Makalah
“SHARED VISION”
OLEH :
KESEHATAN MASYARAKAT
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Peter Senge (1990) organisasi pembelajar adalah organisasi dimana orang
terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-
benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran diasuh, dimana
aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang terus-menerus belajar melihat bersama-
sama secara menyeluruh. Alasan dasar untuk organisasi tersebut adalah bahwa dalam
situasi perubahan yang cepat hanya mereka yang fleksibel, adaptif dan produktif yang
dapat bertahan. Agar hal ini terjadi, ia berpendapat bahwa organisasi perlu menemukan
bagaimana memanfaatkan komitmen orang dan kapasitas untuk belajar pada semua
tingkat’ (Senge, 1990).
Sementara semua orang memiliki kapasitas untuk belajar, struktur di mana mereka
harus berfungsi sering tidak kondusif untuk berefleksikan dan melibatkan mereka.
Selanjutnya, orang mungkin tidak memiliki alat dan ide-ide pembimbing untuk
memahami situasi yang mereka hadapi. Organisasi yang terus-menerus memperluas
kapasitas mereka untuk menciptakan masa depan mereka memerlukan perubahan
pemikiran secara mendasar di kalangan anggotanya. Orang-orang berbicara tentang
menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Ini menjadi
sangat jelas bahwa, bagi banyak orang, pengalaman mereka sebagai bagian dari tim
benar-benar hebat menonjol sebagai periode terbaik dari hidup yang dijalani. Beberapa
menghabiskan sisa hidup mereka mencari cara untuk memperoleh kembali semangat
itu.
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami penjabaran
dari lima prinsip organisasi belajar yang dikemukakan oleh Peter Senge yang lebih
spesifik pada Shared Vision, dan juga untuk memenuhi tugas kuliah yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Marquardt dan Reynolds (1994) learning adalah suatu proses yang dilakukan
oleh individu dalam usahanya memperoleh pengetahuan dan wawasan baru untuk
mengubah perilaku dan tindakannya. Sedangkan Senge (1990) mengutip makna
learning dikalangan budaya Cina, yang memberi makna belajar dan praktek secara
berkesinambungan. Sedangkan menurut Pedler, et al (1991), learning company adalah
organisasi yang memfasilitasi learning bagi seluruh anggota organisasi dan
transformasinya secara berkesinambungan dalam seluruh level organisasi.
Pengertian LO menurut Senge (1990), adalah organisasi yang mampu secara terus
menerus memperluas kapasitasnya untuk menciptakan masa depan. Batasan LO yang
dikemukakan oleh Senge tersebut secara jelas menyatakan bahwa organisasi perlu
secara terus menerus menempatkan dirinya dalam perubahan. Dengan demikian
seluruh sistem organisasi selalu ditempatkan dalam posisi yang terus berubah
(relativistik). Perubahan organisasi itu dituntun oleh kondisi masa depan yang
diidamkan. Oleh karena itu organisasi tidak hanya dituntut untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan tetapi juga dituntut untuk mampu menciptakan pengetahuan baru
untuk meraih masa depan. Selanjutnya agar organisasi dapat bertransformasi menjadi
learning organization perlu memiliki lima disiplin, yaitu personal mastery, mental
models, shared vision, team learning, dan system thinking. (Senge, et al. 1995). Kelima
disiplin tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Personal Mastery- belajar untuk
memperluas kapasitas personal untuk mencapai hasil yang diinginkan, dan
menciptakan lingkungan organisasi yang mampu mendorong setiap orang untuk
mencapai tujuan yang diinginkannya. 2. Mental Models- melakukan refleksi, melakukan
klarifikasi secara terus menerus, dan memperbaiki gambaran internal tentang dunia,
dan melihat bagaimana gambaran tersebut berpengaruh pada perilaku. 3. Shared Vision
membangun komitmen dalam kelompok, dengan mengembangkan gambaran bersama
tentang masa depan, prinsip, dan praktek terarah untuk mencapai tujuan. 4. Team
Learning-mentransformasi kemahiran berpikir dan berdialog secara kolektif, sehingga
orang-orang secara kolektif dapat mengembangkan kemampuan dan kepandaiannya. 5.
Systems Thinking adalah suatu cara berpikir, dan bahasa untuk mendeskripsikan dan
mengetahui kekuatan dan saling hubungan yang mempengaruhi sistem perilaku.
System thinking akan membantu melihat perubahan sistem secara efektif dan
melakukan tindakan yang tepat dalam sebuah sistem yang lebih besar.
Membangun visi bersama, terkadang tidak menyelesaikan banyak masalah itu sendiri;
melainkan menciptakan suatu lingkungan di mana orang-orang yakin bahwa mereka
merupakan bagian dari suatu komunitas umum. Saat ini banyak pemimpin yang
berusaha untuk mencapai komitmen dan fokus yang muncul bersama visi yang
dibagikan secara tulus. Sayangnya masih banyak yang beranggapan bahwa sebuah visi
merupakan tugas pemimpin tertiggi.
Suatu strategi yang sukses untuk membangun sebuah visi bersama akan dibangun
berdasarkan beberapa prinsip utama:
Pada hakikatnya disiplin visi bersama ini terfokus pada pembangunan makna bersama,
secara potensial dimana makna bersama ini tidak ada sebelumnya. Makna bersama
merupakan suatu pemahaman bersama tentang apa yang penting, dan mengapa.
Membangun visi bersama bisa menjadi suatu cara yang efektif untuk menyuarakan
”gagasan-gasan penuntun” suatu organisasi.
Visi
Suatu visi merupakan suatu gambaran tentang masa depan yang coba diciptakan, yang
diuraikan dalam tata bahasa yang seakan-akan terjadi sekarang. Karena sifatnya yang
kasat mata dan langsung, suatu visi memberikan bentuk dan arah pada masa depan
organisasi.
Nilai-nilai
Kata nilai berasal dari kata kerja dalam bahasa Perancis valoir, yang berarti ”bernilai”.
Kata ini secara bertahap mengembangkan suatu hubungan keberanian dan kelayakan.
Nilai-nilai menguraikan bagaimana cara kita mengejar visi.
”Misi” berasal dari bahasa latin mittere, yang berarti ”melemparkan, melepasakan atau
mengirim”. Kata ”tujuan” juga berasal dari bahasa latin ”proponere” yang berarti
”menyatakan”. Kata misi dan tujuan merupakan alasan fundamental untuk keberadaan
organisasi.
Sasaran
Setiap upaya visi bersama tidak hanya memerlukan suatu visi yang luas, namun juga
sasaran yang spesifik dan dapat direalisasikan. Sasaran-sasaran menyatakan apa yang
akan dilakukan oleh orang-orang sesuai dengan komitmen.
Dalam membangun visi bersama, dibarengi dengan perenungan yang terus menerus
tengan masalah-masalah yang ada, maka tentu saja hal ini dapat membantu untuk
mendapatkan aspirasi-aspirasi baru yang membuka wawasan pengetahuan.
Pada tahap awal proses penentuan visi organisasi akan tampak lebih sulit dikelola dari
pada sebelumnya. Ketika proses penentuan visi diimplementasikan, para pemimpin
perlu hadir dan menyediakan diri untuk berbicara, mendengarkan, dan memberikan
mentoring kepada para karyawan. Dengan mempersiapkan waktu dan kesabaran, maka
pemimpin dapat menyelaraskan komitmen bersama.
Pada umumnya hal ini paling efektif ditangani melalui kemitraan antara manager senior
yang bertanggung jawab atas suatu organisasi, dan seorang pengurus “visi” yang ahli
atau berkomitmen. Ada suatu strategi yang digunakan untuk membangun visi bersama
yakni : mengatakan, menjual, menguji, konsultasi, menciptakan bersama. Oleh karena
itu strategi-strategi visi bersama haruslah bersifat pengembangan, yang dapat
membantu membangun kapasitas mendengarkan pimpinan.
Dalam organisasi ada beberapa pertanyaan yang mungkin dapat menjadi prtimbangan
dalam mengembangkan visi bersama. Diantaranya:
Apa yang sebenarnya ingin diciptakan dalam sebuah organisasi? Ini merupakan sebuah
pertanyaan untuk membangun suati visi bersama. Jawabannya mungkin beragam. Yang
jelas kita haru mengetahui: visi tentang masa depan, realitas saat ini.
Suatu prioritas strategis yang baik dikaitkan secar jelas dengan visi bersama, dan
mampu menempa komitmen dari orang-orang dalam tim tersebut. Jika sebuah tim
telah menyepakati satu set prioritas strategis, maka mereka mempunyai satu set
peristiwa-peristiwa penting dan memiliki bidang praktis didalamnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Learning Organization adalah organisasi belajar secara kolektif dan bersemangat serta
secara terus menerus mentransformasikan dirinya pada pengumpulan, pengolahan, dan
penggunaan pengetahuan yang lebih baik bagi keberhasilan perusahaan. Terdapat lima
dimensi Learning organisasi yaitu Personal mastery, Mental models, Shared vision,
Team learning, dan System thinking.
Visi Bersama (Shared Vision) adalah suatu gambaran umum dari organisasi dan
tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama-sama dari
keseluruhan identifikasi dan perasaan yang dituju. Dengan visi bersama organisasi
dapat membangun suatu rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan membuat
gambaran-gambaran bersama tentang masa depan yang coba diciptakan, dan prinsip-
prinsip serta praktek-praktek penuntun yang melaluinya kita harapkan untuk bisa
mencapai masa depan.
Saran
Diharapakan para pembaca sekalian apabila sesudah membaca makalah ini dan
menemukan kekurangan-kekurangan yang ada pada makalah untuk memberikan usul
dan saran kepada penulis sehingga penulis dapat berubah kesalahan tersebut pada
makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pedler, M., Burgoyne, J., & Boydell, T. (1991). The learning company: A strategy for
sustainable development. Berkshire: McGraw-Hill Book Comp. Europe.
Senge, P.M. (1990). The fifth discipline: The art & practice the learning
organization. New York: Currency Doubleday.
Senge, P.M., Kleiner, A., Roberts, C., Ross, R., & Smith, B.(1995). The fifth discipline
fieldbook: Strategies and tools for building a learning organization. London: Nicholas
Brealey.
Marquardt, M. & Reynolds, A. (1994). The global learning organization. New York:
Richard D. Irwin Inc.