KESEHATAN SETELAH
COVID -19
Kelompok 5
IRMAWATI
SELVIN NGKUNO
QURSIAH LASANDANG
MEVING OKTHERESIA YOLANDA
Tenaga kesehatan adalah pelaku seluruh program kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah. Untuk meningkatkan
kompetensi para tenaga kesehatan di Indonesia dilakukan upaya pelatihan yang sesuai dengan amanat peraturan perundang-
undangan dapat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, maupun masyarakat umum lainnya.
Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh besar terhadap kekuatan organisasi dalam mempertahankan kualitas
pelayanan.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan disebutkan bahwa pengaturan keperawatan
bertujuan untuk meningkatkan mutu, meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, memberikan perlindungan dan kepastian
hukum kepada perawat dan klien dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pada masa pandemi covid 19 perawat manajer merasakan dalam membuat perencanaan strategis terasa berat dikarenakan
harus dapat memenuhi kebutuhan perawat dimana saat masa pandemi tingginya turnover dan burnout serta perawat manajer
harus tetap memastikan asuhan keperawatan kepada pasien berjalan dengan baik.
PEMBAHASAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manusia adalah titik sentral dalam pembahasan manajemen, oleh karena itu pengelolaan sumber
daya manusia haruslah dilakukan dengan sungguh-sungguh. Yang harus dilakukan oleh
Manajemen SDM saat ini adalah mengikuti paradigma "Sistem Sosial" dimana karyawan
diperlakukan sebagaimana layaknya seorang manusia yang bermartabat.
Sebagai cabang ilmu manajemen, MSDM juga mempunyai 4 fungsi manajemen, yaitu :
01 02 03 04
SDM adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan
penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi (Tinangon,
Kojo and Tawas, 2019).
RETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DALAM KONDISI PANDEMI COVID-19
COVID-19 adalah pandemi kesehatan bersejarah yang telah mengguncang seluruh dunia,
menimbulkan banyak ketakutan dan kekhawatiran sejak kemunculannya. Pandemi ini berdampak
besar terhadap perekonomian, komunitas, dunia usaha, dan institusi, khususnya organisasi layanan
kesehatan.
Hal ini berdampak pada kelancaran operasional fasilitas layanan kesehatan dan fungsi hibahnya
dalam hal staf manajemen sumber daya manusia (SDM), pelatihan, kinerja, manajemen kesehatan
dan keselamatan, serta pengelolaan hubungan karyawan, budaya organisasi dan kinerja inventif.
Petugas kesehatan merupakan inti dari respons langsung terhadap COVID-19, karena mereka
mempunyai risiko lebih besar untuk tertular penyakit ini dan menularkannya kepada orang lain.
Dalam situasi ini, retensi sumber daya manusia kesehatan menjadi prioritas serius.
Berbagai strategi untuk memperkuat retensi sumber daya manusia kesehatan selama krisis, yaitu :
01 02
‘Statistik resmi' berpotensi memberikan gambaran yang Diperlukan pemikiran ulang mengenai tata kelola
salah tentang distribusi staf HSE yang sebenarnya. ketenagakerjaan saat kita bergerak keluar dari
Terdapat beberapa contoh penempatan tenaga kerja pandemi ini, untuk memobilisasi, melatih dan
berbasis komunitas (yaitu, staf yang dipindahkan ke mengerahkan pekerja kesehatan dan perawatan
pusat tes dan vaksinasi berbasis komunitas, serta yang memiliki keterampilan yang diperlukan,
melakukan triase pasien di layanan kesehatan primer, sekaligus memanfaatkan teknologi secara efektif
sering kali dari rumah pasien melalui telecare), namun tenaga kerja di sistem kesehatan harus dilindungi
tempat kerja yang tercatat sebagian besar masih dengan mendukung dan memungkinkan staf untuk
berbobot mendukung pengaturan akut. Penekanan yang memulihkan, membangun kembali, dan
berlebihan pada rumah sakit ini bertentangan dengan menggunakan kembali. (Buchan dkk)
upaya besar untuk mencapai pemberian layanan terpadu
dikomunitas dan layanan primer.
Keputusan-keputusan penting harus disalurkan melalui :
Peraturan perundang-undangan
(misalnya, jam kerja dan pemberian resep) 02
Peraturan
03 (misalnya, dewan profesional yang mendefinisikan peran dan standar).
Pembelajaran dari perubahan tata kelola yang cepat ini diperlukan untuk memperkuat ketahanan
tenaga kerja di masa depan.
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak buruk terhadap kesehatan dan kesejahteraan staf
secara internasional, terutama bagi mereka yang bekerja di fasilitas perawatan residensial jangka
panjang, di bangsal COVID-19, di layanan ambulans, unit gawat darurat dan ICU.
Kekurangan staf kesehatan secara global, membuat implementasi rencana sumber daya tahun 2021 menjadi
sangat sulit, sehingga mengurangi potensi peningkatan pengurangan sumber daya sembari berupaya
mendapatkan tambahan 16.000 WTE pada akhir tahun 2022.
Meski begitu, tenaga kesehatan merupakan pilar utama yang menyediakan seluruh
layanan kesehatan dan sosial dan mereka terus mengalami tekanan ekstrem selama
pandemi ini. Masalah-masalah sebelum pandemi masih ada dan beberapa masalah,
misalnya daftar tunggu, menjadi semakin buruk. Meningkatnya permintaan dan
berkurangnya kondisi kerja, yang semakin diperumit dengan jumlah staf yang tidak
memadai untuk memenuhi cuti wajib, berarti bahwa staf semakin mungkin menderita
akibat kelelahan.
Kesimpulan