Pelayanan Kesehatan
Resources Terbatas
Indikator Keberhasilan
Pembangunan Kesehatan
FARMASI, MANAJEMEN,
PEMBERDAYAAN
ALKES, INFORMASI,
MASYARAKAT
MAKANAN REGULASI
Kondisi SDM Kesehatan di Indonesia
UU dan Peraturan terkait Nakes
UU No 29 Tahun 2004: praktik kedokteran
SDMK Nakes
• Bekerja aktif di bidang • Mengabdikan diri bidang
kesehatan kesehatan
• Pendidikan formal • Pendidikan dan
kesehatan/tidak keterampilan kesehatan
• Perlu kewenangan untuk
melakukan upaya
kesehatan
UU No. 36 Tahun 2014
• Bidan
Tenaga Kebidanan
•Psikolog Klinis
Tenaga Psikologi Klinis
8
Tenaga Kesehatan (lanjutan…)
• Apoteker, TTK
Tenaga Kefarmasian
•Nutrisionis, Dietesian
Tenaga Gizi
9
Tenaga Kesehatan (lanjutan…)
• Fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan
Tenaga Keterapian Fisik akupunktur
• Perekam medis dan informasi kesehatan, teknik
kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis
Tenaga Keteknisan Medis optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis
gigi dan mulut, audiologis.
• Radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium
Tenaga Teknik Biomedika medik, fisikawan medik, radioterapis, ortotik prostetik
11
Isu Strategis Tenaga Kesehatan di
Indonesia
ISU STRATEGIS
• Jenis dan jumlah belum memenuhi kebutuhan pembangunan
kesehatan
• Pendayagunaan (distribusi, pemanfaatan dan pengembangan) belum
sesuai yang diharapkan
• Mutu tenaga kesehatan belum memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan
• Sinergisme kerjasama lintas sektor dalam pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan
12
DATA SDM Kesehatan http://www.bppsdmk.depkes.go.id
DATA distribusi SDM Kesehatan
Metode Perencanaan Kebutuhan SDMK
Dasar Pengembangan
• Health Need Method • DSP
• Health Service • Analisis Beban
Demand Kerja
• Health Service • Proyeksi WHO
Target Method
• Ratios Method
Metode Perencanaan Kebutuhan SDMK
(Permenkes No.33 Tahun 2015)
Analisis Beban
Tingkat Kerja
Institusi Standar Ketenagaan
Minimal
Kebutuhan
SDMK Tingkat
Wilayah
Ratio/penduduk
Bencana
Metode Analisis Beban Kerja
• Menghitung beban kerja dan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian tugas
• Menilai tekanan/beban kerja pada staff
• Membandingkan staffing antar unit
• Meningkatkan keadilan dalam pendistribusian beban
kerja
• Estimasi kebutuhan staf untuk rencana pengembangan
pelayanan
Keunggulan dan Kelemahan Metode ABK
• Mudah dilaksanakan
Keunggulan •
•
Memudahkan manajer mengambil keputusan
Hasil perhitungannya realistis
• Dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis ketenagaan
Analisis Beban
Workload Indicators of
Staffing Need (WISN)
Kerja Kesehatan
(ABK Kes)
• Keputusan Menteri
• Permenkes No. 33
Kesehatan R.I No.
Tahun 2015
81/Menkes/SK/2004
Perbandingan WISN dengan ABK Kes
Waktu Komponen
Jenis Beban Kerja Standar
Standar
Perhitungan
Kerja dan Norma Beban Kerja
kegiatan
kebutuhan
SDMK Tersedia penunjang
Waktu
Standar Ketenagaan Minimal
• Perencanaan kebutuhan SDMK untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Rumah Sakit dan Puskesmas) yang akan atau baru berdiri
• Perencanaan kebutuhan SDMK untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Rumah Sakit dan Puskesmas) yang berada di daerah terpencil,
sangat terpencil, perbatasan, tertinggal dan tidak diminati
• Standar Ketenagaan Minimal RS → Permenkes No. 3 tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perijinan RS
• Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas → Permenkes No.43 tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan → Metode Ratio
Menentukan / memperkirakan rasio terhadap suatu
nilai
Rasio dengan penduduk, jumlah tempat tidur RS, Puskesmas
2
Tujuan Diklat Kesehatan
Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesi dan
pengetahuan teknis keprofesian
Nakes Fungsional
Nakes Baru • Pelatihan teknis profesi Nakes Struktural
kesehatan
• Calon PNS → Diklat
Prajabatan
• Pelatihan teknis • Diklat
kependidikan
• Calon Peg kontrak/TT → kepemimpinan
• Pelatihan teknis upaya
pelatihan pratugas
kesehatan
• Calon bukan CPNS/Peg
• Pelatihan teknis
TT → orientasi
manajemen kesehatan
5
Ruang Lingkup Diklat Kesehatan
Pelatihan Prajabatan
Diklat Diklat Pelatihan
prajabatan prajabatan Pratugas Orientasi
tingkat II tingkat III untuk PTT
6
Ruang Lingkup Diklat Kesehatan (cont..)
Model Pelatihan
Dalam Kelas (Klasikal)
Model Pelatihan Luar • pelatihan jarak jauh
Kelas (Non Klasikal) • kalakarya terstruktur
Model Pelatihan
Gabungan (sandwich)
9
Model Pendekatan Diklat Kesehatan
10
Pelatihan sebagai suatu proses yang Integral
Pemanfaatan pasca
Tenaga Kesehatan
Penyelenggaraan pelatihan kurang dan
belum sepenuhnya
Diklat belum optimal tidak sinergis dengan
kompeten
pengembangan karir
Belum adanya
Diklat nakes belum
kejelasan (tanggung
memperhatikan
jawab & kewenangan)
kebutuhan bangkes
antar pelaku dalam
dan standar yankes
diklat nakes
12
Standar Penyelenggaraan Pelatihan Tenaga
Kesehatan
Standar Standar
Standar
kurikulum dan sarana dan
pelatih
modul prasarana
Standar
Standar Standar
proses
penilaian lulusan
pelatihan
13
Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Pendayagunaan
• alih teknologi dan ilmu pengetahuan
• ketersediaan Tenaga Kesehatan setempat
Tenaga Kesehatan Warga Negara Indonesia lulusan luar
negeri → Upaya Kesehatan di Indonesia → persyaratan
sertifikasi, registrasi, dan perizinan
Evaluasi penilaian :
1. keabsahan ijazah
2. kemampuan keprofesiannya (Sertifikat Kompetensi) 16
Organisasi Profesi
17
18
WORKLOAD INDICATORS
OF STAFFING NEED (WISN)
Dr. dr. Ketut Suarjana, MPH
TANTANGAN MANAJEMEN SDM DI RS
Supply ≠ Demand
Kompleksitas SDM RS
WORKLOAD INDICATORS OF
STAFFING NEED (WISN)
Menentukan
Meningkatkan Estimasi kebutuhan
jumlah staf yang
keadilan dalam staf untuk rencana
dibutuhkan untuk
pendistribusian pengembangan
memenuhi beban
beban kerja pelayanan
kerja di Faskes
KEUNGGULAN
Dapat
diaplikasikan
untuk berbagai
Memudahkan jenis
Hasil
Mudah manajer ketenagaan
perhitungannya
dilaksanakan mengambil
realistis • Staf Medis
keputusan
• Paramedis
• Non Medis
KELEMAHAN
input data yang diperlukan bagi
prosedur perhitungan berasal dari
hasil rekapitulasi kegiatan rutin satuan
kerja atau unit dimana tenaga itu
bekerja, maka kelengkapan
pencatatan data dan kerapian
penyimpanan data mutlak harus
dilakukan dalam mendapatkan
keakuratan hasil perhitungan jumlah
tenaga secara maksimal.
LANGKAH-LANGKAH
Jumlah
Unit Waktu Komponen Standar Faktor Kebutuhan
Aktivitas
Prioritas kerja Beban
Standar Beban Kelongga Analisis
WISN tersedia Kerja Kerja ran
Interpretasi
LANGKAH-LANGKAH
Jumlah
Unit Waktu Komponen Standar Faktor Kebutuhan
Aktivitas
Prioritas kerja Beban
Standar Beban Kelongga Analisis
WISN tersedia Kerja Kerja ran
Interpretasi
1. PRIORITAS WISN
UNIT KERJA DAN KATEGORI SUMBER
DAYA MANUSIA
Menentukan prioritas jenis tenaga kesehatan
& tipe unit kerja
Jumlah
Unit Waktu Komponen Standar Faktor Kebutuhan
Aktivitas
Prioritas kerja Beban
Standar Beban Kelongga Analisis
WISN tersedia Kerja Kerja ran
Interpretasi
2. WAKTU KERJA TERSEDIA
(AVAILABLE WORKING TIME)
Data
Hari Ketidak
Hari Cuti Hari Waktu
Libur hadiran
Kerja Tahunan Diklat Kerja
Nasional Kerja
2. WAKTU KERJA TERSEDIA
(AVAILABLE WORKING TIME)
2. WAKTU KERJA TERSEDIA
(AVAILABLE WORKING TIME)
2. WAKTU KERJA TERSEDIA
(AVAILABLE WORKING TIME)
AWT(h)= AWT(d) x F
Ket: F= Jumlah jam kerja/hari
A = Hari Kerja
B = Cuti Tahunan
C = Pendidikan dan Pelatihan
D = Hari Libur Nasional
E = Ketidakhadiran Kerja
F = Waktu Kerja
LANGKAH-LANGKAH
Jumlah
Unit Waktu Komponen Standar Faktor Kebutuhan
Aktivitas
Prioritas kerja Beban
Standar Beban Kelongga Analisis
WISN tersedia Kerja Kerja ran
Interpretasi
3. KOMPONEN BEBAN KERJA
Empat hingga lima aktivitas utama & tiga hingga empat aktivitas penunjang biasanya sudah cukup
untuk perhitungan WISN.
LANGKAH-LANGKAH
Jumlah
Unit Waktu Komponen Standar Faktor Kebutuhan
Aktivitas
Prioritas kerja Beban
Standar Beban Kelongga Analisis
WISN tersedia Kerja Kerja ran
Interpretasi
4. AKTIVITAS STANDAR
KEGIATAN POKOK
Waktu yang diperlukan oleh pekerja yang terlatih, terampil dan memiliki
motivasi untuk melakukan aktivitas sesuai standar profesional pada
kondisi lokal
Jumlah
Unit Waktu Komponen Standar Faktor Kebutuhan
Aktivitas
Prioritas kerja Beban
Standar Beban Kelongga Analisis
WISN tersedia Kerja Kerja ran
Interpretasi
5. BEBAN KERJA STANDAR
(STANDARD WORKLOAD)
Jumlah
Unit Waktu Komponen Standar Faktor Kebutuhan
Aktivitas
Prioritas kerja Beban
Standar Beban Kelongga Analisis
WISN tersedia Kerja Kerja ran
Interpretasi
6. FAKTOR KELONGGARAN
(ALLOWANCE FACTORS)
Jumlah
Unit Waktu Komponen Standar Faktor Kebutuhan
Aktivitas
Prioritas kerja Beban
Standar Beban Kelongga Analisis
WISN tersedia Kerja Kerja ran
Interpretasi
7. KEBUTUHAN STAF
Dst…..
ANALISIS DAN INTERPRETASI
Ratio
Ratio= 1 (balance)
Silakan kunjungi:
http://www.who.int/hrh/resources/wisn_user_man
ual/en/
Perilaku, Motivasi,
Budaya
Organisasi
Perilaku
•Tiap individu Pengaruh
•Tiap kelompok terhadap
•Interaksi antar individu organisasi
•Interaksi individu - kelompok
•Interaksi antar kelompok
4
Ilmu perilaku organisasi: multi disiplin
Perilaku organisasi: mengapa penting?
• Merespon globalisasi
• Merespon kemajuan teknologi
• Merespon diversitas (keragaman) angkatan kerja
• Merespon tekanan ekonomi
• Merespon persaingan
• Merespon tuntutan konsumen
PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
7
1. Nilai Dasar Individu
8
2. TEKANAN PSIKOLOGIS
Kelelahan kronis
Khawatir
Suatu keadaan dimana seseorang
tidak mampu memberi respon /
jawaban secara wajar & tepat terhadap Gangguan Fisik
rangsangan dari sekitarnya, atau
mampu tetapi memerlukan sumber Gangguan Syaraf
daya yang terlalu besar
Kehilangan Harga
Diri
3. KEPUASAN KERJA
Rasa senang dan puas selama dan setelah
melakukan suatu pekerjaan
Kesesuaian Kesesuaian
Kondisi kerja antara antara
Kompensasi
yang kemampuan kepribadian
yang pantas
mendukung dan level dan jenis
kesulitan kerja pekerjaan
10
4. MOTIVASI INDIVIDU
• Proses pengembangan dan pengarahan
perilaku agar individu menghasilkan
keluaran/output yang diharapkan, sesuai
dengan sasaran atau tujuan yang ingin
dicapai
11
MOTIVASI
TREY
research 12
MOTIVASI
Motivation primarily concerned:
• What energizes human behavior…?
• What direct or channels such behavior…?
• How this behavior is maintained or sustained…?
13
MOTIVASI
• Processes that account for an individual’s intensity, direction, and persistence of
effort toward attaining a goal.
• Tiga dimensi motivasi:
• Intensity: seberapa keras seseorang berusaha
• Direction: usaha disalurkan pada arah yang menguntungkan organisasi. Usaha
disalurkan untuk mencapai tujuan dan konsisten dengan tujuan organisasi.
• Persistence: berapa lama seseorang akan berusaha.
• Untuk memprediksi perilaku, seorang manajer harus memahami motivasi
karyawan.
Perspektif Manajerial tentang Teori Kepuasan dan Teori Proses Motivasi
Dasar
Penjelasan Teoritis Penemu Teori Penerapan Manajerial
Teoritis
Isi Faktor-faktor dalam diri individu •Maslow- lima tingkat hirarki kebutuhan Manajer perlu menyadari
(content yang mendorong, mengarahkan, •Alderfer- tiga tingkat hirarki kebutuhan (ERG) adanya perbedaan kebutuhan,
theories) mempertahankan, dan •Hezberg- teori dua faktor: hygiene-motivators keinginan dan tujuan, karena
menghentikan perilaku. Mencoba •McClelland- learned need theory (kebutuhan terdapat keunikan pada tiap
menentukan kebutuhan spesifik yang dipelajari): prestasi, afiliasi, dan kekuasaan individu
yang memotivasi individu. Faktor-
faktor ini hanya dapat diduga.
Proses Menguraikan dan menganalisis •Vroom- expectancy theory (teori harapan dari Manajer perlu memahami
(process bagaimana perilaku itu perilaku) proses motivasi dan
theories) digerakkan, diarahkan, didukung, •Skinner- reinforcement theory (teori penguatan): bagaimana individu membuat
dan dihentikan. berkenaan dengan pembelajaran yang terjadi pilihan berdasarkan
sebagai konsekuensi dari perilaku. preferensi, penghargaan dan
•Adams – equity theory (teori keadilan): pencapaian.
berdasarkan perbandingan yang dibuat individu.
•Locke – goal setting theory (teori kerangka
tujuan), bahwa tujuan yang disengaja ataupun
dengan maksud adalah determinan perilaku.
Security needs
stability (keselamatan & Pension plan
keamanan)
Physiological needs
food Base salary
Teori hierarki kebutuhan Maslow
• Kebutuhan manusia tersusun dalam Kritik terhadap teori
suatu hirarki, mulai dari kebutuhan yang Maslow:
paling dasar hingga kebutuhan yang • Terdapat bukti yang terbatas yang
paling tinggi tingkatannya. membuktikan bahwa
• kebutuhan manusia terstruktur seperti dalam
• Hanya kebutuhan yang belum •
hierarki Maslow
Bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan
terpuaskan yang menjadi motivator dan menjadi motivasi
• Bahwa kebutuhan yang sudah terpenuhi akan
dapat menggerakkan perilaku. mengaktivasi pergerakan ke tingkat kebutuhan
diatasnya
• Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi
sebagai motivator apabila kebutuhan
yang hirarkinya lebih rendah paling
tidak telah terpuaskan secara minimal.
Hirarki-Maslow ERG-Alderfer
Penghargaan
Relatedness
Sosial
& Cinta
Keselamatan &
keamanan
Existence
fisiologis
Herberg’s Two Factors Theory
Perbandingan berbagai teori isi (content theories)
Vroom’s Expectancy Theory
Skinner’s Reinforcement Theory
Locke’s Goal-setting Theory
Clarity
Task
Challenge
complexity
Goal
setting
principles
Feedback Commitment
Adam’s equity theory
• Perbandingan akah
dilakukan oleh karyawan
terhadap kolega mereka di
dalam maupun diluar
organisasi
Budaya Organisasi
Organizational Culture
TREY
research
26
Model Interaksi Antarbudaya
Perkembangan kehidupan dunia memberikan bentuk budaya global yang
mempengaruhi berbagai negara, kelompok dan perorangan
Budaya nasional
sebuah bangsa
Budaya masyarakat
di sebuah tempat
Budaya profesional:
misal karyawan/staf,
Budaya organisasi di Institusi
manager, direktur
Sub-budaya di
institusi
Budaya Organisasi (BO) (Schein, 1999)
• A pattern of shared basic assumptions that the group learned as it solves its
problems of external adaptation and internal integration, that has worked
well enough to be considered valid and,therefore, to be taught to new
members as the correct way to perceive, think, and feel in relations to those
problems
• Pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan, atau
dikembangkan oleh kelompok untuk belajar mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah
berfungsi baik dan dianggap valid untuk diajarkan kepada
anggota baru sebagai jalan terbaik untuk menerima, berpikir,
dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah tersebut
Bagaimana Budaya Organisasi Terbangun?
Manajemen
Puncak
Filsafat Pendiri Kriteria Budaya organisasi
Organisasi seleksi (cerita, ritual, simbol
material,bahasa)
Sosialisasi
Ciri: Kekuatan
• Inovasi dan kultur
pengambilan resiko Tinggi
Dipersepsikan
• Perhatian pada detail Budaya
• Orientasi pada hasil Organisasi Kinerja
• Orientasi pada orang
• Orientasi pada tim
• Keagresifan Kepuasan
• Stabilitas Rendah