LEARNING ORGANIZATION
A. Strengths (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki personal mastery berasal dari diri masing-masing
individu. Kekuatan tersebut ada karena kesadaran diri, ketajaman perspektual,
penguasaan emosional, keterbukaan, fleksibilitas dan adaptasi, otonomi, serta akal
dan daya kreatif. individu di dalam organisasi terus memfokuskan diri untuk
meningkatkan kemampuan dan kapabilitas diri dengan belajar dan memfokuskan
energi untuk terus menerus memperdalam visi pribadi.
Contoh dalam penerapan penguasaan pribadi di lembaga sekolah yaitu
kekuataan personal mastery di sekolah menjadikan kemampuan guru, staf, pimpinan
dan siswa agar menjadi pembelajar yang senantiasa belajar secara mandiri dan
bersama-sama meraih visi pribadi dan visi bersama.
B. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan dalam personal mastery ini adalah ketika seseorang tidak dapat
mengontrol diri dan hanya fokus terhadap penguasaan diri tanpa mementingkan
suatu organisasi (team) yang tengah dijalani. Contoh dalam penerapan di lembaga
sekolah yaitu seperti dalam setting sekolah umum, waktu pembelajaran yang terlalu
beragam. Sehingga apabila guru memberikan perbaikan dalam jam kelas, maka
perhatian guru secara berkelanjutan terpecah antara siswa pandai dan siswa kurang
pandai. Dan hal ini kadang-kadang secara tidak disadari oleh guru telah
menghabiskan waktu lebih lama sengan siswa yang lamban, sehingga bagi siswa
yang cepat mengerti akan merasa banyak waktu terbuang.
C. Opportunities (Peluang)
Peluang yang ada dalam persoal mastery adalah dengan penguasaan diri
seseorang dapat belajar untuk meningkatkan kapasitas pribadi kita untuk
menciptakan hasil yang paling kita inginkan, dan menciptakan suatu lingkungan
organisasi yang mendorong semua anggotanya mengembangkan diri mereka sendiri
ke arah sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang mereka pilih dengan visi misi yang
telah dimiliki sebelumnya.
D. Threats (Ancaman)
Bahkan dalam organisasi belajar, masalah yang mungkin ditemui pada proses
belajar atau menyebabkan hal itu mengalami kemunduran. Sebagian besar masalah
timbul dari suatu organisasi tidak sepenuhnya merangkul semua aspek yang
diuraikan di atas diperlukan dalam organisasi belajar. Jika masalah ini dapat
diidentifikasi, bekerja dapat mulai memperbaiki mereka.
a. Organisasi penghambat untuk belajar
Beberapa organisasi telah menemukan sulitnya untuk merangkul
penguasaan pribadi karena sebagai sebuah konsep itu adalah manfaat tak
berwujud dan tidak dapat diukur. Selain itu, penguasaan pribadi dapat dilihat
sebagai ancaman bagi organisasi. Ancaman ini dapat menjadi nyata, seperti
Senge menunjukkan, bahwa "untuk memberdayakan orang-orang dalam
organisasi dapat menjadi kontraproduktif". Dengan kata lain, jika individu tidak
terlibat dengan sebuah visi bersama, penguasaan pribadi dapat digunakan untuk
memajukan visi mereka sendiri.
Dalam beberapa organisasi kurangnya budaya belajar dapat menjadi
penghalang untuk belajar. Hal ini penting agar tercipta sebuah lingkungan di
mana individu dapat berbagi pembelajaran, sehingga lebih banyak orang dapat
memperoleh manfaat dari pengetahuan dan individu menjadi berdaya. Sebuah
Organisasi Pembelajar (Learning Organization) perlu merangkul sepenuhnya
penghapusan struktur hirarkis tradisional. Ini adalah sebuah penghalang untuk
pengembangan visi bersama dan berbagi pengetahuan.
(Bawono et al., 2016)Bawono, S., Mangkuprawira, S., Daryanto, H. K., & Sarma, M.
(2016). Analisis Persepsi Penerapan Model Organisasi Pembelajaran Di Ptn “X.”
Journal of Business Strategy and Execution, 4(1), 1–23.
Chang, S. C., & Lee, M. S. (2007). A study on relationship among leadership,
organizational culture, the operation of learning organization and employees’ job
satisfaction. Learning Organization, 14(2), 155–185.
https://doi.org/10.1108/09696470710727014
Discipline, T. F. (2006). peter senge and the learning organization Peter Senge ’ s vision
of a learning organization as a group of people who are continually enhancing has
been deeply influential . We discuss the five. Harvard Business Review, 1990, 1–
18.
goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A., & Perdana. (2018). Learning is the
power of growth, and individual learning is also the resource of business growth.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Kimberley, W. (2004). The fifth element. In Automotive Engineer (London) (Vol. 29,
Issue 2). https://doi.org/10.1201/9780429196607-10
Moerdijat, L. (2020). Penerapan the Fifth Discipline Pada Pendidikan Di Indonesia Saat
Pandemi Covid-19. Sukma: Jurnal Pendidikan, 4(2), 89–120.
https://www.jurnalsukma.org/index.php/sukma/article/view/04201.2020
peter M. Senge. (1990). The fifth element. In Automotive Engineer (London) (Vol. 29,
Issue 2). https://doi.org/10.1201/9780429196607-10
Sutapa, M. (2007). Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi Dalam Konteks Learning
Organization. Jurnal Manajemen Pendidikan UNY, 35–49.
Utama, aditia edy. (2017). PENERAPAN LEARNING ORGANIZATION PADA PT. POS
INDONESIA REGIONAL X MAKASSAR. 1–14.