Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK 5

Makalah

Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat

“SHARED VISION”

OLEH :

1. MEVING OKTHERESIA YOLANDA


2. RATI NURLISA
3. NURSIAH
4. ISTIA MUH. ALI
5. NUR AFNI

PROGRAM STUDI MAGISTER

KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

2023
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Menurut Peter Senge (1990) organisasi pembelajar adalah organisasi dimana orang
terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-
benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran diasuh, dimana
aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang terus-menerus belajar melihat bersama-
sama secara menyeluruh. Alasan dasar untuk organisasi tersebut adalah bahwa dalam
situasi perubahan yang cepat hanya mereka yang fleksibel, adaptif dan produktif yang
dapat bertahan. Agar hal ini terjadi, ia berpendapat bahwa organisasi perlu menemukan
bagaimana memanfaatkan komitmen orang dan kapasitas untuk belajar pada semua
tingkat’ (Senge, 1990).

Sementara semua orang memiliki kapasitas untuk belajar, struktur di mana mereka
harus berfungsi sering tidak kondusif untuk berefleksikan dan melibatkan mereka.
Selanjutnya, orang mungkin tidak memiliki alat dan ide-ide pembimbing untuk
memahami situasi yang mereka hadapi. Organisasi yang terus-menerus memperluas
kapasitas mereka untuk menciptakan masa depan mereka memerlukan perubahan
pemikiran secara mendasar di kalangan anggotanya. Orang-orang berbicara tentang
menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Ini menjadi
sangat jelas bahwa, bagi banyak orang, pengalaman mereka sebagai bagian dari tim
benar-benar hebat menonjol sebagai periode terbaik dari hidup yang dijalani. Beberapa
menghabiskan sisa hidup mereka mencari cara untuk memperoleh kembali semangat
itu.

Peter Senge mengidentifikasi konvergen untuk berinovasi dalam organisasi


pembelajar antara lain sistem berpikir (system thinking), penguasaan pribadi (personal
mastery), model mental (mental models), penjabaran visi (shared vision), dan tim
belajar (team learning).

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan Makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami penjabaran
dari lima prinsip organisasi belajar yang dikemukakan oleh Peter Senge yang lebih
spesifik pada Shared Vision, dan juga untuk memenuhi tugas kuliah yang diberikan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Learning Organization

Menurut Marquardt dan Reynolds (1994) learning adalah suatu proses yang dilakukan
oleh individu dalam usahanya memperoleh pengetahuan dan wawasan baru untuk
mengubah perilaku dan tindakannya. Sedangkan Senge (1990) mengutip makna
learning dikalangan budaya Cina, yang memberi makna belajar dan praktek secara
berkesinambungan. Sedangkan menurut Pedler, et al (1991), learning company adalah
organisasi yang memfasilitasi learning bagi seluruh anggota organisasi dan
transformasinya secara berkesinambungan dalam seluruh level organisasi.

Sedangkan Mumford mengajukan formula: L (Learning) = Q1 (Questioning Insight) + P


(Programmed Knowledge) + Q2. Q2 adalah proses mempertanyakan masalah, isu, atau
kesempatan. Q2 merupakan formula tambahan yang dikemukakan oleh Sutton untuk
mengkritik formula dari Reg Revans (Mumford, 1997).

Pengertian LO menurut Senge (1990), adalah organisasi yang mampu secara terus
menerus memperluas kapasitasnya untuk menciptakan masa depan. Batasan LO yang
dikemukakan oleh Senge tersebut secara jelas menyatakan bahwa organisasi perlu
secara terus menerus menempatkan dirinya dalam perubahan. Dengan demikian
seluruh sistem organisasi selalu ditempatkan dalam posisi yang terus berubah
(relativistik). Perubahan organisasi itu dituntun oleh kondisi masa depan yang
diidamkan. Oleh karena itu organisasi tidak hanya dituntut untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan tetapi juga dituntut untuk mampu menciptakan pengetahuan baru
untuk meraih masa depan. Selanjutnya agar organisasi dapat bertransformasi menjadi
learning organization perlu memiliki lima disiplin, yaitu personal mastery, mental
models, shared vision, team learning, dan system thinking. (Senge, et al. 1995). Kelima
disiplin tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Personal Mastery- belajar untuk
memperluas kapasitas personal untuk mencapai hasil yang diinginkan, dan
menciptakan lingkungan organisasi yang mampu mendorong setiap orang untuk
mencapai tujuan yang diinginkannya. 2. Mental Models- melakukan refleksi, melakukan
klarifikasi secara terus menerus, dan memperbaiki gambaran internal tentang dunia,
dan melihat bagaimana gambaran tersebut berpengaruh pada perilaku. 3. Shared Vision
membangun komitmen dalam kelompok, dengan mengembangkan gambaran bersama
tentang masa depan, prinsip, dan praktek terarah untuk mencapai tujuan. 4. Team
Learning-mentransformasi kemahiran berpikir dan berdialog secara kolektif, sehingga
orang-orang secara kolektif dapat mengembangkan kemampuan dan kepandaiannya. 5.
Systems Thinking adalah suatu cara berpikir, dan bahasa untuk mendeskripsikan dan
mengetahui kekuatan dan saling hubungan yang mempengaruhi sistem perilaku.
System thinking akan membantu melihat perubahan sistem secara efektif dan
melakukan tindakan yang tepat dalam sebuah sistem yang lebih besar.

2.2 Visi Bersama (Senge, 2002)


2.2.1 Strategi-strategi Untuk Membangun Visi Bersama.

Membangun visi bersama, terkadang tidak menyelesaikan banyak masalah itu sendiri;
melainkan menciptakan suatu lingkungan di mana orang-orang yakin bahwa mereka
merupakan bagian dari suatu komunitas umum. Saat ini banyak pemimpin yang
berusaha untuk mencapai komitmen dan fokus yang muncul bersama visi yang
dibagikan secara tulus. Sayangnya masih banyak yang beranggapan bahwa sebuah visi
merupakan tugas pemimpin tertiggi.

1. Visi Bersama : sebagai wahana untuk membangun makna

Suatu strategi yang sukses untuk membangun sebuah visi bersama akan dibangun
berdasarkan beberapa prinsip utama:

 setiap organisasi mempunyai suatu nasib, tujuan mendalam yang


mengekspresikan alasan eksistensi organisasi.
 Petunjuk-petunjuk untuk memahami tujuan yang lebih dalam dari suatu
organisasi sering kali bisa ditemukan dalam aspirasi-aspirasi para pedirinya dan
dalam alasan-alasan mengapa industrinya muncul.
 Tidak semua visi itu sama.
 Mempunyai pemahaman bersama tentang tujuan yang mendasarinya. Untuk
menjadi lebih sadar akan tujuan organisasi, bertanyalah kepada anggota
organisasi dan belajarlah untuk mendengarkan jawabannya.
 Inti dari pembangunan visi bersama adalah tugas mendesain dan
mengembangkan proses-proses yang berkelanjutan.
 Mempunyai gambaran yang jelas tentang visi yang sejajar dengan kondisi saat
ini.

Pada hakikatnya disiplin visi bersama ini terfokus pada pembangunan makna bersama,
secara potensial dimana makna bersama ini tidak ada sebelumnya. Makna bersama
merupakan suatu pemahaman bersama tentang apa yang penting, dan mengapa.
Membangun visi bersama bisa menjadi suatu cara yang efektif untuk menyuarakan
”gagasan-gasan penuntun” suatu organisasi.

1. Jaringan dan Komunitas

Infrastruktur – infastruktur yang sedang bermunculan yang memungkinka


pembangunan visi bersama didasarkan pada sikap yang memandang sebuah organisasi
sebagai suatu set komunitas yang saling tumpang tindih yang terbentuk di atas makna
bersama. Jika organisasi dipandang sebagai suatu komunitas, maka para pemimpin
akan memperlakukan anggota-anggota sebagai sukarelawan yang telah memilih untuk
memberikan waktu mereka pada perusahaan.

1. Visi, Nilai-Nilai, Tujuan, Sasaran


Visi merupakan suatu komponen dari aspirasi-aspirasi penuntun organisasi. Inti dari
prinsip-prinsip penuntun terseburt adalah pemahaman tentang tujuan dan nasib
bersama, termasuk semua komponen-komponen seperti:

 Visi

Suatu visi merupakan suatu gambaran tentang masa depan yang coba diciptakan, yang
diuraikan dalam tata bahasa yang seakan-akan terjadi sekarang. Karena sifatnya yang
kasat mata dan langsung, suatu visi memberikan bentuk dan arah pada masa depan
organisasi.

 Nilai-nilai

Kata nilai berasal dari kata kerja dalam bahasa Perancis valoir, yang berarti ”bernilai”.
Kata ini secara bertahap mengembangkan suatu hubungan keberanian dan kelayakan.
Nilai-nilai menguraikan bagaimana cara kita mengejar visi.

 Tujuan atau Misi

”Misi” berasal dari bahasa latin mittere, yang berarti ”melemparkan, melepasakan atau
mengirim”. Kata ”tujuan” juga berasal dari bahasa latin ”proponere” yang berarti
”menyatakan”. Kata misi dan tujuan merupakan alasan fundamental untuk keberadaan
organisasi.

 Sasaran

Setiap upaya visi bersama tidak hanya memerlukan suatu visi yang luas, namun juga
sasaran yang spesifik dan dapat direalisasikan. Sasaran-sasaran menyatakan apa yang
akan dilakukan oleh orang-orang sesuai dengan komitmen.

Dalam membangun visi bersama, dibarengi dengan perenungan yang terus menerus
tengan masalah-masalah yang ada, maka tentu saja hal ini dapat membantu untuk
mendapatkan aspirasi-aspirasi baru yang membuka wawasan pengetahuan.

2.2.2 Harapan Ketika Membangun Visi Bersama.

Pada tahap awal proses penentuan visi organisasi akan tampak lebih sulit dikelola dari
pada sebelumnya. Ketika proses penentuan visi diimplementasikan, para pemimpin
perlu hadir dan menyediakan diri untuk berbicara, mendengarkan, dan memberikan
mentoring kepada para karyawan. Dengan mempersiapkan waktu dan kesabaran, maka
pemimpin dapat menyelaraskan komitmen bersama.

Harapan yang dapat dibangun diantaranya : Melihat Kesuksesan terdahulu, Menjaga


visi tetap fleksibel, Menyelaraskan seluruh satuan kerja.
2.2.3 Cara Memulai Membangun Visi Bersama

Pada umumnya hal ini paling efektif ditangani melalui kemitraan antara manager senior
yang bertanggung jawab atas suatu organisasi, dan seorang pengurus “visi” yang ahli
atau berkomitmen. Ada suatu strategi yang digunakan untuk membangun visi bersama
yakni : mengatakan, menjual, menguji, konsultasi, menciptakan bersama. Oleh karena
itu strategi-strategi visi bersama haruslah bersifat pengembangan, yang dapat
membantu membangun kapasitas mendengarkan pimpinan.

2.2.4 Surat Kepada Mitra CEO

Dalam organisasi ada beberapa pertanyaan yang mungkin dapat menjadi prtimbangan
dalam mengembangkan visi bersama. Diantaranya:

 seberapa siapkah para anggota organisasi membangkitkan visi?


 Bagaimana hubungan dengan ”atasan”?
 Bagaimana menyatukan atasan dengan organisasi?

Dengan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut maka kemungkinan akan


sangat membantu dalam mentukan visi bersama. Dalam organisasi tidak mungkin tidak
ada atasan. Karakter dari tiap individu sebagai atasan tentu berbeda-beda. Jika atasan
hilamg kesabaran hal yang diperlukan adalah dengan penjelasan yang masuk akal,
kekuatan, keterbukaan dan kepercayaan.

Apa yang sebenarnya ingin diciptakan dalam sebuah organisasi? Ini merupakan sebuah
pertanyaan untuk membangun suati visi bersama. Jawabannya mungkin beragam. Yang
jelas kita haru mengetahui: visi tentang masa depan, realitas saat ini.

2.2.5 Prioritas-prioritas Strategis

Suatu prioritas strategis yang baik dikaitkan secar jelas dengan visi bersama, dan
mampu menempa komitmen dari orang-orang dalam tim tersebut. Jika sebuah tim
telah menyepakati satu set prioritas strategis, maka mereka mempunyai satu set
peristiwa-peristiwa penting dan memiliki bidang praktis didalamnya.

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Learning Organization adalah organisasi belajar secara kolektif dan bersemangat serta
secara terus menerus mentransformasikan dirinya pada pengumpulan, pengolahan, dan
penggunaan pengetahuan yang lebih baik bagi keberhasilan perusahaan. Terdapat lima
dimensi Learning organisasi yaitu Personal mastery, Mental models, Shared vision,
Team learning, dan System thinking.

Visi Bersama (Shared Vision) adalah suatu gambaran umum dari organisasi dan
tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama-sama dari
keseluruhan identifikasi dan perasaan yang dituju. Dengan visi bersama organisasi
dapat membangun suatu rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan membuat
gambaran-gambaran bersama tentang masa depan yang coba diciptakan, dan prinsip-
prinsip serta praktek-praktek penuntun yang melaluinya kita harapkan untuk bisa
mencapai masa depan.

 Saran

Diharapakan para pembaca sekalian apabila sesudah membaca makalah ini dan
menemukan kekurangan-kekurangan yang ada pada makalah untuk memberikan usul
dan saran kepada penulis sehingga penulis dapat berubah kesalahan tersebut pada
makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Pedler, M., Burgoyne, J., & Boydell, T. (1991). The learning company: A strategy for
sustainable development. Berkshire: McGraw-Hill Book Comp. Europe.

Senge, P.M. (1990). The fifth discipline: The art & practice the learning
organization. New York: Currency Doubleday.

Senge, P.M., Kleiner, A., Roberts, C., Ross, R., & Smith, B.(1995). The fifth discipline
fieldbook: Strategies and tools for building a learning organization. London: Nicholas
Brealey.

Marquardt, M. & Reynolds, A. (1994). The global learning organization. New York:
Richard D. Irwin Inc.

Mumford, A. (1997). Action learning at work. Hampshire: Gower, Pub. Ltd.

Anda mungkin juga menyukai