Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN

KESEHATAN

OLEH :

NINILYA PEBRUNITA(1713201012)
Ninilya Pebrunita 1713201012
Gita Hayati 1713201031
Gervin G Muniaga 1713201009
Geby Firginia 1713201060
Ferdinal 1913201070
PENGERTIAN

• Undang- Undang (UU) nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan menekankan  pentingnya upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan. Mutu adalah sejauh mana
layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan
standard operating procedure atau prosedur tetap medis
(Mukti, 2007: 9).
• Azrul Azwar (1997) menyebutkan bahwa mutu pelayanan
kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan
masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan
pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif
dalam keterbatasan secara aman dan memuaskan pelanggan
sesuai dengan norma dan etika yang baik.  
• Mutu pelayanan kesehatan menunjukkan
pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan dalam menimbulkan rasa puas
pada diri setiap pasien.Makin
sempurna kepuasaan tersebut, makin
baik pula mutu pelayanan kesehatan
(Depkes RI 2008). 
Perkembangan Pergeseran Paradigma Mutu

• Beberapa konsep mutu


1. F.W. Taylor (1856-1915)
Seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yangmerupakan dasar
dari pembagian kerja (division of work. Analisisdengan pendekatan
gerak dan waktu(time and motion study untukpekerjaan manual,
memperoleh gelar “Bapak Manajemen Ilmiah ”(The Father of Scientific
Management). Dalam bukunya tersebut Taylor menjelaskan
beberapa elemen tentang teori manajemen,yaitu :
a. Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harusdiselesaikan
dalam satu hari.
b. Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untukmenyelesaikan
tugas yang menjadi bagiannya.
c. Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasimaksimal.
d. Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidakmencapai
sasaran yang telah ditentukan(personal loss). 
2. Prof Juran 

Mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Ju
ranmembantu pimpinan Jepang di dalam
menstrukturisasiindustri sehingga mampu
mengekspor produk ke pasardunia.Ia membantu
Jepang untuk mempraktekkan konsepmutu dan alat-
alat yang dirancang untuk pabrik ke dalamsuatu
seri konsep yang menjadi dasar bagi
suatu“management process” yang terpadu. Juran
mendemonstrasikan tiga proses manajerial untuk
mengelola keuangan suatu organisasi yangdikenal
dengan trilogy Juran yaitu, Finance Planning,
Financial control, financial improvement.
Jaminan Mutu Paripurna

• JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya terjaga dan
biayanya terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara (bapel)
dengan menerapkan jaga mutu dan kendali biaya.
• Manfaat JPKM
1. Manfaat bagi Masyarakat:
– Masyarakat memperoleh pelayanan paripurna (preventif, Promotif,
Kuratif, rehabilitatif) dan bermutu.
– Masyarakat mengeluarkan biaya yang ringan untuk kesehatan, karena azas
usaha bersama dan kekeluargaan dalam JPKM memungkinkan terjadinya
subsidi silang: dimana yang sehat membantu yang sakit, yang kaya
membantu yang miskin.
– Masyarakat terlindung/terjamin dalam memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan utamanya.
– Terjaminnya pemerataan pelayanan kesehatan yang pada gilirannya akan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2 . Manfaat bagi PPK:
• PPK dapat merencanakan pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan efektif bagi
peserta karena ditunjang sistem pembayaran dimuka/praupaya.
• PPK akan memperoleh balas jasa yang makin besar dengan makin terpeliharanya
kesehatan peserta (konsumen).
• PPK dapat lebih meningkatkan prefesionalisme, kepuasan kerja dan mengembangkan mutu
pelayanan.
• Sarana pelayanan tingkat primer, sekunder dan tertier, yang selama ini menerapkan
tarif wajar akan mendapat pasokan dana lebih banyak apabila masyarakat telah ber
JPKM dari tarif riil yang diberlakukan dalam JPKM. Sarana Pelayanan (terutama pada
tingkat ke tiga) yang selama ini sudah mahal memang akan mengalami penurunan pasokan
dana dari jasa pelayanan karena efisiensi dalam JPKM.
3 . Manfaat bagi Dunia Usaha:
• Pemeliharaan kesehatan karyawan dapat terlaksana secara lebih efisien dan efektif
• Biaya pelayanan kesehatan dapat direncanakan secara tepat.
• Pembiayaan untuk pelayanan menjadi lebih efisien karena penerangan sistem pembayaran
pra-upaya bagi jasa pelayanan kesehatan, dibandingkan dengan sistem klaim, ganti
rugi atau Fee For service (balas jasa pasca pelayanan).
• Terjaminnya kesehatan karyawan yang pada gilirannya mendorong peningkatan
produktivitas.
• Merupakan komoditi baru yang menjanjikan bagi dunia usaha yang akan menjadi Badan
penyelenggara.
4 . Manfaat bagi Pemerintah/Pemda:
• Pemda memperoleh masyarakat yang sehat dan produktif dengan biaya
yang berasal dari masyarakat sendiri.
• Subsidi pemerintah dapat dialokasikan kepada yang lebih
memerlukan , utama nya bagi masyarakat miskin, Pembayaran pra-upaya
dalam JPKM memakai perhitungan unit cost riil / non subsidi,
sehingga pemda dapat menyesuaikan tarif bagi masyarakat mampu.
• Pengeluaran pemda untuk membiayai bidang kesehatan dapat lebih
efisien.
• Tujuan & Sasaran JPKM
1. Tujuan JPKM
• JPKM bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui:
• Jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kebutuhan utama peserta yang
berkesinambungan.
• Pelayanan kesehatan paripurna yang lebih bermutu dengan biaya yang
hemat dan terkendali
• Pengembangan kemandirian masyarakat dalam membiayai pelayanan
kesehatan yang diperlukannya.
• Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Sasaran JPKM
• Karyawan perusahaan/dunia usaha.
• Seluruh anggota keluarga/masyarakat.
• Pelajar dan mahasiswa.
• Organisasi sosial dan kemasyarakatan.
• Hak & Kewajiban Peserta JPKM
1. Hak Peserta:
a. Memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan paripurna yang berjenjang
sesuai dengan kebutuhannya yang tertuang dalam paket pemeliharaan
kesehatan dalam kontraknya dengan Bapel.
b. Mendapat kartu peserta JPKM sebagai tanda identitas untuk
memperoleh pelayanan di sarana kesehatan yang ditunjuk.
c. Mengajukan keluhan dan memperoleh penyelesaian atas keluhan
tersebut.
d. Memberikan masukan atau pendapat untuk perbaikan penyelenggaraan
JPKM.
e. Kewajiban Peserta:
f. Membayar iuran dimuka secara teratur kepada Bapel JPKM.
g. Mentaati segala ketentuan dan kesepakatan.
h. Menandatangani kontrak.
Prinsip Manajemen Mutu Terpadu (MMT)

Manajemen Mutu Terpadu (MMT atau Total Quality


Management- (TQM) merupakan suatu sistem nilai
yang mendasar dan komprehensif dalam mengelola
organisai dengan tujuan meningkatkan
kinerja secara berkelanjutan dalam jangka
panjang dengan memberikan perhatian secara
khusus pada tercapainya kepuasan pelanggan
dengan tetap memperhatikan secara memadai
terhadap terpenuhinya kebutuhan seluruh
stakeholders organisasi yang bersangkutan.
• Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total
Quality Management- (TQM) dapat diartikan sebagai
perpaduan semua fungsi dari organisasike dalam
falsafah holistik yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas,teamwork, produktivitass, dan
pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa
dalam Pawitra, 1993: 135).
• Menurut Juran dan Ishikawa, MMT adalah upaya
organisasi menilai kembali cara-cara,
kebiasaan,praktik, dan aktivitas yang ada dan
kemudian secara inovatif memfungsikan seluruh
sumber dayanya kedalam proses lintas fungsiyang
mengabdi pada kepentingan klien, sehingga
organisasi mampu mencapai visi dan misinya.
Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
• Kepuasan Pelangan
Dalam TQM, konsep mengenai pelanggan dan kualitas diperluas. Kualitas
tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi
tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan
itu sendiri meliputi pelanggan internal dan eksternal. Kebutuhan
pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk
didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala
aktivitas pelayanan kesehatan harus dikoordinasikan untuk memuaskan
pelanggan.
• Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam rumah sakit yang kualitasnya kelas dunia, setiap dokter dan
suster dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas
tersendiri yang cepat dan tanggap. Dengan demikian tenaga kesehatan
merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu
setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi
kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil
keputusan.
• Manajemen Berdasarkan Fakta
Pelayanan kesehatan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya
bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar
pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan hal ini.
Pertama, prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa
perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang
bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh
karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam
perusahaan dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang
vital. Konsep kedua, variasi (variation) atau variabilitas kinerja
manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai
variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem
organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari
setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
• Perbaikan berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara
sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep
yang berlaku disini adalah siklus PDCA (plan-do-chek-act), yang
terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana,
pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif
terhadap hasil yang diperoleh.
• Sementara itu Russel dan Taylor (dalam Fitriani,
2008; 23) mengemukakan prinsip TQM antara lain:
1. Customer-oriented (fokus pada konsumen)
2. Leadership (kepemimpinan)
3. Strategy planning (perencanaan strategi)
4. Employee responsibility (keterlibatan semua
orang)
5. Constinuous improvement (perbaikan terus menerus)
6. Cooperation (kerjasama)
7. Statistical methods (penggunaan metode-metode
statistik)
8. Training and education (pendidikan dan latihan).
• Faktor Penyebab Kegagalan Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
Menurut Hittman (1993 ),ada beberapa hambatan yang sering
dihadapi dalam menerapkan filosofi tersebut, antara lain sebagai
berikut:
1. Sasaran dari berbagai metode perbaikan kualitas tradisionalpada
lembaga-lembaga pendididkan hanya berupa kesesuaianterhadap
standar
2. Standar jaminan kualitas sering
kali disusun terlalu rendah atauterlalu tinggi, sehingga
program-program pendidikan akanmengalami kesulitan dalam
pencapaiannya.
3. Definisi klasik mengenai jaminan kualitas terlalu sempit.
4. Pendekatan yang mutakhir mengkonsentrasikan hanya
padaperformansi pengajaran dan mengurangi penekanan
padakontribusi dari hal-hal yang bukan berkaitan dengan
pengajaran.
5. Pendekatan yang mutakhir yang hanya menekankan padainstruktur
pendidikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai