat teori kepemimpinan adalah kekuatan yang sangat berpengaruh di balik
kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan. Seorang pemimpin harus bisa memobilisasi
organisasi agar mencapai visi yang telah ditetapkan dan menjadi organisasi yang efektif.
Kepemimpinan memiliki dua konsep dasar, yakni ilmu dan seni. Ilmu kepemimpinan
merupakan teori kepemimpinan yang bisa dipelajari dari berbagai sumber. Anda bisa
mempelajari teori kepemimpinan ini dengan mengikuti pelatihan mengenai leadership atau
metode kepemimpinan.
Anda juga bisa membaca buku dan berdiskusi dengan rekan lain yang memiliki kemampuan
kepemimpinan mumpuni dalam mempelajari teori kepemimpinan tersebut.
1. Moejiono (2002)
Menurut Wahjosumidjo, teori kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang
pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti: kepribadian (personality), kemampuan
(ability) dan kesanggupan (capability).
Kepemimpinan juga rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak bisa dipisahkan dengan
kedudukan dan gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar
hubungan atau interaksi pemimpin, pengikut dan situasi.
3. Fiedler (1967)
Fiedler mengatakan teori kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu yang
menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok agar bekerjasama untuk
mencapai tujuan.
4. Sondang P. Siagian
Hal itu dilakukan agar mereka mampu bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan, sehingga
tujuan pun bisa tercapai dengan mudah.
5. Ott (1996)
Menurut Ott, teori kepemimpinan bisa didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi
yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan dan perilaku orang lain.
Tujuan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam membuat rencana,
berpikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arahan kepada
orang lain.
Fungsi utama seorang pemimpin adalah membantu suatu kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja lebih efisien. Tapi, ada pula beberapa peranan atau tujuan
kepemimpinan, antara lain:
Iklim sosial adalah suatu konsep yang abstrak di dalam organisasi. Meskipun abstrak, konsep
ini bisa dirasakan pengaruhnya oleh setiap anggota organisasi. Persepsi individu dan
interpretasi kognitifnya terhadap kondisi organisasi secara menyeluruh akan mempengaruhi
sikap, perasaan, dorongan dan tingkah lakunya.
Pada akhirnya, iklim sosial ini akan menentukan kesejahteraan psikologis dari orang yang
bersangkutan dan tercapai atau tidaknya tujuan organisasi. Sehingga iklim sosial perlu
dibangun untuk membawa pengaruh yang optimal terhadap pertumbuhan dan perkembangan
personal setiap individu yang diinginkan dalam suatu organisasi.
Prosedur kerja adalah tahapan yang berurutan dengan tujuan, supaya suatu aktivitas yang
dikerjakan bisa berjalan lancar. Adanya tahapan-tahapan kerja ini, setiap anggota dalam
organisasi tidak akan kebingungan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya sesuai
dengan tugasnya.
Karena, setiap tahapan kerja ini sudah dilengkapi aturan-aturan dan cara pengerjaan yang bisa
membantu mereka lebih mudah memahami pekerjaannya agar selesai lebih cepat dan tepat.
Maka, pengertian koordinasi adalah suatu tindakan pengaturan elemen-elemen yang sangat
kompleks supaya semuanya bisa terintegrasi dan bekerjasama secara efektif serta harmonis.
Dalam ilmu manajemen, pengertian koordinasi adalah berbagai aktivitas yang dikerjakan
dengan tujuan untuk mengintegrasikan tujuan dan rencana kerja yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga akan membantu mengambil setiap
keputusan bersama untuk keberlangsungan organisasi tersebut.
Pembuatan keputusan ini merupakan bagian kunci dalam kepemimpinan yang berperan
penting, terutama ketika pemimpin melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan yang
menyangkut keputusan-keputusan penting dan berlangsung jangka panjang.
Hal ini tentu tidak jauh dari pengambilan keputusan yang bisa dianggap sebagai suatu hasil
atau keluaran dari proses mental maupun kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan akhir. Lalu, keputusan
dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan maupun tindakan.
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi, kelompok atau perusahaan juga bertujuan
memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
Kesempatan adalah waktu yang berkaitan dengan keleluasaan, peluang dan sebagainya.
Dalam hal ini, kesempatan memiliki makna berupa waktu yang diberikan suatu kelompok
untuk memperbaiki sesuatu yang salah atau gagal sebelumnya.
1 .Fungsi Instruktif
Kepemimpinan memiliki fungsi instruktif, yang berasal dari kata dasar instrukti sehingga
bersifat perintah. Maksudnya, duatu perintah kepada seseorang atau anggota kelpok dengan
jelas sehingga orang yang diperintah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Fungsi instruktif ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan pemberi
tugas kepada anggotanya. Sementara, para anggotanya bertugas untuk menjalankan semua
instruksi yang dikatakan pemimpinnya.
2. Fungsi Konsultatif
Kepemimpinan juga memiliki fungsi konsultatif yang sifatnya dua arah. Maksudnya, gaya
kepemimpinan yang menganut kebiasaan mendengarkan pendapat atau pertimbangan
bawahannya sebelum mengambil keputusan.
Fungsi kepemimpinan ini menempatkan para anggota organisasi atau bawahan bisa
melakukan konsultasi dengan pemimpinnya untuk mencari solusi terbaik dalam mencapai
tujuan bersama.
Dalam situasi ini, pemimpin haruslah sosok yang bijak dan memiliki pengetahuan di bidang
terkait atau sedang dikerjakan oleh organisasi maupun perusahaannya. Sehingga, ia mampu
memberikan solusi dan mengarahkan bawahannya dengan baik.
Selain itu, pemimpin konsultatif adalah tipe pemimpin yang suka berdiskusi dengan
bawahannya sebelum membuat keputusan.
3. Fungsi Partisipasi
Kepemimpinan pun memiliki fungsi partisipasi, yang merupakan pengambilan bagian atau
pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi ada suatu keterlibatan mental dan emosi
seseorang dalam mencapai sebuah tujuan bersama dan turut bertanggung jawab di dalamnya.
Jadi, fungsi partisipasi dalam kepemimpinan ini membuat anggota organisasi atau bawahan di
suatu perusahaan tidak hanya sekedar mendengarkan dan menjalankan perintah pemimpin.
Tetapi, mereka juga turut mengambil andil dalam setiap proses pencapaian tujuan
4. Fungsi Delegasi
Kepemimpinan juga memiliki fungsi delegasi, yakni memiliki arti perwakilan atau utusan
dengan proses penunjukkan secara langsung maupun musyawarah. Penunjukkan ini bertujuan
untuk mengutus seseorang menjadi salah satu perwakilan suatu kelompok atau lembaga.
Dalam kepemimpinan yang memiliki fungsi delegasi ini, pemimpin untuk mendelegasikan
suatu wewenang kepada orang lain atau anggotanya yang memang sesuai dengan tugas
tersebut.
Jadi, pemimpin tak hanya mampu memerintah anggotanya, tetapi juga harus bisa mengetahui
dan memahami tugas-tugas yang cocok untuk diberikan kepada bawahannya. Apalagi, setiap
orang pasti memiliki kompetensi yang berbeda-beda.
5. Fungsi Pengendalian
Kepemimpinan juga memiliki fungsi pengendalian pada anggotanya, yang maerupakan suatu
proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu organisasi atau perusahaan. Supaya,
pelaksanaannya sesuai dengan perencanaannya.
Karena itu, suatu organisasi maupun perusahaan membutuhkan pemimpin yang tegas dan
teliti dalam mengamati anggotanya untuk menjalan fungsi pengendalian tersebut.
Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses seorang pemimpin mengarahkan dan
memberikan contoh kepada anggota kelompoknya atau organisasinya dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting dari keberhasilan sebuah organisasi.
Tapi, pemimpin yang baik bukan dinilai dari seberapa banyak anggota yang mengikutinya
dan lamanya memimpin sebuah organisasi. Melainkan, pemimpin yang mampu menciptakan
sosok pemimpin baru.
Kepemimpinan dalam organisasi itu mencakup keberanian, pengabdian, dan bermimpi untuk
mewujudkan harapan atau tujuan. Kepemimpinan dalam organisasi juga tidak lepas dari
kepercayaan diri dan pengambilan keputusan.
Karena, setiap tindakan dan cara berpikir seorang pemimpin harus bisa membuat anggota
organisasinya percaya akan kemampuannya.
Berikut ini, tujuan kepemimpinan dalam sebuah organisasi yang harus dipahami oleh seorang
pemimpin.
1. Mencapai Tujuan
Sebab, mereka tidak memiliki sosok yang membantu mengarahkan, menyatukan mereka dan
menjadi pedomannya.
Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi yang akan dicapai oleh sebuah organisasi
atau perusahaan. Tujuan adalah kuantitatif yang mengukur keberhasilan kinerja bisnis
melalui kesimpulan.
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga bertujuan memotivasi orang lain atau
anggotanya untuk melakukan hal baik dan memaksimalkan kemampuan dalam diri. Tanpa
adanya sosok berjiwa kepemimpinan, suatu organisasi akan kurang termotivasi atau
bersemangat dalam mencapai tujuannya.
Sebab, mereka tidak memiliki sosok yang bisa menjadi pedoman dan contoh baik dalam
organisasi. Selain itu, mereka juga tidak akan terpacu untuk mencapai sesuatu atau tidak
merasa memiliki kewajiban melakukan tugasnya dalam mencapai tujuan.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah dan
ketekunan.
Teori Kepemimpinan Transformasional
Bernard Bass dan rekannya mengembangkan gagasan tentang dua jenis kepemimpinan, yakni
teori kepemimpinan transaksional dan transformasional. Kepemimpinan transaksional
melibatkan pertukaran tenaga kerja untuk penghargaan.
Teori kepemimpinan transformasional mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti
perubahan. Teori kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang mengarah pada
memanusiakan manusia.
Teori kepemimpinan ini didasari dengan adanya hubungan positif antara atasan dan bawahan,
sehingga terbentuk kepemimpinan yang efektif. Dalam kata lain, teori ini mengedepankan
pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau bawahan hingga sebuah organisasi.
Gaya kepemimpinan transformasional ini selalu ingin mengelola organisasi, perusahaan atau
lembaga yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.
Adapun 3 aspek dalam kepemimpinan transformasional, yaknik vision, power, dan self
confidence.
1. Vision
2. Power
Power adalah kemampuan diri untuk mempengaruhi, mengendalikan dan menguasai orang
lain atau kelompok, sehingga mendapatkan dukungan yang kuat dalam mencapai tujuan.
3. Self Confidence
Self confidence adalah kepercayaan diri untuk melakukan tindakan yang sumbernya dari
pengalaman seputar hal-hal yang terjadi pada kehidupannya.
3 aspek dalam kepemimpinan transformasional, yaknik vision, power, dan self confidence.
Fiedler mengatakan teori kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu yang
menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok agar bekerjasama untuk
mencapai tujuan.